Anda di halaman 1dari 51

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian


1.

Tugas Pokok dan Fungsi.


Dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik

Indonesia Nomor :

Per/01/M/VIII/2005 tanggal 25 Agustus 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata


Kerja Kementerian Pertahanan telah diatur bahwa Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Pertahanan RI (Badiklat Kemhan) adalah unsur pelaksana tugas dan
fungsi Departemen, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Pertahanan. Badiklat Kemhan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan
pelatihan di bidang pertahanan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
Badiklat menyelenggarakan fungsi :
a.

Perumusan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pendidikan dan


pelatihan;

b.

Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang


pendidikan dan pelatihan;

c.

Pelaksanaan dan evaluasi di bidang pendidikan dan pelatihan manajemen,


pendidikan dan pelatihan bahasa meliputi bahasa daerah, bahasa Indonesia dan
bahasa asing serta pendidikan dan pelatihan teknis fungsional pertahanan;

d.

Pemberian pelayanan pendidikan dan pelatihan;

e.

Koordinasi pendidikan dan pelatihan, akreditasi dan sertifikasi sesuai keahlian;

f.

Pembinaan komponen pendidikan dan pelatihan;

g.

Pengelolaan administrasi dan manajemen Badan Pendidikan dan Pelatihan.

2.

Visi dan Misi.


Dalam rangka mengaktualisasikan tugas dan fungsi Badiklat Kemhan, agar
dapat berjalan dengan baik, lancar dan terkoordinasi, maka diperlukan adanya
suatu visi dan misi yang dapat dijadikan sebagai acuan yang menyatukan
segenap langkah setiap jajaran dalam merefleksikan pelaksanaan kegiatannya.
a.

Visi yang dikembangkan adalah :


Mewujudkan Badiklat Kemhan sebagai

Lembaga Pendidikan dan

Pelatihan Kemhan yang dapat mengantar Sumber Daya Manusia (SDM)


Pertahanan yang profesional dan memiliki integritas kepribadian yang
handal.
b.

Misi. Untuk mencapai visi tersebut, maka perlu adanya misi yang harus
dilaksanakan secara konsisten, yaitu :
1) Menghasilkan sumber daya manusia yang profesional di bidang sistem
pertahanan dengan melalui pendidikan dan pelatihan;
2)

Menciptakan kualitas personel yang profesional, mampu beradaptasi


dengan lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berubah
cepat;

3) Menciptakan personel yang berwawasan kebangsaan disertai moral dan


integritas yang tinggi.
3.

Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Fungsional Pertahanan (Pusdiklat Tekfunghan).
Badan Pelatihan dan Pendidikan Kemhan terdiri dari :
a.

Sekretariat Badan Pelatihan dan Pendidikan Kemhan (Set Badiklat);

b.

Pusdiklat Jemenhan;

c.

Pusdiklat Bahasa dan

d.

Pusdiklat Tekfunghan.
Pusdiklat Tekfunghan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan
fungsi Badan yang mempunyai tugas melaksanakan Pendidikan dan
Pelatihan dibidang teknis fungsi Pertahanan. Dalammelaksanakan tugas
tersebut Pusdiklat Tekfunghan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut;
penyiapan rumusan kebijakan dan standarisasi teknis pendidikan dan
pelatihan di bidang teknis fungsional pertahanan; penyusunan standar,
norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang teknis fungsional
pertahanan;perencanaan program pendidikan dan pelatihan teknis fungsional
pertahanan; pelaksanaan dan evaluasi serta administrasi pendidikan dan
pelatihan, akreditasi dan sertifikasi; pengelolaan komponen pendidikan dan
pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;

pengelolaan

ketatausahaan dan kerumah tanggaan pusat. Pusdiklat Tekfunghan terdiri :


a.

Bidang Perencanaan dan Administrasi (Bid Renmin) yang mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan rencana, pelaksanaan dan evaluasi
program Kerja dan anggaran Pusat serta pembinaan kurikulum
pendidikan;

b.

Bidang Operasi Pendidikan dan Pelatihan (Bid Ops Pelatihan)


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rumusan, pelaksanaan serta
evaluasi kebijakan pendidikan dan Pelatihan, operasional serta
pembinaan komponen pendidikan;

c.

Bidang Evaluasi dan

Laporan (Bid Evlap)

mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan rumusan evaluasi dan pelaporan pendidikan


dan Pelatihan serta pengelolaan dokumentasi dan perpustakaan;

d.

Sub Bagian Tata Usaha (Subbag TU) mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan dan pengurusan ketatausahaan dan kerumah tanggaan
Pusat;

e.

Kursus; dilingkungan Pusdiklat Tekfunghan dapat dibentuk kursus yang


dipimpin oleh Kepala Kursus (Ka Kursus) dari pejabat yang ditunjuk oleh
Kapusdiklat Tekfunghan, mempunyai tugas melaksanakan pengajaran
dalam rangka pelaksanaan Pelatihan teknis fungsional pertahanaan, kursus
meliputi Pelatihan teknis fungsional pertahanan yang jumlah pelatihannya
ditentukan sesuai kebutuhan.

f. Struktur organisasi Pusdiklat Tekfunghan Badiklat Kemhan sesuai yang


terdapat pada Lampiran 10.
4.

Karakteristik Responden
Dari daftar pernyataan yang terkumpul, data responden dapat dirinci sebagai
berikut:
a.

Berdasarkan Jenis Kelamin :


Rincian responden berdasarkan jenis kelamin sesuai yang terdapat pada
tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Rincian Responden berdasarkan Jenis Kelamin
No

Jenis kelamin

Jumlah

Laki-laki

32

Perempuan

21

Jumlah

53

Sumber: Data hasil olahan

b.

Berdasarkan Pendidikan Umum :


Rincian responden berdasarkan pendidikan umum sesuai yang terdapat
pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Rincian Responden berdasarkan Pendidikan Umum
No
Pendidikan Umum
Jumlah

1
2
3
4
5

SLTP
SLTA
D-3
S -1
S-2
Jumlah

35
1
11
6
53

Sumber: Data hasil olahan

c.

Berdasarkan Masa Kerja


Rincian responden berdasarkan masa kerja sesuai yang terdapat pada
tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Rincian Responden berdasarkan Masa Kerja
No

Masa kerja

Jumlah

5-10 tahun

11-15 tahun

10

16-20 tahun

24

21-25 tahun

11

26-30 tahun

31-35 tahun

Jumlah

53

Sumber: Data hasil olahan

d.

Berdasarkan Umur :
Rincian responden berdasarkan umur sesuai yang terdapat pada tabel
8

berikut ini:

Tabel 8. Rincian Responden berdasarkan Umur


No

Umur

Jumlah

31-35 tahun

16

36-40 tahun

14

41-45 tahun

12

46-50 tahun

51-55 tahun

Jumlah

53

Sumber: Data hasil olahan

B.

Deskripsi Hasil Penelitian


Pengolahan dan pengujian data menggunakan teknik-teknik perhitungan yang
didasarkan kepada asumsi bahwa data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan dengan instrumen penelitian tersebut,
dapat diketahui apakah hipotesa awal dapat diterima atau ditolak pada taraf signifikansi
5% atau = 0,05. Analisa data digunakan untuk mendapatkan estimasi dan signifikansi
data dengan menguji asumsi dari hipotesa awal (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha).
Seluruh proses pengolahan dan analisa data ini menggunakan alat bantu perangkat
lunak (software) yaitu Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 13.0.
Dalam membuat kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data,
pengujian dan analisa hipotesa. Diskusi hasil penelitian merupakan sintesa dari hasil
penelitian yang diperoleh dan membandingkannya dengan teori-teori dan fakta empiris
lainnya.
1.

Hasil perhitungan secara kuantitatif


Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, oleh karena itu data yang
diperoleh melalui item-item pernyataan dalam kuesioner dikelompokan menurut
jenis variabelnya baik variabel bebas (kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin
kerja) maupun variabel terikatnya (kinerja).
a.

Variabel Kepemimpinan

Variabel kepemimpinan ini dikelompokan dalam 20 butir pernyataan,


jawaban pada uji coba 30 orang responden seperti yang terdapat pada
Lampiran 6.
b.

Variabel Budaya Kerja


Variabel budaya kerja ini dikelompokan dalam 20 butir pernyataan,
jawaban pada uji coba 30 orang responden seperti yang terdapat pada
Lampiran 7.

c.

Variabel Disiplin Kerja


Variabel disiplin kerja dikelompokan dalam 20 butir pernyataan, jawaban
responden pada uji coba 30 orang seperti yang terdapat pada Lampiran 8.

d.

Variabel Kinerja.
Variabel kinerja dikelompokkan dalam 20 butir peryataan, jawaban
responden pada uji coba 30 orang seperti yang terlihat pada Lampiran 9.

2.

Analisis Validitas dan Reliabilitas


Untuk menguji butir-butir pernyataan yang ada dalam sebuah daftar
pernyataan/kuesioner, apakah isi dari butir-butir pernyataan yang ada sudah valid
dan reliabel perlu diadakan pengujian. Validitas dan reliabilitas adalah proses
menguji

butir-butir

pernyataan

yang

ada

dalam

sebuah

daftar

pernyataan/kuesioner, apakah isi dari butir-butir pernyataan yang ada sudah valid
dan reliabel. Jika butir-butir pernyataan tersebut sudah valid dan reliabel berarti
butir-butir pernyataan tersebut sudah dapat untuk mengukur faktor-faktornya.

Dalam penelitian ini analisis validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap


instrumen penelitian variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja
sebagai variabel bebas dan untuk variabel kinerja sebagai variabel terikat.
a.

Variabel Kepemimpinan
Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat
pada Lampiran 11, dengan melalui masukan responden = 30 sebagai uji
coba, taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti pada terlihat
pada tabel 9. Dengan perolehan r hitung sebagai berikut :

Tabel 9 . r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada uji


coba Variabel Kepemimpinan (X1).
Nomor

Butir-Butir
Pernyataan
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
Alpha = 0,905

r Hitung

Keterangan

0,717
0,400
0,462
0,413
0,628
0,738
0,630
0,617
0,615
0,623
0,695
0,465
0,554
0,609
0,653
0,297
0,583
0,076
0,670
0,664

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
TidakValid
Valid
Valid

Dengan 30 responden, df = n 2 = 28 , = 0,05, maka diperoleh r tabel =


0,374. Dari tabel 9 tersebut di atas dapat dilakukan uji validitas dan reliabilitas
sebagai berikut:
1) Validitas daftar pernyataan/kuesioner / angket
r tabel = 0,374
r hitung dilihat dari tabel 9 pada kolom r hitung
Dasar pengambilan keputusan adalah :
a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid
b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid
Dengan demikian, karena dari 20 pernyataan ada 2 (dua) buah yang r
hitungnya < r tabel, yaitu urut nomor 16, dan 18 (r hitungnya 0,297 dan
0,076), maka analisis ini perlu diulang dengan hanya memasukkan butir
pernyataan yang bernilai positif dan r hitungnya > r tabel.
Hasil analisis ulang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 12 dan
dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10. r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan Reliabilitas
Variabel Kepemimpinan (X1)
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Butir-Butir
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

r Hitung

Keterangan

0,696
0,427
0,464
0,423
0,619
0,761
0,651
0,621
0,619
0,624
0,678
0,425
0,550
0,608

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

15
17
19
20
Alpha = 0, 915

15
17
19
20

0,641
0,618
0,660
0,703

Valid
Valid
Valid
Valid

Dari tabel 10 tersebut di atas dapat dilihat bahwa semua r hitung > r tabel,
jadi semua sisa butir pernyataan valid.
2)

Reliabilitas kuesioner / angket.

r Alpha = 0,915
Dasar pengambilan keputusan ( sesuai Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan
Marzuki, 2002;332) adalah :
a)

Jika r Alpha > 0,600, maka pernyataan reliabel

b)

Jika r Alpha < 0,600, maka pernyataan tidak reliabel

Dengan demikian r Alpha (0,915) > 0,600.


Kesimpulan pernyataan yang valid adalah reliabel.
b.

Variabel Budaya Kerja


Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat
pada Lampiran 13, dengan melalui masukan responden = 30 sebagai uji
coba, taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti yang terdapat
pada tabel 11 dengan perolehan r hitung sebagai berikut :
Tabel 11. r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada Uji
CobaVariabel Budaya Kerja (X2)
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8

Butir-Butir
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8

r Hitung

Keterangan

0,666
0,851
0,851
0,864
0,689
0,606
0,822
0,503

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Alpha = 0,944

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

0,670
0,798
0,539
0,625
0,357
0,729
0,552
0,476
0,869
0,313
0,680
0,825

Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid

Dengan 30 responden, df = n 2 = 28 , = 0,05, maka diperoleh r


tabel = 0,374. Dari tabel 11 tersebut di atas dapat dilakukan uji validitas
dan reliabilitas sebagai berikut :
1)

Validitas kuesioner / angket.

r tabel = 0,374.
r hitung dapat dilihat dari tabel 11 pada kolom r hitung.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid
b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid
Dengan membandingkan r tabel dan r hitung, ternyata ada 2 (dua) buah
yang r hitungnya < r tabel, yaitu urut nomor 13, dan 18 (r hitungnya 0,357
dan 0,313) maka analisis ini perlu diulang dengan hanya memasukkan butir
pernyataan yang bernilai positif dan r hitungnya > r tabel.
Hasil analisis ulang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 14 dan
dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan Reliabilitas
Variabel Budaya Kerja (X2).
Nomor

Butir-Butir
Pernyataan

r Hitung

Keterangan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Alpha = 0,950

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
19
20

0,639
0,873
0,873
0,887
0,680
0,577
0,844
0,491
0,657
0,818
0,532
0,596
0,743
0,567
0,500
0,885
0,650
0,839

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Dari tabel 12 tersebut di atas dapat dilihat bahwa semua r hitung > r tabel,
jadi semua sisa butir pernyataan valid.
2)

Reliabilitas kuesioner / angket.

r Alpha = 0,950
Dasar pengambilan keputusan ( sesuai Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan
Marzuki, 2002;332) adalah :
a)

Jika r Alpha > 0,600, maka pernyataan reliabel

b)

Jika r Alpha < 0,600, maka pernyataan tidak reliabel


Dengan demikian r Alpha (0,950) > 0,600.

Kesimpulan pernyataan yang valid adalah reliabel.


c.

Variabel Disiplin Kerja


Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat
pada Lampiran 15, melalui masukan responden 30 orang sebaghai uji coba,
taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti yang terdapat pada
tabel 13, dengan perolehan r hitung sebagai berikut :

Tabel 13 . r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada


uji coba Variabel Disiplin Kerja (X3).
Nomor

Butir-Butir
Pernyataan
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
Alpha = 0,925

r Hitung

Keterangan

0,668
0,219
0,465
0,649
0,645
0,795
0,651
0,662
0,611
0,654
0,640
0,323
0,532
0,582
0,627
0,821
0,602
0,676
0,414
0,723

Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Dengan 30 responden, df = n 2 = 28 , = 0,05, maka didapat r tabel =


0,374. Dari tabel 13 tersebut di atas dapat dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas sebagai berikut :
1)

Validitas kuesioner / angket.


r tabel = 0,374.
r hitung dilihat dari tabel 13 pada kolom r hitung
Dasar pengambilan keputusan adalah :
a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyatan valid.
b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid
Dengan demikian, karena dari 20 pernyataan ada 2 (dua) buah
pernyataan yang r hitung < r tabel, urut nomor 2 dan 12 (r hitung

0,219 dan 0,323), maka perlu diulang dengan hanya memasukkan


butir pernyataan yang positif dan > r tabel.
Hasil analisis ulang seperti yang terdapat pada Lampiran 16 dan dapat
dilihat pada tabel 14 di bawah ini.

Tabel 14 . r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan


Reliabilitas Variabel Disiplin Kerja (X3)
Butir-Butir
Pernyataan
1
1
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
13
12
14
13
15
14
16
15
17
16
18
17
19
18
20
Alpha = 0,930
Nomor

r Hitung

Keterangan

0,673
0,480
0,654
0,637
0,803
0,647
0,664
0,606
0,654
0,646
0,541
0,581
0,617
0,826
0,597
0,677
0,417
0,701

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Dari tabel 14 tersebut di atas dapat dilihat semua r hitung > r tabel,
dengan demikian semua sisa butir pernyataan valid.
2)

Reliabilitas kuesioner / angket.


r Alpha = 0, 930

Dasar pengambilan keputusan adalah :


a)

Jika r Alpha > 0,600 maka pernyataan reliabel

b) Jika r Alpha < 0,600 maka pernyataan tidak reliabel.


Dengan demikian r Alpha (0,930) > 0,600.
Kesimpulan pernyataan yang valid adalah reliabel.

d.

Variabel Kinerja
Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat
pada Lampiran 17, melalui masukan responden 30 orang sebagai uji coba
taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti yang terdapat pada
tabel 15, dengan perolehan r hitung sebagai berikut :
Tabel 15 . r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada uji
coba Variabel Kinerja.
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Butir-Butir
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

r Hitung

Keterangan

0,413
0,577
0,518
0,570
0,693
0,737
0,457
0,554
0,346
0,814
0,814
0,402
0,391
0,141
0,597
0,483
0,758
0,735

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid

19
20
Alpha = 0,901

19
20

0,733
0,688

Valid
Valid

Dengan 30 responden, df = n 2 = 28 , = 0,05, maka didapat r tabel =


0,374. Dari tabel 15 tersebut di atas dapat dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas sebagai berikut :
1)

Validitas kuesioner / angket.


r tabel = 0,374
r hitung dilihat dari tabel 15 pada kolom r hitung

Dasar pengambilan keputusan adalah :


a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyatan valid.
b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid
Dengan demikian, karena dari 20 pernyataan ada 2 (dua) buah pernyataan
yang r hitung < r tabel, urut nomor 9 dan 14 (r hitung 0,346 dan 0,141),
maka perlu diulang dengan hanya memasukkan butir pernyataan yang
positif dan > r tabel.
Hasil analisis ulang seperti yang terdapat pada Lampiran 18 dan dapat
dilihat pada tabel 16 di bawah ini.
Tabel 16 . r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan Reliabilitas
Variabel Kinerja.
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Butir-Butir
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11

r Hitung

Keterangan

0,415
0,592
0,504
0,585
0,698
0,753
0,447
0,530
0,816
0,816

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

11
12
13
14
15
16
17
18
Alpha = 0,916

12
13
15
16
17
18
19
20

0,383
0,422
0,578
0,494
0,765
0,753
0,764
0,680

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Dari tabel 16 tersebut di atas dapat dilihat semua r hitung > r tabel, dengan
demikian semua sisa butir pernyataan valid.
2)

Reliabilitas kuesioner / angket.


r Alpha = 0, 916
Dasar pengambilan keputusan adalah :
a)

Jika r Alpha > 0,600 maka pernyataan reliabel

b) Jika r Alpha < 0,600 maka pernyataan tidak reliabel.


Dengan demikian r Alpha (0,916) > 0,600.
Kesimpulan pernyataan yang valid adalah reliabel.
3.

Hasil Jawaban Responden setelah menghapus butir-butir pernyataan yang tidak


valid
Hasil jawaban secara kuantitatif dari responden setelah menghapus butir-butir
pernyataan yang tidak valid adalah seperti yang terdapat pada Lampiran 19 s/d
22.

4.

Analisis deskriptif
Rincian hasil analisis secara deskriptif adalah sebagai berikut :
a.

Variabel Kepemimpinan (X1)


Dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil analisis secara
deskriptif seperti yang terdapat pada Lampiran 23 dan dapat dilihat pada
tabel 17 berikut ini :

Tabel 17. Hasil Analisis Deskriptif melalui 18 butir pernyataan dari


Variabel Kepemimpinan (X1)
Butir ke
Rata2

1
0

Nilai Pembobotan
2
3
4
5
0
3
35 15

1
0.00

2
0.00

Prosentase
3
4
5.45
65.41

5
29.14

Sesuai tabel 17 tersebut di atas hasil jawaban responden yang memilih


nilai 5 (sangat setuju bagi pernyataan positif dan sangat tidak setuju bagi
pernyataan negatif) sejumlah 29,14 %, yang memilih nilai 4 (setuju bagi
pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 65,41 %,
yang memilih nilai 3 (ragu-ragu) sejumlah 5,45 %, yang memilih nilai 2 (tidak
setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0
%, dan yang memilih nilai 1 (sangat tidak setuju bagi pernyataan positif dan
sangat setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0 %.
b.

Variabel Budaya Kerja (X2)


Dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil analisis secara
Deskriptif seperti yang terdapat pada Lampiran 23 dan dapat dilihat pada
tabel 18 berikut ini :
Tabel 18. Hasil Analisis Deskriptif melalui 18 butir pernyataan dari
Variabel Budaya Kerja (X2)

Butir ke
Rata2

1
0

Nilai Pembobotan
2
3
4
5
0
3
38 12

1
0.00

2
0.00

Prosentase
3
4
5.03
71.80

5
23.17

Sesuai tabel 18 di atas hasil jawaban responden yang memilih nilai 5


(sangat setuju bagi pernyataan positif dan sangat tidak setuju bagi
pernyataan negatif) sejumlah 23,17 %, yang memilih nilai 4 (setuju bagi
pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 71,80
%, yang memilih nilai 3 (ragu-ragu) sejumlah 5,03 %, yang memilih nilai 2
(tidak setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif)
sejumlah 0 %, dan yang memilih nilai 1 (sangat tidak setuju bagi
pernyataan positif dan sangat setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0 %.
c.

Variabel Disiplin Kerja

Dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil analisis secara


deskriptif seperti yang terdapat pada Lampiran 23 dan dapat dilihat pada
tabel 19 berikut ini :
Tabel 19. Hasil Analisis Deskriptif melalui 18 butir pernyataan dari
Variabel
Disiplin Kerja (X3).
Butir ke

1
0

Rata2

Nilai Pembobotan
2
3
4
5
0
2
39 13

1
0.00

2
0.00

Prosentase
3
4
3.25
72.96

5
23.79

Sesuai tabel 19 di atas hasil jawaban responden yang memilih nilai 5


(sangat setuju bagi pernyataan positif dan sangat tidak setuju bagi
pernyataan negatif) sejumlah 23,79 %, yang memilih nilai 4 (setuju bagi
pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 72,96
%, yang memilih nilai 3 (ragu-ragu) sejumlah 3,25 %, yang memilih nilai 2
(tidak setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif)
sejumlah 0 %, dan yang memilih nilai 1 (sangat tidak setuju bagi
pernyataan positif dan sangat setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0 %.
d.

Variabel Kinerja
Dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil analisis secara
deskriptif seperti yang terdapat pada Lampiran 23 dan dapat dilihat pada
tabel 20 berikut ini :
Tabel 20. Hasil Analisis Deskriptif melalui 18 butir pernyataan dari
Variabel Kinerja (Y).

Butir ke
Rata2

1
0

Nilai Pembobotan
2
3
4
5
0
2
37 14

1
0.00

2
0.00

Prosentase
3
4
2.83
70.02

5
27.15

Sesuai tabel 20 di atas hasil jawaban responden yang memilih nilai 5


(sangat setuju bagi pernyataan positif dan sangat tidak setuju bagi pernyataan
negatif) sejumlah 27,15 %, yang memilih nilai 4 (setuju bagi pernyataan
positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 70,02 %, yang

memilih nilai 3 (ragu-ragu) sejumlah 2,83 %, yang memilih nilai 2 (tidak


setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0
%, dan yang memilih nilai 1 (sangat tidak setuju bagi pernyataan positif dan
sangat setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0 %.
5. Uji Asumsi Model Persamaan Regresi
a.

Uji Multikolinearitas
Dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 13.0 didapat hasil uji
multikolinearitas variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja secara
simultan terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Fungsional Pertahanan

Badan Pendidikan

dan Pelatihan Kementerian

Pertahanan. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang
signifikan diantara variabel bebas. Dalam statistik parametrik dikatakan bahwa
apabila terjadi korelasi yang kuat antara variabel dalam model regresi seperti
yang terdapat pada Lampiran 24 dan dapat dilihat pada tabel 21 sebagai berikut
:
Tabel 21. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients

Model
1

Kepemimpinan
Budaya kerja
Disiplin kerja

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.771
1.297
.628
1.594
.668
1.497

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari tabel tersebut di atas didapat bahwa nilai VIF variabel X1,
X2, dan X3 secara simultan sebesar 1,297, 1,594, dan 1,497 < 5 dan nilai
tolerance variabel X1, X2, dan X3 secara simultan sebesar 0,771, 0,628, dan
0,668 < 1. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas, sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja.

b.

Uji Heterokedasitas
Dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 13.0 didapat hasil uji
heterokedasitas variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja
secara

simultan terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Teknis

Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan

dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Uji ini digunakan untuk mengetahui


ketidaksamaan variabel pada semua

pengamatan dan kesalahan yang

terjadi memperlihatkan hubungan yang

sistematis sesuai dengan

besarnya satu atau lebih variabel bebas sehingga

kesalahan

tersebut tidak acak. Dalam statistik parametrik dikatakan bahwa


apabila terjadi signifikansi yang kuat antara variabel bebas maka tidak
diperbolehkan dalam model regresi seperti yang terdapat pada Lampiran 24
dan

dapat dilihat pada tabel 22 sebagai berikut :


Tabel 22. Hasil Uji Heterokedasitas
Correlations

Spearman's rho

residual

Kepemimpinan

Budaya kerja

Disiplin kerja

Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

residual
1.000
.
53
-.098
.483
53
-.159
.257
53
-.391**
.004
53

Kepemim
pinan
Budaya kerja Disiplin kerja
-.098
-.159
-.391**
.483
.257
.304
53
53
53
1.000
.485**
.308*
.
.000
.025
53
53
53
.485**
1.000
.426**
.000
.
.001
53
53
53
.308*
.426**
1.000
.025
.001
.
53
53
53

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari tabel tersebut di atas didpat nilai sig ( 2tailed) untuk semua
variabel

X1 = 0,098 , X2 = 0,159, dan X3 = 0,391< nilai Alpha (0,05).

Hal ini berarti tidak terjadi heterokedasitas, sehingga model regresi layak
digunakan untuk memprediksi variabel terikat.

Hasi Analisis Data dan Pengujian Hipotesis


1.

Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1) terhadap


Variabel Kinerja (Y).
a.

Uji Normalitas.
Dengan bantuan perangkat lunak SPSS, didapatkan hasil uji normalitas
variabel kepemimpinan terhadap variabel kinerja pada Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Pertahanan. Dari grafik yang terdapat pada Lampiran 25 dan
dapat dilihat pada Gambar 2, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model
regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan
masukan variabel kepemimpinan.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja


1.0

0.8

Expected CumProb

C.

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Gambar 2. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel


Kepemimpinan (X1) terhadap Variabel Kinerja (Y).

b.

Koefisien Korelasi (R)


Dengan

melakukan

analisis

regresi

linier

sederhana dengan

bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya terdapat pada Lampiran 25,
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) seperti pada tabel 23 berikut ini:
Tabel 23. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi dari
Variabel Kepemimpinan (X1) terhadap Variabel Kinerja (Y).
Model Summary
Model
1

R
.713a

R Square
.508

Adjusted
R Square
.499

Std. Error of
the Estimate
1.164

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan

Dari tabel 23 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R =


0,713 yang berarti hubungan variabel kepemimpinan dengan variabel kinerja
kuat dan positif.
c.

Koefisien Determinasi (R2)


Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,508. Hal ini
berarti 50,8 % kinerja dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, sedangkan
sisanya 100 % - 50,8 % = 49,2 % dijelaskan oleh faktor lain.

d.

Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi variabel
kepemimpinan terhadap variabel tetap kinerja.

Dengan menggunakan

perangkat lunak SPSS didapatkan nilai t hitung dan signifikansinya seperti


yang tercantum pada Lampiran 25 dan dapat dilihat pada tabel 24 berikut ini:
Tabel 24. t-Hitung dan Signifikansi Variabel Kepemimpinan
terhadap Variabel Kinerja.

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
Kepemimpinan

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
19.482
7.836
.746
.103

Standardized
Coefficients
Beta
.713

t
2.486
7.263

Sig.
.016
.000

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dasar dari pengambilan keputusan adalah membandingkan t hitung


dengan t tabel :
1)

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak.

2)

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima.


Dari tabel 24 di atas didapatkan nilai t hitung = 7,263. Berdasarkan

Ridwan (2005, 138) df = n - 2 = 53 2 = 51, dengan signifikansi () 0,05, dan


uji dua sisi diperoleh t tabel = 2,310. Dengan demikian nilai t hitung(7,263) > t
tabel (2,310) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal
ini berarti bahwa variabel kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Fungsional Pertahanan

Badan Pendidikan

dan Pelatihan Kementerian

Pertahanan.

Ho
Daerah Penolakan

Ho
Daerah Penolakan
Ho

= 0,025

-7,263

-3

= 0,025

Daerah Penerimaan

-2,310 -2

-1

2,310

Gambar 3. Kurva Normal Kepemimpinan terhadap Kinerja

7,263

Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka kinerja melalui


persamaan regresi yaitu :
Y = 19,482 + 0,746 X1
Y = f (X1)
Y = Kinerja
X1 = Kepemimpinan
Konstanta sebesar 19,482 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
kepemimpinan, maka kinerja

nilainya 19,482. Koefisien regresi 0,746

menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit dari variabel


kepemimpinan akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,746 kali pada
konstanta 19,482. Hal ini berarti bahwa

variabel kepemimpinan

mempunyai pengaruh terhadap variabel kinerja pegawai pada Pusat


Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan
dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.
2.

Pengujian

Hipotesis Pengaruh Variabel Budaya Kerja (X2) terhadap

Variabel Kinerja (Y).


a.

Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel budaya kerja terhadap variabel

kinerja pada Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan


dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Dari grafik yang terdapat pada
Lampiran 26 dan dapat dilihat pada Gambar 5, terlihat bahwa titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis
diagonal, ini berarti bahwa model regresi layak digunakan untuk
memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan variabel budaya kerja.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja


1.0

ExpectedCumProb

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Gambar 4. Grafik NPP of Regression Standardized Residual


Variabel Budaya Kerja (X2) terhadap Variabel
Kinerja (Y).

b.

Koefisien Korelasi (R)


Dengan melakukan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan
perangkat lunak SPSS yang hasilnya terdapat pada Lampiran 26, diperoleh
nilai koefisien korelasi (R) seperti pada tabel 25 berikut ini :

Tabel 25. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Budaya Kerja (X2) terhadap Variabel Kinerja (Y).
Model Summary
Model
1

R
.686a

R Square
.471

Adjusted
R Square
.461

Std. Error of
the Estimate
1.207

a. Predictors: (Constant), Budaya kerja

Dari tabel 25 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R =


0, 686 yang berarti hubungan antara variabel budaya kerja dengan variabel
kinerja kuat dan positif.
c.

Koefisien Determinasi (R2)

Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,471. Hal ini


berarti 47,1% kinerja dijelaskan oleh variabel budaya kerja, sedangkan
sisanya 100 % - 47,1 % = 52,9 % dijelaskan oleh faktor lain.
d.

Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi variabel
budaya kerja terhadap variabel kinerja. Dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS didapatkan nilai t hitung dan signifikansinya, seperti yang
tercantum pada Lampiran 26 dan dapat dilihat pada tabel 26 berikut ini :

Tabel 26. t-Hitung dan Signifikansi Variabel Budaya Kerja


terhadap Variabel Kinerja.
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
Budaya kerja

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
26.444
7.412
.663
.098

Standardized
Coefficients
Beta
.686

t
3.568
6.739

Sig.
.001
.000

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari tabel 26 di atas didapatkan nilai t hitung = 6,739. Berdasarkan


Riduwan (2005, 138), df = n - 2 = 53 2 = 51, dengan signifikansi ()
0,05, dan uji dua sisi diperoleh t tabel = 2,310. Dengan demikian nilai t
hitung (6,739) > t tabel (2,310) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak
atau Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel budaya kerja mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan


Pelatihan Kementerian Pertahanan.

Ho
Daerah Penolakan

Ho
Daerah Penolakan
= 0,025

-6,739

-3

2,31 -2
0

Ho

= 0,025

Daerah Penerimaan

-1

2,310

6,739

Gambar 5 . Kurva Normal Variabel Budaya Kerja terhadap Kinerja.


Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka kinerja melalui
persamaan regresi yaitu :
Y

= 26,444 + 0,663 X2

Y = f (X2)
Y = Kinerja
X2 = Budaya Kerja
Konstanta sebesar 26,444 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
budaya kerja, maka kinerja nilainya 26,444. Koefisien regresi 0,663
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit dari variabel budaya
kerja akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,663 kali pada konstanta
26,444. Hal ini berarti bahwa variabel budaya kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian
Pertahanan.

Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Disiplin Kerja (X3) terhadap


Variabel Kinerja (Y).
a.

Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel disiplin kerja terhadap variabel kinerja pegawai pada
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

Dari grafik yang

terdapat pada Lampiran 27 dan dapat dilihat pada Gambar 6, terlihat


bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model regresi layak digunakan
untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan variabel disiplin
kerja.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja


1.0

0.8

Expected Cum Prob

3.

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Gambar 6. Grafik NPP of Regression Standardized Residual


Variabel Disiplin Kerja (X3) terhadapVariabel
Kinerja
b.

Koefisien Korelasi (R)

Dengan melakukan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan


perangkat lunak SPSS yang hasilnya terdapat pada Lampiran 27, diperoleh
nilai koefisien korelasi (R) seperti pada tabel 27 berikut ini :
Tabel 27 . Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi
(R2) Variabel Disiplin Kerja (X3) terhadap Variabel Kinerja.
Model Summary
Model
1

R
.696a

R Square
.484

Adjusted
R Square
.474

Std. Error of
the Estimate
1.192

a. Predictors: (Constant), Disiplin kerja


b. Dependent Variabel : Kinerja

Dari tabel 27 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien


korelasi R = 0, 696 yang berarti hubungan antara variabel disiplin kerja
dengan variabel kinerja kuat dan positif.
c.

Koefisien Determinasi ( R2)


Angka R kuadrat atau koefisien determinasi adalah 0,484. Hal ini
berarti 48,4 % kinerja dijelaskan oleh variabel disiplin kerja, sedangkan
sisanya 100 % - 48,4 % = 51,2 % dijelaskan oleh faktor lain.

d.

Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi variabel
disiplin kerja terhadap variabel kinerja. Dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS yang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 27,
didapatkan nilai t hitung dan signifikansinya seperti yang dapat dilihat pada
tabel 28 dibawah ini.
Tabel 28. t-Hitung dan Signifikansi Variabel disiplin Kerja (X3)

terhadapVariabel Kinerja
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
Disiplin kerja

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
25.949
7.293
.666
.096

Standardized
Coefficients
Beta
.696

t
3.558
6.916

Sig.
.001
.000

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

b. Dependent Variabel : Kinerja


Dari tabel 28

di atas

didapatkan

nilai

hitung

6,916.

Berdasarkan Riduwan (2005, 138) df = n - 2 = 53 2 = 51, dengan


signifikansi () 0,05, dan uji dua sisi diperoleh t tabel = 2,310. Terlihat
bahwa nilai t hitung 6,916 > t tabel (2,310) dengan signifikansi 0,000 maka
Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel disiplin kerja
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan
dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

Ho
Daerah Penolakan

Ho
Daerah Penolakan
= 0,025

-6,916

Ho
Daerah Penerimaan

= 0,025

Gambar 7.
Disiplin
Kerja
terhadap
3
2,31Normal
-3 Kurva
-2
1
2 2,310 Kinerja
0
-1
0

6,916

Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka kinerja melalui


persamaan regresi yaitu :
Y

= 25,949 + 0,666X3

Y = f (X3)
Y = Kinerja
X3 = Disiplin kerja
Konstanta sebesar 25,949 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
disiplin kerja, maka kinerja nilainya 25,949. Koefisien regresi 0,666
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit dari variabel disiplin
kerja akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,666 kali pada konstanta
25,949. Hal ini berarti bahwa variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian
Pertahanan.
4.

Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1) dan Budaya


(X2) secara bersama sama terhadap Variabel Kinerja

Kerja
(Y).
a.

Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel kepemimpinan dan budaya kerja terhadap variabel
kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Dari
grafik yang terdapat pada Lampiran 28 dan dapat dilihat pada Gambar 8,
terlihat bahwa titik-titik

menyebar di sekitar garis diagonal dan

penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model regresi

layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan


variabel kepemimpinan dan budaya kerja.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja


1.0

ExpectedCumProb

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Gambar 8. Grafik NPP of Regression Standardized Residual


Variabel Kepemimpinan (X1) dan Budaya Kerja (X2)
terhadap Variabel Kinerja (Y)
b.

Koefisien Korelasi (R)


Dengan melakukan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan
perangkat lunak SPSS yang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran
28, diperoleh nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada
tabel 29 berikut ini :
Tabel 29. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Kepemimpinan (X1) dan Budaya Kerja (X2) secara
bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).
Model Summary
Model
1

R
.822a

R Square
.677

Adjusted
R Square
.664

Std. Error of
the Estimate
.953

a. Predictors: (Constant), Budaya kerja, Kepemimpinan

Dari tabel 29 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R =


0,822 yang berarti hubungan antara variabel kepemimpinan dan budaya
kerja secara bersama-sama dengan variabel kinerja sangat kuat dan positif.
c.

Koefisien Diterminasi ( R2)


Angka R kuadrat atau koefisien determinasi adalah 0,677. Hal ini
berarti variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan dan
budaya kerja secara bersama-sama sebesar 67,7 %, sedangkan sisanya 100
% - 67,7 , % = 32,3 % dijelaskan oleh faktor lain.

d.

Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang terbentuk antara kepemimpinan dan budaya
kerja secara bersama - sama terhadap variabel kinerja dapat dilihat pada
tabel 30 dibawah ini.
Tabel 30. Persamaan Regresi Variabel Kepemimpinan (X1) dan
Variabel Budaya Kerja (X2) secara bersama-sama terhadap
Variabel Kinerja (Y).
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

Standardized
Coefficients

B
2.528

Std. Error
7.230

.350

Sig.
.728

Kepemimpinan

.531

.094

.507

5.636

.000

Budaya kerja

.443

.087

.459

5.097

.000

(Constant)

Beta

a. Dependent Variabel: Kinerja Pegawai

Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka variabel kinerja


melalui persamaan regresi yaitu :
Y

= 2,528 + 0,531 X1 + 0,443 X2

Y = Kinerja
X1 = Kepemimpinan
X2 = Budaya Kerja

Konstanta sebesar 2,528 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai


kepemimpinan dan budaya kerja, maka kinerja nilainya 2,528. Koefisien
regresi 0,531 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit, dari
variabel kepemimpinan akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,531 kali
dan koefisien regresi 0443 menyatakan bahwa penambahan 1 (satu ) unit
budaya kerja akan meningkatkan kinerja sebesar 0,443 kali pada konstanta
2,528.
e.

ANOVA Test (Uji F)


ANOVA test ditujukan untuk menguji signifikansi model regresi
variabel kepemimpinan dan budaya kerja secara bersama-sama dengan
variabel kinerja. Hasil ANOVA Test selengkapnya seperti yang terdapat
pada Lampiran 28 dan dapat dilihat pada tabel 31 di bawah ini :

Tabel 31 . ANOVA Test Variabel Kepemimpinan (X1) dan Budaya


Kerja (X2) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).
ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
95.017
45.436
140.453

df
2
50
52

Mean Square
47.509
.909

F
52.281

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), Budaya kerja, Kepemimpinan


b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari tabel 31 hasil uji F (ANOVA Test) terlihat bahwa nilai F hitung
= 52,281. F tabel didapat dari df = n k -1 = 53-2-1 = 50, F tabel = 3,183.
F hitung = 52,281 > F tabel (3,183) maka Ho ditolak, atau Ha diterima
dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti
bahwa

variabel kepemimpinan dan budaya kerja secara bersama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan


dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.
Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1) dan Disiplin
Kerja
a.

(X3) terhadap Variabel Kinerja (Y).

Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap variabel
kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Dari
grafik yang terdapat pada Lampiran 29 dan dapat dilihat pada Gambar 9,
terlihat bahwa titik-titik

menyebar di sekitar garis diagonal dan

penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model regresi


layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan
variabel kepemimpinan dan disiplin kerja.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja


1.0

0.8

ExpectedCumProb

5.

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Gambar 9. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel


Kepemimpinan (X1) dan Disiplin Kerja (X3) terhadap
Variabel Kinerja (Y).
b.

Koefisien Korelasi (R)

Dengan melakukan analisis regresi linier dengan bantuan perangkat


lunak SPSS yang hasilnya seperti yang tercantum

pada Lampiran 28,

diperoleh nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada tabel
32 berikut ini :
Tabel 32. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi
( Adjusted R2) Variabel Kepemimpinan (X1) dan Variabel
Disiplin
Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).
Model Summary
Model
1

R
.846 a

R Square
.716

Adjusted
R Square
.704

Std. Error of
the Estimate
.894

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Kepemimpinan

Dari tabel 32 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R = 0,846


yang berarti hubungan antara variabel kepemimpinan dan disiplin kerja
secara bersama-sama dengan variabel kinerja sangat kuat dan positif.
c.

Koefisien Diterminasi ( R2)


Angka R kuadrat atau koefisien determinasi adalah 0,716. Hal ini
berarti variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan dan
disiplin kerja secara bersama-sama sebesa 71,6 %, sedangkan sisanya 100
% - 71,6 % = 38,4 % dijelaskan oleh faktor lain .

d.

Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang terbentuk antara kepemimpinan dan disiplin
kerja secara bersama - sama terhadap variabel kinerja dapat dilihat pada
tabel 33 di bawah ini.
Tabel 33. Persamaan Regresi Variabel Kepemimpinan (X1) dan
Variabel Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap
Variabel Kinerja (Y).

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
Kepemimpinan
Disiplin kerja

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-1.068
6.914
.546
.086
.473
.078

Standardized
Coefficients
Beta
.522
.494

t
-.155
6.384
6.038

Sig.
.878
.000
.000

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka variabel kinerja


melalui
Y

persamaan regresi yaitu :

= - 1,068 + 0,546 X1 + 0,473 X3

Y = Kinerja
X1 = Kepemimpinan
X3 = Disiplin Kerja
Konstanta sebesar - 1,068 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
kepemimpinan dan disiplin kerja maka variabel kinerja nilainya - 1,068.
Koefisien regresi 0,546 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit,
dari variabel kepemimpinan akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,546
kali dan koefisien regresi 0,473 menyatakan bahwa setiap penambahan 1
(satu) unit disiplin kerja akan meningkatkan kinerja sebesar 0,473 kali pada
konstanta - 1,068.
e.

ANOVA Test (Uji F)


ANOVA Test ditujukan untuk menguji signifikansi model regresi
variabel kepemimpinan dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap
variabel kinerja. Hasil ANOVA Test selengkapnya seperti yang terdapat
pada Lampiran 29 dan dapat dilihat pada tabel 34 di bawah ini :
Tabel 34. ANOVA Test Variabel Kepemimpian (X1) dan Variabel
Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Kinerja (Y)

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
100.524
39.928
140.453

df
2
50
52

Mean Square
50.262
.799

F
62.941

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Kepemimpinan


b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari tabel 34 hasil ANOVA Test terlihat bahwa nilai F hitung (62,941) > F
tabel (3,183) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak, atau Ha diterima.
Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan dan disiplin kerja secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.
6.

Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel


Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).
a.

Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel

disiplin kerja dan budaya kerja secara bersama

terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis


Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian
Pertahanan. Dari grafik yang terdapat pada Lampiran 30 dan dapat dilihat
pada Gambar 10, terlihat bahwa titik-titik

menyebar di sekitar garis

diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa


model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel
berdasarkan masukan variabel budaya kerja dan disiplin kerja.

kinerja

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja


1.0

Expected CumProb

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Gambar 10. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel


Budaya Kerja (X2) dan Disiplin Kerja (X3) terhadap
Variabel Kinerja (Y)
b.

Koefisien Korelasi (R)


Dengan melakukan analisis regresi linier dengan bantuan perangkat
lunak SPSS yang hasilnya seperti yang terdapat

pada Lampiran 30,

diperoleh nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada tabel
35 berikut ini :

Tabel 35. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi


(R2) Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel Disiplin
Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja
Model Summary
Model
1

R
.784a

R Square
.614

Adjusted
R Square
.599

Std. Error of
the Estimate
1.041

a. Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Budaya kerja

Dari tabel 35 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) =


0,784 yang berarti hubungan antara variabel budaya kerja dan variabel

disiplin kerja secara bersama-sama dengan variabel kinerja kuat dan


positif.
c.

Koefisien Determinasi ( R2)


Angka R kuadrat atau koefisien determinasi adalah 0,614. Hal ini
berarti variabel kinerja dijelaskan oleh variabel budaya kerja dan variabel
disiplin kerja secara bersama-sama sebesar 61,4 %, sedangkan sisanya 100
% - 61,4 % = 38,6 % dijelaskan oleh faktor lain.

d.

Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang terbentuk antara budaya kerja dan disiplin
kerja secara bersama - sama terhadap variabel kinerja dapat dilihat pada
tabel 36 di bawah ini.

Tabel 36. Persamaan Regresi Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel
Disiplin Kerja (X3) secara bersama sama terhadapVariabel
Kinerja (Y).

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
Budaya kerja
Disiplin kerja

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
11.843
7.236
.419
.102
.436
.101

Standardized
Coefficients
Beta
.434
.455

t
1.637
4.108
4.307

Sig.
.108
.000
.000

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari analisis di atas dapat diprediksi besar angka variabel kinerja


melalui persamaan regresi yaitu :
Y

= 11,843 + 0,419 X2 + 0,436 X3

Y = f (X2,X3)
Y = Kinerja
X2 = Budaya Kerja
X3 = Disiplin Kerja
Konstanta sebesar 11,843 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
budaya kerja dan disiplin kerja maka kinerja nilainya 11,843. Koefisien
regresi 0,419 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit, dari
variabel budaya kerja akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,419 kali
dan koefisien regresi 0,436 menyatakan bahwa penambahan 1 (satu) unit
disiplin kerja akan meningkatkan kinerja sebesar 0,436 kali pada konstanta
11,843.
e.

ANOVA Test (Uji F)


ANOVA Test ditujukan untuk menguji signifikansi model regresi
variabel budaya kerja dan variabel disiplin kerja

secara bersama-sama

terhadap variabel kinerja. Hasil ANOVA Test selengkapnya seperti yang


terdapat pada Lampiran 30 dan dapat dilihat pada tabel 37 di bawah ini :

Tabel 37. ANOVA Test Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel
Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel
Kinerja (Y).
ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
86.262
54.191
140.453

df
2
50
52

Mean Square
43.131
1.084

F
39.795

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Budaya kerja


b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari tabel 37

hasil ANOVA Test terlihat bahwa nilai F hitung

(39,795) > F tabel (3,183) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak atau
Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel budaya kerja dan disiplin kerja
secara bersama - sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional


Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.
7.

Penguijian Hipotesis Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1), Budaya Kerja


(X2) dan Disiplin Kerja (X3) secara Bersama Sama terhadap Variabel
Kinerja (Y)
a.

Uji Normalitas
Analisa regresi berganda ditujukan untuk memprediksi besar variabel
terikat dengan menggunakan data variabel bebas. Dalam hal ini akan diuji
data variabel bebas (variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin
kerja) digunakan untuk memprediksi variabel terikat (kinerja). Dengan
proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji normalitas
variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja terhadap variabel
kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

Dari grafik yang terdapat pada

Lampiran 31

dan dapat dilihat pada

Gambar 11, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model regresi
layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan
variabel kepemimpinan, budaya kerja dan disiplin kerja.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja


1.0

ExpectedCumProb

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Gambar 11. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel


Kepemimpinan (X1), Budaya Kerja (X2), dan Disiplin Kerja (X3)
terhadap Variabel Kinerja (Y)
b.

Analisis Koefisien Korelasi (R)


Dengan melakukan analisis regresi linier berganda dengan bantuan
perangkat lunak SPSS seperti yang terdapat pada Lampiran 31, diperoleh
nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada tabel 38 berikut
ini :

Tabel 38. Nilai koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi


(Adjusted R Square )Variabel Kepemimpian, Budaya Kerja, dan
Disiplin Kerja secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja.

Model Summary
Model
1

R
.875a

R Square
.766

Adjusted
R Square
.752

Std. Error of
the Estimate
.819

a. Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Kepemimpinan,


Budaya kerja

Dari tabel 38 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R)


= 0,875 yang berarti hubungan antara variabel kepemimpinan, budaya
kerja, dan variabel disiplin kerja secara bersama-sama terhadap variabel
kinerja sangat kuat dan positif.
c.

Analisis Koefisien Determinasi (nilai Adjusted R Square)


Untuk pengaruh satu atau dua variabel bebas terhadap variabel terikat
koefisien determinasi yang digunakan adalah angka Adjusted R Square yang
merupakan hasil pengkuadratan dari nilai R. Sedangkan untuk pengaruh
lebih dari dua variabel bebas terhadap variabel terikat, koefisien
determinasi yang dipakai adalah angka adjusted R2. Nilai adjusted R2 selalu
lebih kecil dari R2 ( Santoso,2000). Angka adjusted R2 adalah sebesar
0,752 berarti 75,2 % kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Teknis

Fungsional

Pertahanan

Badan

Pendidikan

dan

Pelatihan

Kementerian Pertahanan dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, budaya


kerja, dan disiplin kerja secara bersama-sama, sedangkan sisanya 100 % 75,2 % = 24,8 % dijelaskan oleh faktor lain.
d.

Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang terbentuk antara kepemimpinan, budaya
organisasi dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap variabel
kinerja dapat dilihat pada tabel 39 di bawah ini.
Tabel 39 . Persamaan Regresi Variabel Bebas terhadapVariabel

Terikat.
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
Kepemimpinan
Budaya kerja
Disiplin kerja

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-6.255
6.531
.465
.082
.274
.084
.351
.081

Standardized
Coefficients
Beta
.444
.284
.366

t
-.958
5.645
3.254
4.336

Sig.
.343
.000
.002
.000

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari analisa di atas dapat diprediksi besarnya nilai variabel kinerja melalui
persamaan regresi yaitu :
Y = -6,255 + 0,465 X1 + 0,274 X2 + 0,351 X3
Y = f (X1,X2,X3)
Y = Kinerja
X1 = Kepemimpinan
X2 = Budaya Kerja
X3 = Disiplin Kerja
Konstanta sebesar -6,255 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja maka kinerja nilainya 6,255. Angka koefisien regresi 0,465 menyatakan bahwa setiap penambahan
1 (satu) unit variabel X1 (kepemimpinan) akan meningkatkan kinerja (nilai
Y) sebesar 0,465 kali, angka koefisien regresi 0,274 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 (satu) unit variabel X2 (budaya kerja) akan
meningkatkan kinerja sebesar 0,274 kali, dan angka koefisien regresi 0,351
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit variabel X3 (disiplin
kerja) akan meningkakan kinerja sebesar 0,351 kali pada konstanta -6,255.

e.

ANOVA Test (Uji F)

ANOVA Test ditujukan untuk menguji signifikansi model regresi


variabel bebas secara bersama sama terhadap variabel terikat.
Tabel 40. ANOVA Test Variabel Bebas (X1,X2,X3)
Variabel Terikat (Y)

terhadap

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
107.618
32.835
140.453

df
3
49
52

Mean Square
35.873
.670

F
53.533

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Kepemimpinan, Budaya kerja


b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Hasil ANOVA Test selengkapnya terlihat pada tabel 40 yang


menunjukkan nilai F hitung (53,533) > F tabel (2,794) dengan signifikansi
0,000 maka Ho ditolak, atau Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel
kepemimpinan,

budaya kerja, dan disiplin kerja secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja pegawai


pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.
D.

Pembahasan
1.

Koefisien Determinasi (R2 dan Adjusted R2).


Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa

besar

proporsi atau persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk
pengaruh satu atau dua variabel bebas terhadap variabel terikat, koefisien
determinasi yang digunakan adalah R2 (R kuadrat) yang merupakan hasil
pengkuadratan dari nilai R. Sedangkan untuk pengaruh lebih dari dua variabel
bebas terhadap variabel terikat, koefisien determinasi yang dipakai adalah
adjusted R2 . Nilai adjusted R2 selalu lebih kecil dari R2 (Santoso, 2000).

Besarnya pengaruh antar variabel bebas baik dalam hubungan secara individu
maupun secara bersama-sama (tiga variabel bebas) terhadap variabel terikat Y dapat
dilihat pada tabel 41, dimana pengaruh yang paling besar (Adjusted R2 = 0,752)
yaitu pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) secara bersama-sama terhadap variabel
terikat (Y).
Tabel 41. Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi ( R2 dan
Adjusted R2), Uji t dan Uji F Antar Variabel Bebas dengan Variabel
Terikat
Hubungan Antar
Variabel
X1 terhadap Y

R2

Adj R2

t
Hitung

t
Tabel

F
Hitung

F
Tabel

0,713

0,508

7,263

2,310

X2 terhadap Y

0,686

0,471

6,739

2,310

X3 terhadap Y

0,696

0,484

6,916

2,310

X1, X2 terhadap Y

0,822

0,677

52,281

3,183

X1, X3 terhadap Y

0,846

0,716

62,941

3,183

X2, X3 terhadap Y

0,784

0,614

39,795

3,183

X1,X2,X3 terhadap 0,875


0,752
53,533
2,794
Y
Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi kepemimpinan terhadap
kinerja = 0,713 dan koefisien determinasi variabel kepemimpinan terhadap kinerja
sebesar 50,8%. Pada taraf signifikansi 5%, nilai thitung kepemimpinan = 7,263 lebih
besar dari ttabel

= 2,310, maka dapat disimpulkan variabel kepemimpinan

berpengaruh terhadap kinerja.


Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi budaya kerja terhadap kinerja
= 0,686 dan koefisien determinasi variabel budaya kerja terhadap kinerja sebesar
47,1%. Pada taraf signifikansi 5%, nilai thitung budaya kerja = 6,739 lebih besar dari
ttabel = 2,310, maka dapat disimpulkan variabel budaya kerja berpengaruh terhadap
kinerja.

Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi disiplin kerja terhadap kinerja


= 0,696 dan koefisien determinasi variabel disiplin kerja terhadap kinerja sebesar
48,4%. Pada taraf signifikansi 5%, nilai thitung disiplin kerja = 6,916 lebih besar dari
ttabel = 2,310, maka dapat disimpulkan variabel disiplin kerja berpengaruh terhadap
kinerja.
Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi kepemimpinan dan budaya
kerja secara bersama sama terhadap kinerja = 0,822 dan koefisien determinasi
variabel kepemimpinan dan budaya kerja terhadap kinerja sebesar 67,7%. Pada taraf
signifikansi 5%, nilai Fhitung = 52,281 lebih besar dari Ftabel = 3,183, maka dapat
disimpulkan variabel kepemimpinan dan budaya kerja secara bersama sama
berpengaruh terhadap kinerja.
Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi kepemimpinan dan disiplin
kerja secara bersama sama terhadap kinerja = 0,846 dan koefisien determinasi
variabel kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja sebesar 71,6%. Pada
taraf signifikansi 5%, nilai Fhitung = 62,941 lebih besar dari Ftabel = 3,183, maka
dapat disimpulkan variabel kepemimpinan dan disiplin kerja secara bersama sama
berpengaruh terhadap kinerja.
Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi budaya kerja dan disiplin kerja
secara bersama sama terhadap kinerja = 0,784 dan koefisien determinasi variabel
budaya kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja

sebesar 61,4%. Pada taraf

signifikansi 5%, nilai Fhitung = 39,795 lebih besar dari Ftabel = 3,183, maka dapat
disimpulkan variabel budaya kerja dan disiplin kerja secara bersama sama
berpengaruh terhadap kinerja.
Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi kepemimpinan, budaya kerja
dan disiplin kerja secara bersama sama terhadap kinerja = 0,875 dan koefisien

determinasi variabel kepemimpinan, budaya kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja
sebesar 75,2%. Pada taraf signifikansi 5%, nilai Fhitung = 53,533 lebih besar dari
Ftabel = 2,794. Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan
disiplin kerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan secara bersama-sama paling besar
dipengaruhi oleh

variabel kinerja. Sedangkan pengaruh

secara terpisah

dari

variabel bebas dengan variabel terikat (satu variabel bebas dengan variabel terikat),
persentase paling besar adalah pengaruh variabel kepemimpinan terhadap variabel
kinerja yaitu sebesar 50,8 % jika dibandingkan dengan variabel bebas lainnya.
Selanjutnya pengaruh variabel budaya kerja terhadap variabel kinerja adalah 47,1 %
dan pengaruh variabel disiplin kerja terhadap variabel kinerja adalah 48,4 %.
2.

Persamaan Regresi
Persamaan regresi untuk memprediksi nilai kinerja melalui persamaan
tersebut dan terdapat pada tabel 42 sebagai berikut:
Tabel 42. Persamaan Regresi Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat.

Hubungan Antar Variabel

Persamaan Regresi

X1 terhadap Y

Y = 19,482 + 0,746 X1

X2 terhadap Y

Y = 26,444 + 0, 663 X2

X3 terhadap Y

Y = 25,949 + 0,666 X3

X1,X2, terhadap Y

Y = 2,528 + 0,531 X1 + 0,443 X2

X1,X3 terhadap Y

Y = 1,068 + 0,546 X1 + 0,473 X2

X2,X3 terhadap Y

Y = 11,843 + 0,419 X2 + 0,436 X3

X1,X2,X3 terhadap Y

Y = -6,255 + 0,465 X1 + 0,274 X2 + 0,351 X3

Dari tabel 42 tersebut di atas, terlihat semua model persamaan


koefisien regresi signifikan, jadi persamaan regresi dapat untuk meramalkan nilai
variabel terikat berdasarkan variabel bebasnya.

Anda mungkin juga menyukai