Anda di halaman 1dari 4

1.

China
China sebagai negara berpenduduk terbesar di dunia dan
Indonesia

yang

menduduki

permasalahan tersebut.

posisi

ke

tentunya

mengalami

Untuk itu, baik Indonesia maupun China

melakukan upaya pengendalian penduduk melalui program perencaan


keluarga (family planning). Pemerintah China dengan tegas menerapkan
kebijakan Late, Long, and Few yang kemudian dilanjutkan dengan One
Child Policy. Sedangkan di Indonesia, dikenal program Keluarga
Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif
ketimbang

dipaksakan.

Baik

Indonesia

maupun

China

melalui

kebijakannya masing-masing berhasil menekan tingkat pertumbuhan


penduduknya. Menyadari memiliki permasalahan penduduk yang sama,
Indonesia dan China pun saling mempelajari kebijakan pengendalian
penduduk masing-masing negara.
TFR Indonesia dan China

Grafik TFR Indonesia dan China tahun 1950 sampai dengan tahun 2011

Dari grafik tersebut terlihat jelas bahwa pada era tahun 1950-an,
baik Indonesia maupun China rata-rata anak yang dilahirkan per wanita
lebih dari 5 orang. Angka TFR yang tinggi di China diakibatkan kebijakan
Mao Zedong yang mengatakan jumlah penduduk yang besar akan
memajukan China. Di akhir awal tahun 1960-an, jumlah rata-rata anak
yang dilahirkan per wanita China sedikit menurun dikarenakan kasus
kelaparan setelah sebelumnya sempat mencapai 6 sampai 7 orang.
Kebijakan Late, Long and Few pun mulai diterapkan di tahun 1969
dimana saat itu rata-rata anak yang dilahirkan per wanita adalah 5 sampai
6 orang [China (LLF)]. Pada tahun 1979, kebijakan tersebut dihentikan
setelah berhasil membawa perubahan yang signifikan terhadap jumlah
kelahiran di China. Pada saat itu, jumlah rata-rata anak yang dilahirkan
per wanita telah menurun menjadi 2 sampai 3 orang [China (OCP)]. Di
Indonesia, kebijakan Keluarga Berencana mulai diberlakukan pada tahun
1970 dimana pada saat itu jumlah rata-rata anak yang dilahirkan per
wanita adalah 5 sampai 6 orang. Berbeda dengan China, penurunan
jumlah kelahiran di Indonesia terjadi berangsur-angsur. Di tahun 1990,
jumlah rata-rata anak yang dilahirkan per wanita adalah 3 sampai 4
orang. Di tahun 2000an, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan per wanita
menjadi 2 sampai 3 orang.
2. Jepang
Angka kelahiran di Negeri Sakura pada 2014 mencatat rekor
terendah. Kementerian Kesehatan Jepang memaparkan, angka kelahiran
di Jepang pada 2014 lalu mencapai 1.001.000 bayi. Angka fertilitas ini
melorot 9.000 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Selama empat
tahun terakhir angka kelahiran terus melorot. Sementara angka kematian
justru terus meningkat. Tahun lalu, angka mortalitas di Jepang mencapai
1,3 juta orang.
Pengamat memperkirakan, populasi Jepang akan menurun
menjadi 97 juta pada 2050 mendatang. Angka ini menurun 30 juta
dibandingkan populasi sekarang.

Para pakar mengatakan, dampak penurunan populasi Jepang ini


sangat beragam. Ada yang mengatakan, berkurangnya jumlah penduduk
berusia 15 tahun hingga 64 tahun akan berpotensi memangkas
pertumbuhan Jepang dan menenggelamkan GDP-nya. Dampak itu akan
mempengaruhi sistem dana pensiun dan elemen kesejahteraan sosial
lainnya. Daerah pedesaan akan yang terkena dampak paling parah akibat
masalah ini.

Edy. 2015. http://internasional.kontan.co.id/news/angka-kelahiran-jepang2014-capai-titik-terendah diakses tanggal 30 Maret 2015


3. Australia
Pada tahun 2008, Australia menetapkan rekor baru untuk jumlah
kelahiran, dengan 296,600 kelahiran yang terdaftar. Tingkat kesuburan
Nasional Australia melompat ke 1,97 bayi per wanita, dibandingkan
dengan tingkat kesuburan 1.92 pada tahun 2007.
Kecenderungan ini dijuluki sebagai 'baby bounce ' karena dalam
beberapa tahun terakhir tingkat kesuburan nasional juga naik ke level
tertinggi sejak 1977, dimana tingkat kesuburan adalah 2,01.
Sebagian besar peningkatan tingkat kesuburan terjadi pada wanita
yang telah berusia antara 30 dan 39 tahun.
Tingkat kesuburan saat ini, sementara telah meningkat secara
signifikan selama dekade terakhir dari 1.7 pada 1998 menjadi 1,97 pada
tahun 2008, ini masih jauh dari kenaikan besar tingkat kesuburan
Nasional setelah Perang Dunia II.
Baby Boom Ledakan bayi dianggap telah disebabkan oleh
pengejaran kelahiran tertunda selama depresi besar dan Perang Dunia II,
peningkatan dalam proporsi wanita yang menikah dan masuknya orang
dewasa muda ke Australia sebagai akibat dari migrasi internasional pasca
perang.

Molloy,

Fran.

2010

https://www.huggies.co.id/cara-agar-cepat-

hamil/kesuburan/tingkat-kesuburan.aspx diakses tanggal 30 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai