EFEK TOKSIK
Respon Toksik :
1. all-or-none type : kematian (LD 50)
2. graded responses.
Tanda adanya ketoksikan diantaranya : perubahan
dari status normal :
berat badan,
jumlah makanan dan minuman,
urin,
berat organ (kemungkinan ada tumor, akumulasi
cairan, trigliserida, hipertropi, induksi enzim)
BIOKIMIA
FUNGSIONAL
STRUKTURAL
HAMBATAN:
RESPIRASI SEL
PASOK ENERGI
CAIRAN, ELEKTROLIT
ANOKSIA
PERNAFASAN
HIPER/HIPOTENSI
PERSARAFAN
DEGENERASI
PROLIFERASI
INFLAMASI
Toksisitas Fungsional
Disebabkan oleh efek farmakologi yang tidak
diperlukan untuk mencapai aksi yang diinginkan
dari obat tsb.
Diberikan pada dosis lazim/konvensional
Sifat reversibel /dapat balik jika obat dihentikan
Contoh :
efek sedasi pada terapi obat antihistamin.
Perubahan tekanan darah
Perubahan suhu
Perubahan respon terhadap stimulus
Perubahan Biokimia
Mengacu pada perubahan yg tidak
menimbulkan bukti kasar dari patologi organ,
melainkan dapat dideteksi dg metode kimia
yg sesuai.
Melibatkan kerja enzim dalam jalur
metabolisme
Penghentian obat segera timbal balik jika
mekanisme homeostasis normal bekerja
pada diri subyeknya.
Contoh : terapi hormonal perubahan
hormonal.
Toksisitas Struktural
Perubahan nyata dalam struktur suatu
organ, jaringan, atau sel menyangkut juga
perubahan biokimia dan fungsional.
Perubahan mungkin ringan berat
Sifat terbalikkan tak terbalikkan
Contoh :
Ringan & reversibel :anestesi kloroform
infiltrasi lemak hati
Berat & irreversibel : fenotiazin katarak
TAK TERBALIKKAN
CIRI KHAS ?
CIRI KHAS?
SIFAT TERBALIKKAN
Kadar racun habis reseptor kembali
seperti semula
Efek toksik cepat kembali normal
Ketoksikan tergantung takaran
HATI
Cholestatic Damage
Pengaruh dari biliary system, dan menyebabkan
bile stasis atau kerusakan pada bile ducts,
ductules, atau canaliculi.
Contoh:
chlorpromazine merusak hepatosit,
rifampicin mempengaruhi transport bilirubin dan
menyebabkan hyperbilirubinemia.
icterogenin menyebabkan bile stasis dan
penumpukan bilirubin di canaliculi kerusakan
hepatosit
Cirrhosis
Lesi kronik hasil pengulangan kerusakan
dan tidak bisa diperbaiki.
Hepatocyte or cholestatic damage
cirrhosis.
Carbon tetrachloride menyebabkan cirrhosis
setelah pemejanan berulang,
Ethionine dan alcohol tidak dapat
menyebabkan nekrosis akut, tetapi dapat
menyebabkan cirrhosis setelah pemejanan
berulang.
Vascular Lesions
Monocrotaline : menyebabkan directly cytotoxic
pada sinusoidal and endothelial cells, causing
damage and occlusion of the lumen ischemic
damage to the hepatocytes Centrilobular
necrosis veno-occlusive
Pemejanan berulang sirosis
Contoh lain : pyrrolozidine alkaloid
(Heliotropium, Senecio, and Crotolaria species)
Liver Tumor
Benign and malignant liver tumors may
arise from exposure to hepatotoxins and
can be derived from various cell types.
Contoh:
Kontrasepsi steroid : adenoma
Aflatoxin B1 dan dimethylnitrosamine
hepatocellular carcinomas
Vinyl chloride hemangiosarcomas
Proliferation of Peroxisomes
Peroxisomes (microbodies) : organel dalam sel untuk
metabolisme oksidatif dari lemak dan jalur metabolik
oksidatif lain.
Contoh:
Clofibrate (obat hipolipidemik), setelah 28 hari dipaparkan:
Phthalate esters (plasticizer),
jika dipaparkan pada tikus maka meningkatkan:
jumlah peroxisomes (140%); berat hati (3.98.5% dari BB),
jumlah DNA (1.52), RNA dan protein synthesis; enzyme boxidation seperti palmitoyl CoA oxidase (615, tetapi enzim
lain bisa sampai 150 kali), CYP-450 yang memetabolisme
asam lemak seperti asam laurat (CYP4A1 5-10)