DATA KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Tanggal masuk
Pukul
Rekam medis
Nama
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Kebangsaan
Alamat
: 18 November 2014
: 22.30 WIB
: 250297
: Ny. S
: 27 tahun
: SMA
: Ibu Rumah Tangga
: Islam
: Indonesia - Jawa
: 15 A, Iring Mulyo, Metro Timur
B. ANAMNESIS
Diambil dari
Tanggal
1. Keluhan
a. Utama
b. Tambahan
: Autoanamnesis
: 19 November 2014 ; Pukul : 10.00 WIB
: Hamil dengan perdarahan pervaginam
:-
: 13 tahun
: 28 hari
: 7 hari
: 2 kali ganti pembalut
: 14 April 2014
: 21 Januari 2015
4. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke
:1
Usia menikah
: 24 tahun
Usia pernikahan
: 3 tahun
5. Riwayat Obstetrik
No
Tgl/Bln/Thn
Jenis
Berat
Usia
Jenis
persalinan
Keguguran
20-04-2013
Hamil ini
Kelamin
Laki-laki
Badan
3000 g
Kehamilan
39 minggu
Persalinan
Pervaginam
1
2
3
6. Riwayat Penyakit
a. Penyakit dahulu
b. Penyakit dalam keluarga
Penolong
Ket
Bidan
Sehat
: (-)
: (-)
7. Riwayat Operasi
Tidak ada riwayat operasi sebelumnya
8. Riwayat Antenatal
a. Selama hamil diperiksa oleh
b. Keluhan dan kelainan
: Bidan
: Perdarahan pervaginam
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi
Suhu
: 36,8oC
Pernapasan
: 16 x/menit
Keadaan gizi
: Baik
Tinggi badan
: 155 cm
: Gizi baik
2. Status Generalis
Kulit
Kepala
: Normochepal
Muka
Mata
Telinga
Hidung
Mulut/Gigi
Leher
Dada
Paru
Jantung
Abdomen
Hepar
: Sulit dinilai
Limfa
: Sulit dinilai
Ginjal
Kandung kemih
Ekstremitas
Sensitabilitas
3. Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Palpasi
Leopold I : TFU 4 jari di bawah procesus xipoidheus (26 cm), pada
fundus ibu teraba bagian besar bulat tidak melenting, Kesan bokong.
Leopold II : Letak memanjang, pada perut bagian sinistra teraba keras
memanjang diperkirakan punggung janin dan disebelah dekstra perut ibu
teraba bagian kecil kecil janin yang diperkirakan tangan dan kaki janin.
Leopold III : Pada perut bagian terbawah terasa bundar, melenting, keras
dan masih dapat digoyangkan, diperkirakan kepala janin belum masuk
PAP
Leopold IV: Kedua tangan Konvergen
His
: (-)
Auskultasi
Pemeriksaan Dalam
Vaginal toucher
Tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul
Tidak dilakukan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
a. Darah rutin
Hemoglobin
: 9,7 g/dl
Hematokrit
: 29,5 %
Leukosit
: 10,6 x 103/mm3
Hitung jenis
Basophil
: 18,9 %
Granulosit
: 75,7 %
Monosit
: 5,4 %
Trombosit
: 285 x 103/mm3
MCV
: 87 m3
MCH
: 28,8 pg
MCHC
: 33,0 g/dl
MPV
: 7,6 m3
E. RESUME
Ny.S, 27 tahun datang ke RS dengan keluhan keluar darah dari kemaluan 1
jam SMRS. Warna darah merah segar, banyaknya 1 kali ganti celana dalam.
R/ perut mules yang menjalar ke pinggang (-), R/ keluar darah lendir (-), R/
trauma (-), R/ riwayat post coital (-), R/ minum obat atau jamu (-).Pasien
mengaku hamil kurang bulan, gerakan anak masih dirasakan. 3 minggu yang
lalu pasien mengaku pernah dirawat dengan keluhan yang sama dan dikatakan
oleh dokter plasenta previa. Dari hasil pemeriksaan TFU 26 cm, dengan letak
memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, DJJ 155 x/menit.
F. DIAGNOSIS
Ny. S G3P1A1 Usia 27 tahun, hamil 32-33 minggu janin tunggal hidup,
intrauterine, memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, belum inpartu
dengan hemoragic antepartum e.c plasenta previa totalis.
G. PENATALAKSANAAN
1. Informed consent
2. Observasi Tanda vital ibu, denyut jantung janin
3. IVFD RL gtt xx/ menit
4. Ampicillin 1 g Vial ( 2 x 1 g IV)
5.
6.
7.
8.
H. PROGNOSIS
Ibu
: Dubia ad bonam
Anak
: Dubia ad bonam
I.
FOLLOW UP
Hari/ Tanggal/Waktu
Follow Up
Selasa, 18 November D/ Ny. S G3P1A1 Usia 27 tahun, hamil 32-33 minggu
2014 ; Pukul 23.00 janin
WIB
TD: 100/70 mmHg
N : 80 x/menit
T : 36,80C
RR : 16 x/menit
DJJ : 155 x /menit
Perdarahan pervaginam
(+) tidak aktif.
Rabu,
tunggal
hidup,
intrauterine,
memanjang,
tunggal
hidup,
intrauterine,
memanjang,
tunggal
hidup,
intrauterine,
memanjang,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum ialah perdarahan pada triwulan terakhir dari
kehamilan. Penyebab utama perdarahan pada riwulan terakhir ialah : plasenta previa
dan solutio plasenta. Kita harus ingat juga bahwa perdarahan dalam kehamilan selain
oleh sebab-sebab tersebut diatas juga dapat ditimbulkan oleh luka pada jalan lahir
seperti karena terjatuh, coitus atau varices yang pecah dan oleh kelainan serviks
seperti carsinoma, erosio atau polip.1
Perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 28
minggu.2,3 Karena perdarahan antepartum terjadi pada kehamilan di atas 28 minggu
maka sering disebut atau digolongkan perdarahan pada trimester ketiga .4 Walaupun
perdarahannya sering dikatakan terjadi pada trimester ketiga, akan tetapi tidak jarang
juga terjadi sebelum kehamilan 28 minggu karena sejak itu segmen bawah uterus
telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya
kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai
membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen
bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat
di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah
terjadi perdarahan.2
pada kelainan plasenta. Hal ini disebabkan perdarahan yang bersumber pada kelainan
plasenta biasanya lebih banyak, sehingga dapat mengganggu sirkulasi O2 dan CO2
serta nutrisi dari ibu kepada janin. Sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada
kelainan plasenta seperti kelainan serviks biasanya relatif tidak berbahaya. Oleh
karena itu, pada setiap perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu dipikirkan
bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta.2,5
B. Frekuensi
Frekuensi perdarahan antepartum kira-kira 3 % dari seluruh persalinan. Di RS
Tjipto
Mangunkusumo
persalinan.2
C. Gambaran klinik
Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan ketiga, atau
setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan antepartum tanpa rasa nyeri
merupakan tanda khas plasenta previa, apalagi kalau disertai tanda-tanda
lainnya, seperti bagian terbawah janin belum masuk ke dalam pintu atas
panggul, atau kelainan letak janin. Karena Tanda pertama adalah perdarahan
sehingga pada umumnya penderita segera datang untuk meminta pertolongan.
Lain halnya dengan solutio plasenta. Kejadiannya tidak segera ditandai oleh
perdarahan pervaginam, sehingga mereka tidak segera datang untuk
mendapatkan pertolongan. Gejala pertamanya ialah
kandungan yang makin lama makin hebat, dan berlangsung terus menerus.
Nyeri ini sering diabaikan, disangka sebagai tanda permulaan persalinan
biasa. Baru setelah penderita pingsan karena perdarahan retroplasenta yang
banyak, atau setelah tampak ada perdarahan pervaginam, mereka datang
untuk mendapatkan pertolongan. Pada keadaan demikian biasanya janin telah
meninggal dalam kandungan.2
D. Pengawasan antenatal
Pengawasan antenatal dapat dipakai sebagai cara untuk mengetahui atau
menanggulangi perdarahan antepartum, yaitu :2
1.
2.
3.
4.
Para ibu hamil yang patut dicurigai akan mengalami perdarahan antepartum
ialah :2
1.
2.
3.
Bagian terbawah janin selalu terapung di atas pintu atas panggul, atau
E. Penanganan
Langkah pertama menghadapi setiap pasien dengan perdarahan
banyak adalah segera memberikan infus larutan Ringer Laktat atau larutan
garam fisiologik dan kecepatannya disesuaikan kasus dengan kebutuhan
setiap kasus, serta memeriksa Hb dan golongan darah. Langkah berikutnya
adalah penyediaan darah segar berapapun kadar Hb nya mengingat
perdarahan ulang tau tersembunyi sewaktu-waktu bisa mengancam. Tranfusi
darah diberikan bila kadar hb <10gram% karena pada perdarahan yang
banyak kadar Hb baru nyata berkurang setelah beberapa jam kemudian. Perlu
dipantau waktu ke waktu, tanda-tanda vital ibu hamil dan pemantauan
kesejahteraan janin. Kesempatan yang ada harus dipergunakan untuk
konfirmasi diagnosis bila perlu dengan menggunakan peralatan yang ada
seperti, USG dan konsultasi dengan pihak terkait dan yang berkompeten.
Semua personil dan fasilitas disiagakan jika tindakan operasi pada ibu dan
resusitasi janin sewaktu-waktu diperlukan. Pemeriksaan darah lengkap
termasuk pemeriksaan gangguan mekanisme pembekuan darah perlu
dilakukan terutama pada kasus yang ditengarai menderita solusioplasenta,
dan juga pada ruptur uteri. Komunikasi yang baik dan penuh empati antar
sesama petugas kesehatan dengan pihak keluarga pasien sangat membantu
dalam penanggulangan pasien yang memuaskan semua pihak dan dalam
mempersiapkan rekam medik dan mendapatkan informed consent.2
Perempuan hamil normal mempunyai toleransi terhadap perdarahan 500-1000
ml pada waktu persalinan tanpa bahaya oleh karena adaptasi fisiologik
kardiovaskular dan hematologik selama kehamilan jika perdarahan terus
berlanjut akan timbul fase-fase syok sebagai berikut:2
Fase kompensasi
o Rangsangan/reflek
simpatis:
respon
pertama
terhadap
menurunkan
resistensi
perifer
dan
dan
7. Monitoring
a. Central Venous Pressure ; normal : 10-12 cm air
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. produksi urin
e. tekanan kapilar paru: normal 6-18 Torr
f. perbaikan klinik : pucat, sianosis. Sesak, keringat dingin dan
kesadaran.
G.
Etiologi
Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta yang secara
klinis biasanya tidak terlalu sukar untuk menentukannya adalah plasenta previa dan
solusio plasenta. Oleh karena itu, klasifikasi klinis perdarahan antepartum dibagi
menjadi plasenta previa, solusio plasenta, dan rupture uteri :2
1.
Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).2,4,6
A. Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa dibuat atas dasar hubungannya dengan ostium
uteri internum pada waktu diadakan pemeriksaan. Dalam hal ini dikenal
empat macam plasenta previa, yaitu :2
a.
b.
c.
d.
(3)
Penanganan
a. Terapi Ekspektatif
Tujuan supaya janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara
non invasi.2,4,8,9
1. Syarat terapi ekspektatif :
Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dan tanda-tanda vital dalam
batas normal)
2. Rawat inap, tirah baring, observasi tanda vital, dan berikan antibiotik
profilaksis.
3. Apabila berhubungan dengan trauma, monitoring sekurang-kurangnya 12-24
jam untuk menyingkirkan kemungkinan solutio plasenta.
4. Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi
plasenta,
usia
fumarat
masih
lama, pasien dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau
diperlukan waktu > 2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera
kembali ke rumah sakit jika terjadi perdarahan.
8. Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
b. Terapi Aktif (tindakan segera)
Rencanakan terminasi kehamilan jika:
Janin matur
Untuk pasien dengan perdarahan aktif dan gangguan hemodinamik, tindakan segera
yang harus dilakukan adalah terminasi kehamilan dan penggantian cairan tubuh.
Selama persiapan proses terminasi kehamilan, dilakukan:
Resusitasi cairan dengan saline atau ringer laktat, 2 jalur, jarum besar
(16G, 18G)
Plasenta previa lateralis atau marginalis atau letak rendah, bila telah ada
pembukaan
Apabila amniotomi tidak berhasil, maka terdapat 2 cara lain yang lebih keras
menekan plasenta dan mungkin pula lebih cepat menyelesaikan persalinan, yaitu
pemasangan cunam Willet, dan versi Braxton-Hicks.
Kedua cara tersebut telah ditinggalkan dalam dunia kebidanan muktahir
karena seksio caesaria jauh lebih aman. Kedua cara tersebut cenderung dilakukan
pada janin yang telah meninggal atau yang prognosis untuk hidup di luar uterus tidak
baik. Cara ini, apabila akan dilakukan, lebih tepat dilakukan pada multipara karena
persalinannya dijamin lebih lancar; dengan demikian tekanan pada plasenta
berlangsung tidak terlampau lama.
Seksio sesaria; bertujuan untuk secepatnya mengangkat sumber perdarahan,
dengan demikian memberikan kesempatan kepada uterus untuk berkontraksi
menghentikan perdarahnnya, dan untuk menghindarkan perlukaan serviks
dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila dilangsungkan persalinan
pervaginam.
Indikasi seksio caesaria pada plasenta previa:
Semua plasenta previa totalis, janin hidup atau meninggal; semua plasenta
previa partialis, plasenta previa marginalis posterior, karena perdarahan
yang sulit dikontrol dengan cara-cara yang ada.
Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti
dengan tindakan-tindakan yang ada
G.
Pada Ibu
H.
Prognosis
Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif, maka mortalitas dan
morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10% dan mortalitas janin
50-80%. Sekarang penanganan relatif bersifat operatif dini, maka angka kematian
dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun. Kematian maternal menjadi 0,1-5%
terutama disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan.
Kematian perinatal juga turun menjadi 7-25%, terutama disebabkan oleh
prematuritas, asfiksia, prolaps funikuli, dan persalinan buatan (tindakan).4
BAB III
ANALISA KASUS
I.
II.
Permasalahan
1. Apakah diagnosis kasus ini sudah tepat ?
2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat ?
Analisa kasus
1. Apakah diagnosis kasus ini sudah tepat ?
Sudah tepat, berdasarkan hasil anamnesa, os mengatakan dirinya hamil
dengan HPHT 14-04-2014 sehingga usia kehamilan saat ini dapat dihitung
yakni 32 minggu atau masih dikatakan kehamilan kurang bulan (preterm).
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan bahwa janin posisi memanjang serta
bagian terbawah adalah kepala. Ibu masih merasakan adanya gerakan janin.
Saat datang ke rumah sakit os mengeluhkan adanya perdarahan pervaginam
yang dialami 1 jam SMRS. Perdarahan yang terjadi pada triwulan terakhir
dari kehamilan disebut perdarahan antepartum atau hemorragic antepartum
(HAP).6
Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa
penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian ternyata dugaan itu
salah. Diagnosis plasenta previa ditegakkan berdasarkankan pada gejala
klinik, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjang.2
Anamnesa plasenta previa :
(1) Terjadi perdarahan pada kahamilan sekitar 28 minggu.
Pada kasus ini pasien mulai terjadi perdarahan pada usia kehamilan 29
minggu atau 3 minggu sebelumnya. Saat ini perdarahan sudah terjadi
yang kedua kalinya.
(2) Sifat perdarahan:
(a) Tanpa rasa sakit terjadi secara tiba-tiba.
Plasenta Previa
Perdarahan tanpa nyeri
Perdarahan berulang-ulang sebelum
partus
Perdarahan keluar banyak
Bagian depan tinggi
Biasanya ada
ada
Pada toucher biasanya tidak teraba
karena hematom
2.
Janin matur
Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dan tanda-tanda vital dalam
batas normal)
plasenta,
usia
fumarat
DAFTAR PUSTAKA
1.
Pritchard, Mc., 1991. Obstetri Williams. Edisi 17. Penerbit EGC, Jakarta.
2.
3.
4.
Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jilid 1 dan 2. Edisi II.
Penerbit EGC, Jakarta.
5.
6.
7.
8.
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, et al. Plasenta Previa, Antepartum
hemorrhage. In : Williams Obstetrics, 22st ed, Prentice Hall International Inc.
Appleton and Lange, Connecticut, 2001; 712-716.
9.