Anda di halaman 1dari 2

Akhwat ASLI apa PALSU ???

Posted Desember 27, 2009 by sukadukakehidupan in CurHat, dear Diary, JuSt


sHaRin9, REnungan Hati, Tulisanku. Ditandai:cEriTa, CurHat, fakta??, hikmah,
perasaan hati, PiKiRku, TuLisku, Une9-unEg. 2 Komentar
1 Votes
bagaimana cara mengidentifikasi akhwat yang asli di zaman sekarang? Karena
kini banyak akhwat berjilbab panjang namun kok masih titik-titik.
pertanyaan di atas aku kutip dari suatu artikel di blog tetangga, yg juga aku copy
ke blog ini, sebagai tanda peringatan, wabilkhusus buat pribadiku sendiri.
pertanyaan itu seakan khusus dilempar ke diriku. akhwat asli apa palsu? akhwat
sejati apa akhwat-akhwatan? judul yg sering terlintas di pikiranku dengan sejuta
ide dari sekelilingku yg belum sempat aku tuangkan.
lalu, aku akhwat atau akhwat2an? aku sendiri ga pernah merasa sebagai seorang
akhwat 100% yg orang anggap faham dengan ilmu2 agama islam. Tidaak. aku
masih jauh dari sempurna. malu aku, klo harus disanding atau dibanding2kan
dengan teman2ku yg kebanyakan aktivis dakwah itu. siapa aku, yg sering
disebut akhwat? aku tersanjung. yahh.. tapi sering malu sendiri karena
merasa ngga pantas. Aku merasa jauuh, beda jauuh dengan akhwat2 sejati
sesungguhnya.
Maaf, bukan maksud mau mempersoalkan istilah, gelar sosial atau apapun.
Akhwat itu kan artinya ngga lain dan ngga bukan berarti saudara perempuan,
jadi mereka temen2 yg berjenis kelamin perempuan bisa disebut akhwat dalam
bahasa arabnya. Namun istilah itu ternyata tidak sesederhana yang aku
terjemahkan. di kalangan kampus dan para aktivis dakwah, akhwat itu suatu
sebutan gelar khusus (yang levelnya lebih tinggi) bagi para perempuan yg
berjilbab panjang. Orang yg berjilbab panjang dipandang dan dianggap sebagai
org yg faham islam, berakhlak bagai malaikat, lemah lembut dan sabar. ya,
begitulah kurang lebih pandangan orang pada seorang akhwat. Ekstrimnya, bila
seorang belum berjilbab panjang masih belum bisa dikatakan akhwat. Wallahu
alam. entahlah awal mula tradisi ini dari mana
Menurutku, salah banget klo menilai org, dlm hal ini perempuan, hanya dari
panjang pendek jilbabnya.
Aduh, aku ga mau terjebak ngomongin orang deh. mending berkaca pada diri
sendiri aja. Alhamdulillah aku berjilbab. dan aku berjilbab karena panggilan hati
nurani, insya Allah dalam rangka taat pada perintah Allah. Dulu, waktu sekolah,
klo ada acara yg diharuskan memakai jilbab, berat sekali rasanya. Ngga
betahlah, Noraklah. Astaghfirullah.. Tapi alhamdulillah selepas lulus sekolah,
Keinginanku itu besar banget utk berjilbab. Kebetulan, karena aku juga semakin
ngga nyaman keluar rumah hanya dengan jins dan kaos oblong/ kemeja lengan
sesiku, rasanya kya telanjang. padahal aku bukan org yg suka pake baju irit
bahan, tapi tetep aja ngerasa ada yg kurang meski pakaianku longgar.

Alhamdulillahsetelah berjilbab, rasanya nyaman banget, klo keluar rumah lebih


tenang, dan laki2 di jalanan lebih menghargaiku.
Pertama aku pakai jilbab, memang ga langsung panjang, tapi bertahap. masih
jilbab mini, belum menutup dada total. Sampe sini, aku juga ga betah. masih
merasa ga nyaman. akhirnya secara bertahap, alhamdulillah. sekarang aku
nyaman dengan jilbab yg aku kenakan sekarang yg insya Allah syari.
Akhirnya mulailah aku disebut sebagai akhwat. Beratnya adalah, kalau orang lain
sudah menganggap akhwat itu laksana malaikat yang berhati emas tanpa cela
sedikitpun. Huahh. emang sih, ada akhwat yg seperti itu. tapi klo aku.
siapa aku. Jauuh.., klo orang memujiku itu karena Allah sedang menutup
aib2ku. klo aku dipandang hebat, itu karena dukungan orang2 sekelilingku dan
rahmat dari Allah,,, padahal aku ini . (cukup hanya aku dan Allah SWT yg
tau, karena seorang muslim dilarang membuka aib yg sudah Allah tutupi.
Baiknya Allah..^^),, Intinya masih harus perbaiki diri terus menerus, masih
harus belajar, belajar mendalami islam yg indah biar ngga kalah sama para
orientalis yg pengetahuan islamnya jauh lebih luas daripada org islam sendiri,
belajar bagusin akhlak, karena itulah intinya.. Percuma fisik bagus seperti
ikhwan atw akhwat, pengetahuan agama luas seperti ulama besar, tapi kalau
akhlaknya buruk.ngga ada artinya semua.
Sungguh daku hanya hamba yang hina dina lagi fakir di hadapan Allah. Ngga ada
apa2nya,,,, kalaupun bukan karena izin , nikmat dan karuniaNya, aku bukanlah
siapa2. Mungkin tanpa belas kasihNya, aku hanyalah seperti debu yang
berterbangan, yg ga jelas akan berlabuh kemana.
Astaghfirullah
Alhamdulillah
Sungguh kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan kebenaran datang
bersumber dari Allah SWT.
http://sukadukakehidupan.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai