Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sklerosis Multipel
Sklerosis Multipel atau Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit
autoimun yang menyerang mielin otak dan medula spinalis. Karena itulah
pada penyakit ini mielin otak dan medula spinalis tidak dapat berfungsi
dengan baik untuk melindungi syaraf dan melancarkan pengiriman impuls
secara cepat sehingga tubuh dapat terkoordinasi dan melakukan kegiatan
gerakan secara lembut serta cepat menanggapi rangsangan.
Pada tubuh penderita MS, sistem kekebalan tubuhnya menyerang dan
merusak mielin karena menganggapnya sebagai benda asing. Imun yang
seharusnya melindungi malah merusak. Akibatnya mielin menjadi terluka dan
mengalami pengerasan. Bila mielin rusak maka proses rangsangan dan respon
ke otak akan terganggu. Selain itu rusaknya lapisan mielin memungkinkan
terjadinya serangan benda asing atau organisme berbahaya seperti virus dan
bakteri pada sistem saraf pusat.
2.2 Penyebab Sklerosis Multipel
Para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab sistem kekebalan
tubuh yang menyerang mielin. Tetapi ada suatu hipotesa dimana hal tersebut
diduga karena adanya pengaruh dari virus yang mengganggu sistem
kekebalan tubuh dan mengubah sistem. Terdapat satu dugaan dimana virus
penyebab MS adalah virus biasa seperti virus herpes dan virus campak. Virusvirus tersebut diduga mengaktifkan sel darah putih yang terdapat dalam darah
yang mengalir menuju otak.
Rusaknya mielin pada penderita MS disebabkan oleh aktifnya limfosit
T sehingga sel tersebut mengalami autoreaktivitas dan mampu mengenali
protein target pada mielin dan menganggapnya sebagai sel yang berbahaya
bagi tubuh.

2.3 Faktor Penyebab Sklerosis Multipel


1. Lingkungan
Data menunjukan bahwa paparan agen lingkungan sebelum
pubertas dapat mengembangkan MS di kemudian hari. Sedangkan
hubungannya dengan vitamin D (yang dapat diproduksi secara alami
karena paparan sinar matahari) menunjukkan bahwa orang yang tinggal di
daerah khatulistiwa terpapar sinar matahari sepanjang tahun sehingga
produksi vitamin D lebih tinggi yang berdampak menguntungkan terhadap
sistem kekebalan tubuh dan membantu melindungi tubuh terhadap
penyakit autoimun seperti MS.
2. Genetik
Sebagian penyebab MS kemungkinan karena faktor turunan
(genetik) yang berkontribusi terhadap peningkatan resiko MS. Adanya
riwayat keluarga meningkatkan resiko MS terutama saudara tingkat
pertama beresiko 1%-5%. Beberapa peneliti berteori bahwa MS
berkembang karena seseorang lahir dengan kecenderungan genetik untuk
berinteraksi terhadap beberapa faktor lingkungan, yang setelah orang
tersebut terpapar, akan memunculkan reaksi autoimun.
3. Infeksi
Paparan awal terhadap virus, bakteri, dan mikroba lainnya selama
masa anak-anak dapat memicu terkena MS. Menurut National MS Society
(2012) beberapa alasan virus dapat menjadi penyebab MS adalah :

Virus diketahui dapat menyebabkan penyakit dimielinsasi pada hewan


dan manusia.

Studi epidemiologi menunjukkan bahwa paparan agen infeksi


merupakan penyebab yang berjalan lambat antara paparan awal dengan
munculnya gejala klinis.

Peningkatan antibodi dengan virus yang berbeda telah ditemukan


dalam darah dan cairan serebrospinal orang yang menderita MS.

Beberapa agen infeksi tersebut antara lain Eppstein-Barr, virus


campak (rubella), Canine distamper, human herpes virus-6, dan
Chlamydia penumonia.
4. Imunologi
Secara umum MS melibatkan proses autoimun yaitu, respon
abnormal dari sistem kekebalan tubuh yang menyerang mielin
(kompleks protein lemak yang melapisi dan mengisolasi serabut atau
tonjolan saraf) pada sistem saraf pusat (pada otak, sumsum tulang
belakang, dan saraf optik).
5. Hormon
Hormon termasuk juga hormon seks dapat memepengaruhi dan
dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh. Karena itulah kebanyakan
penderita MS merupakan wanita usia 20-40 tahun sebab wanita
memiliki hormon yang lebih banyak dibandingkan pria.
2.4 Klasifikasi Sklerosis Multipel
Sklerosis multipel diklarifikasi menjadi 4 kelompok :
1. Relapsing Remitting MS (RMMS)
Pada MS ini, terjadi beberapa kekambuhan (serangan) yang
tidak terduga. Serangan ini berlangsung dalam waktu yang bervariasi
(dalam hitungan hari atau bulan) atau dapat pulih secara parsial atau
total. Jenis ini dapat bersifat tidak aktif selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun.
2. Benign MS (MS Jinak)
MS jinak hanya dapat diidentifikasi ketika adanya gejala ringan
yang timbul pada masa 10-15 tahun setelah serangan dan pada awalnya
dapat dikategorikan sebagai MS hilang-timbul.
3. Secondary Progressive MS (MS Progresif Sekunder)
MS tipe ini seringkali disertai kekambuhan terus-menerus.

4. Primary Progressive MS (MS Progresif Primer)


MS tipe ini ditandai dengan tidak adanya serangan yang parah,
tetapi ada serangan-serangan kecil yang terus memburuk.
2.5 Gejala Sklerosis Multipel
Gejala-gejala umum yang dialami oleh penderita MS :
1. Gangguan penglihatan : penglihatan menjadi kabur, neuritis optikal,
kebutaan.
2. Gangguan pada sistem koordinasi : tubuh gemetar, kehilangan
keseimbangan, tubuh kaku, ketidakstabilan berjalan, lemah pada
anggota gerak.
3. Gangguan indra perasa : rasa gatal pada tubuh, nyeri pada wajah, nyeri
otot, kebas, terasa seperti ditusuk jarum.
4. Gangguan kemampuan bahasa : bicara menjadi tidak lancar, perubahan
pada ritme berbicara, susah menelan.
5. Gangguan pada kandung kemih : sering buang air besar, tidak dapat
menahan kencing, tidak dapat buang air kecil dengan tuntas.
6. Gangguan pada usus : sembelit, diare.
7. Gangguan seksual : impoten, hilang gairah.
2.6 Penanganan dan Pencegahan
1. Menghindari stres.
2. Menghindari suhu ekstrim, terutama panas.
3. Berolahraga secara teratur.
4. Istirahat yang cukup.
5. Makan makanan yang sehat kaya buah-buahan, sayuran, dan bijibijian.
6. Minum cukup cairan.
7. Menjaga berat badan yang sehat.
8. Mendapatkan dukungan emosional.
9. Mengkonsumsi vitamin D.
10. Meningkatkan asupan lemak esensial, baik hewani maupun nabati.

11. Kurangi gula, khususnya fruktosa.


12. Hindari aspartam dan jus buah kaleng atau botol sebab aspartam dapat
dengan

cepat

dimetabolis

menjadi

metanol

yang

merupakan

neurotoksin.
13. Perbanyak makan-makanan nabati yang belum diolah.
14. Kontrol kadar zat besi. Kelebihan zat besi dapat merusak endothelium
dan merusak DNA.

DAFTAR PUSTAKA
E., Riwanti, Sklerosis Multipel, 2014, Departamen Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, RUSPN Cipto Mangunkusumo Jakarta;
Indonesia
J., Isokandar, Multiple Sclerosis, 2002, Fakultas Kedokteran Bagian Bedah
Universitas Sumatera Utara Medan; Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai