Anda di halaman 1dari 5

LUKA BAKAR

DEFINISI :
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api,cairan panas, listrik, dll) atau zatzat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).
TINDAKAN TERPENTING :
Segera menghentikan paparan panas
Mencegah meluas dan mendalamnya kerusakan jaringan kulit
Mencegah dan mengatasi infeksi
Mencegah kontraktur dan perlengketan jari tangan/kaki
Segera tentukan diagnosis dengan mencantumkan derajat dan berat luka bakar
DERAJAT LUKA BAKAR (BERDASARKAN KEDALAMANLAPISAN KULIT YANG
TERKENA)
Derajat 1: mengenai lapisan luar epidermis, kulit merah, sedikit oedem, dan
nyeri

Derajat 2: mengenai epidermis dan sebagian dermis, terbentuk bulla,sedikit


oedem,nyeri berat. Bila bulla pecah tampak agak kemerahan

Derajat 3: mengenai seluruh lapisan kulit, lesi pucat, warna kecoklatan


dengan permukaan lebih rendah dari bagian yang tidak terbakar

BERATNYA LUKA BAKAR (BERDASAR DERAJAT DAN LUASNYA KULIT YANG


TERKENA)
Ringan : luka bakar derajat I atau derajat I atau derajat II seluas <> 20% atau
derajat III seluas > 10% atau mengenai wajah, tangan-kaki, alat
kelamin/persendian sekitar ketiak atau akibat listrik tegangan tinggi (> 1000 V)
atau dengan komplikasi patah tulang/kerusakan jaringan lunak/gangguan jalan
nafas
PERHITUNGAN LUASNYA LUKA BAKAR
Anak-anak (dihitung menurut rumus Lund dan Browder : dalam %), sedangkan
dewasa (dihitung menurut rumus Rule of Nine)
PERTOLONGAN PERTAMA (DI TEMPAT KEJADIAN):
1. Matikan api dengan memutuskan hubungan (suplay) Oksigen dengan menutup
tubuh penderita dengan selimut, handuk, seprai, karung, dll
2. Perhatikan Keadaan Umum penderita
3. Pendinginan:
Buka pakaian penderita
Rendam dalam air atau air mengalir 20 30 menit, derah wajah dikompres air
Yang disebabkan zat kimia: selain air dapat dapat digunakan NaCI (untuk zat
korosif) atau gliserin (untuk fenol)
4. Mencegah infeksi:
Luka ditutup dengan perban/ kain kering bersih yang tidak dapat melekat pada
luka
Penderita ditutup kain bersih
Jangan beri zat yang tidak larut dalam air seperti: mentega, menyak, kecap,
pasta gigi,telor, dll
5. Rujuk ke Puskesmas
6. Perhatian: pendinginan tidak ada gunanya jika luka bakar > 1 Jam.
PENATALAKSANAAN:
Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning,
chemoprophylaxis, covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk
pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling, baru
selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan
Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian

yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada
fase cleaning.
Cooling :
Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir
selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal,
terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam
setelah kejadian luka bakar
Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan
rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang
terlokalisasi
Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut
(vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko
hipotermia
Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram
dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab
luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru
disiram air yang mengalir.
Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa
sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan
lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang
lebih dalam dari superficial partial- thickness. Pemberian krim silver
sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar
superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan
hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan
Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat
luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan
lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk
mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit
akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya,
menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan
penghilang nyeri berupa : Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg
Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus Morphine
(I.M-intramuskular) 0,2mg/kg
Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tana bahaya dari
ABC (airway, breathing, Circulation)
Airway and breathing
Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga

(black sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah.
Luka bakar pada daerah orofaring dan leher membutuhkan tatalaksana intubasi
(pemasangan pipa saluran napas ke dalam trakea/batang tenggorok) untuk
menjaga jalan napas yang adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas
kesehatan yang lengkap.
Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar
untuk perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui
infus) diberikan bila luas luka bakar >10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan
cairan melalui mulut. Cairan merupakan komponen penting karena pada luka
bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui penguapan karena kulit yang
berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana terjadi
perembesan cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah
yang mengakibatkan timbulnya pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi
dalam jumlah yang banyak dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam
pembuluh darah dapat berkurang dan mengakibatkan kekurangan cairan yang
berat dan mengganggu fungsi organ-organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl
0,9%/normal Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya
dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi dengan luka bakar. Jumlah cairan
yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc x berat badan (kg) x
%TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan adalah
4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan
1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x
%TBSA) diberikan setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya
dalam 16 jam berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat
dilihat dari produksi urin yaitu 1cc/kgBB/jam.
Pemberian anti tetanus diperlukan pada luka-luka sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Disertai patah tulang


Luka yang menembus ke dalam
Luka dengan kontaminasi benda asing (terutama serpihan kayu)
Luka dengan komplikasi infeksi
Luka dengan kerusakan jaringan yang besar (contoh luka bakar)
Luka dengan kontaminasi tanah, debu atau produk cairan atau kotoran
kuda
7. Implantasi ulang dari gigi yang tanggal.
Menurut derajat Luka Bakar
Derajat 1: cuci dengan larutan antiseptik dan beri analgesik. Bila mengenai
daerah muka, genital rawat inap
Derajat 2: inj. ATS 1500 IU im atau inj. Tetanus Toksoid (TT) 1 ml im

Derajat 2 tidak luas tetapi terbuka : dicuci dengan larutan antiseptik, ditutup
kasa steril, beri zalf levertran. Bila tidak ada tanda infeksi, kasa diganti tiap 2
minggu
Derajat 3: rujuk ke RSUD dengan infus terpasang
Menurut Beratnya Luka Bakar
Ringan tanpa komplikasi: berobat jalan
Sedang: sebaiknya rawat inap untuk observasi
Berat : rujuk ke RSUD dengan infus terpasang
Rujukan
Keadaaan dimana luka bakar perlu untuk dirujuk :
Luka bakar Partial thickness (superficial) dengan luas daerah >10%, kecuali luka
bakar yang sangat superfisial
Semua luka bakar full thickness, kecuali daerah yang sangat kecil
Semua luka bakar yang mengenai wajah, mata, telapak tangan, telapak kaki,
genitalia, perineum (sekitar anus) sekalipun daerah luka bakar kurang dari 510%
Luka bakar yang melingkar
Luka bakar oleh cairan kimia
Luka bakar akibat aliran listrik (termasuk petir), disebabkan kerusakan jaringan
dalam tubuh dapat terjadi akibat aliran listrik yang masuk ke dalam tubuh
Luka bakar yang mencederai saluran napas
Luka bakar pada usia kurang dari 12 bulan
Luka bakar kecil pada pasien dengan permasalahan sosial, termasuk pada anak
yang berisiko tinggi

Anda mungkin juga menyukai