Anda di halaman 1dari 3

V.

PEMBAHASAN

Reverse Osmosis adalah perpindahan massa larutan ( solution ) melalui pori-pori filter
membran dengan menggunakan driving force ( perbedaan tekanan). Proses Reverse Osmosis
dilakukan dengan menggerakan air baku dari konsentrasi kontaminan yang tinggi menuju
konsentrasi penampungan air yang memiliki konsentrasi kontaminan rendah. Reverse Osmosis
merupakan suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion
dari suatu larutan dengan memberi tekanan pada larutan tersebut ketika larutan berada disalah
satu sisi membran seleksi atau lapisan penyaring. Tujuan dilakukannya proses reverse osmosis
adalah meningkatkan kualitas kejernihan air dari kandungan zat terlarut. Zat terlarut yang
terkandung dalam air kran tersebut akan mengendap pada membran atau yang dikenal sebagai
konsentrat sedangkan lapisan murni atau permeat akan lolos kelapisan berikutnya.
Pada percobaan Reverse Osmosis ini air umpan yang digunakan adalah berupa air kran
dimana Nilai TDS (Total Disolved Solid), DHL (Daya Hantar Listrik) dan Nilai pH dalam air
kran menjadi parameter penentu keberhasilan dalam percobaan ini. Begitupula dengan besarnya
tekanan yang digunakan, semakin besar tekanan yang diberikan maka proses pemisahannya
akan semakin baik. Tekanan yang divariasikan adalah berupa bukaan penuh dan bukaan
setengah. Secara teoritis larutan yang diproses melalui Reverse Osmosis ini akan menghasilkan
larutan dengan kadar TDS, DHL serta pH yang rendah. Hal tersebut menyatakan bahwa kadar zat
terlarut dan kandungan mineral sudah tidak ada di dalam larutan tersebut begitupula dengan nila
pHnya akan cenderung semakin (rendah). Pada prosesnya, air umpan yang berasal dari air keran
dianalisa kadar TDS, nilai DHL dan juga pH menggunakan TDS meter, DHL meter serta pH
meter. Berdasarkan analisa air umpan , kandungan TDS awal sebesar 143 ppm, DHL sebesar
0.213 ms/cm serta pH 6,4 yang selanjutnya diproses dengan alat Reverse Osmosis, air keran
masuk ke tangki penampung, lalu dipompa menggunakan pompa diafragma masuk ke filter atau
membran dengan perbedaan tekanan pada bukaan penuh sebesar 100 psi dan bukaan setengah
sebesar 65 psi dengan tekanan awal 14,7 psi. Proses tersebut berlangsung selama 60 menit setiap
satu kali variasi tekanan dengan pengukuran TDS, DHL dan pH setiap 10 menit. Pengukuran
tersebut bertujuan untuk melihat setiap perubahan pada kandungan TDS, DHL dan pH untuk

membuktikan bahwa percobaan yang dilakukan berhasil atau tidak. Ada 2 output dari proses
Reverse Osmosis, yaitu permeat dan konsentrat.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dan kurva yang telah dibuat (DHL Vs
waktu, TDS Vs waktu dan pH Vs Waktu). Pada variasi pertama berupa bukaan penuh, Air yang
diperoleh pada permeat dimana kadar TDS dan DHL-nya sangat rendah sedangkan pada
konsentrat cenderung sebaliknya. Besarnya nilai DHL dan TDS pada permeat berkisar antara
0.011-0.012 mg/L dari DHL awal sebesar 0,213 mg/L sedangkan nilai TDS berkisar antara 7-9
ms/cm dari TDS awal 143 ms/cm. Dari grafik yang dibuat, nilai TDS dan DHL permeat
cenderung konstan, hanya sedikit titik yang mengalami penurunan. Selain itu, nilai
TDS dan DHL pada permeat lebih kecil dibanding konsentrat dimana nilai TDS
konstrat berkisar antara 233-266 ms/cm dari TDS awal 143 ms/cm dan DHL sebesar
0,351-0,397 ms/cm dari DHL awal 0,213 ms/cm. Hal ini sesuai dengan teoritis, kurva
antara TDS dan DHL vs waktu, nilai TDS dan DHL konsentrat naik sedikit demi
sedikit setiap waktunya walaupun tidak konstan. karena pada konsentrat cenderung
lebih didominasi oleh kandungan mineral dan zat terlarut. Sedangkan untuk
parameter pH nilainya berfluktuasi. Kurva yang berfluktuasi ini mungkin disebabkan
ketika pengukuran pH, nilai yang muncul tidak stabil sehingga nilai pHnya semakin
tidak menentu. Pada variasi kedua berupa bukaan setengah penuh menunjukan
hasil yang sama, nilai pHnya cenderung berfluktuasi. Nilai TDS dan DHL pada
permeat cenderung konstan dimana nilainya berkisar antara 0,015 mg/L untuk DHL
dan nilai TDS 10 ms/sm sedangkan nilai konstrat berkisar antara 0,318-0,327 mg/L
untuk DHL dan TDS antara 211-220 ms/cm. hal ini juga sesuai teoritis, dimana nilai
TDS< DHL dan PH permeat cenderung kecil/ menurun dibandingkan dengan
konstrat.

Percobaan selanjutnya adalah menghitung nilai % rejection dari kedua variasi bukaan
penuh dan bukaan setengah. Pada bukaan penuh, laju alir pada permeat adalah 6,65 ml/s dan
konsentrat sebsar 8,15 ml/s dimana tekananan yang terbaca sebesar 100 psi, setelah dilakukan
perhitungan didapat % rejection sebesar 94,17 %. Nilai tersebut menyatakan bahwa percobaan
yang dilakukan berhasil dengan penggunaan tekanan operasi sebesar 100 psia dapat memberikan
proses pemisahan yang baik untuk memperoleh air dengan kandungan TDS dan nilai DHL yang
rendah untuk keperluan industri farmasi maupun uji Laboratorium. Sedangkan untuk variasi
kedua berupa bukaan setengah penuh didapat % rejection sebesar 93,00 % dengan laju alir

permeat sebesar 4,2 ml/s dan konsentrat 6,3 ml/s dengan tekanan 65 psi. nilai tersebut lebih kecil
dibandngkan dengan bukaan penuh , karena pada bukaan penuh proses pemisahan akan semakin
cepat dann dihasilkan air yang semakin murni.

Anda mungkin juga menyukai