PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham (Brigham dan Gapenski,
1996). Namun, tidak jarang pihak manajemen mempunyai tujuan lain yang mungkin
bertentangan dengan tujuan utama tersebut sehingga timbul konflik kepentingan
diantara para manajer dengan pemegang saham atau pemilik. Pengaruh dari konflik
antara pemilik dan manajer ini menyebabkan harga pasar terkoreksi dan menurunkan
nilai perusahaan, kerugian ini merupakan agency cost of equity bagi perusahaan (Jensen
dan Meckling, 1976). Selain itu, konflik kepentingan juga terjadi antara pemegang
saham dengan debtholder. Konflik ini terjadi karena insiders mengambil proyek yang
risikonya lebih besar dari yang diperkirakan kreditur. Sedangkan keuntungan yang
diterima dalam bentuk bunga hutang sifatnya tetap dibandingkan dengan pemegang
saham dan kreditur ikut menanggung kerugian jika proyek gagal. Dalam konteks ini,
timbul masalah jika hutang yang tinggi tidak diikuti oleh penggunaan hutang secara
hati-hati, karena adanya kecenderungan perilaku oportunistik oleh insiders, sehingga
agency cost of debt akan semakin tinggi dan pada akhirnya akan merugikan pemegang
saham. Untuk itu diperlukan suatu mekanisme monitoring agar perilaku oportunistik
insiders dapat dihalangi dan bertindak yang terbaik bagi pemegang saham.
I.2
Permasalahan
Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah di kemukakan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
2.
3.
4.
II.
pemoderasi?
LANDASAN TEORI
II.1 Teori Keagenan
dengan outsider ownership dan mengurangi peranan hutang sebagai salah satu alat
untuk mengurangi konflik keagenan. Penelitian yang dilakukan oleh Noronha et al
(1996) menemukan bahwa pada kondisi low growth dan no blockholder dividend
merupakan mekanisme yang relevan untuk mengurangi agency problem. Dengan
demikian, akan terjadi interaksi diantara keputusan dividen dan keputusan struktur
modal.
III. KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
III.1 Konsep
III.2 Hipotesis
-
Seorang manajer yang sekaligus sebagai pemegang saham (insider ownership) akan
mencoba untuk meningkatkan nilai dari Perusahaan karena kenaikan nilai perusahaan,
maka nilai kekayaan pemegang saham akan meningkat baik. Manajer tidak ingin
perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan, karena sebagai
manajer akan kehilangan insentif dan sebagai pemegang saham akan kehilangan
pengembalian dana yang diinvestasikan.
H1 : Kepemilikan insider berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
pemantauan fungsi dan membuat manajemen lebih berhati-hati dalam mendapatkan dan
mengelola pinjaman (utang), karena meningkatkan jumlah utang yang akan menyebabkan
kesulitan keuangan. Terjadinya kesulitan keuangan akan menyebabkan nilai perusahaan
yang lebih rendah. Jadi tingkat yang lebih besar dari saham kepemilikan institusi,
menyebabkan mekanisme kontrol yang lebih efektif pada manajemen kinerja
H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
-
Kebijakan dividen yang dijalankan oleh perusahaan sering menimbulkan konflik antara
kepentingan manajer dan pemegang saham. Manajer lebih memprioritaskan keuntungan
atau uang tunai yang dimiliki perusahaan untuk diinvestasikan kembali atau
meningkatkan keuntungan yang jauh lebih besar. Sementara investor cenderung ingin
pendapatan tersebut dibagikan sebagai dividen untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka. Jadi agar investor mendapatkan pembayaran dividen yang diinginkan dan
perusahaan terus menerima dana dari saldo laba dan meningkatkan nilai perusahaan,
maka sebagian besar pinjaman perusahaan melalui bank atau sering disebut sebagai
utang. Tapi utang yang tinggi menggambarkan gejala yang kurang baik untuk nilai
perusahaan. Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi akan mencoba untuk
mengurangi biaya keagenan utang dengan mengurangi utang. Pengurangan utang dapat
dilakukan untuk membiayai investasinya dengan sumber daya internal cash sehingga
pemegang saham akan menyerah dividen untuk membiayai investasinya. Sesuai dengan
teori signaling menekankan bahwa pembayaran dividen merupakan sinyal ke pasar
bahwa perusahaan memiliki kesempatan untuk tumbuh di masa depan, sehingga
pembayaran dividen akan meningkatkan apresiasi dari pasar saham, sehingga
pembayaran dividen memiliki dampak positif pada nilai perusahaan.
H3 : Kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
H4 : Kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sebagai variabel
moderasi
insider, kepemilikan institusional, (3) perusahaan memiliki data kebijakan dividen, dan
(4) perusahaan memiliki data jumlah hutang. Data penelitian ini dikumpulkan dari
www.idx.co.id dan Indonesia Capital Market Directory
IV.2 Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga jenis variabel, variabel dependen adalah nilai perusahaan,
variabel independen adalah insider kepemilikan, kepemilikan institusional dan kebijakan
dividen. Variabel moderating adalah kebijakan utang.
Struktur kepemilikan yaitu kepemilikan insider dan kepemilikan institusional
menggunakan angka prosentase. Kebijakan dividen adalah variabel dummy, akan
bernilai 1 jika membagikan dividen pada tahun penelitian dan akan bernilai 0 jika tidak
membayarkan dividen. Nilai perusahaan menggunakan price to book value. Price to
book value dihitung dengan membagi selisih antara total aktiva dengan total hutang
dengan jumlah saham yang beredar. Kebijakan hutang menggunakan rasio debt to
equity.
Variabel
PBV
definisi
Harga untuk nilai buku
INSDed
Kepemilikan Insider
Instead
Kepemilikan institusional
DPR
DER
proxy
Harga per saham dibagi dengan nilai buku per
saham
Jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen
dibagi dengan jumlah saham yang beredar
Jumlah saham yang dimiliki oleh istitusi dibagi
dengan jml saham yg beredar.
Deviden tunai dibagi dengan laba bersih
Total utang dibagi dg ekuitas