Presentatiopn Lapkas Hiv
Presentatiopn Lapkas Hiv
PENDAHULUAN
Latar belakang
HIV atau Human Immunodeficiency Virus,
merupakan virus yang menyerang dan
melemahkan sistem imun manusia dan dapat
menyebabkan penyakit AIDS yaitu Acquired
Immunodeficiency Syndrome.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel
leukosit ( sel darah putih ) yang bertugas
dalam melawan infeksi terutama limfosit
yang memiliki CD4.
Sedangkan pada orang dengan sistem imun
yang terganggu (HIV) nilai CD4 semakin lama
akan semakin menurun.
3.2 juta
kasus
1.9 juta baru
KEMENTERIAN KESEHATAN
RI
Faktor Resiko
Seks bebas tanpa pengaman
Memiliki infeksi menular seksual seperti
sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan
vaginosis bakteri;
Berbagi jarum yang terkontaminasi,
jarum suntik dan peralatan suntik dan
obat solusi lain ketika menyuntikkan
obat
Transfusi darah, prosedur medis yang
melibatkan pemotongan yang tidak
steril atau tindik
Transmisi
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia iaitu
darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
Transmisi perinatal daripada ibu yang terinfeksi sama ada
melalui plasenta, melalui kelahiran atau melalui air susu ibu
(ASI).
Kontak seksual dengan penderita Sexually Transmitted
Disease ( STD) terutama yang mempunyai ulserasi seperti
sifilis, chancroid dan herpes atau HIV tanpa proteksi diri
seperti pemakaian kondom.
Hubungan seksual yang bergantian (multiple partners)
Oral seks yang tidak diproteksi juga bisa menyebabkan
resiko transmisi HIV tetapi lebih rendah berbanding anal
atau vaginal seks.
Transfusi darah atau menerima organ atau jaringan yang
terkontaminasi oleh HIV
Penggunaan jarum suntik (pengguna narkoba) yang
berulangan
FASE
KLINIS
serokonversi akut
FASE
KLINIS
Gejala Mayor:
Berat badan menurun
lebih dari 10% dalam 1
bulan
Diare kronis yang
berlangsung lebih dari 1
bulan
Demam berkepanjangan
lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan
gangguan neurologis
Demensia/ HIV
ensefalopati
Gejala Minor:
Batuk menetap lebih
dari 1 bulan
Dermatitis
generalisata
Adanya herpes
zostermultisegmental
dan herpes zoster
berulang
Kandidias
orofaringeal
Herpes simpleks
kronis progresif
Limfadenopati
generalisata
Infeksi jamur
berulang pada alat
DIAGNOSIS
WHO menentukan diagnosis HIV dan
AIDS berdasarkan gejala klinis dan
jenis tes pemeriksaan. Gejala klinis
HIV dan AIDS menurut tahapan dari
WHO dibagi dalam 4 stadium
Stadium 1
Stadium II
Stadium III
Stadium IV
Pemeriksaan laboratorium
i)
Pemeriksaan dasar :
FBC (full blood count)
Pem. Fungsi hati
Pem. Fungsi ginjal : ureum dan kreatinin
Analisa urin
Pem. Feses lengkap
Pemeriksaan penunjang :
A. Tes antibodi terhadap HIV (ELISA, Rapid Test, Western
Blot)
Tes antibodi terhadap HIV digunakan sebagai test skrining,
meliputi enzyme immunoassays atau enzymelinked immunosorbent
assay (ELISA) dan tes serologi cepat (rapid test). Tes Western blot
digunakan untuk memperkuat hasil reaktif dari tes skrining.
Tes menggunakan bahan whole blood.
Antibodi dihasilkan setelah seorang terinfeksi HIV lebih kurang 212 minggu.
Window periode (tahap jendela), dimana pada saat ini antibodi
belum terdeteksi.
Pada tahap window periode kemungkinan bisa dilakukan
pemeriksaan antigen ataupun pemeriksaan viral load.
Pemeriksaan ELISA/EIA
Sejenis tes penyaring.
Pada metode ini yang dideteksi adalah antibodi
terhadap HIV.
Bila tes ini dilakukan pada masa jendela, maka
hasilnya akan negatif karena antibodi terhadap HIV
masih belum terbentuk.
Pemeriksaan darah tidak hanya dilakukan sekali,
tetapi dilakukan dengan menggunakan 3 metode
pemeriksaan (ELISA atau EIA) yang berbeda, dengan
tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang berbeda.
Bila hasil ELISA atau EIA positif, perlu dilakukan
pemeriksaan konfirmasi dengan metode Western
Blot
Pemeriksaan penunjang
B. Tes Viral Load
Viral load HIV adalah jumlah partikel virus HIV yang
ditemukan dalam setiap mililiter darah. Semakin
banyak jumlah partikel virus HIV di dalam darah,
semakin cepat sel-sel CD4 dihancurkan dan semakin
cepat pasien menuju ke arah AIDS. Viral load (VL)
menunjukkan tingginya replikasi HIV dan kecepatan
penghancuran CD4 dan tinggi rendahnya VL
menunjukkan cepat-lambatnya perjalanan penyakit
dan kematian
Viral load HIV dapat diukur dengan PCR. Metode PCR
menyediakan suatu mekanisme untuk mendeteksi
target organisme dengan konsentrasi yang sangat kecil
dengan spesifisitas yang tinggi dan dibuat tiruannya
berlipat ganda sehingga ada tidaknya virus dan bakteri
spesifik serta mutasi materi genetik dapat dideteksi
Komplikasi
System
Neuropsychiatric
HIV-associated
neurocognitive
Common complications
disorders,neuropathy, Primary central nervous system lymphoma
radiculopathy, myelopathy
HIV-associated retinopathy
Cardiovascular
HIV-associated cardiomyopathy
Gastrointestinal
Renal/genitourinary
Emphysema*
HIV-induced enteropathy
related malignancies
HIV-associated nephropathy
Endocrine
Atherosclerosis
Pulmonary
HIV-associated wasting
Lipodystrophy
Hypogonadism,* premature ovarian failure
Musculoskeletal
Myopathy, myositis
Coagulation disorders*
Dermatologic
Eosinophilic folliculitis*
Penatalaksanaan
11 Prinsip terapi untuk HIV oleh The National Institutes of
Health
1. Replikasi aktif HIV mengakibatkan kerusakan sistem kekebalan
tubuh dan pengembangan menjadi AIDS dalam 98% pasien. Untuk
orang dewasa di negara industri, dibutuhkan sekitar 10 tahun untuk
AIDS berkembang setelah infeksi awal tanpa adanya terapi. Pada
sekitar 20% dari orang, penyakit akan berkembang pesat, dengan
perkembangan AIDS dalam waktu 5 tahun dari infeksi.
2. Tingkat HIV RNA (viral load) menunjukkan besarnya replikasi HIV
dan risiko pengembangan penyakit. Viral load dapat meningkat
dengan penyakit akut dan setelah imunisasi, sehingga pengujian HIV
RNA harus ditunda selama 1 bulan dalam situasi seperti ini. Sebelum
memulai terapi, dua spesimen harus diperoleh untuk HIV RNA dalam
1 sampai 2 minggu untuk memberikan data dasar. Disarankan bahwa
viral load diukur lagi 4 sampai 8 minggu setelah inisiasi atau
perubahan terapi. Pengukuran jumlah CD4 sangat penting untuk
menentukan status sistem kekebalan tubuh. Kerentanan terhadap
infeksi oportunistik berkorelasi dengan Jumlah sel CD4, dan
10. Orang dengan infeksi HIV primer akut harus diberikan ART.
Beberapa ahli merekomendasikan bahwa dengan "memukul
HIV keras dan awal" dengan terapi kombinasi, viral load HIV
akan berkurang dan sistem kekebalan tubuh diawetkan,
dengan rendah set point HIV. Ia telah mengemukakan bahwa
pengurangan dari set point virus dikaitkan dengan lebih
menguntungkan klinis berikutnya. Tidak ada bukti bahwa
memulai terapi pada pasien dengan akut serokonversi akan
menyebabkan pemberantasan virus. Dengan tidak adanya
perawatan, viral load menurun kurang dari 1 log per bulan,
dan set point virus adalah mencapai sekitar 4 bulan. Dengan
terapi tiga jenis obat standar, beban HIV menurun sekitar 1
log per minggu.
11. Semua yang terinfeksi HIV, bahkan mereka dengan viral
load tidak terdeteksi, harus dipertimbangkan menular dan
harus diberi konseling tentang cara untuk menghindari
transmisi ini Virus.
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
Tanggal masuk : 21/7/ 2014
ANAMNESE PRIBADI
Nama : Bastanta
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin: Lelaki
Status Perkahwinan
: Belum Menikah
Pekerjaan
: Security Guard
Alamat : Dusun II Desa Namo Rindang
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama
: Mencret
Telaah
: Hal ini telah dialami os 1 bulan ini. Frekuensi
BAB 4-5x/ hari, isi cairan lebih banyak dari ampas, lendir (-),
volume 1/4 aqua gelas, mencret diawali dengan perut
mules. Riwayat BAB hitam, darah tidak dijumpai. Mual
muntah dijumpai sudah 2 minggu, isi muntah
makanan/minuman, frekuensi muntah 3/4x/ hari. Riwayat
muntah darah disangkal. Os mengeluhkan nafsu makan
menurun dalam 3 bulan terakhir ini, disertai penuruna berat
badan sebanyak 15 kg. Riwayat demam berpanjangan
ditemukan dalam 3 bulan terakhir, hilang timbul, demam
tidak terlalu tinggi dan turun dengan obat penurun panas. Os
juga mengeluhkan nyeri ulu hati 1 minggu, terasa seperti
menghisap. Riwayat batuk berdahak (-), batuk berdarah (-),
sesak nafas (-). Riwayat penyakit lain disangkal. Riwayat
melakukan hubungan seksual (+), riwayat bergantian
pasangan (+). Riwayat penggunaan jarum suntik dan narkoba
disangkal, namun terlihat bekas jarum suntikan di tangan
kanan os. Os merupakan peminum alcohol 20 tahun ini.
RPT : Tiada
RPO : Pehatrium F, ARV (tidak jelas)
ANAMNESE ORGAN
Jantung : sesak nafas (-)
Angina pectoris (-)
Edema (-)
Palpitasi (-)
Sirkulasi perifer :
claudication intermitten (-)
Sensorium
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Temperature
: CM
: 110/70 mmHg
: 100x/i
: 24x/i
: 36,7
KEPALA :
Konjungtiva palpebral pucat (+), icterus (-), pupil
(isokor), reflex cahaya direk (+)/ indirek (+),
kesan normal
Telinga/hidung/mulut: DBN
LEHER
Sturma (tidak membesar)
Posisi trakea: medial
TVJ: R-2 cm H2O
TORAK DEPAN
Inspeksi : simetris
Palpasi : sf kanan = kiri, kesan normal
Perkusi : sonor dikeduan lapangan paru
Auskultasi : sp= vesikuler St= (-)
ABDOMEN
Inspeksi : simetris
Palpasi : soepel, H/L/R ttb
Perkusi : timpani
Auskultasi : hyperperistaltik usus
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
RUTIN
DARAH
Hb : 8grm
Lekosit : 3.67/mm
Trombosit : 77/mm
Eritrosit : 2.9/mm
Ht : 25.30 %
Hitung jenis :
Netrofil- 80.60
Limfosit- 11.20
Monosit- 6.00
Eosinophil- 1.10
Basophil- 1.10
KEMIH
Warna : kuning jernih
Reduksi : Protein : Bilirubin : Urobilinogen : +
TINJA
Tidak dalam pemeriksaan
ANAMNESE KU
: diare
Telaah
: sudah 1 bulan, frekuensi 4-5x/ hari, cairan>ampas, lendir (-), volume aqua gelas,
diawali dengan perut mules. Mual (+), muntah (+) 2 minggu, isi makan/minuman, frekuensi 3-4x/hari.
Nafsu makan (kurang), BB ( kurang 15 kg/ 3bulan). Febris berpanjangan dalam 3 bulan terakhir,
hilang timbul, turun dengan obat penurun panas. Nyeri Epigastrium (+), 1 minggu.
STATUS
PASIEN
PEMERIKSA KEPALA :
AN FISIK
Konjungtiva palpebral pucat (+), icterus (-), pupil (isokor), reflex cahaya direk (+)/ indirek (+), kesan
normal
Telinga/hidung/mulut: DBN
LEHER
Sturma (tidak membesar)
Posisi trakea: medial
TVJ: R-2 cm H2O
TORAK DEPAN
Inspeksi : simetris
Palpasi : sf kanan = kiri, kesan normal
Perkusi : sonor dikeduan lapangan paru
Auskultasi : sp= vesikuler, St= (-)
ABDOMEN
Inspeksi : simetris
Palpasi : soepel, H/L/R ttb
Perkusi : timpani
Auskultasi : hyperperistaltik usus
ANGGOTA GERAK BAWAH: udem (-)
LABORATORIUM RUTIN
DIAGNOSA BANDING
Darah
Kemih
Tinja
1 .
2 .
DIAGNOSA SEMENTARA
PENATALAKSANAAN
diare kronis ec colitis + HIV std III + oral candidioasis + dyspepsia tipe like ulcer +
pansitopenia ec viral infection
Aktivitas
: tirah baring
Diet
: Diet MB II
Tindakan suportif : IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i
Medikamentosa : Drips Aminofluid 1 fls/hari
Drip fluconazole 1 fls/hari
Inj Ranitidin 1 amp/ 12 jam
Inj Metoclopramid 1 amp/ 8 jam
Clotrimazole 2x960mg/hari
Sucralfat 3x1 tab
Newdiatab 2x/ mencret
Follow up Pasien
TANGGAL S
O
21/7
Mual muntah, Sens: CM
mencret (-)
TD: 110/70 mmHg
HR: 102x/i
RR: 24x/i
Temp:37,6
Pem. Kepala:
-konj. Palpebral anemis (+)
Thorax: normal
Abdomen: normal
Hasil lab:
-hemoglobin 8.90 g %
-leukosit 3.67/mm
-trombosit 77/mm
- elektrolit (Natrium) 121 mEq/L
A
-HIV std. III
-Dispepsia tipe like ulcer
Dd dismotilitas
P
RENCANA
-bed rest
-konsul PTI
-diet MB
-cek
LFT
lengkap,
IVFD NaCL 0,9 % 30 gtt/i
elektrolit
-drip aminofluid 1 fls/hari
-cek darah lengkap, RFT
-Omeprazol 1x20mg/hari
saff
-drip fluconazole 4 fls/hari
-cotamixazole 2x960 mg/hari
-Inj Ranitidin 1 amp/ 12jam
22/7
-bed rest
-diet MBTKTP
-follow up divisi GEH
-IVFD NaCL 0,9 % 20 gtt/I (hasil: anjuran USG
selang seling dengan D 5% abdomen)
20gtt/i
-drip aminofluid 1 fls/hari
-drip fluconazole 4 fls/hari
-cotamixazole 2x960 mg/hari
-Inj Ranitidin 1 amp/ 12jam
-Inj metoclopramide 1 amp/
8jam
Mual muntah
Sens: CM
TD: 110/80 mmHg
HR: 100x/i
RR: 28x/i
Temp: 37,9
Pem.mulut: bercak keputihan
Hasil lab: -CD4 19%
-CD4 Absolut 80 Cell/uL
-hati (LDH) 656 U/L
-HBsAg (-)
-Anti HCV (-)
23/7
Mual muntah
Sens: CM
TD: 110/80 mmHg
HR: 102x/i
RR: 28x/i
Temp: 37,4
Pem. Mulut: bercak keputihan
-bed rest
-Subtinsi Natrium = 121
-diet MBTKTP
-Menunggu RO Thorax PA
-IVFD NaCL 0,9 % 20 gtt/I -konsul Gizi untuk extra
selang seling dengan D putih telur
5% 20gtt/i
-drip aminofluid 1 fls/hari
-drip fluconazole 4 fls/hari
-cotamixazole
2x960
mg/hari
-Inj Ranitidin 1 amp/
12jam
-Inj metoclopramide 1
amp/ 8jam
-sukralfat 2x500mg/hari
-vit B complex 3x1
-vit C 1x500mg
24/7
Mual, lemas
Sens: CM
TD: 110/80 mmHg
HR: 100x/i
RR: 28x/i
Temp: 37,1
Pem.mata: anemis (-)
Pem.abdomen:
Supel, nyeri tekan(+), peristaltic (+)
-bed rest
-jawaban
thorax
PA:
-diet MBTKTP
jantung paru dalam batas
-IVFD NaCL 0,9 % 20 gtt/I normal
selang seling dengan D -Jawaban USG abdomen:
5% 20gtt/i
asites
non
sirotik
-drip aminofluid 1 fls/hari (minimal)
-drip fluconazole 4 fls/hari -menunggu
jawaban
-substitusi Na -> NaCl 3 % konsul gizi
1 fls 20 gtt/i
-menunggu jawaban HOM
-cotamixazole
2x960
mg/hari
-Inj Ranitidin 1 amp/
12jam
-Inj metoclopramide 1
amp/ 8jam
-sukralfat 2x500mg/hari
-vit B complex 3x1
-vit C 1x500mg
25/7
Mual
(-), Sens: CM
lemas (-)
TD: 110/80 mmHg
HR: 92x/i
RR: 24x/i
Temp: 36,6
Pem.mata: anemis (-)
Pem.abdomen:
peristaltic (+)
PENUTUP
Masalah pada bapak Bastanta
adalah diare yang dialami dalam 1
bulan ini sehingga menyebabkan
penurunan berat badan akibat dari
penyakit HIV stadium III yang
dialaminya.