Hukum Islam Tentang Perkawinan
Hukum Islam Tentang Perkawinan
KELAS XII.IPA.4
KELOMPOK 5 :
- ELLI SUSANTI
- EVA ANGELIA
- INGGRID TRESNA
- RESNA WAHIDIAWATI
- RISNA RISTIANI
- SITI SALSABILA
- WENNY AMELINA
Kelompok 5
Rum ayat 21
Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istriistri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya,
dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda bagi kaum yang berpikir
Kelompok 5
D. RUKUN NIKAH
a. Ijab dan Kabul itu dilafalkan oleh orang yang balig dan berakal.
Apabila salah satu pihak tidak cakap bertindak hukum, maka iajb
dan kabulnya dihukumkan sah apabila diwakili oleh walinya.
Contohnya, laki-laki yang bodoh atau dungu,akad nikah laki-laki
yang seperti ini sah apabila akad nikahnya diwakili oleh wali atau
seseorang yang dianggap sah mewakilinya.
b. Ijab dan Kabul harus dilafalkan pada satu majelis
Artinya, antara ijab Kabul tidak diselingi dengan persoalan lain
atau sesuai dengan adat istiadat setempat melakukan sesuatu
yang dianggap tidak dalm satu majelis lagi.
c. Kabul tidak berbeda dengan ijab, kecuali dalam hal-hal yang
sifatnya lebih baik atau lebih sempurna.
d. Orang yang mengungkapkan ijab tidak mencabut ijabnya atau
tidak menunjukan sikap berpaling dari suasana ijab sebelum
Kabul diucapka.
e. Kedua belah pihak mendengar ijab dan Kabul itu secara jelas dan
memahami maksudnya dengan baik.
f. Ijab dan Kabul itu bersifat tuntas atau tidak dikaitkan dengan
syarat lainnya yang dapat membatalkan akad tersebut.
E. SYARAT PERKAWINAN
a. Ada calon suami
b. Ada calon istri
c. Wanita yang halal untuk dinikahi
d. Sigat (lafal) ijab dan Kabul
e. Wali a) wali nasab :wali yang berdasarkan ikatan pertalian
darah menurut ukuran yang terdekat dari calon mempelai
perempuan. Misalnya bapak, kakak laki-laki, dsb.
b) wali hakim : wali yang dianggkat oleh calon pengantin
apabila wali nasab sudah tidak ada, berhalangan hadir,
atau karena diberi wewenang oleh wali nasab.
Syarat-syarat wali : - mukalaf (dewasa,beragama islam, dan
sehat akalnya
-adil
-laki-laki
f. mahar (mas kawin)
berkaitan dengan mahar, Allah Swt berfirman dalam surat anNisa ayat 4
Kelompok 5
Kelompok 5
Hukum talak ini adalah boleh, hal ini berdasarkan firman Allah Swt.
Dalam surat al-Baqarah ayat 227
Kelompok 5
H. HADHANAH
Hadhanah, yaitu hak untuk mengasuh, memelihara, dan
mendidik anak yang masih kecil ketika terjadi perceraian antara
kedua orang tuanya.
* ketentuan hadhanah
Jika anak masih kecil, maka yang berhak mengasuh adalah
ibunya dan segala biaya ditanggung oleh ayahnya
Jika ibuya menikah lagi maka hadhanah itu berpindah
kepada ayahnya
Jika anak telah dewasa, maka ia diberi kebebasan untuk
memilih antara ibu dan ayahnya.
I. IDDAH
Iddah, yaitu masa menunggu bagi seorang istri yang dicerai oleh
suaminya untuk diperbolehkan menikah dengan laki-laki lain.
*Lamanya masa iddah :
a. Iddah tuwuffiyah, adalah 130 hari (4 bln 10 hari) dan ia berhak
untuk mewarisi harta peninggalan suaminya.
b. Iddah quru, wanita yang masih haid adalah 3 kali quru (suci/haid)
c. Iddah syhur (menopause/wanita yg tidak haid) adalah 3 bulan
d. Iddah hamil, sampai melahirkan dan masih berhak atas belanja,
pakaian, dan tempat tinggal.
e. Istri yang belum pernah dicampuri, maka tanpa masa iddah.
J. RUJUK
Rujuk, yaitu kembalinya suami istri pada ikatan perkawinan selama
masih dalam masa iddah.
HUKUM RUJUK
1. Sunnah, apabila untuk memperbaiki masa lalunya.
2. Wajib, apabila kewajiban suami belum disempurnakan.
3. Makruh, apabila dengan cerai akan lebih baik bagi keduanya.
4. Haram, apabila rujuknya untuk menyakiti istri
K. HIKMAH PERKAWINAN
1. Memeperoleh keturunan yang sah.
2. Menghindarkan diri dari kemaksiatan
3. Memperkuat tali persaudaraan
Kelompok 5
4. Menenteramkan jiwa
5. Memupuk rasa tanggung jawab
Kelompok 5