Indonesia Nomor :
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
Misi. Untuk mencapai visi tersebut, maka perlu adanya misi yang harus
dilaksanakan secara konsisten, yaitu :
1) Menghasilkan sumber daya manusia yang profesional di bidang sistem
pertahanan dengan melalui pendidikan dan pelatihan;
2)
Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Fungsional Pertahanan (Pusdiklat Tekfunghan).
Badan Pelatihan dan Pendidikan Kemhan terdiri dari :
a.
b.
Pusdiklat Jemenhan;
c.
d.
Pusdiklat Tekfunghan.
Pusdiklat Tekfunghan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan
fungsi Badan yang mempunyai tugas melaksanakan Pendidikan dan
Pelatihan dibidang teknis fungsi Pertahanan. Dalammelaksanakan tugas
tersebut Pusdiklat Tekfunghan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut;
penyiapan rumusan kebijakan dan standarisasi teknis pendidikan dan
pelatihan di bidang teknis fungsional pertahanan; penyusunan standar,
norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang teknis fungsional
pertahanan;perencanaan program pendidikan dan pelatihan teknis fungsional
pertahanan; pelaksanaan dan evaluasi serta administrasi pendidikan dan
pelatihan, akreditasi dan sertifikasi; pengelolaan komponen pendidikan dan
pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
pengelolaan
b.
c.
mempunyai tugas
d.
e.
Karakteristik Responden
Dari daftar pernyataan yang terkumpul, data responden dapat dirinci sebagai
berikut:
a.
Jenis kelamin
Jumlah
Laki-laki
32
Perempuan
21
Jumlah
53
b.
1
2
3
4
5
SLTP
SLTA
D-3
S -1
S-2
Jumlah
35
1
11
6
53
c.
Masa kerja
Jumlah
5-10 tahun
11-15 tahun
10
16-20 tahun
24
21-25 tahun
11
26-30 tahun
31-35 tahun
Jumlah
53
d.
Berdasarkan Umur :
Rincian responden berdasarkan umur sesuai yang terdapat pada tabel
8
berikut ini:
Umur
Jumlah
31-35 tahun
16
36-40 tahun
14
41-45 tahun
12
46-50 tahun
51-55 tahun
Jumlah
53
B.
Variabel Kepemimpinan
c.
d.
Variabel Kinerja.
Variabel kinerja dikelompokkan dalam 20 butir peryataan, jawaban
responden pada uji coba 30 orang seperti yang terlihat pada Lampiran 9.
2.
butir-butir
pernyataan
yang
ada
dalam
sebuah
daftar
pernyataan/kuesioner, apakah isi dari butir-butir pernyataan yang ada sudah valid
dan reliabel. Jika butir-butir pernyataan tersebut sudah valid dan reliabel berarti
butir-butir pernyataan tersebut sudah dapat untuk mengukur faktor-faktornya.
Variabel Kepemimpinan
Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat
pada Lampiran 11, dengan melalui masukan responden = 30 sebagai uji
coba, taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti pada terlihat
pada tabel 9. Dengan perolehan r hitung sebagai berikut :
Butir-Butir
Pernyataan
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
Alpha = 0,905
r Hitung
Keterangan
0,717
0,400
0,462
0,413
0,628
0,738
0,630
0,617
0,615
0,623
0,695
0,465
0,554
0,609
0,653
0,297
0,583
0,076
0,670
0,664
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Butir-Butir
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
r Hitung
Keterangan
0,696
0,427
0,464
0,423
0,619
0,761
0,651
0,621
0,619
0,624
0,678
0,425
0,550
0,608
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
15
17
19
20
Alpha = 0, 915
15
17
19
20
0,641
0,618
0,660
0,703
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 10 tersebut di atas dapat dilihat bahwa semua r hitung > r tabel,
jadi semua sisa butir pernyataan valid.
2)
r Alpha = 0,915
Dasar pengambilan keputusan ( sesuai Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan
Marzuki, 2002;332) adalah :
a)
b)
Butir-Butir
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
r Hitung
Keterangan
0,666
0,851
0,851
0,864
0,689
0,606
0,822
0,503
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Alpha = 0,944
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0,670
0,798
0,539
0,625
0,357
0,729
0,552
0,476
0,869
0,313
0,680
0,825
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
r tabel = 0,374.
r hitung dapat dilihat dari tabel 11 pada kolom r hitung.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid
b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid
Dengan membandingkan r tabel dan r hitung, ternyata ada 2 (dua) buah
yang r hitungnya < r tabel, yaitu urut nomor 13, dan 18 (r hitungnya 0,357
dan 0,313) maka analisis ini perlu diulang dengan hanya memasukkan butir
pernyataan yang bernilai positif dan r hitungnya > r tabel.
Hasil analisis ulang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 14 dan
dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan Reliabilitas
Variabel Budaya Kerja (X2).
Nomor
Butir-Butir
Pernyataan
r Hitung
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Alpha = 0,950
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
19
20
0,639
0,873
0,873
0,887
0,680
0,577
0,844
0,491
0,657
0,818
0,532
0,596
0,743
0,567
0,500
0,885
0,650
0,839
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 12 tersebut di atas dapat dilihat bahwa semua r hitung > r tabel,
jadi semua sisa butir pernyataan valid.
2)
r Alpha = 0,950
Dasar pengambilan keputusan ( sesuai Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan
Marzuki, 2002;332) adalah :
a)
b)
Butir-Butir
Pernyataan
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
Alpha = 0,925
r Hitung
Keterangan
0,668
0,219
0,465
0,649
0,645
0,795
0,651
0,662
0,611
0,654
0,640
0,323
0,532
0,582
0,627
0,821
0,602
0,676
0,414
0,723
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
r Hitung
Keterangan
0,673
0,480
0,654
0,637
0,803
0,647
0,664
0,606
0,654
0,646
0,541
0,581
0,617
0,826
0,597
0,677
0,417
0,701
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 14 tersebut di atas dapat dilihat semua r hitung > r tabel,
dengan demikian semua sisa butir pernyataan valid.
2)
d.
Variabel Kinerja
Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat
pada Lampiran 17, melalui masukan responden 30 orang sebagai uji coba
taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti yang terdapat pada
tabel 15, dengan perolehan r hitung sebagai berikut :
Tabel 15 . r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada uji
coba Variabel Kinerja.
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Butir-Butir
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
r Hitung
Keterangan
0,413
0,577
0,518
0,570
0,693
0,737
0,457
0,554
0,346
0,814
0,814
0,402
0,391
0,141
0,597
0,483
0,758
0,735
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid
TidakValid
Valid
Valid
Valid
Valid
19
20
Alpha = 0,901
19
20
0,733
0,688
Valid
Valid
Butir-Butir
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
r Hitung
Keterangan
0,415
0,592
0,504
0,585
0,698
0,753
0,447
0,530
0,816
0,816
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
11
12
13
14
15
16
17
18
Alpha = 0,916
12
13
15
16
17
18
19
20
0,383
0,422
0,578
0,494
0,765
0,753
0,764
0,680
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 16 tersebut di atas dapat dilihat semua r hitung > r tabel, dengan
demikian semua sisa butir pernyataan valid.
2)
4.
Analisis deskriptif
Rincian hasil analisis secara deskriptif adalah sebagai berikut :
a.
1
0
Nilai Pembobotan
2
3
4
5
0
3
35 15
1
0.00
2
0.00
Prosentase
3
4
5.45
65.41
5
29.14
Butir ke
Rata2
1
0
Nilai Pembobotan
2
3
4
5
0
3
38 12
1
0.00
2
0.00
Prosentase
3
4
5.03
71.80
5
23.17
1
0
Rata2
Nilai Pembobotan
2
3
4
5
0
2
39 13
1
0.00
2
0.00
Prosentase
3
4
3.25
72.96
5
23.79
Variabel Kinerja
Dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil analisis secara
deskriptif seperti yang terdapat pada Lampiran 23 dan dapat dilihat pada
tabel 20 berikut ini :
Tabel 20. Hasil Analisis Deskriptif melalui 18 butir pernyataan dari
Variabel Kinerja (Y).
Butir ke
Rata2
1
0
Nilai Pembobotan
2
3
4
5
0
2
37 14
1
0.00
2
0.00
Prosentase
3
4
2.83
70.02
5
27.15
Uji Multikolinearitas
Dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 13.0 didapat hasil uji
multikolinearitas variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja secara
simultan terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Fungsional Pertahanan
Badan Pendidikan
Pertahanan. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang
signifikan diantara variabel bebas. Dalam statistik parametrik dikatakan bahwa
apabila terjadi korelasi yang kuat antara variabel dalam model regresi seperti
yang terdapat pada Lampiran 24 dan dapat dilihat pada tabel 21 sebagai berikut
:
Tabel 21. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
Model
1
Kepemimpinan
Budaya kerja
Disiplin kerja
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.771
1.297
.628
1.594
.668
1.497
Dari tabel tersebut di atas didapat bahwa nilai VIF variabel X1,
X2, dan X3 secara simultan sebesar 1,297, 1,594, dan 1,497 < 5 dan nilai
tolerance variabel X1, X2, dan X3 secara simultan sebesar 0,771, 0,628, dan
0,668 < 1. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas, sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja.
b.
Uji Heterokedasitas
Dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 13.0 didapat hasil uji
heterokedasitas variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja
secara
kesalahan
Spearman's rho
residual
Kepemimpinan
Budaya kerja
Disiplin kerja
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
residual
1.000
.
53
-.098
.483
53
-.159
.257
53
-.391**
.004
53
Kepemim
pinan
Budaya kerja Disiplin kerja
-.098
-.159
-.391**
.483
.257
.304
53
53
53
1.000
.485**
.308*
.
.000
.025
53
53
53
.485**
1.000
.426**
.000
.
.001
53
53
53
.308*
.426**
1.000
.025
.001
.
53
53
53
Dari tabel tersebut di atas didpat nilai sig ( 2tailed) untuk semua
variabel
Hal ini berarti tidak terjadi heterokedasitas, sehingga model regresi layak
digunakan untuk memprediksi variabel terikat.
Uji Normalitas.
Dengan bantuan perangkat lunak SPSS, didapatkan hasil uji normalitas
variabel kepemimpinan terhadap variabel kinerja pada Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Pertahanan. Dari grafik yang terdapat pada Lampiran 25 dan
dapat dilihat pada Gambar 2, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model
regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan
masukan variabel kepemimpinan.
0.8
Expected CumProb
C.
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
b.
melakukan
analisis
regresi
linier
sederhana dengan
bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya terdapat pada Lampiran 25,
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) seperti pada tabel 23 berikut ini:
Tabel 23. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi dari
Variabel Kepemimpinan (X1) terhadap Variabel Kinerja (Y).
Model Summary
Model
1
R
.713a
R Square
.508
Adjusted
R Square
.499
Std. Error of
the Estimate
1.164
d.
Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi variabel
kepemimpinan terhadap variabel tetap kinerja.
Dengan menggunakan
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Kepemimpinan
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
19.482
7.836
.746
.103
Standardized
Coefficients
Beta
.713
t
2.486
7.263
Sig.
.016
.000
2)
Badan Pendidikan
Pertahanan.
Ho
Daerah Penolakan
Ho
Daerah Penolakan
Ho
= 0,025
-7,263
-3
= 0,025
Daerah Penerimaan
-2,310 -2
-1
2,310
7,263
variabel kepemimpinan
Pengujian
Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel budaya kerja terhadap variabel
ExpectedCumProb
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
b.
Tabel 25. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Budaya Kerja (X2) terhadap Variabel Kinerja (Y).
Model Summary
Model
1
R
.686a
R Square
.471
Adjusted
R Square
.461
Std. Error of
the Estimate
1.207
Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi variabel
budaya kerja terhadap variabel kinerja. Dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS didapatkan nilai t hitung dan signifikansinya, seperti yang
tercantum pada Lampiran 26 dan dapat dilihat pada tabel 26 berikut ini :
Model
1
(Constant)
Budaya kerja
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
26.444
7.412
.663
.098
Standardized
Coefficients
Beta
.686
t
3.568
6.739
Sig.
.001
.000
Ho
Daerah Penolakan
Ho
Daerah Penolakan
= 0,025
-6,739
-3
2,31 -2
0
Ho
= 0,025
Daerah Penerimaan
-1
2,310
6,739
= 26,444 + 0,663 X2
Y = f (X2)
Y = Kinerja
X2 = Budaya Kerja
Konstanta sebesar 26,444 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
budaya kerja, maka kinerja nilainya 26,444. Koefisien regresi 0,663
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit dari variabel budaya
kerja akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,663 kali pada konstanta
26,444. Hal ini berarti bahwa variabel budaya kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian
Pertahanan.
Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel disiplin kerja terhadap variabel kinerja pegawai pada
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.
0.8
3.
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
R
.696a
R Square
.484
Adjusted
R Square
.474
Std. Error of
the Estimate
1.192
d.
Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi variabel
disiplin kerja terhadap variabel kinerja. Dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS yang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 27,
didapatkan nilai t hitung dan signifikansinya seperti yang dapat dilihat pada
tabel 28 dibawah ini.
Tabel 28. t-Hitung dan Signifikansi Variabel disiplin Kerja (X3)
terhadapVariabel Kinerja
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Disiplin kerja
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
25.949
7.293
.666
.096
Standardized
Coefficients
Beta
.696
t
3.558
6.916
Sig.
.001
.000
di atas
didapatkan
nilai
hitung
6,916.
Ho
Daerah Penolakan
Ho
Daerah Penolakan
= 0,025
-6,916
Ho
Daerah Penerimaan
= 0,025
Gambar 7.
Disiplin
Kerja
terhadap
3
2,31Normal
-3 Kurva
-2
1
2 2,310 Kinerja
0
-1
0
6,916
= 25,949 + 0,666X3
Y = f (X3)
Y = Kinerja
X3 = Disiplin kerja
Konstanta sebesar 25,949 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
disiplin kerja, maka kinerja nilainya 25,949. Koefisien regresi 0,666
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit dari variabel disiplin
kerja akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,666 kali pada konstanta
25,949. Hal ini berarti bahwa variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian
Pertahanan.
4.
Kerja
(Y).
a.
Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel kepemimpinan dan budaya kerja terhadap variabel
kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Dari
grafik yang terdapat pada Lampiran 28 dan dapat dilihat pada Gambar 8,
terlihat bahwa titik-titik
ExpectedCumProb
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
R
.822a
R Square
.677
Adjusted
R Square
.664
Std. Error of
the Estimate
.953
d.
Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang terbentuk antara kepemimpinan dan budaya
kerja secara bersama - sama terhadap variabel kinerja dapat dilihat pada
tabel 30 dibawah ini.
Tabel 30. Persamaan Regresi Variabel Kepemimpinan (X1) dan
Variabel Budaya Kerja (X2) secara bersama-sama terhadap
Variabel Kinerja (Y).
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
Standardized
Coefficients
B
2.528
Std. Error
7.230
.350
Sig.
.728
Kepemimpinan
.531
.094
.507
5.636
.000
Budaya kerja
.443
.087
.459
5.097
.000
(Constant)
Beta
Y = Kinerja
X1 = Kepemimpinan
X2 = Budaya Kerja
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
95.017
45.436
140.453
df
2
50
52
Mean Square
47.509
.909
F
52.281
Sig.
.000a
Dari tabel 31 hasil uji F (ANOVA Test) terlihat bahwa nilai F hitung
= 52,281. F tabel didapat dari df = n k -1 = 53-2-1 = 50, F tabel = 3,183.
F hitung = 52,281 > F tabel (3,183) maka Ho ditolak, atau Ha diterima
dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti
bahwa
Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap variabel
kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Dari
grafik yang terdapat pada Lampiran 29 dan dapat dilihat pada Gambar 9,
terlihat bahwa titik-titik
0.8
ExpectedCumProb
5.
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
diperoleh nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada tabel
32 berikut ini :
Tabel 32. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi
( Adjusted R2) Variabel Kepemimpinan (X1) dan Variabel
Disiplin
Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).
Model Summary
Model
1
R
.846 a
R Square
.716
Adjusted
R Square
.704
Std. Error of
the Estimate
.894
d.
Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang terbentuk antara kepemimpinan dan disiplin
kerja secara bersama - sama terhadap variabel kinerja dapat dilihat pada
tabel 33 di bawah ini.
Tabel 33. Persamaan Regresi Variabel Kepemimpinan (X1) dan
Variabel Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap
Variabel Kinerja (Y).
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Kepemimpinan
Disiplin kerja
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-1.068
6.914
.546
.086
.473
.078
Standardized
Coefficients
Beta
.522
.494
t
-.155
6.384
6.038
Sig.
.878
.000
.000
Y = Kinerja
X1 = Kepemimpinan
X3 = Disiplin Kerja
Konstanta sebesar - 1,068 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
kepemimpinan dan disiplin kerja maka variabel kinerja nilainya - 1,068.
Koefisien regresi 0,546 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit,
dari variabel kepemimpinan akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,546
kali dan koefisien regresi 0,473 menyatakan bahwa setiap penambahan 1
(satu) unit disiplin kerja akan meningkatkan kinerja sebesar 0,473 kali pada
konstanta - 1,068.
e.
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
100.524
39.928
140.453
df
2
50
52
Mean Square
50.262
.799
F
62.941
Sig.
.000a
Dari tabel 34 hasil ANOVA Test terlihat bahwa nilai F hitung (62,941) > F
tabel (3,183) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak, atau Ha diterima.
Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan dan disiplin kerja secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.
6.
Uji Normalitas.
Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji
normalitas variabel
kinerja
Expected CumProb
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
diperoleh nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada tabel
35 berikut ini :
R
.784a
R Square
.614
Adjusted
R Square
.599
Std. Error of
the Estimate
1.041
d.
Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang terbentuk antara budaya kerja dan disiplin
kerja secara bersama - sama terhadap variabel kinerja dapat dilihat pada
tabel 36 di bawah ini.
Tabel 36. Persamaan Regresi Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel
Disiplin Kerja (X3) secara bersama sama terhadapVariabel
Kinerja (Y).
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Budaya kerja
Disiplin kerja
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
11.843
7.236
.419
.102
.436
.101
Standardized
Coefficients
Beta
.434
.455
t
1.637
4.108
4.307
Sig.
.108
.000
.000
Y = f (X2,X3)
Y = Kinerja
X2 = Budaya Kerja
X3 = Disiplin Kerja
Konstanta sebesar 11,843 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
budaya kerja dan disiplin kerja maka kinerja nilainya 11,843. Koefisien
regresi 0,419 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit, dari
variabel budaya kerja akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,419 kali
dan koefisien regresi 0,436 menyatakan bahwa penambahan 1 (satu) unit
disiplin kerja akan meningkatkan kinerja sebesar 0,436 kali pada konstanta
11,843.
e.
secara bersama-sama
Tabel 37. ANOVA Test Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel
Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel
Kinerja (Y).
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
86.262
54.191
140.453
df
2
50
52
Mean Square
43.131
1.084
F
39.795
Sig.
.000a
Dari tabel 37
(39,795) > F tabel (3,183) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak atau
Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel budaya kerja dan disiplin kerja
secara bersama - sama
Uji Normalitas
Analisa regresi berganda ditujukan untuk memprediksi besar variabel
terikat dengan menggunakan data variabel bebas. Dalam hal ini akan diuji
data variabel bebas (variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin
kerja) digunakan untuk memprediksi variabel terikat (kinerja). Dengan
proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji normalitas
variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja terhadap variabel
kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.
Lampiran 31
Gambar 11, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model regresi
layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan
variabel kepemimpinan, budaya kerja dan disiplin kerja.
ExpectedCumProb
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Model Summary
Model
1
R
.875a
R Square
.766
Adjusted
R Square
.752
Std. Error of
the Estimate
.819
Fungsional
Pertahanan
Badan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Persamaan Regresi
Persamaan regresi yang terbentuk antara kepemimpinan, budaya
organisasi dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap variabel
kinerja dapat dilihat pada tabel 39 di bawah ini.
Tabel 39 . Persamaan Regresi Variabel Bebas terhadapVariabel
Terikat.
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Kepemimpinan
Budaya kerja
Disiplin kerja
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-6.255
6.531
.465
.082
.274
.084
.351
.081
Standardized
Coefficients
Beta
.444
.284
.366
t
-.958
5.645
3.254
4.336
Sig.
.343
.000
.002
.000
Dari analisa di atas dapat diprediksi besarnya nilai variabel kinerja melalui
persamaan regresi yaitu :
Y = -6,255 + 0,465 X1 + 0,274 X2 + 0,351 X3
Y = f (X1,X2,X3)
Y = Kinerja
X1 = Kepemimpinan
X2 = Budaya Kerja
X3 = Disiplin Kerja
Konstanta sebesar -6,255 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja maka kinerja nilainya 6,255. Angka koefisien regresi 0,465 menyatakan bahwa setiap penambahan
1 (satu) unit variabel X1 (kepemimpinan) akan meningkatkan kinerja (nilai
Y) sebesar 0,465 kali, angka koefisien regresi 0,274 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 (satu) unit variabel X2 (budaya kerja) akan
meningkatkan kinerja sebesar 0,274 kali, dan angka koefisien regresi 0,351
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit variabel X3 (disiplin
kerja) akan meningkakan kinerja sebesar 0,351 kali pada konstanta -6,255.
e.
terhadap
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
107.618
32.835
140.453
df
3
49
52
Mean Square
35.873
.670
F
53.533
Sig.
.000a
Pembahasan
1.
seberapa
besar
proporsi atau persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk
pengaruh satu atau dua variabel bebas terhadap variabel terikat, koefisien
determinasi yang digunakan adalah R2 (R kuadrat) yang merupakan hasil
pengkuadratan dari nilai R. Sedangkan untuk pengaruh lebih dari dua variabel
bebas terhadap variabel terikat, koefisien determinasi yang dipakai adalah
adjusted R2 . Nilai adjusted R2 selalu lebih kecil dari R2 (Santoso, 2000).
Besarnya pengaruh antar variabel bebas baik dalam hubungan secara individu
maupun secara bersama-sama (tiga variabel bebas) terhadap variabel terikat Y dapat
dilihat pada tabel 41, dimana pengaruh yang paling besar (Adjusted R2 = 0,752)
yaitu pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) secara bersama-sama terhadap variabel
terikat (Y).
Tabel 41. Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi ( R2 dan
Adjusted R2), Uji t dan Uji F Antar Variabel Bebas dengan Variabel
Terikat
Hubungan Antar
Variabel
X1 terhadap Y
R2
Adj R2
t
Hitung
t
Tabel
F
Hitung
F
Tabel
0,713
0,508
7,263
2,310
X2 terhadap Y
0,686
0,471
6,739
2,310
X3 terhadap Y
0,696
0,484
6,916
2,310
X1, X2 terhadap Y
0,822
0,677
52,281
3,183
X1, X3 terhadap Y
0,846
0,716
62,941
3,183
X2, X3 terhadap Y
0,784
0,614
39,795
3,183
signifikansi 5%, nilai Fhitung = 39,795 lebih besar dari Ftabel = 3,183, maka dapat
disimpulkan variabel budaya kerja dan disiplin kerja secara bersama sama
berpengaruh terhadap kinerja.
Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi kepemimpinan, budaya kerja
dan disiplin kerja secara bersama sama terhadap kinerja = 0,875 dan koefisien
determinasi variabel kepemimpinan, budaya kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja
sebesar 75,2%. Pada taraf signifikansi 5%, nilai Fhitung = 53,533 lebih besar dari
Ftabel = 2,794. Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan
disiplin kerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional
Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan secara bersama-sama paling besar
dipengaruhi oleh
secara terpisah
dari
variabel bebas dengan variabel terikat (satu variabel bebas dengan variabel terikat),
persentase paling besar adalah pengaruh variabel kepemimpinan terhadap variabel
kinerja yaitu sebesar 50,8 % jika dibandingkan dengan variabel bebas lainnya.
Selanjutnya pengaruh variabel budaya kerja terhadap variabel kinerja adalah 47,1 %
dan pengaruh variabel disiplin kerja terhadap variabel kinerja adalah 48,4 %.
2.
Persamaan Regresi
Persamaan regresi untuk memprediksi nilai kinerja melalui persamaan
tersebut dan terdapat pada tabel 42 sebagai berikut:
Tabel 42. Persamaan Regresi Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat.
Persamaan Regresi
X1 terhadap Y
Y = 19,482 + 0,746 X1
X2 terhadap Y
Y = 26,444 + 0, 663 X2
X3 terhadap Y
Y = 25,949 + 0,666 X3
X1,X2, terhadap Y
X1,X3 terhadap Y
X2,X3 terhadap Y
X1,X2,X3 terhadap Y