Anda di halaman 1dari 36

PENDAHULUAN

1.

Mengelas adalah suatu cara menyambung dua buah plat/logam atau lebih dengan
menggunakan panas, baik menggunakan bahan tambah atau tidak.

2.

Las Listrik adalah suatu cara penyambungan dua logam atau lebih dengan
menggunakan panas, panas tersebut berasal dari energi listrik serta menggunakan
elektroda sebagai bahan tambah dan pembuat busur.

3.

Las Asetilin adalah suatu cara menyambung dua logam atau lebih dengan
menggunakan panas, panas berasal dari campuran gas Asetilin dan gas zat asam
(Oksigen) dengan atau tanpa bahan tambah.

LAS LISTRIK
Las adalah menyambung logam dengan panas. Las listrik adalah menyambung logam

dengan sumber panas yang berasal dari arus listrik dengan elektroda sebagai bahan tambah
dan pembuat busur listrik.
1

Keselamatan Kerja
Cahaya dan Sinar
Pada proses pengelasan terutama pada las listrik pasti akan timbul cahaya dan sinar

yang dapat mengganggu juru las atau pekerja lainnya yang ada di sekitar pengelasan yaitu :
1

Sinar infra merah :


Adanya sinar infra merah tidak segera terasa oleh mata karena itu lebih berbahaya
sebab tidak diketahui, tidak terlihat, dan tidak terasa. Pengaruh sinar tersebut
terhadap mata sama dengan pengaruh panas yang menyebabkan pembengkakkan
pada kelopak mata dan terjadi penyakit kornea, prebiopia yang terlalu awal dari
terjadinya kerabunan.

Sinar ultra violet :


Sebenarnya pancaran sinar yang terserap dan mempunyai pengaruh besar terhadap
reaksi kimia yang terjadi pada tubuh. Bila sinar itu terserap oleh lensa dan kornea

mata manusia melebihi jumlah tertentu, maka mata akan terasa ada benda benda
asing di dalamnya dalam waktu antara 6 12 jam kemudian mata akan menjadi
sakit selama 6 24 jam dan kemudian akan hilang rasa sakitnya setelah 48 jam.
3

Cahaya tampak :
Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan di teruskan oleh lensa mata dan
kornea mata ke retina mata, bila cahaya yang masuk terlalu kuat, mata menjadi
lelah dan jika terlalu lama mata akan sakit tapi hanya bersifat sementara.

Asap :
Pada proses pengelasan, selain cahaya dan sinar juga terdapat asap yang berdampak
pada gangguan pernapasan. Asap yang muncul dapat menimbulkan keracunan
dalam tubuh. Untuk itu, pengaturan tempat pengelasan harus disesuaikan dengan
arah angin yang bertiup.

Perlindungannya
Untuk menjaga atau melindungi mata harus menggunakan kacamata las ( topeng las )

yang harus mampu menurunkan kekuatan pancaran cahaya tampak dan juga harus mampu
menghisap atau melindungi dari sinar ultra violet dan sinar infra merah.
5

Karena busur api las :


Juru las harus melindungi diri dari timbulnya panas serta loncatan loncatan busur
api yang jika terkena kulit dapat menyebabkan luka bakar dan dapt merusak pakaian.
Untuk menghindari kejadian tersebut kita harus memakai pakaian yang tahan api
serta mampu menjaga dari noda minyak.

Karena percikan terak :


Setelah selesai pengelasan kita harus membersihkan terak untuk mengetahui hasil
lasan itu baik atau tidak, sewaktu membersihkan terak sering terjadi loncatan
loncatan maka mata kita harus di beri perlindungan dengan menggunakan kacamata
kerja.

Karena arus listrik

Banyak sekali juru las atau pekerja lainnya mengalami kecelakaan yang di akibatkan
oleh arus listrik bahkan sampai meninggal. Kadang kadang dengan kejutan listrik
yang kecil yang di sebabkan sentuhan antara juru las atau pekerja lainnya dengan
elektroda atau memegang elektroda dari mesin. Cara penanggulangannya harus
menggunakan sarung tangan dan sepatu yang berisolator dan memakai pakaian kerja
dan jika badan kita berkeringat kita harus berhenti dan mengeringkannya dahulu.

Mesin Las Listrik


Mesin las listrik memiliki dua jenis yaitu mesin las AC dan mesin las DC. Pada

kesempatan praktek bengkel kali ini kami menggunakan mesin las AC yaitu mesin las arus
bolak- balik yang memperoleh busur nyala dari Transformator. Dimana arus dari jaring-jaring
listrik diubah menjadi arus bolak-balik oleh Transformator.
8

Keuntungan Mesin Las AC


1

Harga yang cukup terjangkau.

Efisiensi yang tinggi antara 80% - 90%.

Kebisingan rendah.

Busur listrik berdaya tiup kurang kuat.

Kerugian Mesin Las DC


1

Hampir tidak mungkin untuk mengelas dengan elektroda berelaput basa murni.

Busur listrik tidak tenang.

Faktor tenaga kecil.

Tidak bisa digunakan untuk melakukan semua jenis logam.

( Gambar Mesin Las Listrik )


Keterangan :
1

Pemegang elektroda : ujung yang tidak berselaput dari elektroda di jepit pemegang
elektroda yang terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang berisolator.

Kabel : biasanya terbuat dari tembaga yang dilapisi dengan isolator yng terbuat dari
karet. kabel las listrik terdiri dari kabel tenaga, kabel masa, kabel elektroda.

Klem masa : klem ini terbuat dari tembaga atau penghantar listrik yang baik dan
digunakan untuk menyambungkan kabel masa ke benda kerja.

Perlengkapan Las dan APD

Perlengkapan Las

Keterangan :
1

Sikat kawat : digunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan di las dan
membersihkan sisa terak yang ada pada benda kerja.

Palu terak : digunakan untuk melepaskan terak las pada jalur las.

Mistar : digunakan untuk menggaris benda kerja yang telah diukur.

Tang : digunakan untuk memegang dan memindahkan benda kerja yang masih panas.

Kikir tangan : digunakan untuk merapikan benda kerja yang akan di las.

Gergaji besi : digunakan untuk memotong benda kerja yang akan di las, biasanya
hanya digunakan untuk memotong benda kerja yang tidak terlalu tebal.

Palu : digunakan untuk meluruskan benda kerja apabila dirasa akan mengganggu pada
proses pengelasan nanti.

Meteran : digunakan untuk mengukur benda kerja.

Pena baja : digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja.

10

Center pen : digunakan untuk membuat tanda atau lubang kecil jika benda kerja akan
di bor.

APD ( Alat Perlindungan Diri )


Alat pelindung diri ini berfungsi melindungi bagian tubuh dari dampak langsung cidera

dari kegiatan kerja atau pengaruh kesehatan dalam jangka panjang, Alat pelindung diri ini
digunakan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja untuk menjadikan lingkungan
kerja Zero Accident yang aman terhadap pekerja dan lingkungan kerja. Alat pelindung diri ini
berupa APD standar yang biasa digunakan dalam semua kegiatan kerja serta APD khusus
yang digunakan sebagai pelengkap dari APD standar ssuai bidang kerja yang dikerjakan.

Keterangan :
1

Helm : digunakan untuk melindungi kepala dari benturan dan kemungkinan kejatuhan
benda saat bekerja.

Sarung tangan : digunakan untuk melindungi tangan dari panas dan percikan api yang
terjadi pada saat proses pengelasan.

Appron : digunakan untuk melindungi tubuh bagian depan dari percikan api dan oli
ataupun yang lainnya.

Kacamata bening : digunakan untuk melindungi mata dari percikan serpihan benda
kerja pada saat merapikan benda kerja dengan gerinda atau yang lainnya.

Kacamata hitam : digunakan untuk melindungi mata dan mengurangi sinar yang
terkena mata secara langsung.

Earphone : digunakan untuk melindungi dan meredahkan kebisingan yang dihasilkan


dari mesin gerinda atau mesin lain yang menghasilkan bunyi yang terlalu keras.

Tap : digunakan untuk membuat ulir dalam dan ulir luar.

Gerinda : digunakan untuk merapikan sisi-sisi benda kerja agar terlihat rapi dan tidak
tajam.

Letter press : digunakan untuk membuat tulisan pada benda kerja.

10

Bagian terpenting dalam busur listrik adalah elektroda las. Jenis elektroda yang
dipergunakan menentukan hasil pengelasan sehingga sangat penting untuk
menentukan hasil pengelasan sehingga sangat penting untuk mengetahui sifat dan
jenis dari masing-masing elektroda sebagai dasar pemilihan elektroda yang tepat.
Berdasarkan selaput pelindungnya, elektroda terbagi dua macam yaitu Elektroda polos
dan Elektroda terbungkus.

Teknik Pengelasan

Dibawah Tangan : Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling
mudah dilakukan. Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan pengelasan
sedapat mungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan. Kemiringan elektroda
20

terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan

7080

terhadap benda

kerja.

Tegak (vertical) : Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya
keatasatau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit
karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil
dengankemiringan elektroda sekitar

1015

terhadap vertikal dan

7085

terhadap benda .
5

Datar (horizontal) : Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata
dimanakedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti
horizontal.Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar

vertical dan 70 80 kearah benda kerja.

510

terhadap garis

Overhead ( Di atas kepala ) : Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena
bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan
perlengkapan yangserba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada
bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar

dan 75 85 terhadap benda kerja.

520

terhadap garis vertical

Cara Pengelasan

Mendekatkan ujung elektroda ke tempat yang akan di las sampai jarak 2cm.

Memegang topeng pelindung dengan tangan kiri untuk menutup muka sedemikian
rupa sehingga kita dapat melihat busur nyala melalui kaca berwarna hitam.

Menempelkan ujung elektroda pada benda kerja, jika sudah terjadi hubungan antara
elektroda dengan benda kerja kita dapat merasakan atau mendengar jalannya proses
semakin keras setelah terjadi hubungan ini tarik elektroda perlahan-lahan sehingga
busur nyala akan terjadi dengan sendirinya.

Pada saat busur keluar, ujung elektroda akan meleleh sehingga busur nyala semakin lama
semakin panjang dan kemudian akan padam. Agar busur nyala tetap berlangsung maka jarak
antara elektroda dan benda kerja harus tetap sama.
1

Usahakan agar elektroda membentuk sudut 70


menghasilkan rigi-rigi las yang bagus.

Praktek Kerja Baja Las Listrik


Job 1 Rigi Las

Bahan : Baja

6 mm (uk 150 mm x 100 mm)

Elektroda 2,6 mm
Alat-alat : - palu baja
- Sikat kawat
- Tang
- Mesin Las listrik
- Alat Pelindung diri plus

dengan bidang datar supaya dapat

Langkah Kerja :
1

Siapkan bahan yang dijadikan sebagai bahan pembuatan rigi las ( berupa logam baja
6 mm

dengan ukuran 150 x 100 mm )


2

6 mm.

Jika bahan telah dipersiapkan,gambar alur yang akan dijadikan sebagai patokan / jalur
dari rigi las tersebut dengan membagi lebar plat tadi menjadi empat bagian garis yang
lurus dan sejajar.

Sebelum memulai mengelas, APD sudah harus dipakai.

Letakkan benda yang akan dibuat rigi las, Hidupkan mesin las, dan pasang elektroda
pada penjepit elektroda.

Sesuaikan besarnya api yang digunakan untuk memperoleh hasil yang baik dengan
cara menyetel ampere pada besaran 60-140 ampere.

Pancing busur api dengan menggores-goreskan elektroda pada bidang uji,dengan


memperhatikan sudut pengelasan.

Bila sudah siap lakukan pengelasan dari arah kiri ke kanan dimulai dari baris pertama
dengan sudut kemiringan

70

pada sisi kiri dan kanan tetap 90

, serta jarak

elektroda ke plat sama dengan elektroda.


8

Pengelasan dilakukan pada bahan /plat tersebut.( dimulai dari nomor ganjil 1 & 3) ,
kemudian ( 2 dan 4 ).Untuk menghindari terjadinya lenting pada plat karena pengaruh
suhu.

Pukul dengan palu terak hasil rigi las, kemudian bersihkan dengan sikat kawat.
( jangan sampai ada kotoran yang menempel karena dapat merusak hasil pengelasan )

10

Ulangi sampai hasil rigian baik dan bagus.

Catatan :
1

Kesalahan pada sudut pengelasan berdampak pada hasil pengelasan yang


menyebabkan lumeran elektroda tidak merata.

Besar kecilnya lumeran ditentukan dari besar kecilnya kuat arus dari ampere mesin las
yang digunakan.

Pastikan jika elektroda yang siap digunakan telah di panaskan terlebih dahulu agae
saat memulai pengelasan elektroda tidak lengket pada benda kerja.

Gambar Kerja :

Job 2 Las Listrik Teknik Fillet - Weld

Fillet - Weld Bawah Tangan


Bahan : Plat baja

6 mm (uk. 150 mm x 100 mm)

Alat-alat : -Las listrik + elotroda 2,6 mm


-Tang
-Sikat Baja
-Palu Terak
-Gerinda atau Api potong
-later press
-Palu bulat
Langkah Kerja :
1

Siapkan Perlengkapan alat pelindung diri standar serta APD khusus Las, beserta
peralatan dan bahan yang akan digunakan.

Potong plat baja

6 mm menjadi 4 bagian (digunakan 2 bagian) dengan

menggunakan mesin gerinda.


3

Rapikan sisi plat hasil pemotongan menggunakan kikir atau gerinda hingga didapatkan
kesikuan dari plat hasil potongan tersebut.

Las bagian sisi plat yang siku tadi sebagai pengunci agar bidang yang akan dilas tidak
bergeser.

Atur posisi plat yang sudah dikunci tadi dalam keadaan menghadap pengelas.

Kemudian las bidang yang akan dikerjakan dengan teknik fillet-weld bawah tangan
dengan meletakan busur las tepat pada sudut plat yang dilas.

Jarak busur las yang benar adalah sama dengan diambeter elektroda itu sendiri.

Teknik pengelasan yang benar terlihat dari hasil las dengan lumeran elektroda yang
membentuk segitiga sama sisi.

Bersihkan sisa terak hasil pengelasan dengan palu terak serta sikat baja.

10

Berikan inisial nama pada benda kerja yang dibuat menggunakan Letter Press.

Catatan :
1

Pastikan posisi mengelas tegak lurus terhadap bidang yang akan di las.

Tarik elektroda perlahan-lahan agak hasil yang didapat baik.

Pastikan benda kerja telah benar-benar bersih agar tidak terjadi cacat pada hasil
lasnya.

Gambar Kerja :

Job 3 Las Listrik Teknik Fillet - Weld

Fillet - Weld Horizontal


Bahan : Plat baja

6 mm

Alat-alat : -Las listrik + elotroda 2,6 mm


-Tang
-Sikat Baja
-Palu Terak
-Gerinda atau Api potong
-Letter Press
-Palu bulat
Langkah Kerja :
1

Siapkan Perlengkapan alat pelindung diri standar dan APD khusus las beserta
peralatan dan bahan yang akan digunakan.

gunakkan 2 sisa bagian plat dari job 2.

Rapikan sisi plat hasil pemotongan menggunakan kikir atau gerinda hingga didapatkan
kesikuan dari plat hasil potongan tersebut.

Las bagian sisi plat yang siku tadi sebagai pengunci agar bidang yang akan dilas tidak
bergeser.

Atur posisi plat yang sudah dikunci tadi dalam keadaan menghadap pengelas.

Kemudian las bidang yang akan dikerjakan dengan teknik fillet-weld horizontal
dengan meletakan busur las tepat pada sudut plat yang dilas.

Teknik pengelasan yang benar terlihat dari hasil las dengan lumeran elektroda yang
membentuk segitiga siku-siku.

Bersihkan sisa terak hasil pengelasan dengan palu terak serta sikat baja.

Berikan inisial nama pada benda kerja yang dibuat menggunakan Letter Press.

Catatan :

Pastikan posisi mengelas 45

Tarik elektroda perlahan-lahan agak hasil yang didapat baik.

Pastikan benda kerja telah benar-benar bersih agar tidak terjadi cacat pada hasil
lasnya.

Gambar Kerja :

terhadap bidang yang akan di las.

LAS ASITELIN
Las Asitelin adalah suatu jenis penyambungan antara dua logam atau lebih dengan

menggunakan panas dari gas oksigen dan gas asitelin. Penggabungan antara kedua gas
tersebut dapat menghasilkan panas hingga mencapai

1300

dan dapat mencairkan besi

yang akan disambung.


1

Bagian Las Asitelin


Secara garis besar, las asitelin terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

Nama bagian las asitelin secara garis


besar :
1. Tabung Asitelin
2. Tabung Oksigen
3. Slang karet Asitelin
4. Slang karet Oksigen
5. Regulator Asitelin
6. Regulator Oksigen
7. Blander
8. Tip / Nozzle

Tabung Asitelin

Tabung Asitelin terdiri dari botol yang terbuat dari bahan baja yang mempunyai bentuk
pendek kegemuk-gemukan. Botol ini biasanya berwarna merah, putih dan kuning, tetapi yang
umumnya adalah berwarna merah.
Pada bagian dasar atau bawah dari botol dibuat sumbat pengaman, maksudnya adalah
untuk menjaga keselamatan dari tabung ini, apabila terjadi sesuatu, tidak meledak berkepingkeping. Botol ini harus tahan terhadap tekanan 15 Kg/cm2.

Tabung Oksigen
Botol zat asam terbuat dari bahan yang sama seperti botol asitelin, dan mempunyai bentuk

ramping dan agak sedikit tinggi. Botol zat asam ini biasanya berwarna biru dan harus tahan
terhadap tekanan 150 Kg/cm2.
3&4. Slang karet Asitelin dan Oksigen
Slang karet untuk Asitelin biasanya berwarna merah, slang karet untuk zat asam
(Oksigen) biasanya berwarna biru. Slang karet ini sifatnya harus kuat tetapi lemas, tidak kaku
dan harus tahan terhadap tekanan gas kurang lebih 10 Kg/cm2. Diameter slang karet ini yang
umum untuk digunakan adalah lubang dalamnya 5mm, 6mm, dan 7.5mm.
5&6. Regulator Asitelin dan Oksigen
Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan kerja yang konstan walaupun tekanan isi
dalam botol selalu berubah-ubah.Perbedaan regulator asitelin dan zat asam adalah untuk
regulator asitelin berwarna merah sedangkan untuk regulator zat asam berwarna biru.
7 . Blander
Blander adalah suatu tempat untuk menyampur gas asitelin dan zat asam serta mengatur
keluarnya gas untuk pembakar.

biru

merah

Tip / Nozzle
Tip adalah ujung pembakar las. Tip ini biasanya dari bahan tembaga.

Oksigen dan Asitelin

Sifat Oksigen :
1.

Tidak berbau

2.

Tidak berwarna

3.

Tidak sensitif terhadap api

Kegunaan Oksigen :
1.

Untuk pernapasan

2.

Digunakan untuk pembakaran

3.

Untuk pengelasan yang dicampur dengan gas asetilen

4.

Untuk operasi pemotongan logam

5.

Heat reat ment

Perawatan :
1

Tabung-tabung oksigen harus dibawa dengan hati-hati.

Dinding tabung harus bebas dari oli dan minyak-minyak lain.

Disimpan di tempat yang teduh.

Sifat-sifat Asitelin
1.

Berbau

2.

Berwarna

3.

Sensitif terhadap api

Nyala Api Asitelin Terbagi dalam 3 Penyalaan :


1

Nyala Oksidasi

Ialah nyala yang terlalu banyak oksigen, yamg mempunyai tanda :


1 Inti nyala lebih kecil
2 Ujung inti nyala runcing
3 Suaranya berdesis

Nyala Oksidasi ini berguna untuk mengelas logam lunak (tembaga, aluminium,
kuningan) dan untuk memotong logam.
2

Nyala Karburasi

Ialah nyala yang terlalu banyak asitelin, yang mempunyai tanda :


1

Inti nyala tumpul dan panjang

Kerucut api besar

Mempunyai nyala ekor


Nyala Karburasi ini berguna untuk mengeraskan permukaan logam, untuk mengelas

logam putih dan untuk membrasing.


3

Nyala Netral

Ialah nyala yang mempunyai perbandingan antara asitelin dan oksigen, yang mempunyai
tanda :
1

Inti nyala pendek dan tumpul

Tidak terlalu berdesis


Nyala Netral berguna untuk mengelas baja dan besi tuang serta pengelasan biasa.

Cara Menyalakan dan Mematikan Las Asitelin

Cara Menyalakan :
1

Buka katup tabung oksigen dan asitelin.

Atur tekanan yang diinginkan sesuai dengan Tip yang di pakai.

Buka sedikit katup oksigen pada blander.

Buka katup oksigen pada blander.

Nyalakan matches pada ujung tip / nozzle.

Atur katup oksigen dan asitelin sampai pada nyala yang diinginkan.

Cara Mematikan :
1

Tutup katup asitelin pada blander.

Tutup katup oksigen pada blander.

Tutup katup asitelin dan oksigen pada tabung.

Buka kembali katup asitelin dan oksigen pada blanderuntuk membuang gas sisa
yang terdapat di slang sampai semua manometer regulator menunjukkan angka
nol.

Tutup semua katup.

Catatan : dalam pembukaan katup pada blander dengan perbandingan 1 : 2,5 yang mana
perbandingan ini 1 oksigen dan 2,5 asitelin.
Jangan pernah membubuhkan oli pada aparat las.

Praktek Kerja Baja Las Asitelin

Job 1 Las Asitelin Tanpa bahan Tambah ( Sejajar )


Bahan : Plat baja

3 mm

Alat-alat : -Las asitelin


-Korek api
-Tang
-Sikat Baja
-Gergaji Baja
-Letter Press

-Palu bulat
Langkah Kerja :
1

Persiapkan
di

bahan

berupa

logam

(baja)

dari

ukuran

15

10

cm

3mm potong menjadi 4 bagian .

Setelah dipotong, rapikan kedua sisi yang akan dipertemukan (dilas) dengan
menggunakan gerinda sampai siku dan tidak mempunyai celah.

Letakkan plat tersebut di meja kerja.

Hidupkan las asitelin dengan menggunakan korek api.

Atur gas yang keluar , baik oksigen maupun asitelinnya dengan menggunakan brander
yang terdapat pada sisi sebelum nozzle.

Jika api yang keluar dari nozzle sudah netral, maka las ( kunci pada dua sisi plat) agar
tidak terjadi regangan.

Bersihkan dengan sikat baja.

Kemudian mulai las dengan memanaskan dua sisi permukaan plat tersebut,tunggu
hingga lumer, dengan munculnya lelehan seperti air, kemudian dorong dan goyangkan
perlahan lumeran tersebut dari kanan kekiri.

Bersihkan dengan sikat kawat.

Gambar Kerja :

Job 2 Las asitelin Tanpa Bahan Tambah ( Kampuh V )

Bahan : Plat baja

3 mm

Alat-alat : -Las asitelin


- Korek api
-Tang
-Sikat Baja
-Palu Terak
-Gergaji Baja
-Letter Press
-Palu bulat
-APD
Langkah Kerja :
1

Persiapkan bahan berupa logam ( baja ) dari ukuran 15 x 10 cm


dipotong pada Job sebelumnya.

3mm yang telah

Setelah dipotong, rapikan kedua sisi yang akan dipertemukan (dilas) dengan
menggunakan kikir atau gerinda sampai siku dan tidak mempunyai celah.

Letakkan plat tersebut di meja kerja.

Hidupkan las asitelin dengan menggunakan korek api.

Atur gas yang keluar , baik oksigen maupun asitelinnya dengan menggunakan brander
yang terdapat pada sisi sebelum nozzle.

Jika api yang keluar dari nozzle sudah netral, maka las ( kunci pada dua sisi plat) agar
tidak terjadi regangan. dengan posisi kampuh V ( kedua sisi saling tegak lurus ).

Bersihkan dengan sikat baja.

Kemudian mulai las dengan memanaskan dua sisi permukaan pada bagian atas plat
tersebut,tunggu hingga lumer, dengan munculnya lelehan seperti air, kemudian dorong
dan goyangkan perlahan lumeran tersebut keseluruh bidang las dengan posisi kanan
kekiri, bila hasil kurang baik, ulangi hingga hasil memuaskan.

Bersihkan dengan sikat kawat.

Gambar Kerja :

Praktek Kerja Bangku

Job 1 Plat Dovel


Bahan : Plat Dovel
Alat-alat : -

APD+

Mesin pemotong baja

Mesin gerinda

Mesin bor

Crash pen

10

Tang

11

Mistar baja

Langkah Kerja :
1

Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.

Memotong plat dovel sepanjang 10 cm.

Merapikan benda kerja sisa pemotongan dengan menggunakan gerinda.

Membuat tanda untuk tempat pengeboran dengan menggunakan crash pen.

Mengobor plat sesuai dengan ukuran dan tanda yang telah diberikan mulai dari bor
ukuran 6mm, 8mm, 10mm, dan 12mm. Lakukan hal yang sama pada baris kedua plat
tersebut dengan urutan yang berkebalikan.

Merapikan sisa pengeboran pada plat dovel dengan menggunakan grinda.

Gambar Kerja :

Job 2 Ulir Dalam dan Luar

Bahan :
12

Tulangan beton uk. Dia. 12mm sepanjang 600mm

Plat baja

6.150.100

Alat-alat : - APD+
13

Gergaji logam

14

Crash pen

15

Ragum

16

Kikir

17

Alat Tap

18

Oli cart

Langkah Kerja :
1

Memotong tulangan sepanjang 60cm menggunakan gerinda potong.

Merapikan kedua sisi tulangan sepanjang 7cm dengan menggunakan alat kikir
manual.

Rapikan ujung tulangan sehingga membentuk seperti bulatan agar dapat lebih mudah
dalam proses penguliran luar.

Melakukan proses penguliran luar tulangan sepanjang 7cm dengan menggunakan Tap
lakukan penguliran pada sisi satunya.

Mengukur plat baja menjadi 6 bagian masing-masing 5x5cm kemudian rapikan plat
hasil pemotongan.

Tandai masing-masing pusat plat dengan crash pen agar mempermudah pada proses
pengeboran.

Mengebor plat sesuai dengan tanda yang telah dibuat dengan ukuran diameter bor
11mm.

Merapikan plat hasil pengeboran.

Mengulir dalam plat dengan tap ukuran 12mm.

10

Pasangkan tulangan yang telah diulir luar dengan plat yang telah diulir dalam serta
rapikan.

Gambar Kerja :

Aplikasi Kerja Baja

Job Pembuatan Tangga Berbentuk A


Bahan : -

Pipa galvanis diameter

19

Plat baja

20

Kuningan

Alat-alat :

6.150.100 mm

APD+

21

Mistar baja

22

Sikat kawat

23

Ragum

24

Gergaji besi

25

Tang

26

Geringa

27

Alat las asitelin

Langkah Kerja :
1

Memotong pipa dengan ukuran 30cm; 32.5 cm; 35.5cm; 38cm; 100cm, dengan mesin
pemotong pipa sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Membuat coakkan pada pipa ukuran 30cm; 32.5 cm; 35.5cm; 38cm agar dapat
disambungkan tegak lurus dengan pipa ukuran 100cm sesuai dengan jarak yang telah
ditentukan.

Mengunci sambungan-sambungan pipa dengan mengelas asitelin dengan bahan


tambah kuningan agar sambungan lebih kuat.

Melukis dan memotong plat baja dengan ukuran yang telah ditentukan.

Merapikan plat baja hasil pemotongan dengan mesin gerinda dan menyamakan ukuran
plat tersebut.

Mengebor plat baja dengan ukuran diameter 8mm pada posisi yang telah ditentukan.

Mengelas plat baja dan pipa pada posisi atas kanan dan kiri pipa sehingga dapat di
satukan menbentuk tangga.

Menyambungkan pipa tersebut sehingga membentuk tangga dan tahan dengan baut
pada plat yang telah di bor.

Membuat penyangga di salah satu sisi tangga agar saat digunakan tangga tidak
melebar kesamping.

Gambar Kerja :

LOG BOOK
PRAKTEK BENGKEL KERJA BAJA

NAMA : RUDIANTO
NIM : 0612 4011 1504
KELAS : 3 PJJ B
DOSEN PEMBIMBING : Drs. REVIAS

JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI


PERENCANAAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2013

Anda mungkin juga menyukai