OLEH
KELOMPOK 5
2 TEKNIK SIPIL 2
KELOMPOK 5:
ADRIAN CHRISTO . I
AGUS DARMAWAN . J
RESKI APRILIA
DAFTAR ISI
Nama Kelompok................................................................................
Daftar Isi............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian K3
4.1.1 Tujuan K3.............................................................. ..
10
11
12
14
15
17
25
26
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................
28
5.2 Saran...............................................................................
28
DAFRAT PUSTAKA........................................................................
29
LAMPIRAN.......................................................................................
30
BAB I
PENDAHULUAN
keperluan
suplai/pasokan (delivery)
pekerjaan
konstruksi sejak
pabrikan,
bangunan
atau
bentuk
fisik
lainnya
direncanakannya.
Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan
beserta
pengawasan
yang
bahaya,
jenis, teknologi,
mobilisasi
kapasitas
dan beragam
Setiap
tahun
ribuan
2007
menurut
jamsostek
tercatat
65.474
kecelakaan
yang
mengakibatkan 1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat tetap dan 58.697
orang cedera. Data kecelakaan tersebut mencakup seluruh perusahaan
yang menjadi anggota jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang
atau sekitar 10% dari seluruh pekerja di Indonesia. Dengan demikian
angka kecelakaan mencapai 930 kejadian untuk setiap 100.000 pekerja
setiap tahun. Oleh karena itu jumlah
diperkirakan jauh
lebih
besar.
Bahkan
kecelakaan
keseluruhannya
menurut
penelitian world
akibat
kecelakaan
meyakinkan
Menurut
Kepmenaker
05
tahun
dibutuhkan,
bagi
pengembangan,
3. Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti
tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan
teknik, aturan, disajikan teratur, runtun dan tertib.
4. Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan mahasiswa sehingga tidak hanya
menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi
penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan K3 terutama setelah penyelesaian studynya.
BAB II
KAJIAN TEORI
Kerja
Disusun Oleh: Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan
3. http://haris08.community.undip.ac.id/2012/06/03/k3-konstruksi-bangunan/
4. http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/manajemen_dan_rekayasa_konstruksi/wp-
content/uploads/2007/05/makalah-reini-d-wirahadikusumah.pdf
Ditulis Oleh: Reini D. Wirahadikusumah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penulisan makalah ini, untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, kami mempergunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka
atau literatur ini dilakukan dengan cara mendapatkan data atau informasi tertulis
yang bersumber dari buku-buku, dan berbagai artikel diinternet yang menurut
kami dapat mendukung penelitian ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.1 Tujuan K3
Tujuan dari k3:
o
Mempelajari tentang k3
Melaksanakan tentang k3
4.1.3 Sasaran K3
o
dan
meningkatkan
efisiensi
pekerja
untuk
Contoh:
-
Kerusakan penglihatan
pada
klase
nuklir
dan
sebagainya.
Perencanaan
dan
Kekurangankekurangan
penerapan
pedoman
tersebut
di
tentunya
lapangan,
serta
sangat
dapat
dan
alat
berat,
penggalian,
pembangunan,
Pencegahan:
- Perencanaan Kerja yang baik
- Pemeliharaan dan perawatan peralatan
- Pengawasan dan pengujian peralatan kerja
- Penggunaan metoda dan teknik konstruksi yang aman
- Penerapan Sistim Manajemen Mutu
Identifikasi Bahaya
Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan Identifikasi
Bahaya guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap
pekerjaan.
Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas pekerjaan dan
Safety Departement.
Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah baku
seperti Check List, What If, Hazops, dan sebagainya.
Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikan
dengan baik dan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan
setiap kegiatan.
4.
Pembina K3
merupakan
salah
satu
penyangga
disusun
pedoman
Keselamatan
Konstraktor/Sub
Kontraktor.
Sub kontraktor harus memenuhi standar keselamatan yang telah
ditetapkan.
Setiap sub kontraktor harus memiliki petugas K3.
Pekerja Sub kontraktor harus dilatih mengenai K3 secara
berkala.
Contractor Safety:
-
mitra
yang
membantu
kegiatan
operasi
kecelakaan
dalam
perusahaan.
-
Kontraktor
rawan
terhadap
menjalankan kegiatannya.
-
bagi
operasi
perusahaan
dan
berakibat
kecelakaan perusahaan.
-
Untuk meyakinkan
bahwa
kontraktor
yang
bekerja
Undang
undang
Perlindungan
Konsumen
sifat
bahaya
proyek
misalnya
bahaya
kebakaran,
18. Audit K3
Secara berkala dilakukan audit K3 sesuai dengan jangka waktu
proyek.
Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
pelaksanaan K3 dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan
proyek berikutnya.
Sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3.
maka KepMen ini sangat membantu nasib mereka. Para pengguna jasa wajib
mengikutsertakan pekerja-pekerja lepas ini dalam dua jenis program
jamsostek yaitu jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Apabila
mereka bekerja lebih dari 3 bulan, pekerja lepas ini berhak untuk ikut serta
dalam dua program tambahan lainnya yaitu program jaminan hari tua dan
jaminan pemeliharaan kesehatan.
Khusus mengenai aspek kesehatan kerja diatur melalui Keppres
No.22/1993. Dalam Keppres ini, terdapat 31 jenis penyakit yang diakui untuk
mungkin timbul karena hubungan kerja. Setiap tenaga kerja yang menderita
salah satu penyakit ini berhak mendapat jaminan kecelakaan kerja baik pada
saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir
(sampai maksimal 3 tahun). Pada umumnya, penyakit-penyakit tersebut
adalah sebagai akibat terkena bahan kimia yang beracun yang berasal dari
material konstruksi yang apabila terkena dalam waktu yang cukup lama dapat
mengakibatkan penyakit yang serius. Penyakit yang mungkin timbul juga
termasuk kelainan pendengaran akibat kebisingan kegiatan konstruksi, serta
kelainan otot, tulang dan persendian yang sering terjadi pada pekerja
konstruksi yang terlibat dalam proses pengangkutan material berbobot dan
berulang, dan penggunaan peralatan konstruksi yang kurang ergonomis.
Dengan demikian, perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jamsostek
secara legal dapat dikatakan memadai. Namun, besarnya pembayaran jaminan
tersebut sering kali tidak memadai. Sebagai contoh, biaya-biaya transportasi
dan perawatan di rumah sakit akibat kecelakaan kerja yang sudah tidak sesuai
lagi dengan tingginya kenaikan harga yang terjadi pada saat ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan,
maka
kurangnya
pengetahuan
kesehatan kerja.
2. Dengan adanya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
para pekerja dapat sedikit terhindar dari kecelakaan dan penyakit
kerja.
3. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang ada
dapat dikatakan belum terealisasikan dengan baik.
4. Menghindarkan setiap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
dengan
melakukan
tindakan
pencegahan
dan
perbaikan,
5.2 Saran
1. Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih
merasa aman dan nyaman.
2. Perusahaan harus lebih lagi mensosialisasi- kan program K3 untuk
meningkatkan dukungan
pekerja
terhadap
program
K3 yang
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Modul K3L (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dan
Hukum. Balikpapan: Program Studi Teknik Sipil.
Sekretariat Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, 2008.
Himpunan Peraturan Perundang Undangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I
http://haris08.community.undip.ac.id/2012/06/03/k3-konstruksi-bangunan/
http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/manajemen_dan_rekayasa_konstruksi/wpcontent/uploads/2007/05/makalah-reini-d-wirahadikusumah.pdf
LAMPIRAN
1.
2.
Slogan K3
3.
Rambu Rambu K3