zat dalam larutan. Mengetahui jenis larutan baku dan mengetahui cara membuat
larutan baku. Menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik, yaitu
asidimetri dan alkalimetri. Mengetahui jenis larutan indikator.
Prinsip Percobaan
yang menghasilkan ion hidrogen (H+) dalam larutan. Basa adalah zat yang
menghasilkan ion hidroksida (OH) dalam larutan. Berdasarkan teori asam basa
Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang mendonorkan proton (H +) pada zat lain.
Basa adalah zat yang menerima proton (H +) dari zat lain. Berdasarkan teori asam
basa Lewis. Asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas.
Basa adalah senyawa yang dapat member pasangan elektron bebas.
Metode Percobaan :
1. Metode Alkalimetri
DUPLO
HCl X N 50 ml
N HCl...?
DUPLO
HCl X N 50 ml
N NaOH?
NaOH X N 25 ml + 2 tetes MM
DUPLO
NaOH X N 50 ml
%Cuka ?
2. Metode Asidimetri
DUPLO
NaOH X N 50 ml
N NaOH?
DUPLO
NaOH X N 50 ml
N HCl?
HCl X N 25 ml + 2 tetes PP
DUPLO
NaOH X N 50 ml
%Cuka ?
3. Menggunakan pH meter
elektroda
Penunjuk harga
cpH
larutan
Gambar 2. Metode Percobaan Pengukuran pH
Hasil Pengamatan
Alkalimetri
1. Diketahui : V1
V2
V HCl
Ditanya
Jawab
= 11,8 ml
= 11,9 ml
=
V Na2B4O7 = 25 ml
N Na2B4O7 = 0,05 N
: N HCl?
: Na2B4O7
=
HCl
V1 x N1
=
V2 x N2
25 x 0,05
=
11,85 x N2
1,25
=
11,85 x N2
=
N HCl
2. Diketahui : V1
V2
V HCl
Ditanya
= 11,85 ml
N2
=
0,1 N
= 31,3 ml
= 31,5 ml
=
V NaOH
= 25 ml
N HCl
= 0, 1 N
: N NaOH?
= 31,4 ml
Jawab
: HCl
V1 x N1
31,4 x 0,1
3,14
N NaOH
3. Diketahui : V1
V2
NaOH
V2 x N2
25 x N2
25 x N2
N2
0,1256
0,1 N
= 16 ml
= 13,7 ml
V NaOH
Ditanya
Jawab
=
=
=
=
= 14,85 ml
V CH3COOH = 25 ml
N NaOH
= 0, 1 N
: N CH3COOH ? dan % cuka?
: NaOH
=
CH3COOH
V1 x N1
=
V2 x N2
14,85 x 0,1 =
25 x N2
1,485
=
25 x N2
=
N CH3COOH =
% cuka
N2
0,0594
0,06 N
x 100%
x 100%
x 100%
x 100%
= 0,14 x 100%
= 14%
Asidimetri
1. Diketahui : V1
V2
V NaOH
Ditanya
Jawab
= 25,5 ml
= 22,3 ml
=
= 23,9 ml
V H2C2O4 = 25 ml
N H2C2O4 = 0,1 N
: N NaOH?
: H2C2O4
=
NaOH
V1 x N1
=
V2 x N2
25 x 0,1
=
23,9 x N2
2,5
=
23,9 x N2
=
N NaOH
2. Diketahui : V1
V2
V NaOH
Ditanya
Jawab
N2
=
0,1 N
= 21 ml
= 22,5 ml
=
= 21,75 ml
V HCl
= 25 ml
N NaOH
= 0, 1 N
: N HCl?
: NaOH
=
V1 x N1
=
21,75 x 0,1
=
2,175
=
=
HCl
V2 x N2
25 x N2
25 x N2
N2
N HCl
3. Diketahui : V1
V2
0,087
0,09 N
= 12 ml
= 19 ml
V NaOH
Ditanya
Jawab
= 10,5 ml
V CH3COOH = 25 ml
N NaOH
= 0, 1 N
: N CH3COOH ? dan % cuka?
: NaOH
=
CH3COOH
V1 x N1
=
V2 x N2
10,5 x 0,1 =
25 x N2
1,05
=
25 x N2
=
N2
N CH3COOH =
% cuka
0,042
0,04 N
x 100%
x 100%
x 100%
x 100%
= 0,1 x 100%
= 10%
Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis Kuantitatif
No.
Metode
Hasil
Percobaan I :
V Na2B4O7 = 25 ml
V1
= 11,8 ml
V2
= 11,9 ml
V HCl
= 11,85 ml
N Na2B4O7 = 0,05 N
N HCl
= 0,1 N
1.
Alkalimetri
Percobaan II :
V NaOH
= 25 ml
V1
= 31,3 ml
V2
= 31,5 ml
V HCl
= 31,4 ml
N HCl
= 0,1 N
N NaOH
= 0,1 N
Percobaan III :
V CH3COOH = 25 ml
V1
= 16 ml
V2
= 13,7 ml
V NaOH
= 14,85 ml
N NaOH
= 0,1 N
N CH3COOH = 0,06 N
FP
= 40
Mr CH3COOH = 60
% Cuka = 14%
2.
Asidimetri
Percobaan I :
V H2C2O4 = 25 ml
V1
= 25,5 ml
V2
= 22,3 ml
V NaOH
= 23,9 ml
N H2C2O4 = 0,1 N
N NaOH
= 0,1 N
Percobaan II :
V HCl
= 25 ml
V1
= 21 ml
V2
= 22,5 ml
V NaOH
= 21,75 ml
N HCl
= 0,09 N
N NaOH
= 0,1 N
Percobaan III :
V CH3COOH = 25 ml
V1
= 12 ml
V2
= 15 ml
V NaOH
= 10,5 ml
N NaOH
= 0,1 N
N CH3COOH = 0,04 N
FP
= 40
Mr CH3COOH = 60
% Cuka
= 10%
(Sumber: Putri Rizqi Zulhiyati, Meja 12, Kelompok F, 2012)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengukuran pH Larutan
No.
Larutan
Lakmus Merah
Indikator Universal
pH meter
1.
Merah
0,81
2.
Merah
6,76
3.
Merah
3,41
labu erlenmeyer yang mengandung larutan pereaksi lain (Brady, 1999). Analisis
semacam ini yang menggunakan pengukuran volume larutan reaktan disebut
analisis volumetri. Pada suatu titrasi, salah satu larutan yang mengandung suatu
reaktan dimasukkan ke dalam buret. Larutan dalam buret disebut penitrasi (titran)
dan selama titrasi, larutan ini diteteskan secara perlahan melalui kran ke dalam
labu erlenmeyer yang mengandung larutan reaktan lain (titrat).
Percobaan ini dilakukan secara duplo atau pengulangan secara dua kali
karena untuk mendapatkan perbandingan pada volume pertama dan volume
kedua, sehingga bisa diambil volume rata-rata dari kedua hasil tersebut.
Banyak faktor-faktor kesalahan yang mempengaruhi dalam percobaan
ini, diantaranya terlalu banyak meneteskan penitrasi kedalam larutan sampel
sehingga perubahan warna yang terjadi pada larutan tidak sesuai dengan yang
telah ditentukan, selain itu juga karena terlalu banyak menambahkan larutan
indikator terhadap sampel.
Alkalimetri
merupakan
pengukuran
konsentrasi
basa
dengan
Larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam
lingkungan tertentu. Karena sifatnya yang dapat berubah warna inilah, larutan
indikator dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam basa. Indikator
sendiri merupakan zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam
rentang pH yang sempit.
Pemakaian indikator fenolftalein dan metil merah tidak bisa ditukar
penggunaannya karena mempunyai rentang pH masing-masing, fenolftalein
memiliki rentang pH 8,0 sampai 9,6 (bersifat basa) dan metil merah memiliki
rentang pH 4,2 sampai 6,2 (bersifat asam).
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.
Terdapat dua macam larutan baku, yaitu larutan baku primer dan larutan baku
sekunder. Larutan baku primer adalah larutan yang mengandung zat padat murni
yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri
(perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain
yang belum diketahui. Sedangkan larutan baku sekunder adalah larutan suatu zat
yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat
yang tidak pernah murni. Konsentarasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan
dengan menggunakan larutan baku primer.
Syarat-syarat larutan baku primer adalah mempunyai kemurnian yang
tinggi, tidak mengalami perubahan selama penimbangan, massa relatif dan massa
ekivalennya yang besar, harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih, dan reaksi
yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometri dan langsung. Dan
syarat-syarat larutan baku sekunder yaitu, derajat kemurnian lebih rendah
daripada larutan baku primer, berat ekivalen tinggi untuk memperkecil kesalahan
penimbangan, larutan relatif stabil dalam penyimpanan
Analisis kuantitatif dapat digunakan untuk menentukan persen boraks
yang ada dalam bakso atau bahan pangan lainnya, membuat garam dapur (NaCl)
dari pencampuran antara NaOH dan HCl, mengetahui zat-zat yang dapat dijadikan
bahan aditif makanan, membuat soda kue (natrium bikarbonat) untuk pengembang
kue, pembuatan yoghurt dan pembuatan nata de coco.
Pada pengukuran pH dengan menggunakan tiga sampel larutan didapatkan
bahwa larutan A harga pHnya 1 ketika diukur menggunakan indikator universal,
0,18 ketika menggunakan pH meter, dan ketika menggunakan kertas lakmus
merah, lakmus tetap berwarna merah setelah dicelupkan kedalam larutan,
sehingga diketaui bahwa larutan A bersifat asam. Pada larutan B harga pHnya 7
ketika diukur menggunakan indikator universal, 6,76 ketika menggunakan pH
meter, dan ketika menggunakan kertas lakmus merah, lakmus tetap berwarna
merah setelah dicelupkan, sehingga dapat diketahui bahwa larutan B bersifat
netral. Kemudian pada larutan C harga pHnya 5 ketika diukur menggunakan
indikator universal,
berwarna merah dan pada larutan C lakmus merah pun tetap berwarna merah.
Indikator kedua yaitu menggunakan indikator universal. Pada larutan A
didapatkan harga pHnya yaitu 1, pada larutan B didapatkan harga pHnya yaitu 7,
dan pada larutan C didapatkan harga pHnya yaitu 5. Kemudian indikator yang
ketiga, dengan menggunakan pH meter. Pada larutan A didapatkan harga pHnya
yaitu 0,18, pada larutan B didapatkan harga pHnya yaitu 6,76 dan pada larutan C
didapatkan harga pHnya yaitu 3,41. Dalam pengukuran harga pH ini, alat
indikator yang paling efektif yaitu pH meter, karena dapat mengetahui harga pH
dua angka dibelakang koma.
DAFTAR PUSTAKA