Anda di halaman 1dari 3

ARSITEKTUR TRADISIONAL INDONESIA

Indonesia merupakan negara yang kaya akan nilai nilai tradisi dan budaya, salah
satunya adalah bangunan dan seni arsitekturnya. Keanekaragaman ini salah satu
faktornya adalah karena letak tiap provinsi yang memiliki kondisi alam yang
berbeda-beda, sehingga menjadikannya lambang atau simbol daerah itu sendiri.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa seni arsitektur di Indonesia dipengaruhi
pula oleh budaya budaya asing yang masuk ke Indonesia pada zaman dahulu.
Seni arsitektur merupakan produk dari sebuah budaya yang dianggap dapat dijadikan
sebagai tolok ukur kemajuan peradaban suatu bangsa, seperti kata Prof.Ir.van
Romondt (1952) Dibandingkan bentuk kesenian lainnya, seni arsitektur adalah
ekspresi kebudayaan yang lebih dapat dipercaya, karena jatuh bangunnya
kebudayaan pasti akan diikuti oleh arsitekturnya. Karena arsitektur merupakan
budaya yang bisa berkembang tanpa batas. Hal ini bisa dibuktikan dengan
panjangnya sejarah arsitektur tradisional di Indonesia, mulai dari zaman HinduBudha hingga zaman modern, mulai dari bangunan berupa candi hingga bangunan
modern kontemporer yang makin diminati oleh masyarakat Indonesai saat ini.
Ciri khas dari Arsitektur Tradisional ini adalah material atau bahan bangunannya
yang umunya diambil di alam sekitar, serta semua rumah sifatnya dapat dirakit, dapat
dibongkar pasang, karena menggunakan teknologi pasak dan ikat seperti pada
gambar. Teknologi inilah yang kemudian menjadi salah satu kekayaan bangsa
Indonesia dibidang konstruksi bangunan.

Namun, walaupun begitu, semua warisan ini mengalami banyak masalah untuk
mampu bertahan dan berlanjut, dalam artian tetap dihidupkan oleh masyarakat
pewarisnya atau tidak. Salah satu masalahnya adalah campur tangan pihak luar, atau
godaan godaan dari pihak asing. Yang paling terkenal adalah adanya propaganda dari
pemerintah masalah rumah sehat. Hal ini membuat masyarakat merasa rendah diri
apabila masih berkutat untuk meneruskan tradisi membangun secara tradisional.
Otomatis, para pekerja konstruksi pun mau tidak mau harus mengadopsi teknik
pembangunan secara modern, sehingga teknik dan pengetahuan tradisional tak bisa
lagi berkembang, dan perlahan akan lenyap seiring berjalannya waktu.
Yang perlu dilakukan untuk mencegah lenyapnya budaya tradisional ini adalah
dengan melakukan riset, penggalian lebih mendalam tentang warisan-warisan
budaya. Sehingga kita akan menemukan pengetahuan baru tentang membuat,
memelihara, serta kaitannya dengan pengambilan keputusan penyusunan kebijakan.
Penggalian warisan yang lebih mendalam, akan mendorong kelahiran suatu wujud
akhir bangunan dan masih bisa merasa bangga serta tetap merasakan nilai
kehadirannya yang menguntungkan (dalam arti seluas-luasnya).
Jika masih tidak bisa merasakan kedua hal tadi, maka perlu adanya inovasi-inovasi
baru yag berasal dari tradisi yang lama, namun tetap tidak meninggalkan esensinya,
karena seni arsitektur itu sendiri harus selalu berkembang bila ingin bisa bertahan.
Selain itu, dengan adanya inovasi baru, kebudayaan kita bisa bersifat lebih dinamis,
yang artinya sesuai dengan tuntutan zaman, tidak out of date, tidak basi. Tentunya
sebelum melakukan inovasi baru, terlebih dahulu kita harus mengetahui dan
memahami segala macam unsur dan nilai yang terkandung didalam suatu seni
arsitektur tersebut, supaya nilai luhurnya tetap bisa dipertahankan dan nantinya tetap
dapat dinikmati oleh generasi mendatang, tidak hanya menjadi sebuah dongeng
tradisi.

Disusun oleh:
Adi Rukamto

141411415
Sumber Tulisan:
Rahil Muhammad Hasbi. Sejarah Arsitektur. Modul Perkuliahan Universitas Mercu
Buana. 2013
Gunawan Tjahjono dan Kemas Ridwan Kurniawan. Strategi Pengembangan
Arsitektur Tradisional Di Indonesia Sebagai Salah Satu Komoditas Unggulan
Budaya. Pusat Kajian Pemukiman Vernakular Fakultas Teknik Universotas Indonesia.
2007

Anda mungkin juga menyukai