Askep Angina
Askep Angina
dan
segera
menghilang
bila
pasien
beristirahat
( Soeparman,1994 )
2. PENYEBAB
Timbulnya Angina Pektoris disebabkan oleh terjadinya ischemia
miokardial
merokok, dll
banyak
3. PATOFISIOLOGI
Beberapa faktor yang dapat sebagai pencetus / penyebab Angina Pektoris
adalah obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, merokok DM,dll dengan
penyebab tersebut akan dapat menyebabkan aterosklerosis / atrteriosklerosis
serta
spasme
pada
pembuluh
darah
terutama
pembuluh
darah
Metabolisme anerob
Penurunan curah
jantung
Asam laktat
Kelemahan
terangsang
Reseptor nyeri
Cemas
Nyeri
4. KLASIFIKASI
Secara umum Angina Pektoris dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Angina Pektoris stabil, merupakan sakit dada yang timbul saat melakukan
aktivitas yang lamanya kurang dari 20 menit tanpa ada perubahan derajat ,
lama serangan serta frekwensinya.
b. Angina Pektoris tidak stail, merupakan nyeri dada yang timbul sat istirahat
yang lamanya lebih dari 20 menit serta terjafi peningkatan dalam frekwensi
sakitnya atau ada gejala perburukan.
c. Variant Angina Pektoris, merupakan bentuk Angina tidak stabil yang
disebabkan oleh spasme otot polos pembuluh darah koroner yang biasanya
timbul pada waktu malam hari .
5. GEJALA DAN TANDA
1. Nyeri dada dengan karakteristik sebagai berikut :
Radiasi : menjalar
6. PEMERIKSAAN FISIK
Secara umum hasil pemeriksaan fisik masih dalam batas normal.
Walaupun kadang ditemukan ekspresi nyeri dari pasien,ditemukan faktor
resiko seperti obesitas hopertensi, dll serta pada auskultasi terkadang
ditemukan adanya bunyi jantung keempat atau bising sistolik pada saat
serangan.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. EKG : Pada saat serangan menunjukan adanya depresi segmen ST
atau elevasi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi negative
b. Thorak foto
B. Data Obyektif :
tubuhnya
yang dirasakan sakit
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan Pohon Masalah pada patofisiologi di atas dapat
dirumuskan beberapa diagnosa Keperawatan yang mngkin muncul :
1. Nyeri akut b.d ischemia miokardia
2. Penurunan curah jantung b. d penurunan kontraktilitas jantung
skunder akibat ischemia miokardia
3 Syndrome defisit perawatan diri b.d kelemahan skunder akibat
Hipoksia Miokardia
4. Cemas b. d perubahan status kesehatan
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
N
TUJUAN
TINDAKAN
RASIONALISASI
KE
1
P
I
Nyeri
dapat
1. Istirahatkan
Dapat
terkontrol
mengurangi
berkurang
beban
fowler
jantungan
hilang,dengan KE ;
ekspresi
tampak
kerja
tidak
2. Jaga
ketenangan/ dapat
meringis
kenyamanan
meminimalkan
dapat
lingkungan
stress pasien
mengidentifika
si
faktor
3. Batasi pengunjung
memberikan
pencetus nyeri
kesempatan
mampu
pasien
menggunakan
beristirahat
koping
yang
efektif
dlm
menangani
mengidentifikasi
nyerinya
HE
ttg
faktor
meminimalkan
serangan
frekensi
diskusikan
kekambuhan
perubahan
yang
diperlukan
dalam
aktivitas
sehari
dan
rasa nyerinya
hari
5. Observasi
tanda sebagai
salah
vital
dan
satu
indicator
perubahannya serta
perkembangan
peroduksi urine /24
kondisi pasien
jam
6. Kolaborasi dengan :
dapat membantu
meringankan
lembut,rendah
proses
metabolismen
pemberian
serta
mengurangi
oksigen ,
obat
bahan
analgetik
serta
dapat meretensi
obat vasodilator
air
yang
dlm
tubuh,serta
memperlancar
sirkulasi koroner
danmengurangi
2
II
1.
BBeri
posisi
Pasien menujukan
tandatanda
baring
dapat
membantu
serangan / episode
memperlancar
aliran aliran
akut
dengan
darah balik
meninggikan kaki
dan dingin
keadekuatan curah
jantung dgn KE :
Tanda
selama
vital
( nadi,TD,Resp
nyeri pasien
2.
Observasi
tanda
irasi normal
vital
terutama
tidak pusing
nadi,TD,serta tanda
dapat memberi
informasi
perkembangan
kulit
dari
curah
( pucat,dingin ),peru
jantung
tsb
sehingga dgn
bahan
status
cepat dilakuan
mental : binging,
tindakan
selanjutnya
disorientasi
adanya
produksi urine
0,5
-1cc/KgBB/ja
m
3.
Berikan
perubahan
pasien
III
Pasien
mampu
melakukan
perawatan
diri
beraktivitas
sesuai
yang
dengan
kondisinya dengan
KE :
mampu
mengidentifika
si
faktor
faktor
yang
toleransi
aktivitas
tanda
vital
( nadi,TD,Resp
irasi
selama
setelah
membantu
memenuhi
kebutuhan
ADL/prwtn diri
pasien yang tak
3. Observasi tanda vital
mampu
selama dan susudah
dilakukannya
aktivias
menurunkan
dapat
menentukan
2. Bantu ADL/ prwtn
aktivitas yang
diri sesuai tingkat
memerlukan
keterbatasannya
bantuan
merupakan
manifestasi
kardiopulmonal
untuk
4. ajarkan
pasien
mentransport
tentang
tekhnik
jumlah O2 ke
penghematan energi
jaringan
seperti mandi dengan
duduk,dll
mentoleransi
stabil
dan
5. Anjurkan
pasien
tingkat
kelemahan
serta
mendorong px
aktivitas
pasien mampu
meningkatkan
IV
aktivitas secara
progresif
menghentikan
mandiri
aktivitas bila jantung
berdebar, nyeri dada,
nafas pendek,pusing untuk
mencegah
dekompensasi /
1. Kaji
tingkat
kegagalan
kecemasan pasien
fungsi jantung
Tingkat kecemasan
pasien berkurang /
hilang dengan KE :
tampak tenang
tensi,nadi,respi
2.
menggunakan
yang
efektif
dlm
hati
sewaktu dapat
membantu
waktu
dampingi
pasien
klien,bersikap
mengurangi
tingkat
empati dll
kecemasannya
mampu
koping
ketentraman
Berikan
seperti
rasi stabil
kenyamanan
untuk
dapat
menentukan
pilihan bantuan
dan
tindakan
3.
Beri
HE
menangani
penyakit
cemasnya
diderita
tentang
yang
memberi
pemahaman
yang
benar
tentang
kondisinya saat
itu
DAFTAR PUSTAKA