Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM UJI MAKANAN (KESEHATAN DAN GIZI 2)

PRAKTIKUM UJI MAKANAN


LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Kesehatan dan Gizi II
Dosen Pengampu
Drs. H. Dede Margo Irianto, M.Pd.
oleh:
Dwi Lestari Hasanah
Linda
Petty Stevani Sijabat
Siska Nopayana
Siska Nur Apriyantini
Tiara Juliana Rahmat
Vichy Variansi
5A PGPAUD

1101457
1100457
1101265
1101500
1100452
1102165
1102180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


KAMPUS CIBIRU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
LAPORAN PRAKTIKUM
A. Judul : Uji Karbohidrat, Lemak, dan Protein dalam Makanan
Uji Karbohidrat, lemak, dan protein ini merupakan kegiatan untuk menguji
keberadaan zat-zat makanan seperti karbohidrat, lemak dan protein yang terdapat di dalam
bahan-bahan makanan tertentu dengan menggunakan zat dan prosedur tertentu.
Pengetahuan tentang jenis-jenis zat makanan yang dimiliki oleh suatu bahan makanan
atau tentang jenis zat makanan terbanyak yang dimiliki oleh suatu bahan makanan akan
sangat berguna dalam pengajaran tentang gizi dan kesehatan ataupun dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan pengetahuan ini, kita dapat menjelaskan jenis bahan makanan apa saja
yang dapat dijadikan sumber karbohidrat, protein, lemak, atau zat makanan lainnya.
Disamping itu kita dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kira-kira bahan
makanan apa yang perlu dikonsumsi secukupnya atau yang perlu dikurangi pada kondisi
tertentu.

B. Tujuan
Tujuan umum kegiatan uji coba zat makanan adalah kita dapat mengidentifikasi zat
makanan yang terdapat didalam berbagai bahan makanan yang telah ditentukan. Selanjutnya,
melakukan uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan, secara rinci kita dapat
1.
2.
3.
4.
5.
6.

melakukan hal-hal berikut:


Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat;
Mengelompokkan bahan-bahan makanan yang dapat dijadikan sumber karbohidrat;
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung lemak;
Mengelompokan bahan-bahan makanan yang dapat dijadikan sumber lemak;
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung protein;
Mengelompokkan bahan-bahan makanan yang dapat dijadikan sumber protein.

C. Teori
Agar tubuh sehat dan tumbuh secara normal, ada enam macam zat makanan yang
dibutuhkan, yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air. Keenam zat makanan
tersebut dapat kita peroleh dari berbagai bahan makanan. Suatu bahan makanan dapat
mengandung satu atau lebih zat makanan. Tetapi bahan makanan akan mengandung zat
makanan tertentu saja dalam jumlah yang banyak sehingga suatu bahan makanan merupakan
sumber zat makanan tertentu. Kandungan zat dalam makanan dapat diidentifikasi suatu
pengujian sederhana namun jumlah kandungan setiap zat makanan dalam bahan makanan
hanya dapat diidentifikasi dengan cara yang kompleks. Adapun zat-zat makanan yang di
ujikan yaitu karbohidrat, lemak, dan protein.
1. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi
utama bagi tubuh manusia. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses
fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat
dari karbondioksida berasal dari udara dan air dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah
karbohidrat sederhana glukosa, disamping itu pula dihasilkan oksigen yang lepas di udara.
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Dalam bentyk sederhana formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn.
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan
karbohidrat yang banyak mengandung gula. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida,
disakarida, gula alkohol, dan oligosakarida. Sedangkan karbohidrat kompleks merupakan
karbohidrat yang banyak mengandung serat. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida
dan serat.

Karbohidrat dalam makanan memiliki berbagai fungsi bagi tubuh diantaranya sebagai
sumber energi, pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme
lemak, dan membantu dalam pengeluaran feses. Sebagai sumber energi, karbohidrat
menyediakan energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori, sebagian
karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan
energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
Sebagai pemberi rasa manis karbohidrat memberikan rasa manis pada makanan
khususnya mono dan disakarida. Sebagai penghemat protein, ketika kebutuhan karbohidrat
tidak mencukupi maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dan
mengalahkannya fungsinya sebagai zat pembangun dan sebaliknya ketika kebutuhan
karbohidratnya tercukupi maka protein akan digunakan sebagai zat pembangun saja. Sebagai
pengatur lemak karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna
sehingga menghasilkan bahan-bahan berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam betahidroksi-butirat. Bahan-bahan tersebut dibentuk dalam hati dan dikeluarkan melalui urine
dengan mengikat basa berupa ion natrium sehingga dapat menyebabkan keseimbangan
natrium dan berdampak pada dehidrasi. pH cairan tubuh menurun menimbulkan suatu keada
ketosis atau asidosis yang merugikan tubuh sehingga untuk mencegah hal tersebut maka
dibutuhkan antara 50-100 gram karbohidrat sehari untuk mencegah ketosis. Karbohidrat pun
membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada
feses.
Kebutuhan karbohidrat sangatlah penting diperhatikan karena apabila mengkonsumsi
secara berlebihan atau pun kekurangan akan mengalami berbagai penyakit tertentu.
Kebutuhan karbohidrat sehari untuk memelihara kesehatan WHO (1990) menganjurkan 5065% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10%
berasal dari gula sederhana.
Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Umumnya dimiliki oleh tumbuhan. Tepung atau amilum merupakan salah satu
bentuk dari karbohidrat yang merupakan bagian utama dari bahan makanan seperti gandum,
jagung, kentang, ubi, singkong, padi, dan lain-lain. Keberadaan amilum didalam bahan
makanan diuji dengan pemberian larutan yodium dalam KI. Larutan yodium menyebabkan
amilum berubah warnanya menjadi biru tua. Jadi bahan makanan yang mengandung amilum
jika ditetesi oleh larutan yodium dalam KI akan berubah warnanya menjadi biru ungu atau
biru. Agar perubahan warna itu dapat diidentifikasi hendaknya mengusahakan untuk memilih

bahan makanan yang berwarna putih. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam penggunaan
larutan yodium adalah agar selalu ingat bahwa larutan yodium beracun dan jika terlalu pekat
dapat membuat iritasi pada kulit.
Tentu saja adanya kegiatan pengujian makanan ini dapat memberikan informasi
kepada kita tentang berbagai jenis bahan makanan yang mengandung zat gizi tertentu dan
salah satunya yaitu karbohidrat sehingga dengan mengetahui kandungan karbohidrat pada
suatu bahan makanan kita dapat memilih dan mengatur menu makanan kita sehari-sehari
untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi kesehatan tubuh kita sehingga kita tidak akan bingung
dalam penyusunan menu makan dan kita dapat menyusun menu makanan seimbang.
2. Lemak
Seperti juga karbohidrat, lemak merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen dengan struktur yang berbeda dari karbohidrat. Lemak dapat dijumpai
pada berbagai bahan makanan, seperti bahan makanan yang berasal dari hewan dan bahan
makanan yang berasal dari tumbuhan. Bahan makanan yang berasal dari hewan yang
mengandung lemak adalah daging, jeroan, krim, susu, mentega, dan sebagainya. Sedangkan
bahan makanan yang berasal dari tumbuhan yang mengandung lemak adalah minyak goreng,
margarin, kacang tanah, kemiri, dan lain-lain. Bahan makanan sumber lemak jika dipegang
terasa licin dan jika ditempelkan pada kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada
kertas tersebut. Apabila bekas air pada kertas akan hilang setelah beberapa saat karena air
menguap sehingga kertas akan kering kembali, maka bekas minyak tidak akan hilang dari
kertas karena minyak tidak menguap. Ciri-ciri ini dapat dijadikan pedoman untuk pengujian
sederhana tentang ada tidaknya lemak dalam suatu bahan makanan.
Senyawa-senyawa lemak berdasarkan komposisi kimianya dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu :
a. Lemak sederhana. Tersusun oleh trigliserida yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam
lemak. Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin, malam atau plastisin (lemak sederhana
yang padat pada suhu kamar) dan minyak (lemak sederhana yang cair pada suhu kamar).
b. Lemak campuran. Merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan lemak seperti
fosfat, protein, dan glukosa. Misalnya lipoprotein yang merupakan gabungan antara lipid
dengan protein. Fosfolipd yang merupakan gabungan antara lipid dengan fosfat.
c. Derivat lemak. Merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid. Misalnya
kolesterol, asam lemak, sterol dan gliserol. Kolesterol merupakan komponen utama pada
membran sel hewan dan juga merupakan precursor (senyawa pemula) untuk membuat

hormone steroid, seperti kortikosteroid dan hormone seks. Di dalam hati kolesterol digunakan
untuk mensintesis asam empedu, asam kolat, dan beberapa garam empedu untuk penyerapan
lemak. Contoh derivate lemak yang lain adalah asam lemak yang merupakan asam organik
dalam bentuk lemak, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan.
Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua. Pertama, asam
lemak jenuh tubuh dan

bersifat non esensial karena dapat disintesis oleh

tubuh dan

umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani,
misalnya mentega dan gajih.Kedua, asam lemak tidak jenu, bersifat esensial karena tidak
dapat disintesis oleh tubuh dan umumnya berwujud cair pada suhu kamar.Asam lemak tidak
jenuh berasal dari lemak nabati, misalnya minyak goring, minyak kedelai, dan minyak
jagung.
Lemak mempunyai fungsi anatara lain sebagai berikut :
a. Sebagai sumber tenaga yang paling besar untuk satuan berat yang sama dibandingkan bahan
b.
c.
d.
e.
f.

makanan lain,
Pembawa zat-zat makanan yang esensial,
Pelindung alat tubuh yang lunak,
melindungi tubuh dari suhu yang rendah,
Bahan penyusun membran sel,
Penahan rasa lapar karena pencernaan lemak membutuhkan waktu yang lama.
Adapun akibat kelebihan dan kekurangan lemak, antara lain:

a. Kekurangan Lemak
Kekurangan lemak dapat menyebabkan kurang gizi, perubahan warna kulit dll.Dalam
jumlah yang banyak lemak sangat berbahaya bagi tubuh, Namun kekurangan lemak juga
dapat menimbulkan kerugian bagi kesehatan manusia. Beberapa penyakit yang dapat
ditimbulkan akibat kekurangan lemak antara lain; depresi, dyslexia (anak yang sulit
membaca), sulit konsentrasi, autis, merasa lelah, daya ingat yang lemah dan problem pada
perilaku.
b. Kelebihan lemak
Kelebihan lemak dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan risiko penyakit jantung
dan pembuluh darah pada usia dewasa. Kelebihan lemak sehat secara fisik, mengurangi risiko
alergi, asma, eksem, infeksi dan lebih dari itu dapat menunjang kesehatan mental pula dan
Kegemukan.
3. Protein
Selain uji karbohidrat dan uji lemak, uji protein pun dilakukan guna mengetahui
kandungan bahan makanan yang mengandung protein. Istilah protein berasal dari kata Yunani

proteos yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang
ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. Protein adalah bagian dari semua sel
hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah
protein, sebagian ada didalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh
di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim,
berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya
adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai
prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang
esensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh
zat gizi lain yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga
beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptida.
Protein merupakan zat makanan penting untuk pertumbuhan, perkembangan,
mengganti bagian yang rusak, dan sebagainya. Menurut sumbernya, protein dibagi menjadi
dua golongan, yaitu protein hewani berasal dari hewan, dan protein nabati berasal dari
tumbuhan. Protein hewani merupakan protein sempurna karena mengandung asam amino
esensial. Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur. Protein nabati
merupakan protein tidak sempurna karena kandungan asam amino esensialnya kurang
lengkap, jumlahnya kurang untuk memenuhi keperluan tubuh, kecuali dari kacang-kacangan
terutama kedelai. Protein nabati dapat diperoleh dari padi-padian, kacang-kacangan, dan
sayuran.
Perlu diketahui protein tidak dapat dibuat atau disimpan sebagai cadangan tubuh, jadi
harus dikonsumsi secara teratur. Secara sederhana, keberadaan protein dapat diuji dengan
cara pembakaran bahan yang diuji atau dengan cara pemberian larutan tembaga sulfat. Perlu
diingat bahwa larutan tembaga sulfat adalah racun, jadi hati-hatilah jangan sampai tertelan.
Bahan makanan yang mengandung protein jika dibakar akan menghasilkan seperti bau bulu
ayam yang terbakar. Bau tersebut menandakan bau protein yang terbakar. Dalam pemakaian
larutan penguji tembaga sulfat, terhadap bahan makanan yang diuji sebelumnya diberi larutan
air kapur dulu baru kemudian diberi larutan tembaga sulfat. Dengan pemberian air kapur dan
larutan tembaga sulfat akan terbentuk adanya warna ungu. Semakin gelap warna ungu yang
terjadi semakin tinggi kadar protein dalam bahan yang diuji tersebut.
Adapun karakteristik dari protein ini, adalah sebagai berikut:

a. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah (denaturasi) dengan
berubahnya kondisi lingkungan.
b. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5-5 maka akan terjadi
pengendapan atau salting out.
c. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau penggorengan , protein ikan
menggumpal atau terkoagulasi.
d. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan air, baik
selama pengeringan maupun pembekuan.
e. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel.

Selain itu terdapat fungsi protein, antara lain:


a. Untuk membangun sel jaringan tubuh seorang bayi yang lahir dengan BB 3 kg
Dengan bertambahnya umur bayi ini, berat badannya juga bertambah. Tambahan berat
ini tidak lain akibat terbentuknya jaringan baru seperti tulang, massa otot, darah dan
sebagainya. Dengan kata lain, bayi itu dari hari ke hari akan tetap berkembang atau tumbuh.
Untuk tumbuh inilah diperlukan protein dalam jumlah yang cukup.
b. Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau rusak
Sel-sel tubuh manusia mempunyai usia tertentu. Supaya sel-sel itu jumlahnya tidak
berkurang, maka setiap sel yang rusak atau aus harus diganti dengan yang baru. Untuk
mengganti sel-sel ini juga diperlukan protein. Inilah sebabnya orang dewasa pun yang sudah
berhenti pertumbuhan tubuhnya masih tetap memerlukan protein.
c. Untuk membuat air susu
Enzim dan hormon air susu yang diberikan ibu kepada bayinya dibuat dari makanan
ibu itu sendiri. Karena dalam air susu juga terdapat protein, maka untuk membuat air susu
diperlukan protein. Demikian juga untuk membuat berbagai enzim dan hormon.
d. Untuk membuat protein darah
Butir-butir darah juga dibuat dari protein. Disamping itu, dalam cairan darah sendiri
harus terdapat protein dalam jumlah yang cukup, karena berguna untuk mempertahankan
tekanan osmose darah. Jika protein dalam cairan darah tidak cukup, maka tekanan osmose

darah akan menurun. Bila hal ini terjadi akan menyebabkan gangguan pula bagi tubuh,
misalnya akan terjadi penumpukan air dalam jaringan tubuh manusia.
e. Untuk menjaga keseimbangan asam basa dari cairan tubuh
Hal ini berhubungan dengan kimia faal dari tubuh. Reaksi cairan tubuh adalah netral,
jadi tidak asam dan tidak juga bersifat basa. Protein diperlukan untuk mengikat kelebihan
asam atau basa dalam cairan tubuh, sehingga reaksi netral dari cairan tubuh selalu dapat
dipertahankan.
f. Sebagai pemberi kalori
Protein adalah zat yang terutama diperlukan untuk pertumbuhan sel tubuh, protein
juga bertindak sebagai pemberi kalori. Misalnya, pada suatu saat jumlah protein yang berasal
dari pecahan sel tubuh (karena rusak) sebanyak 10 gram. Dalam makanan yang dimakan
terdapat 20 gram protein. Protein yang 10 gram digunakan untuk mengganti sel yang rusak,
sedangkan yang 10 gram lagi digunakan untuk membentuk sel-sel tubuh yang baru. Protein
yang berasal dari sel-sel yang diganti ini tidak dibuang dan tidak pula digunakan lagi untuk
membentuk sel tubuh yang baru. Tetapi protein ini akan dibakar oleh tubuh, dan sebagai
hasilnya didapatkan kalori pula.
g. Alat Pengangkut dan Penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan
oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit,
sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Pengatur pergerakan Protein
merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein
yang saling bergeseran.
h. Penunjang Mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu
protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut. Pertahanan tubuh atau
imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang
dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh
seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing lain.
i. Media Perambatan Impuls Syaraf

Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin,
suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
j. Pengendalian Pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi
bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter.
Berikut akibat kekurangan protein dan kelebihan protein dalam tubuh, yakni:
a. Akibat Kekurangan Protein dalam Tubuh
protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein
murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak dibawah 5 tahun
(balita). Kekurangan protein sering ditemukan bersamaan dengan kekurangan energy yang
menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus.
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh
intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Tanda atau
gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Kwashiorkor, antara lain: Gagal untuk menambah
berat badan, Pertumbuhan linear terhenti, Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki,
perut yang membuncit), diare yang tidak membaik, dermatitis, perubahan pigmen kulit
(deskuamasi dan vitiligo), perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut,
penurunan masa otot, perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat terjadi,
perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia,
pada keadaan berat/akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock, coma dan berakhir
dengan kematian.
2. Kelebihan Protein dalam Tubuh
Kelebihan konsumsi protein tidak baik untuk kesehatan ginjal, karena apabila protein
digunakan sebagai sumber energi, maka grup NH3 nya harus dilepaskan melalui proses
deaminasi, dan kemudian disintesis menjadi urea. Urea yang berlebihan dalam darah akan
membahayakan kesehatan, sehingga harus dibuang melalui ginjal dalam bentuk urine. Makin
banyak protein yang dikonsumsi, makin banyak urea yang terbentuk, dan makin keras kerja
ginjal untuk membuang urea tersebut.

D. Alat dan Bahan


1. Uji Karbohidrat:
a. Pring plastik
b. Pipet
c. Pisang
d. Apel
e. Nasi
f. Telur rebus (bagian putihnya)
g. Tahu putih
h. Margarin
i.
Biskuit
j.
Tepung Terigu
k. Gula Pasir
l.
Kentang
m. Kalium yodida
0,1 M

1 buah
1 buah
1 iris kecil
1 iris kecil
2-3 butir
1 iris kecil
1 iris keil
seujung sendok
1 potong kecil
1 sendok kecil
1 sendok kecil
1 iris kecil
10 ml

2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.

Uji Lemak:
Piring plastik
1 buah
Pipet
2 buah
Kertas coklat sampul buku ukuran 10x10 cm
12 lembar
Kemiri
2 butir
Margarin
1 sendok kecil
Wortel
1 buah
Seledri
1 tangkai
Biji jagung kering
1 genggam
Singkong kering
1 iris
Kacang tanah yang telah dikupas kering
3-5 butir
Pepaya
1 potong kecil
Santan
1-3 sendok
Minyak goreng
5 ml
Susu
1-3 sendok
Air
5 ml
Lampu atau senter
1 buah
Lilin
1 buah
Korek api
1 dus
Sendok
1 buah

3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Uji Protein:
Piring plastik
1 buah
Pipet
2 buah
Lilin
1 buah
Alas gelas atau piring kecil (untuk menyimpan
lilin yang menyala)
1 buah
Cangkir plastik
Jepitan jemuran atau penjepit tabung reaksi 1 buah
Korek api
Sendok makan
Air kapur
Air
10 ml
Gula pasir

1 buah
1 dus
1 buah
10 ml
1 sendok

m. Putih telur yang telah direbus


n. Roti
o. Tempe
p. Daging ayam
q. Tepung terigu
r. Temabag sulfat
s. Bulu ayam
t. Seledri
u. Kangkung

1 iris
1 iris kecil
1 iris kecil
1 iris kecil
1 sdm
2 sdm
1 helai
1 batang
1 batang

E. Cara Kerja
1. Uji Karbohidrat
a. Menyusun dan memberi nama bahan-bahan makanan yang akan diuji diatas plate tetes
seperti: pisang, apel, nasi, telur rebus (bagian putihnya), tahu putih, margarin, biskuit, tepung
terigu, gula pasir, dan kentang.
b. Membuat tabel setiap bahan makanan kemudian mencatat warna sebelum diberi larutan
yodium.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Warna sebelum

Bahan makanan
Pisang
Apel
Nasi
Telur rebus (bagian putihnya)
Tahu putih
Margarin
Biskuit
Tepung terigu
Gula pasir
Kentang

diberi yodium
Kuning
Putih
Putih
Putih
Putih
Kuning
Cokelat
Putih
Putih
Kuning

c. Kemudian bahan makanan tersebut ditetesi 2-3 tetes larutan yodium dalam KI/lugol. Lalu
perhatikan perubahan warna pada bahan makanan yang ditetesi larutan yodium. Catat
No.

Bahan
makanan

1.
2.
3.

Pisang
Apel
Nasi
Telur rebus

4.

(bagian

5.
6.
7.

putihnya)
Tahu putih
Margarin
Biskuit
Tepung

8.
9.
10.

terigu
Gula pasir
Kentang

Warna
sebelum diberi
setelah diberi
yodium
Kuning
Putih
Putih

larutan yodium
Ungu Biru
Ungu Biru
Ungu Biru

Putih

Putih

Putih
Kuning
Cokelat

Putih
Kuning
Ungu Biru

Putih

Ungu Biru

Putih
Kuning

Putih
Ungu Biru

perubahan warna pada


bahan makanan yang
telah

diberi

yodium.

larutan

2. Uji Lemak
a. Mengambil dua buah kertas cokelat sampul buku yang telah dipotong-potong dengan ukuran
10x10 cm2.
b. Mengambil pipet, isap air dengan pipet dan teteskan diatas salah satu kertas cokelat.
c. Mengambil pipet yang lain, isap minyak dengan pipet dan teteskan diatas kertas cokelat yang
lainnya.
d. Biarkan kedua kertas tersebut selama 10 menit. Sesudah itu, periksa keduanya lalu amati dan
catat keadaan permukaan kertas tersebut.
e. Mengambil kesepuluh kertas cokelat yang telah disiapkan. Memberi nomor dan nama jenis
bahan makanan yang diuji. Bahan makanan yang diuji: kemiri, margarin, seledri, wortel, biji
jagung kering, singkong kering, kacang tanah kering, pepaya, santan atau kelapa, dan susu.
f. Meremukan kemiri dan diusapkan diatas kertas cokelat kira-kira 10 kali dan membersihkan
sisa kemiri dan biarkan sekitar 5-10 menit.
g. Sambil menunggu waktu 10 menit, kami mengerjakan hal serupa pada bahan makanan yang
lain. Mencairkan margarin diatas sendok dengan menggunakan panas dari nyala lilin.
Kemudian menetaskan margarin diatas kertas cokelat. Biarkan sekitar 10 menit.
h. Mengusapkan seledri diatas kertas cokelat kira-kira 10 kali. Memotong wortel dan
mengusapkannya diatas kertas cokelat berulang kali. Mengusapkan biji jagung kering diatas
kertas

cokelat

berulang-ulang,

atau

sebanyak

10

kali.

Memotong

pepaya

dan

mengusapkannya diatas kertas cokelat sebanyak 10 kali. Kemudian meneteskan air santan
pada kertas cokelat. Meneteskan pula susu pada kertas cokelat. Lalu membiarkan kesepuluh
kertas cokelat tersebut selama 10 menit.

i. Setelah 10 menit, mengamati kertas cokelat satu persatu dengan menggunakan lampu atau
senter kearah bekas usapan dari bahan-bahan yang diuji. Kemudian catat hasil pengamatan
tersebut.
Nomor
Kertas.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Meninggalkan Bekas Noda


Bahan yang diuji
Kemiri
Margarin
Seledri
Wortel
Biji Jagung Kering
Singkong Kering
Kacang Tanah
Kering
Pepaya
Santan
Susu

Minyak
Ya

Tidak

3. Uji Protein
a. Uji melalui pembakaran
1) Menyimpan lilin diatas piring plastik kecil dan menyalakan lilin tersebut.
2) Mengambil bulu ayam yang telah disiapkan kemudian menjepitnya dengan menggunakan
3)

penjepit jemuran/penjepit tabung reaksi.


Membakar bulu ayam tersebut diatas nyala lilin kemudian amati bau yang ditimbulkannya.

Bulu ayam yang telah dibakar tersebut dijadikan kontrol dalam uji protein ini.
4) Menjepit satu persatu bahan makanan yang akan diuji seperti: seledri, kangkung, putih telur,
roti, tempe, dan daging ayam. Kemudian membakarnya diatas nyala lilin seperti halnya
membakar bulu ayam.
5) Mengamati bau yang ditimbulkan dengan membandingkannya dengan bau bulu ayam yang
dibakar. kemudian mencatat bau yang ditimbulkan pada tabel dibawah ini:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bahan Makanan
Seledri
Kangkung
Putih telur
Roti
Tempe
Daging ayam

Waktu dibakar berbau


Seperti bulu
Aroma lain
ayam terbakar

b. Uji dengan menggunakan tembaga sulfat


1) melarutkan dua sendok makan tembaga sulfat ke dalam 1 cangkir air.
2) Mengatur bahan makanan yang akan diuji diatas plate tetes. Bahan makanan tersebut
meliputi gula pasir, putih telur, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu.
Gambar 6. Uji protein, sebelum ditetesi air kapur dan tembaga sulfat.
3)

Menyiapkan pipet sebanyak dua buah, satu untuk mengisap air kapur, dan satu lagi untuk
mengisap larutan tembaga sulfat. Kedua pipet tersebut jangan saling tertukar artinya jika
sejak pertama dipakai untuk mengisap air kapur maka selanjutnya gunakan untuk mengisap
air kapur juga, dan jika pipet yang satu lagi digunakan untuk mengisap larutan temabaga

4)

sulfat maka selanjutnya juga pipet tersebut digunakan untuk mengisap larutan tembaga sulfat.
Memberi dua tetes larutan kapur untuk setiap bahan makanan tersebut yang akan diuji. Pada

daerah bekas tetesan air kapur diberikan pula dua tetes tembaga sulfat.
5) Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi pada tabel dibawah ini:
Bahan
No.
Makanan
1.

Gula pasir
Putih telur

2.

(yang telah

3.
4.
5.
6.

direbus)
Roti
Tempe
Daging ayam
Tepung terigu

Warna yang terjadi setelah ditetesi air


kapur dan larutan tembaga sulfat
Sebelum
Sesudah
Putih
Putih
Putih

Ungu

Putih
Putih
Cokelat
Putih

Ungu
Ungu
Ungu
Ungu

F. Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan uji makanan karbohidrat, kami menyiapkan berbagai jenis
bahan makanan yang akan kami uji cobakan. Dalam uji karbohidrat, kami menyiapkan
sampel berbagai jenis bahan makanan tersebut diatas plate tetes, setelah itu kami pun
menetesinya dengan larutan yodium kira-kira 2-3 tetes. Dapat kami amati bahwa terjadi
perubahan warna pada jenis zat-zat makanan tertentu diantaranya, pisang sebelum diberi
larutan yodium berwarna kuning, setelah diberi larutan yodium 2-3 tetes kami mengamati
terjadinya perubahan warna menjadi ungu biru. Apel sebelum diberi larutan yodium berwarna
putih, kemudian kami mengamati terjadinya perubahan warna setelah diberi larutan yodium
kira-kira 2-3 tetes menjadi ungu biru. Nasi berwarna putih sebelum diberi larutan yodium
kemudian kami mengamati terjadinya perubahan warna menjadi ungu biru setelah diberi

larutan yodium 2-3 tetes. Telur rebus bagian putihnya berwarna putih sebelum diberi larutan
yodium dan kami mengamati tidak terjadi perubahan warna pada putih telur tersebut sehingga
warnanya tetap putih setelah diberi larutan yodium 2-3 tetes. Tahu putih berwarna putih
sebelum diberi larutan yodium dan kami mengamati tidak terjadi perubahan warna pada tahu
putih tersebut sehingga warnanya tetap putih setelah diberi larutan yodium 2-3 tetes.
Margarin berwarna kuning sebelum diberi larutan yodium dan kami mengamati tidak terjadi
perubahan warna pada margarin sehingga warnanya tetap sama seperti semula setelah diberi
larutan yodium 2-3 tetes. Biskuit berwarna cokelat sebelum diberi larutan yodium dan kami
mengamati terjadi perubahan warna pada biskuit tersebut menjadi ungu biru setelah diberi
larutan yodium 2-3 tetes. Tepung terigu berwarna putih sebelum diberi larutan yodium dan
dapat kami amati terjadi perubahan warna pada tepung terigu tersebut menjadi warna ungu
biru setelah diberi larutan yodium 2-3 tetes. Gula pasir sebelum diberi larutan yodium
berwarna putih dan dapat kami amati tidak terjadi perubahan warna pada gula pasir tersebut
sehingga warnanya tetap sama seperti semula setelah diberi larutan yodium 2-3 tetes. Jenis
bahan makanan yang terakhir yang kami uji cobakan yaitu kentang yang berwarna kuning
sebelum diberi larutan yodium dan kami mengamati terjadi perubahan warna pada kentang
tersebut setelah diberi larutan yodium 2-3 tetes menjadi ungu biru.
Dalam uji lemak, kami menyiapkan berbagai bahan makanan seperti kemiri, margarin,
seledri, wortel, biji jagung kering, singkong kering, kacang tanah kering, pepaya, santan, dan
susu. Kami pun mengambil sampel bahan makanan dan menyiapkan kertas sampul buku
berwarna cokelat dengan ukuran 10x10 cm2. Kami menyiapkan dua kertas dan pipet untuk
menetesi kertas terlebih dahulu untuk melakukan suatu perbandingan dimana satu kertas
ditetesi air dan satu kertas ditetesi minyak. Kedua kertas cokelat yang telah ditetesi air dan
minyak tersebut didiamkan selama 10 menit. Kami mengamati adanya perubahan pada kertas
dimana kertas yang ditetesi air tidak meninggalkan bekas pada kertas tersebut. Sedangkan
kertas yang ditetesi dengan minyak meninggalkan bekas. Kemudian kami menyiapkan
sepuluh kertas cokelat untuk kemudian kami gunakan sebagai tempat bahan makanan yang
akan diusapkan pada kertas tersebut. Kami meremukkan kemiri kemudian mengusapusapkannya berulang kali yakni sebanyak 10 kali pada kertas tersebut, kami memanaskan
margarin kedalam sendok diatas nyala lilin kemudian meneteskannya pada kertas tersebut,
kami mengusap-usapkan seledri berulang kali yakni sebanyak 10 kali pada kertas tersebut,
kami memotong wortel kemudian mengusap-usapkan wortel pada kertas tersebut, kami
meremukkan biji jagung kering kemudian mengusap-usapkan berulang kali yakni sebanyak
10 kali pada kertas tersebut, kami mengusap-usapkan singkong kering secara berulang-ulang

yakni sebanyak 10 kali pada kertas tersebut, kami mengusap-usapkan kacang tanah kering
yang dikupas kulitnya berulang kali yakni sebanyak 10 kali pada kertas tersebut, kami
memotong pepaya dan mengusap-usapkan berulang kali sebanyak 10 kali pada kertas
tersebut, kami meneteskan santan 4-5 tetes santan pada kertas tersebut, dan kami meneteskan
susu pada kertas tersebut. Kami menunggu sekitar 10 menit untuk mengamati kesepuluh jenis
bahan makanan tersebut. Ternyata berdasarkan percobaan diatas kami mengamati adanya
perubahan pada kertas cokelat tersebut. Kemiri meninggalkan bekas pada kertas cokelat,
margarin meninggalkan bekas pada kertas cokelat, seledri tidak meninggalkan bekas pada
kertas cokelat, wortel tidak meninggalkan bekas pada kertas cokelat, biji jagung kering tidak
meninggalkan bekas pada kertas cokelat, singkong kering tidak meninggalkan bekas pada
kertas cokelat, kacang tanah kering meninggalkan bekas pada kertas cokelat, pepaya tidak
meninggalkan bekas pada kertas cokelat, santan meninggalkan bekas ada kertas cokelat, dan
susu meninggalkan bekas pada kertas cokelat.
Adapun dalam uji protein, kami pun menyiapkan berbagai bahan makanan seperti
seledri, kangkung, putih telur yang telah direbus, roti, tempe, dan daging ayam sebagai bahan
makanan yang akan di ujikan melalui proses pembakaran. Bahan makanan seperti gula pasir,
putih telur yang telah direbus, roti, tempe,daging ayam, dan tepung terigu kami uji melalui
proses penetesan dengan larutan kapur dan asam sulfat. Dalam proses pembakaran, kami
terlebih dahulu mengambil sampel bahan makanan dan menyalakan lilin kemudian kami
menyiapkan bulu ayam untuk kemudian dibakar sebagai kontrol dalam percobaan ini. Kami
pun membakar bulu ayam tersebut dan mengamati/mencium aroma bulu ayam yang dibakar
tersebut. Kami membakar seledri kemudian mencium aroma seledri yang telah dibakar dan
membandingkan aromanya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar
kangkung kemudian mencium aroma kangkung yang telah dibakar dan membandingkan
aromanya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar putih telur yang telah
direbus kemudian mencium aroma putih telur yang telah dibakar dan membandingkannya
dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar roti kemudian mencium aroma roti
yang telah dibakar dan membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami
membakar

tempe

kemudian

mencium

aroma

tempe

yang

telah

dibakar

dan

membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang telah dibakar, dan kami membakar
daging ayam kemudian mencium aroma daging ayam yang telah dibakar dan
membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang dibakar. Hasil pembakaran tersebut kami
mengamati adanya perubahan aroma-aroma tertentu. Seledri yang dibakar ternyata
menghasilkan aroma lain, tidak seperti aroma bulu ayam yang dibakar, kangkung yang

dibakar menghasilkan aroma lain, putih telur yang dibakar menghasilkan aroma lain, roti
yang dibakar menghasilkan aroma lain, tempe yang dibakar menghasilkan aroma seperti
aroma bulu ayam yang dibakar, dan daging ayam menghasilkan aroma lain. Hal ini lah yang
membut kami sedikit ragu, seperti yang kita ketahui bahwasanya telur dan daging ayam
mengandung protein akan tetapi ketika kami menguji dengan cara membakar bau yang di
timbulkan tidak seperti bau bulu ayam dimana belum ayam sebagai kontrol dalam uji protein
ini.
Dalam uji protein melalui proses penetesan dengan larutan kapur dan tembaga sulfat,
kami menyiapkan bahan-bahan makanan tersebut ke dalam plate tetes. Gula pasir, putih telur
yang telah di rebus, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu kami ambil sampelnya ke
dalam plate tetes. Kami meneteskan larutan kapur sebanyak 2-3 tetes ke dalam gula pasir,
putih telur yang telah direbus, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu kemudian
dilanjutkan dengan meneteskan larutan tembaga sulfat kedalam sampel bahan makanan yang
telah ditetesi larutan kapur tersebut. Kami mengamati adanya perubahan warna pada
beberapa bahan makanan tersebut. Sebelum di beri lerutan kapur dan tembaga sulfat warna
bahan makanan tersebut masih berupa warna dasar bahan makanan semula akan tetapi setelah
diberi larutan kapur dan tembaga sulfat menunjukkan adanya perubahan warna. Gula pasir
tidak berubah dari warna putih tetap berwarna putih. Putih telur yang telah direbus berubah
warna dari putih menjadi ungu. Roti berubah warna dari putih menjadi ungu. Tempe berubah
warna dari putih menjadi ungu. Daging ayam berubah warna dari cokelat menjadi ungu.
Tepung terigu berubah warna dari putih menjadi ungu.
G. Pembahasan
Uji karbohidrat, lemak, dan protein ini memberikan kita pengetahuan tentang
kandungan zat gizi tersebut yang terdapat dalam makanan. Berdasarkan teori diatas telah
disebutkan bahwa amilum merupakan salah satu bentuk dari karbohidrat yang merupakan
bagian utama dari bahan makanan seperti gandum, jagung, kentang, ubi, singkong, padi, dan
lain-lain. Keberadaan amilum ini didalam bahan makanan dapat diuji dengan pemberian
larutan yodium dalam KI/Lugol. Larutan yodium tersebut dapat menyebabkan perubahan
warna amilum menjadi ungu biru sehingga bahan makanan yang mengandung amilum jika
ditetesi oleh larutan yodium dalam KI/Lugol akan berubah warnanya menjadi ungu biru.
Dalam percobaan diatas tentunya untuk menentukan adanya zat-zat gizi pada makanan
tersebut kita memerlukan beberapa proses percobaan dimana untuk menguji keberadaan dan
membuktikan adanya zat gizi karbohidrat pada makanan kita dapat menentukannya dengan
menetesi 2-3 tetes bahan makanan tersebut dengan larutan yodium dalam KI/Lugol.

Dalam uji karbohidrat ini terdapat beberapa bahan makanan yang mengalami
perubahan warna menjadi ungu biru diantaranya pisang, apel, nasi, biskuit, tepung terigu, dan
kentang. Adapun bahan makanan yang tidak mengalami perubahan warna diantaranya telur
rebus, tahu putih, margarin, dan gula pasir. Oleh karena itu, bahan makanan yang ditetesi
larutan yodium yang mengalami perubahan menjadi ungu biru menunjukkan bahwa bahan
makanan tersebut mengandung amilum sehingga bahan makanan yang mengalami perubahan
warna merupakan zat gizi karbohidrat.
Adapun untuk menentukan dan membuktikan adanya zat gizi lemak pada suatu bahan
makanan kita dapat menentukannya dengan cara mengusap-usapkan bahan-bahan makanan
tersebut ke atas kertas cokelat yakni sampul buku yang berukuran 10x10 cm 2 dan
menyinarinya dengan lampu senter. Adapun bahan makanan yang meninggalkan bekas noda
minyak diantaranya kemiri, margarin, kacang tanah kering yang telah dikupas kulitnya,
santan, dan susu. Bahan makanan yang tidak meninggalkan lemak diantaranya yaitu seledri,
wortel, biji jagung kering, singkong kering, dan pepaya. Berdasarkan hasil pengamatan diatas
bahwa bahan makanan yang meninggalkan bekas noda minyak menunjukkan bahan makanan
tersebut mengandung lemak sedangkan bahan makanan yang tidak meninggalkan bekas noda
minyak tidak mengandung lemak. Oleh karena itu, bahan makanan yang meninggalkan bekas
noda minyak seperti: kemiri, margarin, kacang tanah kering yang telah dikupas kulitnya,
santan, dan susu menunjukkan bahwa bahan makanan yang mengandung zat gizi lemak.
Begitu pula dalam menentukan keberadaan zat gizi protein dalam suatu bahan
makanan, kita dapat menentukannya dengan proses pembakaran dan pemberian larutan kapur
disertai larutan tembaga sulfat. Dari hasil pengamatan diatas, bahwa bahan makanan yang
berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar diantaranya tempe dan daging ayam. Sedangkan
bahan makanan yang tidak berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar diantaranya seledri,
kangkung, putih telur, dan roti. Berdasarkan hasil pengamatan diatas bahwa bahan makanan
yang tidak berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar menunjukkan bahan makanan tersebut
mengandung protein sedangkan bahan makanan yang tidak berbau seperti bau bulu ayam
yang terbakar tidak mengandung protein. Adapun bahan makanan yang ditetesi larutan kapur
disertai larutan tembaga sulfat yang mengalami perubahan warna menjadi ungu biru
diantaranya putih telur (telur yang di rebus), roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu.
Sedangkan bahan makanan yang tidak mengalami perubahan warna menjadi ungu biru yaitu
gula pasir.
Oleh karena itu, bahan makanan yang berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar
seperti: tempe dan daging ayam menunjukkan bahwa bahan makanan yang mengandung zat
gizi protein. Dan bahan makanan yang mengalami perubahan warna menjadi ungu biru

setelah ditetesi oleh larutan kapur dan tembaga sulfat seperti putih telur (telur yang direbus),
roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu menunjukkan bahwa bahan makanan tersebut
mengandung zat gizi protein.
H. Kesimpulan
Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Berdasarkan hasil uji pengamatan diatas dapat kami simpulkan bahwa bahan makanan yang
di tetesi larutan yodium mengalami perubahan warna menjadi ungu biru, hal itu menunjukkan
bahwa bahan makanan tersebut mengandung zat gizi karbohidrat.
Lemak adalah senyawa yang terdiri atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dengan
struktur yang berbeda dari karbohidrat. Berdasarkan hasil uji pengamatan diatas dapat kami
simpulkan bahwa bahan makanan yang meninggalkan bekas noda minyak pada kertas cokelat
menunjukan bahwa bahan makanan tersebut mengandung lemak.
Protein adalah zat makanan terpenting untuk pertumbuhan, perkembangan, mengganti
bagian yang rusak, dan sebagainya. Berdasarkan hasil uji pengamatan diatas dapat kami
simpulkan bahwa bahan makanan yang mengandung protein dalam proses pembakaran
menunjukkan bau seperti bau bulu ayam yang dibakar, dan bahan makanan yang mengalami
perubahan warna setelah ditetesi larutan kapur dan tembaga sulfat menjadi berwarna ungu
biru menunjukkan bahwa bahan makanan tersebut mengandung protein.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Uji karbohidrat : Amilum
a. Mengapa ada bahan makanan yang berubah menjadi ungu biru dan ada pula yang tidak
berubah menjadi ungu biru setelah ditetesi yodium?
Jawab: Karena bahan makanan yang berubah warna menjadi ungu biru menunjukkan bahwa
makanan tersebut mengandung amilum sedangkan bahan makanan yang tidak berubah warna
menjadi ungu biru meunjukkan bahwa makanan tersebut tidak mengandung amilum atau zat
gizi karbohidrat.
b. Buatlah kesimpulan tentang zat-zat manakah yang mengandung amilum?
Jawab: Zat makanan yang mengandung amilum yaitu zat makanan yang mengalami
perubahan warna menjadi ungu biru diantaranya pisang, apel, nasi, biskuit, tepung terigu, dan
kentang.
2. Uji Lemak:
a. Dari dua kertas yang masing-masing di tetesi minyak dan air, manakah kertas yang masih
meninggalkan bekas?
Jawab: Kertas yang meninggalkan bekas ialah kertas yang ditetesi minyak.

b. Dari kesepuluh kertas yang telah di usap-usapkan oleh bahan-bahan makanan dan disinari
oleh senter, manakah kertas yang meninggalkan bekas noda minyak? dan catat hasil
pengamatan pada tabel yang telah disediakan?
Jawab: Bahan makanan yang meninggalkan bekas noda minyak diantaranya kemiri,
margarin, kacang tanah kering, santan, dan susu.
Berikut hasil pengamatan:
Nomor
Kertas.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Meninggalkan Bekas Noda


Bahan yang diuji
Kemiri
Margarin
Seledri
Wortel
Biji Jagung Kering
Singkong Kering
Kacang Tanah
Kering
Pepaya
Santan
Susu

Minyak
Ya

Tidak

c. Mengapa setelah bahan makanan tersebut di teteskan atau diusap-usapkan pada kertas cokelat
dibiarkan dahulu beberapa saat?
Jawab: Karena ini dilakukan untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi pada bahan
makanan yang diujikan selama beberapa menit.
d. Buatlah kesimpulan tentang bahan makanan yang mengandung dan tidak mengandung lemak?
Jawab: Bahan makanan yang mengandung lemak yaitu bahan makanan yang meninggalkan
bekas noda minyak diantaranya kemiri, margarin, kacang tanah kering, santan, dan susu.
Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung lemak yaitu bahan makanan yang tidak
meninggalkan bekas noda minyak diantaranya seledri, wortel, biji jagung kering, singkong
kering, dan pepaya.
3. Uji Protein:
a. Amati dan jelaskan bau yang ditimbulkan dari bulu ayam yang dibakar dengan mengunakan
penjepit jemuran/tabung reaksi?
Jawab: Bau ayam yang dibakar disini digunakan sebagai kontrol yang digunakan sebagai
pembanding terhadap bahan makanan lainnya yang diujikan. Bau bulu ayam yang terbakar
menandakan bau protein yang terbakar.
b. Amati bau yang ditimbulkan dari bahan-bahan makanan yang di uji seperti: Seledri,
kangkung, putih telur, roti, tempe, dan daging ayam. Manakah bau yang seperti bau bulu
ayam yang terbakar?

Jawab: bahan makanan yang baunya seperti bau bulu ayam yang dibakar yaitu tempe.
c. Buatlah kesimpulan, manakah bahan makanan yang mengandung protein berdasarkan uji
pembakaran?
Jawab: Bahan makanan yang mengandung protein berdasarkan uji pembakaran ialah tempe.
d. Amati dan catat perubahan warna pada bahan makanan yang telah ditetesi larutan kapur dan
tembaga sulfat pada tabel yang telah disediakan?
Jawab: Berdasarkan tabel dibawah ini:
No. Bahan Makanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Gula pasir
Putih telur (yang
telah direbus)
Roti
Tempe
Daging ayam
Tepung terigu

Warna yang terjadi setelah ditetesi air


kapur dan larutan tembaga sulfat
Sebelum
Sesudah
Putih
Putih
Putih

Ungu

Putih
Putih
Cokelat
Putih

Ungu
Ungu
Ungu
Ungu

e. Apakah semua bahan makanan yang di uji menunjukan warna yang sama? Mengapa
demikian?
Jawab: Tidak, karena ada beberapa bahan makanan yang tidak mengalami perubahan warna.
Hal ini disebabkan beberapa bahan makanan ada yang mengandung protein dan tidak.
f. Buatlah kesimpulan tentang bahan makanan yang mengandung dan tidak mengandung
protein?
Jawab: Bahan makanan yang mengandung protein dalam proses pembakaran menunjukkan
bau seperti bau bulu ayam yang dibakar, dan bahan makanan yang mengalami perubahan
warna setelah ditetesi larutan kapur dan tembaga sulfat menjadi berwarna ungu biru
menunjukkan bahwa bahan makanan tersebut mengandung protein.
J. Daftar Pustaka
Buku:
Almatsier, Sunita. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Irianto, M,D. (2013). Hand Out Kesehatan Dan Gizi II. Bandung.
Muchtadi, Deddy. (2009). Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta
Sutresna, Nana. (2007). Cerdas Belajar Kimia Kelas XII. Bandung: Grafind
Internet:
Arato,

A.H.(2012).

Macam-Macam

Sumber

Protein.

[online].

Tersedia:

http://diditsmile.blogspot.com/2012/07/macam-macam-sumber-protein.html. [18 November


2013]
Chemfany.

(2012).

Makalah

Protein.

[online].

http://chemfany.wordpress.com/2012/03/11/makalah-protein/. [18 November 2013]

Tersedia:

Layar

Tekno.

(2012).

Makalah

Karakteristik

Protein.

[online].

Tersedia: http://layartekno.blogspot.com/2012/11/makalah-protein-karakteristikprotein.html#ixzz2Mx1psjgo. [18 November 2013]


Rachman, A. (2012). Struktur dan Fungsi Protein. [online]. Tersedia:

http://biology-

community.blogspot.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-protein.html. [18 November 2013]


Widia
Ningsih
Effendi.(2011).
Kasus
Kelebihan
dan
Kekurangan
Lemak
.Tersedia.http://winiedoank.blogspot.ca/2011/09/kasus-kelebihan-dan-kekuranganlemak.html. [19 November 2013]

Anda mungkin juga menyukai