Trauma menyebabkan
fraktur
& kerusakan vaskuler kmd menimbulkan
perdarahan, disekitar tulang maupun di ujung
fragmen fraktur itu . Jaringan lunak, otot, dan
periosteum juga mengalami kerusakan. Pembuluh
darah yang ruptur mengalami vasokonstriksi
akibat dilepasnya Katekolamin, Bradykinin, dan
Serotonin oleh sel Mast yang berada di jar
sekitarnya. Akibat pelepasan faktor pembekuan
oleh trombosit maka terbentuk benang fibrin yang
akan membentuk hematoma pada celah diantara
fragmen fraktur, medulla tulang & dibawah
periosteum yang terangkat
Fracture site
Sel nekrosis mengeluarkan enzym
lisosom yang menyebabkan degenerasi
lanjut. Bersamaan ini reaksi inflamasi
mulai timbul dengan dilepaskannya
berbagai mediator oleh trombosit, sel
yang mati dan mengalami kerusakan.
Mediator tsb menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah, dan eksudasi cairan
plasma yang berisi sel inflamasi yang
masuk ke bagian yang mengalami fraktur
Sitokin yg berperan
Hyaluronat
Eksudat yang terbentuk berperan
penting di dalam migrasi, mitosis,
dan deferensiasi sel tsb. Krn dalam
eksudat itu terdapat senyawa
Hyaluronat dan fibronectin yang
merangsang migrasi dan proliferasi
sel.
Pada tahap ini lingkungan fraktur
bersifat asam yang mempengaruhi
aktivitas sel, juga terjadi relatif
Sifat hematom
Tekanan oksigen di tempat hematoma rendah krn aliran
darah menurun. Keadaan relatif hipoksia tsb baik bagi
pembentukan tulang, seperti yang telah dibuktikan invitro.
molekul pemberi sinyal : seperti Transforming Growth
Factor Beta (TGF-) dan platelet derived growth factor
(PDGF), memicu arus gelombang pemasukan sel
mesenkim. Rangkaian sitokin selanjutnya akan membawa
sel-sel repair seperti fibroblast, sel endothel dan
osteoblast ke dalam celah fraktur.
Akibat putusnya pembuluh darah saat fratkur maka aliran
darah dan oksigenasi jaringan menurun . Oxygen tension
menurun, CO2 meningkat keasaman meningkat atau pH
menurun.
Sitokin inflamasi
Mediator kimiawi yang berperan dalam
inflamasi tsb merupakan sitokin, zat
morfogenik dan zat eikosanoid seperti
Prostaglandin (PGE2). Sitokin yang dilepas
trombosit yg berada dalam bekuan darah
tersebut adalah Platelet Derived Growth Factor
(PDGF), Transforming Growth Factor (TGF-)
yang berfungsi merangsang sel mesenkim
yang terdapat pada periosteum dan belum
berdeferensiasi untuk berdeferensiasi menjadi
sel fibroblast, osteoblast & chondrocyte
BMP
TGF- membentuk cytokine lain yg
bersifat osteokonduktif &
osteoindusif yaitu Bone Morphogenic
Protein (BMP) dan Osteogenic
Protein-1 (OP-1) yang berfungsi
mempercepat proses penyembuhan
tulang. BMP adalah non-collagenous
glikoprotein yang berada di dalam
tulang dan berfungsi menstimulasi
sel mesenkim berdeferensiasi
Prostaglandin (PGE2)
dihasilkan oleh tulang yg fraktur &
jaringan otot di sekitarnya. Prostaglandin
meningkatkan pembentukan tulang
melalui pelepasan cyclic Adenosine Mono
Phosphate (cAMP), cGMP, dan growth
faktor yg mengatur proses resorbsi &
deposisi tulang pd remodelling.
Salah satu growth factor yang dirangsang
adalah TGF- yg berfungsi menginduksi
pbtk jar granulasi.
mempunyai efek merangsang migrasi sel
& pembentukan pembuluh darah
IGF berfungsi
untuk menstimuli proliferasi sel
tulang & matriks kartilago.
Produksi prostaglandin pada tulang
oleh obat NSAID Indometacin
menyebabkan kallus yang terbentuk
lemah.
NSAID lain (ibuprofen) tidak
berpengaruh terhadap sintesa
prostaglandin.
neovaskularisasi
Berlangsung dengan bantuan angiogenetic factor. Sel
endotel vaskuler di daerah fraktur & otot dan jar lunak
sekitar akan mengalami penonjolan sitoplasma
sehingga neovaskuler terbentuk dengan cara migrasi
& reduplikasi. Vaskuler terbentuk ini berjalan paralel
satu sama lainnya dan tegak lurus terhadap fraktur.
Pada fase awal neovaskularisasi lebih banyak terdapat
disekitar pembuluh darah periosteum, sdk fase
selanjutnya pembuluh darah arteri nutricia dari medulla
lebih memegang peran penting.
Fibroblast growth factor ( FGF ) adalah mediator yang
terpenting pada proses angiogenesis penyembuhan
fraktur tulang dan dihasilkan oleh makrofag.
Resorpsi tulang
osteoclast aktif meresorpsi sel yang
nekrotik. Proses resorbsi ini banyak
dipengaruhi oleh prostaglandin
dengan cara meningkatkan aktivitas
osteoclast dan penambahan jumlah
sel-sel osteoclast.
Fase mesenkhimal
Regenerasi tulang berlangsung terus & jar granulasi
mengalami transformasi menjadi jar ikat terdiri dari serabut
kolagen. Jaringan ikat ini lebih kuat
Ini dsb Fase Mesenkimal karena yg dominan adalah sel
fibroblast, chondroblast dan makrofag.
Chondrocyte yang pertama kali terbentuk ialah yg terletak
di dekat tulang kortikal dan berasal dari diferensiasi sel
mesenkim yg berasal dari lapisan periosteum. Serabut
kolagen yang disintesa adalah tipe I dan II. Sedangkan
fibroblast mensintesa serabut kolagen tipe III dan tipe V yg
didapatkan pd daerah jaringan ikat yg bersama dengan
pembuluh darah. Pada tahap ini serabut kolagen tipe I
dominan. Di samping kolagen jaringan ini juga terdiri dari
matriks glycosaminoglycans dan proteoglycans.
Kalsium mitochondria
chondrosit
Ca mulai terdpt di dalam fraktur callus ternyata banyak ditemukan
pada mitochondria sel chondrocyte. Sel ini menjadi reservoir Ca &
sejalan dengan dimulainya proses mineralisasi kartilago kalsium
secara bertahap dilepaskan oleh mitokondria. Kalsifikasi ini
dimulai diantara dan pada vesikel matriks, serabut kolagen, dan
agregat proteoglycans yang mulai kolaps atau terpisah
(disagregasi).
Soft callus terbentuk pada sentral inflamasi disekitar medulla
dan daerah interfragmen fraktur dan jar kartilago mrpk bag
dominan. Daerah ini memiliki tekanan oksigen rendah.
Tulang pd bag ini akan tbt melalui proses ossifikasi endochondral.
Pada proses ini sel mesenkim yang telah bermigrasi dari jaringan
lunak sekitar fraktur mengalami deferensiasi menjadi sel
chondroid dan sel ini dikenal sebagai inducible progenitor cells
(IOPC). Di sini akan terbentuk kartilago hyalin.
Bridging callus
Ujung fragmen tulang berangsur diselimuti massa
kallus fusiform berisi woven bone yg terus
meningkat. Semakin banyak mineral yg dideposisi,
semakin keras kalus yang terbentuk. Stabilitas
fragmen fraktur terus meningkat & clinical union tjd,
yaitu bgian yg fraktur mjd tidak nyeri lagi & tampak
tulang yg menghubungkan fragmen fraktur (Bridging
callus) secara radiologis.
Meski demikian penyembuhan belum selesai karena
bag ini lebih lemah dibandingkan tulang normal.
Kekuatan yang sama dengan tulang normal akan
tercapai setelah proses remodelling berlangsung.
YG mempengaruhi proses
remodelling
Rangsang listrik oleh adanya stres akibat pembebanan
titik berat badan tubuh yang mengikuti hukum Wolf,
menyebabkan proses osteoblastik pada bagian muatan
listrik negatif dan osteoclastik pada bag listrik positif.
Selain rangsang listrik dan mekanik, volume tulang
yang terbentuk juga dipengaruhi keseimbangan antara
resorpsi dan deposisi tulang yg diatur oleh kontrol
sistemik hormon parathyroid yang mengatur
keseimbangan kalsium dan fosfat dan faktor lokal yaitu
growth factor. Sedangkan faktor lokal yg berperanan
adalah Insuline-like Growth Factor II (IGF II), Bone
Morphogenic Protein (BMP), & prostaglandin