Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

SISTEM PNEUMATIK DAN HIDROLIK


(P-1 SISTEM PNEUMATIK)
WORKSHOP INSTRUMENTASI

Disusun Oleh :
Fajar Sunariyadi
2414 031 036
Asisten :
Fathur Rozi
2413 031 004
PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN
INSTRUMENTASI
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015

ABSTRAK
Sistem pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara bertekanan,
baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di bawah 1 atmosfer (vacum). Sistem
pneumatic memiliki aplikasi yang luas karena udara pneumatik bersih dan mudah didapat.
Banyak industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti
industry makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun industri
yang lain. Belajar pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua industri
sekarang memanfaatkan sistem pneumatik.
Dalam sistem pneumatik terdapat komponen-komponen utama yaitu seperti
kompresor, regulator and gauge( Air Service Unit ) , saluran pipa,directional valve dan
silindr kerja. Pada sistem pneumatik silinder kerja (Aktuator) ada dua jenis yaitu single
acting dan double acting. Pada percobaan kali ini silinder yang digunakan adalah silinder
double acting yang digunakan untuk menekan plastisin yang bertujuan mengetahui
perbandingan antara tekanan, luas penampang dan besar gaya yang dikeluarkan. Semakin
luas permukaan penampangnya dan semakin besar tekanan yang diberikan maka gaya
yang dibutuhkan akan semakin besar pula. Hal itu terbukti dari ketinggian plastisin yang
berkurang lebih banyak saat besar P = 15 Psi dan gaya yang dihasilkan pun juga semakin
besar. Yang mana dapat kita ketahui perbedaan atau penerapan dari rumus dasar hukum
pascal. Sehingga kita juga dapat mengetahui penerapan dari fungsi system pneumatic itu
sendiri.
Kata kunci : Pneumatik , Regulator, Gauge, Aktuator

ii

ii

ABSTRACT
Pneumatic systems are always associated with the use of compressed air
technique, well above 1 atmosphere pressure and under 1 atmosphere pressure (vacuum).
So that is the study pneumatic technique of using compressed air (compressed air).
Antiquity most people often use compressed air for various purposes are still limited,
among others, the tire air pressure car / motorcycle, release of peleknya car tires, clean
the dirt, and the like. Now, pneumatic systems have wide applications because pneumatic
air is clean and easy to obtain. Many industries that use pneumatic systems in production
processes such as food industry, pharmaceutical industry, packaging industry and other
industrial goods. Learning pneumatic very useful because almost all industries now take
advantage of a pneumatic system.
In pneumatic systems are key components such as compressors, namely, regulator
and gauge (Air Service Unit), pipeline, directional valve and silindr work. In the
pneumatic cylinder system (actuators) there are two types of single acting and double
acting. In this experiment used cylinder is double acting cylinders are used to suppress
plasticine which aims to find a comparison between the pressure, cross-sectional area
and a large force exerted. The more cross-sectional surface area and the greater the
pressure exerted the force required will be greater. It was evident from the reduced height
plasticine more great moments P 15 Psi and the force generated was also getting bigger.
Which we can know the difference or the application of the basic formula pascal law. So
that we can also determine the application of pneumatic system function itself.
Keywords: Pneumatic, Regulator, Gauge, Actuator

iii

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat , hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Sistem Pneumatik dan Hidrolik. Kami juga menyampaikan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Maksud kami menulis Laporan Praktikum Pneumatik dan Hidrolik ini
adalah untuk mendaftar hasil praktikum kami, agar permasalahan yang kami
temui saat praktikum bisa berguna untuk orang lain. Kami sadar dalam
penyusunan laporan ini banyak terdapat kekurangan, baik materi maupun kata
kata yang kami gunakan oleh karena itu kami dengan kerendahan hati meminta
maaf kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran untuk perbaikan
laporan ini.
Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua.

Surabaya, April 2015

Penulis

iv

DAFTAR ISI
Halaman Cover.................................................................................................................
Abstrak.............................................................................................................................
Abstract...........................................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................................
Daftar Gambar...............................................................................................................
Daftar Tabel...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................................
1.4 Sistematika Laporan....................................................................................................
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Sistem Pneumatik......................................................................................
2.2 Komponen Sistem Pneumatik.....................................................................................
2.3 Bagian-bagian Kerja Pneumatik..................................................................................
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat Yang Digunakan...................................................................................................
3.2 Prosedur Percobaan.....................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.............................................................................................................................
4.2 Pembahasan.................................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................................
Lampiran........................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kompresor.................................................................................4
Gambar 2.2 Regulator dan Gauge.................................................................4
Gambar 2.3 Selang Udara.............................................................................5
Gambar 2.4 Macam DCV..............................................................................5
Gambar 2.5 Silinder Single Acting................................................................6
Gambar 2.6 Silinder Double Acting..............................................................6
Gambar 4.1 Grafik P-F..................................................................................8
Gambar 4.2 Grafik A-F.................................................................................9

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Data Hasil Pengamatan.........................................................7
Tabel 4.1 Tabel Data Percobaan.....................................................................8

vii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fluida merupakan salah zat-zat yang bisa mengalir yang mempunyai partikel
kecil sampi kasat mata dan mereka dengan mudah untuk bergerak serta berubahubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk
sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang. Salah
satu contohnya adalah udara.
Secara umum, udara dimaknai sebagai campuran berbagai gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau yang memenuhi ruang permukaan bumi. Menurut
wikipedia, udara didefinisikan sebagai campuran gas yang terdapat di permukaan
bumi, mengandung 78% nitrogen, 21% oksigen, 1% uap air, karbondioksida, dan
bernagai jenis gas lainnya. Sedangkan pengertian udara menurut KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia) adalahcampuran berbagai gas yang tidak berwarnadan
tidak berbau yang memenuhi ruang di atas bumi seperti yang dihirup saat
bernapas; ruang di atas bumi yang berisi hawa; segala sesuatu yang berhubungan
dengan penerbangan; suasana. Sebagai suatu gas yang ada di permukaan bumi,
udara memiliki istilah lain dalam bidang ilmu pengetahuan, yakni atmosfer.
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubuni bumi yang memiliki 4 lapisan,
yakni troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer.
Berbicara tentang udara, sebuah teori atau pengetahuan tentang udara yang
bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan.
Yang merupkan teknik pemakaian udara bertekanan. Semua itu mengerucut pada
Pneumatik. Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu pneuma yang
berarti napas atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik
penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di
bawah 1 atmosfer (vacum). Yang dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam
industri (dunia perusahaan dan khususnya dalam teknik mesin) merupakan ilmu
pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya
atau suatu gerakan. Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik dapat
diartikan sebagai teknik udara mampat (compressed air technology). Sedangkan
dalam pengertian teknik pneumatik meliputi : alat-alat penggerakan, pengukur-an,
pengaturan, pengendalian, penghubungan dan perentangan yang meminjam gaya
dan penggeraknya dari udara mampat. Dalam penggunaan sistem pneumatik
semuanya menggunakan udara sebagai fluida kerja dalam arti udara mampat
sebagai pendukung, pengangkut, dan pemberi tenaga.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
a. Bagaimana pronsip kerja dari penumatik ?
b. Bagaimana fungsi dari sistem pneumatik ?
c. Bagaimana mengaplikasikan sistem pneumatik dalam pengendalian
proses ?
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pada praktikum ini adalah :
a. Memahami dan menjelaskan prinsip kerja dari pneumatik
1

b. Mengetahui dan memahami fungsi dari sistem pneumatik


c. Mengetahui dan memahami pengaplikasian dari sistem pneumatik dalam
pengendalian proses
1.4 Sistematika Laporan
Adapun sistematika pada laporan praktikum ini terdiri dari 5 bab. BAB I
Pendahuluan, pada bab I berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
percobaan, dan sistematika laporan. BAB II Dasar Teori, pada bab II berisi
tentang pengertian sistem pneumatik, komponen sistem pneumatik, dan bagianbagian pneumatik. BAB III Metodologi Percobaan, pada bab III berisi tentang
alaat yang digunakan dan prosedur percobaan. BAB IV Analisa Data dan
Percobaan, pada bab IV berisi tentang analisis data dan pembahasan. BAB V
Kesimpulan dan Saran, pada bab V berisi tentang kesimpulan dan saran

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Sistem Pneumatik
Pneumatik berasal dari kata Yunani yaitu pneuma yang berarti udara. Jadi
Pneumatik adalah ilmu yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang
berkaitan dengan udara. Perangkat Pneumatik bekerja dengan memanfaatkan
udara yang dimampatkan (compressed air).
Dalam hal ini udara yang dimampatkan akan didistribusikan kepada sistem
yang ada sehingga kapasitas sistem terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan udara
yang dimampatkan kita memerlukan Compressor. Dalam penerapannya sistem
pneumatik biasanya digunakan sebagai sistem automasi.
Keuntungan penggunaan sistem pneumatik :
a. Ketersediaan yang tak terbatas
b. Mudah disalurkan
c. Aman
d. Dapat disimpan
Kelemahan penggunaan sistem pneumatik :
a. Mudah terjadi kebocoran
b. Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara
c. Menimbulkan suara bising
Adapun ciri-ciri daripada perangkat sistem pneumatik yang tidak dipunyai
oleh sistem alat yang lain, adalah sebagai berikut :
a. Sistem pengempaan, yaitu udara disedot atau diisap dari atmosphere
kemudian dimampatkan (dikompresi) sampai batas tekanan kerja tertentu
(sesuai dengan yang diinginkan). Dimana selama terjadinya kompresi ini
suhu udara menjadi naik.
b. Pendinginan dan Penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik
suhunya harus didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan
sampai ke obyek yang diperlukan.
c. Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi
dan melakukan kerja ketika diperlukan.
d. Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke
atmosphere (dibuang).
2.2 Komponen Sistem Pneumatik
Berikut ini adalah komponen utama dari sistem pneumatik
a. Kompressor
Kompressor digunakan untuk menghisap udara di atmosfer dan
menyimpannya kedalam tangki penampung atau receiver. Kondisi udara
dalam atmosfer dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Kompresor yang biasa digunakan ada 2 macam yaitu :
1. Kompresor langkah positif (positive-displecement)
Pada kompresor langkah positif ada dua jenis :
a. Kompresor bolak-balik (reciprocating) input terbagi lagi jadi dua
yaitu : dengan mempergunakan piston (piston compressor) dan
dengan mengunakan diapragma (diaphragma compressor).

b. Kompressor berputar (rotary compressor) terbagi lagi menjadi


beberapa bagian yaitu : slinding vane rotary compressor (balingbaling), two axial screw compresor (kompressor ulir) dan root
blower.
2. Kompressor turbo (turbo compressor)
Kompresor ini tidak cocok apabila digunakan sebagai sumber
(pengolah) udara yang dimampatkan untuk pneumatik, hal ini disebabkan
kerena tekanan udara yang dihasilkan terlalu besar.

Gambar 2.1 Kompresor


b. Regulator and Gauge
Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap sistem pneumatik.
Regulator adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur supply udara
terkompresi masuk ke sistem pneumatik. Sedangkan gauge berfungsi sebagai
penunjuk besar tekanan udara di dalam sistem. Keduanya dapat berupa sistem
mekanis maupun elektrik.

Gambar 2.2 Regulator dan Gauge


c. Saluran Pipa
Pipa adalah sebuah selongsong bundar yang digunakan untuk mengalirkan
fluida -cairan atau gas. Pipa sendiri di bedakan menjadi dua istilah, piping dan
pipeline. Piping di gunakan untuk istilah pipa yang mengalirkan dari satu
tempat ke tempat lain dalam jarak yang berdekatan, sedangkan pipa yang
digunakan berukuran relatif kecil. Sedangakan pipeline istilah tersebut

digunakan untuk mengalirkan fluida dari satu fasilitas (plant) ke plant yang
lain, dan biasanya ukurannya sangat besar. Pipa-pipa digunakan untuk
mendistribusikan udara terkompresi dari kompresor atau tanki akumulator ke
berbagai sistem aktuator.

Gambar 2.3 Selang Udara


d. Directional Valve
Directional valve atau katub pengatur arah yang instalasinya berada tepat
sebelum aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja aktuator dengan cara
mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau keluar dari aktuator.

Gambar 2.4 Macam DCV

2.3 Bagian-Bagian Kerja Pneumatik


Silinder kerja merupakan komponen utama yang berfungsi untuk merubah
dan meneruskan daya tekanan fluida, dimana fluida akan mendesak piston untuk
melakukan gerak maju mundur. Ada dua tipe silinder kerja yang digunakan dalam
sistem pneumatik, yaitu :
a. Silinder Kerja Single Acting
Silinder kerja jenis ini hanya memiliki satu ruang fluida kerja didalamnya,
yaitu ruang silinder diatas atau dibawah piston. Kondisi yang demkian
mengakibatkan silinder kerja hanya bisa melakukan satu gerakan. Sedangkan
untuk kembali ke posisi semula, ujung batang piston harus didesak oleh
tenaga mekanis.

Gambar 2.5 Silinder Kerja Single Acting


b. Silinder Kerja Double Acting
Silinder kerja double acting adalah silinder kerja yang memiliki dua buah
ruang fluida didalam ruang silinder, yaitu ruang silinder diatas dan dibawah
piston. Hanya saja, ruang fluida diatas piston lebih kecil dibanding ruang
fluida yang dibawah piston, karena sebagian ruangannya tersita oleh batang
piston. Kontruksi tersebut, silinder kerja memungkinkan untuk dapat
melakukan gerak bolak-balik.

Gambar 2.6 Silinder Kerja Double Acting


c. Gaya Piston
Gaya piston yang diihasilkan oleh silinder bergantung pada tekanan udara,
diameter silinder dan tahanan gesekan dari komponen perapat. Gaya piston
secara teoritis dihitung menurut rumus berikut :

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat Yang Digunakan
Dalam praktikum kali ini, alat yang digunakan adalah :
a. Kompresor
b. Selang Pneumatik
c. DCV 5/2
d. Air Service Unit
e. Piston Double Acting
f. Plastisin Mainan (tinggi 5 cm, luas alas 4 cm2)
3.2 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan dalam praktikum sistem pneumatik ini adalah sebagai
berikut :
a.
Kompresor untuk pengisian udara dinyalakan sampai tekanan 2 Bar
b.
Luas penampang lempengan silinder ukuran 9 cm2 dipasang ke silinder
double acting
c.
Plastisin diletakkan tepat dibawah dan tengah peampang silinder double
acting
d.
Besar pressure diatur pada air service dari 5 psi, 10 psi, dan 15 psi
e.
Ketinggian awal dari plastisin diukur (H0 = 5 cm)
f.
Push button DCV ditekan hingga silinder menekan plastisin
g.
Ketinggian plastisin diukur setelah mendapat gaya tekan dari silinder (H1)
h.
Langkah b sampai g diulangi dengan menggunakan penampang
lempengan silinder ukuran luas 16 cm2 dan 25 cm2
i.
Hasil percobaan yang telah dilakukan dicatan dan dibuat dalam bentuk
tabel
Tabel 3.1 Tabel Data Hasil Pengamatan
P
A
F
No.
2
(Psi)
(cm )
(N)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
j.
Gaya dorong silinder yang bekerja dihitung
k.
Dibuat grafik hubungan A-F dan P-F

H
(cm)

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan yang kami dapat melalui praktikum Sistem
Pneumatik :
a. Sistem pneumatik adalah sebuah sistem yang menggunakan fluida udara
sebagai tenaga semua komponen pada sistem pneumatik yang
mempunyai fungsi masing-masing, seperti katup input, yang berfungsi
untuk menghubungkan aliran udara terkompresi dari kompresor menuju
aktuator.
b. Air Service Unit adalah salah satu bagian penting dari sistem pneumatik.
Yang berfungsi sebagai filter, regulator dan lubricant. Yang membuat
fluida keluaran dari alat tersebut bisa diatur tekanannya.
c. Terdapat 2 macam aktuator diantaranya silinder single acting dan silinder
double acting .
3.4 Saran
Berikut ini adalah saran-saran selama praktikum :
a. Sebaiknya saat asistensi praktikum lebih diperbanyak lagi supaya bisa
mendapatkan ilmu secara maksimal.
b. Sebelum presentasi harus dimatangkan terlebih dahulu , apa yang akan
dipresentasikan.

10

DAFTAR PUSTAKA
[1]

http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/02/pengertian-atau-definisi-fluidaserta.html (Diakses pada 16 April 2015)


[2]
http://dilihatya.com/2912/pengertian-udara-menurut-para-ahli-adalah (Diakses
pada 16 April 2015)
[3]
Modul Praktikum Sistem Pneumatik dan Hidrolik P1

11

Anda mungkin juga menyukai