1.
Mengelas adalah suatu cara menyambung dua buah plat/logam atau lebih dengan
menggunakan panas, baik menggunakan bahan tambah atau tidak.
2.
Las Listrik adalah suatu cara penyambungan dua logam atau lebih dengan
menggunakan panas, panas tersebut berasal dari energi listrik serta menggunakan
elektroda sebagai bahan tambah dan pembuat busur.
3.
Las Asetilin adalah suatu cara menyambung dua logam atau lebih dengan
menggunakan panas, panas berasal dari campuran gas Asetilin dan gas zat asam
(Oksigen) dengan atau tanpa bahan tambah.
LAS LISTRIK
Las adalah menyambung logam dengan panas. Las listrik adalah menyambung logam
dengan sumber panas yang berasal dari arus listrik dengan elektroda sebagai bahan tambah
dan pembuat busur listrik.
1
Keselamatan Kerja
Cahaya dan Sinar
Pada proses pengelasan terutama pada las listrik pasti akan timbul cahaya dan sinar
yang dapat mengganggu juru las atau pekerja lainnya yang ada di sekitar pengelasan yaitu :
1
mata manusia melebihi jumlah tertentu, maka mata akan terasa ada benda benda
asing di dalamnya dalam waktu antara 6 12 jam kemudian mata akan menjadi
sakit selama 6 24 jam dan kemudian akan hilang rasa sakitnya setelah 48 jam.
3
Cahaya tampak :
Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan di teruskan oleh lensa mata dan
kornea mata ke retina mata, bila cahaya yang masuk terlalu kuat, mata menjadi
lelah dan jika terlalu lama mata akan sakit tapi hanya bersifat sementara.
Asap :
Pada proses pengelasan, selain cahaya dan sinar juga terdapat asap yang berdampak
pada gangguan pernapasan. Asap yang muncul dapat menimbulkan keracunan
dalam tubuh. Untuk itu, pengaturan tempat pengelasan harus disesuaikan dengan
arah angin yang bertiup.
Perlindungannya
Untuk menjaga atau melindungi mata harus menggunakan kacamata las ( topeng las )
yang harus mampu menurunkan kekuatan pancaran cahaya tampak dan juga harus mampu
menghisap atau melindungi dari sinar ultra violet dan sinar infra merah.
5
Banyak sekali juru las atau pekerja lainnya mengalami kecelakaan yang di akibatkan
oleh arus listrik bahkan sampai meninggal. Kadang kadang dengan kejutan listrik
yang kecil yang di sebabkan sentuhan antara juru las atau pekerja lainnya dengan
elektroda atau memegang elektroda dari mesin. Cara penanggulangannya harus
menggunakan sarung tangan dan sepatu yang berisolator dan memakai pakaian kerja
dan jika badan kita berkeringat kita harus berhenti dan mengeringkannya dahulu.
kesempatan praktek bengkel kali ini kami menggunakan mesin las AC yaitu mesin las arus
bolak- balik yang memperoleh busur nyala dari Transformator. Dimana arus dari jaring-jaring
listrik diubah menjadi arus bolak-balik oleh Transformator.
8
Kebisingan rendah.
Hampir tidak mungkin untuk mengelas dengan elektroda berelaput basa murni.
Pemegang elektroda : ujung yang tidak berselaput dari elektroda di jepit pemegang
elektroda yang terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang berisolator.
Kabel : biasanya terbuat dari tembaga yang dilapisi dengan isolator yng terbuat dari
karet. kabel las listrik terdiri dari kabel tenaga, kabel masa, kabel elektroda.
Klem masa : klem ini terbuat dari tembaga atau penghantar listrik yang baik dan
digunakan untuk menyambungkan kabel masa ke benda kerja.
Perlengkapan Las
Keterangan :
1
Sikat kawat : digunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan di las dan
membersihkan sisa terak yang ada pada benda kerja.
Palu terak : digunakan untuk melepaskan terak las pada jalur las.
Tang : digunakan untuk memegang dan memindahkan benda kerja yang masih panas.
Kikir tangan : digunakan untuk merapikan benda kerja yang akan di las.
Gergaji besi : digunakan untuk memotong benda kerja yang akan di las, biasanya
hanya digunakan untuk memotong benda kerja yang tidak terlalu tebal.
Palu : digunakan untuk meluruskan benda kerja apabila dirasa akan mengganggu pada
proses pengelasan nanti.
10
Center pen : digunakan untuk membuat tanda atau lubang kecil jika benda kerja akan
di bor.
dari kegiatan kerja atau pengaruh kesehatan dalam jangka panjang, Alat pelindung diri ini
digunakan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja untuk menjadikan lingkungan
kerja Zero Accident yang aman terhadap pekerja dan lingkungan kerja. Alat pelindung diri ini
berupa APD standar yang biasa digunakan dalam semua kegiatan kerja serta APD khusus
yang digunakan sebagai pelengkap dari APD standar ssuai bidang kerja yang dikerjakan.
Keterangan :
1
Helm : digunakan untuk melindungi kepala dari benturan dan kemungkinan kejatuhan
benda saat bekerja.
Sarung tangan : digunakan untuk melindungi tangan dari panas dan percikan api yang
terjadi pada saat proses pengelasan.
Appron : digunakan untuk melindungi tubuh bagian depan dari percikan api dan oli
ataupun yang lainnya.
Kacamata bening : digunakan untuk melindungi mata dari percikan serpihan benda
kerja pada saat merapikan benda kerja dengan gerinda atau yang lainnya.
Kacamata hitam : digunakan untuk melindungi mata dan mengurangi sinar yang
terkena mata secara langsung.
Gerinda : digunakan untuk merapikan sisi-sisi benda kerja agar terlihat rapi dan tidak
tajam.
10
Bagian terpenting dalam busur listrik adalah elektroda las. Jenis elektroda yang
dipergunakan menentukan hasil pengelasan sehingga sangat penting untuk
menentukan hasil pengelasan sehingga sangat penting untuk mengetahui sifat dan
jenis dari masing-masing elektroda sebagai dasar pemilihan elektroda yang tepat.
Berdasarkan selaput pelindungnya, elektroda terbagi dua macam yaitu Elektroda polos
dan Elektroda terbungkus.
Teknik Pengelasan
Dibawah Tangan : Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling
mudah dilakukan. Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan pengelasan
sedapat mungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan. Kemiringan elektroda
20
7080
terhadap benda
kerja.
Tegak (vertical) : Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya
keatasatau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit
karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil
dengankemiringan elektroda sekitar
1015
7085
terhadap benda .
5
Datar (horizontal) : Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata
dimanakedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti
horizontal.Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar
510
terhadap garis
Overhead ( Di atas kepala ) : Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena
bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan
perlengkapan yangserba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada
bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar
520
Cara Pengelasan
Mendekatkan ujung elektroda ke tempat yang akan di las sampai jarak 2cm.
Memegang topeng pelindung dengan tangan kiri untuk menutup muka sedemikian
rupa sehingga kita dapat melihat busur nyala melalui kaca berwarna hitam.
Menempelkan ujung elektroda pada benda kerja, jika sudah terjadi hubungan antara
elektroda dengan benda kerja kita dapat merasakan atau mendengar jalannya proses
semakin keras setelah terjadi hubungan ini tarik elektroda perlahan-lahan sehingga
busur nyala akan terjadi dengan sendirinya.
Pada saat busur keluar, ujung elektroda akan meleleh sehingga busur nyala semakin lama
semakin panjang dan kemudian akan padam. Agar busur nyala tetap berlangsung maka jarak
antara elektroda dan benda kerja harus tetap sama.
1
Bahan : Baja
Elektroda 2,6 mm
Alat-alat : - palu baja
- Sikat kawat
- Tang
- Mesin Las listrik
- Alat Pelindung diri plus
Langkah Kerja :
1
Siapkan bahan yang dijadikan sebagai bahan pembuatan rigi las ( berupa logam baja
6 mm
6 mm.
Jika bahan telah dipersiapkan,gambar alur yang akan dijadikan sebagai patokan / jalur
dari rigi las tersebut dengan membagi lebar plat tadi menjadi empat bagian garis yang
lurus dan sejajar.
Letakkan benda yang akan dibuat rigi las, Hidupkan mesin las, dan pasang elektroda
pada penjepit elektroda.
Sesuaikan besarnya api yang digunakan untuk memperoleh hasil yang baik dengan
cara menyetel ampere pada besaran 60-140 ampere.
Bila sudah siap lakukan pengelasan dari arah kiri ke kanan dimulai dari baris pertama
dengan sudut kemiringan
70
, serta jarak
Pengelasan dilakukan pada bahan /plat tersebut.( dimulai dari nomor ganjil 1 & 3) ,
kemudian ( 2 dan 4 ).Untuk menghindari terjadinya lenting pada plat karena pengaruh
suhu.
Pukul dengan palu terak hasil rigi las, kemudian bersihkan dengan sikat kawat.
( jangan sampai ada kotoran yang menempel karena dapat merusak hasil pengelasan )
10
Catatan :
1
Besar kecilnya lumeran ditentukan dari besar kecilnya kuat arus dari ampere mesin las
yang digunakan.
Pastikan jika elektroda yang siap digunakan telah di panaskan terlebih dahulu agae
saat memulai pengelasan elektroda tidak lengket pada benda kerja.
Gambar Kerja :
Siapkan Perlengkapan alat pelindung diri standar serta APD khusus Las, beserta
peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Rapikan sisi plat hasil pemotongan menggunakan kikir atau gerinda hingga didapatkan
kesikuan dari plat hasil potongan tersebut.
Las bagian sisi plat yang siku tadi sebagai pengunci agar bidang yang akan dilas tidak
bergeser.
Atur posisi plat yang sudah dikunci tadi dalam keadaan menghadap pengelas.
Kemudian las bidang yang akan dikerjakan dengan teknik fillet-weld bawah tangan
dengan meletakan busur las tepat pada sudut plat yang dilas.
Jarak busur las yang benar adalah sama dengan diambeter elektroda itu sendiri.
Teknik pengelasan yang benar terlihat dari hasil las dengan lumeran elektroda yang
membentuk segitiga sama sisi.
Bersihkan sisa terak hasil pengelasan dengan palu terak serta sikat baja.
10
Berikan inisial nama pada benda kerja yang dibuat menggunakan Letter Press.
Catatan :
1
Pastikan posisi mengelas tegak lurus terhadap bidang yang akan di las.
Pastikan benda kerja telah benar-benar bersih agar tidak terjadi cacat pada hasil
lasnya.
Gambar Kerja :
6 mm
Siapkan Perlengkapan alat pelindung diri standar dan APD khusus las beserta
peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Rapikan sisi plat hasil pemotongan menggunakan kikir atau gerinda hingga didapatkan
kesikuan dari plat hasil potongan tersebut.
Las bagian sisi plat yang siku tadi sebagai pengunci agar bidang yang akan dilas tidak
bergeser.
Atur posisi plat yang sudah dikunci tadi dalam keadaan menghadap pengelas.
Kemudian las bidang yang akan dikerjakan dengan teknik fillet-weld horizontal
dengan meletakan busur las tepat pada sudut plat yang dilas.
Teknik pengelasan yang benar terlihat dari hasil las dengan lumeran elektroda yang
membentuk segitiga siku-siku.
Bersihkan sisa terak hasil pengelasan dengan palu terak serta sikat baja.
Berikan inisial nama pada benda kerja yang dibuat menggunakan Letter Press.
Catatan :
Pastikan benda kerja telah benar-benar bersih agar tidak terjadi cacat pada hasil
lasnya.
Gambar Kerja :
LAS ASITELIN
Las Asitelin adalah suatu jenis penyambungan antara dua logam atau lebih dengan
menggunakan panas dari gas oksigen dan gas asitelin. Penggabungan antara kedua gas
tersebut dapat menghasilkan panas hingga mencapai
1300
Tabung Asitelin
Tabung Asitelin terdiri dari botol yang terbuat dari bahan baja yang mempunyai bentuk
pendek kegemuk-gemukan. Botol ini biasanya berwarna merah, putih dan kuning, tetapi yang
umumnya adalah berwarna merah.
Pada bagian dasar atau bawah dari botol dibuat sumbat pengaman, maksudnya adalah
untuk menjaga keselamatan dari tabung ini, apabila terjadi sesuatu, tidak meledak berkepingkeping. Botol ini harus tahan terhadap tekanan 15 Kg/cm2.
Tabung Oksigen
Botol zat asam terbuat dari bahan yang sama seperti botol asitelin, dan mempunyai bentuk
ramping dan agak sedikit tinggi. Botol zat asam ini biasanya berwarna biru dan harus tahan
terhadap tekanan 150 Kg/cm2.
3&4. Slang karet Asitelin dan Oksigen
Slang karet untuk Asitelin biasanya berwarna merah, slang karet untuk zat asam
(Oksigen) biasanya berwarna biru. Slang karet ini sifatnya harus kuat tetapi lemas, tidak kaku
dan harus tahan terhadap tekanan gas kurang lebih 10 Kg/cm2. Diameter slang karet ini yang
umum untuk digunakan adalah lubang dalamnya 5mm, 6mm, dan 7.5mm.
5&6. Regulator Asitelin dan Oksigen
Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan kerja yang konstan walaupun tekanan isi
dalam botol selalu berubah-ubah.Perbedaan regulator asitelin dan zat asam adalah untuk
regulator asitelin berwarna merah sedangkan untuk regulator zat asam berwarna biru.
7 . Blander
Blander adalah suatu tempat untuk menyampur gas asitelin dan zat asam serta mengatur
keluarnya gas untuk pembakar.
biru
merah
Tip / Nozzle
Tip adalah ujung pembakar las. Tip ini biasanya dari bahan tembaga.
Sifat Oksigen :
1.
Tidak berbau
2.
Tidak berwarna
3.
Kegunaan Oksigen :
1.
Untuk pernapasan
2.
3.
4.
5.
Perawatan :
1
Sifat-sifat Asitelin
1.
Berbau
2.
Berwarna
3.
Nyala Oksidasi
Nyala Oksidasi ini berguna untuk mengelas logam lunak (tembaga, aluminium,
kuningan) dan untuk memotong logam.
2
Nyala Karburasi
Nyala Netral
Ialah nyala yang mempunyai perbandingan antara asitelin dan oksigen, yang mempunyai
tanda :
1
Cara Menyalakan :
1
Atur katup oksigen dan asitelin sampai pada nyala yang diinginkan.
Cara Mematikan :
1
Buka kembali katup asitelin dan oksigen pada blanderuntuk membuang gas sisa
yang terdapat di slang sampai semua manometer regulator menunjukkan angka
nol.
Catatan : dalam pembukaan katup pada blander dengan perbandingan 1 : 2,5 yang mana
perbandingan ini 1 oksigen dan 2,5 asitelin.
Jangan pernah membubuhkan oli pada aparat las.
3 mm
-Palu bulat
Langkah Kerja :
1
Persiapkan
di
bahan
berupa
logam
(baja)
dari
ukuran
15
10
cm
Setelah dipotong, rapikan kedua sisi yang akan dipertemukan (dilas) dengan
menggunakan gerinda sampai siku dan tidak mempunyai celah.
Atur gas yang keluar , baik oksigen maupun asitelinnya dengan menggunakan brander
yang terdapat pada sisi sebelum nozzle.
Jika api yang keluar dari nozzle sudah netral, maka las ( kunci pada dua sisi plat) agar
tidak terjadi regangan.
Kemudian mulai las dengan memanaskan dua sisi permukaan plat tersebut,tunggu
hingga lumer, dengan munculnya lelehan seperti air, kemudian dorong dan goyangkan
perlahan lumeran tersebut dari kanan kekiri.
Gambar Kerja :
3 mm
Setelah dipotong, rapikan kedua sisi yang akan dipertemukan (dilas) dengan
menggunakan kikir atau gerinda sampai siku dan tidak mempunyai celah.
Atur gas yang keluar , baik oksigen maupun asitelinnya dengan menggunakan brander
yang terdapat pada sisi sebelum nozzle.
Jika api yang keluar dari nozzle sudah netral, maka las ( kunci pada dua sisi plat) agar
tidak terjadi regangan. dengan posisi kampuh V ( kedua sisi saling tegak lurus ).
Kemudian mulai las dengan memanaskan dua sisi permukaan pada bagian atas plat
tersebut,tunggu hingga lumer, dengan munculnya lelehan seperti air, kemudian dorong
dan goyangkan perlahan lumeran tersebut keseluruh bidang las dengan posisi kanan
kekiri, bila hasil kurang baik, ulangi hingga hasil memuaskan.
Gambar Kerja :
APD+
Mesin gerinda
Mesin bor
Crash pen
10
Tang
11
Mistar baja
Langkah Kerja :
1
Mengobor plat sesuai dengan ukuran dan tanda yang telah diberikan mulai dari bor
ukuran 6mm, 8mm, 10mm, dan 12mm. Lakukan hal yang sama pada baris kedua plat
tersebut dengan urutan yang berkebalikan.
Gambar Kerja :
Bahan :
12
Plat baja
6.150.100
Alat-alat : - APD+
13
Gergaji logam
14
Crash pen
15
Ragum
16
Kikir
17
Alat Tap
18
Oli cart
Langkah Kerja :
1
Merapikan kedua sisi tulangan sepanjang 7cm dengan menggunakan alat kikir
manual.
Rapikan ujung tulangan sehingga membentuk seperti bulatan agar dapat lebih mudah
dalam proses penguliran luar.
Melakukan proses penguliran luar tulangan sepanjang 7cm dengan menggunakan Tap
lakukan penguliran pada sisi satunya.
Mengukur plat baja menjadi 6 bagian masing-masing 5x5cm kemudian rapikan plat
hasil pemotongan.
Tandai masing-masing pusat plat dengan crash pen agar mempermudah pada proses
pengeboran.
Mengebor plat sesuai dengan tanda yang telah dibuat dengan ukuran diameter bor
11mm.
10
Pasangkan tulangan yang telah diulir luar dengan plat yang telah diulir dalam serta
rapikan.
Gambar Kerja :
19
Plat baja
20
Kuningan
Alat-alat :
6.150.100 mm
APD+
21
Mistar baja
22
Sikat kawat
23
Ragum
24
Gergaji besi
25
Tang
26
Geringa
27
Langkah Kerja :
1
Memotong pipa dengan ukuran 30cm; 32.5 cm; 35.5cm; 38cm; 100cm, dengan mesin
pemotong pipa sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Membuat coakkan pada pipa ukuran 30cm; 32.5 cm; 35.5cm; 38cm agar dapat
disambungkan tegak lurus dengan pipa ukuran 100cm sesuai dengan jarak yang telah
ditentukan.
Melukis dan memotong plat baja dengan ukuran yang telah ditentukan.
Merapikan plat baja hasil pemotongan dengan mesin gerinda dan menyamakan ukuran
plat tersebut.
Mengebor plat baja dengan ukuran diameter 8mm pada posisi yang telah ditentukan.
Mengelas plat baja dan pipa pada posisi atas kanan dan kiri pipa sehingga dapat di
satukan menbentuk tangga.
Menyambungkan pipa tersebut sehingga membentuk tangga dan tahan dengan baut
pada plat yang telah di bor.
Membuat penyangga di salah satu sisi tangga agar saat digunakan tangga tidak
melebar kesamping.
Gambar Kerja :
LOG BOOK
PRAKTEK BENGKEL KERJA BAJA
NAMA : RUDIANTO
NIM : 0612 4011 1504
KELAS : 3 PJJ B
DOSEN PEMBIMBING : Drs. REVIAS