Anda di halaman 1dari 6

Febry Nur Hariyono ( 08224088 )

Yayan Nurhayati (43) dibui karena memukul Yusnina (60), tetangga sebelah rumahnya.
Pemukulan dipicu protes Yusnina karena ayah Yayan membuang sampah di halaman
rumahnya.
Berikut kronologi kasus Yayan dari kakak Yayan, Mulyadi, di kediaman Yayan, Jl Kecubung 3,
Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (9/1/2014).

A. Kronologi Kasus
1 Juli 2013
Usai maghrib di kediaman Yayan, Yusnina marah karena ada sampah di halaman rumahnya.
Yusnina menuduh Yayan sebagai pelakunya. Kemudian terjadi debat mulut yang membuat
Yayan serta keluarganya terhina.
Almarhumah ibu Yayan juga disebut-sebut.
2 Juli 2013
Surat panggilan dari Polsek Duren Sawit terhadap Yayan dan suaminya, dan tetangga bernama
Turianah, datang. Keduanya diperiksa atas laporan penganiayaan terhadap Yusnina.
Pemanggilan berlangsung hingga 3 kali. Polsek Duren Sawit kemudian memediasi agar kedua
pihak damai. Yusnina yang melaporkan Yayan menolak dan mengatakan tidak mau berdamai
sebelum Yayan masuk penjara.
6 Januari 2014
Yayan diminta datang ke Polsek, lalu diminta menghadap ke Kejari Jaktim. Oleh petugas
Polsek, tanpa didampingi kuasa hukum, dia dibawa ke kantor Kejari Jaktim dan polisi menyebut
Yayan tidak perlu menggunakan kuasa hukum agar tidak berbelit. Setelah pemeriksaan 4 jam,
Yayan langsung ditahan di Rutan Pondok Bambu.
Keluarga minta penangguhan penahanan dan ditolak karena harus ada surat penangguhan dari
kejaksaan dan jaksa berinisial Y meminta uang tunai 5 juta. Karena tidak sanggup memenuhi,
Yayan ditahan di rutan Pondok Bambu.
Warga RT 1, RT 2, RT 3, RW 9 Duren Sawit kemudian menggalang aksi solidaritas dengan
mengumpulkan koin untuk Yayan.
Yayan dijerat pasal 351 KUHP tentang penganiayaan. Kasusnya ditangani jaksa Tri Sulani dan
Rudi W Panjaitan dari Kejari Jaktim.
"Ini seolah-olah Yayan seperti koruptor. Kita minta hukum harus adil, jangan sewenangwenang," ujar Mulyadi.

Pengantar Ilmu Hukum

Febry Nur Hariyono ( 08224088 )


B. Pernyataan Dari Korban
"Waktu itu saya dipukul oleh Bu Yayan. Namanya kita negara hukum ya menyelesaikan secara
hukum. Buat saya masalah sampah itu bukan masalah, cuma pemukulan ini (yang jadi masalah),"

ujar Yusnina saat ditemui detikcom di depan rumahnya, Jl Kecubung 3, Duren Sawit, Jakarta
Timur, Kamis (9/1/2014).
Menurut Yusnina, kasus itu bermula saat Keluarga Bu Yayan membuang kotoran kucing ke
genteng rumahnya. Mediasi tidak menyelesaikan masalah. Kemudian ayah Bu Yayan kerap
membuang sampah kering di pinggir jalan di depan rumah Yusnina. Sampah itu jika tertiup
angin maka akan masuk ke halaman rumah Yusnina.
"Saya lihat dari jendela rumah, bapaknya Bu Yayan ngecerin sampah," sambil nunjuk ke
halaman rumahnya.
Wanita berumur 60 tahun ini enggan menegur ayah Bu Yayan. Yusnina memilih berbicara pada
suami Bu Yayan. Namun tiba-tiba Bu Yayan memukulnya. Malamnya Yusnina langsung melapor
ke Polsek Duren Sawit. Pada 2 Juli 2013 dia ke RS Harum Duren Sawit untuk memvisum
anggota tubuhnya yang dipukul Yuyun.

C. Pernyataan dari Kejaksaan Negri Jakarta Timur


(sumber : http://www.tribunnews.com Kejari Jaktim: Yayan Ditahan karena Kasus Penganiayaan)

Kepala Seksi Tindak Pidana Umum (Kasipidum) Kejaksaan Negeri Jakarta Timur
Zulfahmi menyebutkan, pihaknya menahan Yayan Nurhayati (43), sejak 6 Januari 2014 bukan
lantaran masalah buang sampah di rumah tetangganya, Yusnina (60).

Menurutnya, ibu rumah tangga yang juga tukang cuci dan penjaga TK ini dipenjara atas dugaan
penganiayaan.

"Kami menjerat dengan pasal 351 KUHP pidana dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan.
Seluruh bukti cukup saksi dan visum dari RS Harum, untuk itu kami tahan untuk mempermudah
proses persidangan," katanya saat ditemui di kantor Kejari Jaktim, Jatinegara, Kamis
(9/1/2014).

Pengantar Ilmu Hukum

Febry Nur Hariyono ( 08224088 )

Dirinya mengatakan, kasus tersebut tetap berjalan sesuai hukum. Saat ini kasus sudah
dilimpahkan ke pengadilan.

"Setelah di pengadilan tahunya ada masalah kaya gini," katanya.

Saat dikonfirmasi soal isu dari pihak Yayan, ada oknum jaksa bernama Yayat yang meminta
uang Rp 5 juta agar bisa ditangguhkan penahanannya. Dikonfirmasi soal itu, Zulfahmi menepis
ada permintaan uang.

"Kalau yang minta uang tidak benar itu infomasi dari mana. Saya sudah panggil tersangka
dengan jaksa bersangkutan, tidak ada yang meminta," tuturnya.

Selain itu, terkait dengan Kejari yang meminta Yayan tak memakai jasa kuasa hukum, Jhonny
pun membantah tuduhan tersebut. Menurut dia, Yayan sendiri yang meminta untuk tidak
didampingi pengacara.

Seperti diketahui, Pada tanggal 2 Januari, Yayan ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi
karena membuang sampah di rumah tetangganya, Yusnina. Setelah menjalani serangkain
pemeriksaan oleh jaksa penuntut umum dari Kejaksaan Negeri Jakarta Timur, Yayan akhirnya
mendekam di Rutan Pondok Bambu.

D. Pandangan Hukum tentang Kasus


1. Meninjau dari kronologi dan pernyataan kejari Jakarta Timur, bahwa kasus ini
diperkarakan karena adanya tindakan penganiayaan yang dilakukan tersangka,
sementara dilain sisi
2. Kejadian Pembuangan sampah atau bisa dimasukan kategori perbuatan tidak
menyenangkan 335 ayat (1) KUHP tidak diangkat. Sehingga menimbulkan
persepsi hukum yang lebih berat atas tuduhan penganiayaan 351 KUHP

Pengantar Ilmu Hukum

Febry Nur Hariyono ( 08224088 )

3. Kekurangan peranan pengaruh penguasa setempat (lingkup RT/RW) menjadi salah


satu penyebab adanya kasus ini, antara lain :
- Sebagai penguasa/pemerintah setempat maka kewajiban Aparat RT/RW untuk
melihat dan menanggulangi adanya kemungkinan timbulnya permasalahan atau
keributan antar warga di lingkungan nya
- Apabila kita melihat pernyataan dari ibu Yusnia selaku korban, maka tersirat
keinginan untuk memenjarakan Ibu Yayan, apapun konsekuensi nya
- Ini sedikit banyak memberikan persepsi publik bahwa sebelumnya sudah ada
bibit permasalahan antara ibu Yayan dan Ibu Yusnia
- Ditambah adanya kejadian pembuangan sampah ke dalam pekarangan ibu
Yusnia (menurut korban), ini juga menimbulkan pertanyaan, ada masalah
apakah sehingga tersangka (atau keluarga nya) melakukan tindakan yang
seperti itu.
- Kurangnya Pengaruh Penguasa setempat (RT/RW) dalam melakukan usaha
mediasi, menunjukkan tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum warga sangat
rendah.
- Sebagai warga yang taat hukum, seharusnya mengerti dan mematuhi saran,
aturan, dan gagasan dari pemerintah / penguasa selama tidak melanggar hak
asasi manusia dan undang-undang.
- Melihat tanggapan warga setempat terhadap kasus yang menimpa salah satu
warganya, menunjukkan adanya sanksi sosial terhadap ibu Yusnia yang dalam
hal ini memperkarakan ibu Yayan.
- Sanksi sosial ini seharusnya bisa meberikan efek jera kepada pihak-pihak yang
berperkara.

4. Menilik dari begitu cepat nya proses kasus ini, maka ini menjadi dilemma
publik. Bahwa untuk kasus orang miskin, terlihat sangat gampang untuk
diproses dan di P-21-kan. Dibandingkan dengan Kasus Koruptor yang
terkesan tarik-ulur
5. Dari apa yang telah dikemukakan diatas, maka yang bisa membuktikan hanyalah
fakta-fakta persidangan. Untuk sementara Persidangan kasus ini
ditangguhkan, dari siding perdana 16 Januari 2014 kemarin. Dengan alasan
pihak termohon, tidak mengajukan eksepsi, dan pengadilan lanjutan akan
diagendakan untuk pembuktian. Di pengadilan lanjutan ini akan didapati
fakta-fakta persidangan, yang bisa menentukan ibu Yayan bersalah, atau
bebas atas nama hukum.
6. Kemudian yang perlu digaris bawahi lagi adalah, permohonan pengangguhan
penahanan ibu Yayan sudah dikabulkan sejak Senin 13 Januari 2014. Didasari
pada surat tembusan dari pihak pembela hukum tersangka kepada kejari
Jakarta timur perihal penangguhan penahanan dan tembusan surat

Pengantar Ilmu Hukum

Febry Nur Hariyono ( 08224088 )


rekomendasi kejari kepada PN Jakarta timur perihal penangguhan penahanan
Ibu Yayan Nurhayati.

Pengantar Ilmu Hukum

Pandangan Hukum Kasus Ibu Yayan Nurhayati

Febry Nur Hariyono


0822 40 88

Pengantar Ilmu Hukum

Febry Nur Hariyono ( 08224088 )

Institut Sains dan Teknologi Nasional


Januari 2014

Pengantar Ilmu Hukum

Anda mungkin juga menyukai