Anda di halaman 1dari 12

Topik 3

Proyek dan Pembangunan Daerah

M at a ku liah
Perencanaan dan Pengelolaan Proyek
(Planning & Management of Development Projects)
Y U S M A N S YA U K A T

PS MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH


I N S T I T U T P E R TA N I A N B O G O R
2012

Posisi Perencanaan Daerah


Perencanaan Daerah tidak dapat
dipisahkan dari Perencanaan Nasional
Bentuk Perencanaan Daerah:
1. Perencanaan Daerah sebagai hasil
PENJABARAN dari Perencanaan
Nasional
2. Perencanaan Daerah sebagai
resultan dari kepentingan-kepentingan
lokal

Perencanaan Daerah (1)


Perencanaan Daerah sebagai hasil
PENJABARAN dari Perencanaan Nasional
Perencanaan Daerah sebagai bagian dari
Perencanaan Pusat
Perencanaan Daerah sebagai penjelasan
dari Perencanaan Nasional yang dilakukan
di daerah
Metode Perencanaan Daerah:
Top-down
Bottom-up

Perencanaan Daerah (2)


Perencanaan Daerah sebagai resultan
dari kepentingan-kepentingan lokal
Perencanaan Daerah sebagai rumusan
murni kepentingan daerah, tanpa
mengindahkan koridor dari pusat
Perencanaan Daerah sebagai
kesempatan yang diberikan Pusat
untuk diisi oleh daerah - dengan
batasan yang sudah jelas (muatan
lokal)

Perencanaan Daerah
Partisipatif
Perencanaan Daerah sebagai proses
penyusunan langkah-langkah yang
diselenggarakan Pemda untuk menjawab
kebutuhan masyarakat
Perencanaan Daerah Partisipatif merupakan
perencanaan yang sepenuhnya
mencerminkan kebutuhan konkrit
masyarakat dan melibatkan rakyat dalam
proses penyusunannya
Kesulitan:

Siapakah yang disebut Rakyat?


Semakin banyak melibatkan rakyat, semakin sulit
perencanaan dapat disusun

Skema Perencanaan Partisipatif


(Kasus Desa)
Institusi Supra Desa

Pemerintah Desa

Perencanaan

Aspirasi Masyarakat

Badan Perwakilan
Desa

Peran Koordinasi Dalam


Perencanaan
Koordinasi dalam proses perencanaan
diperlukan untuk menghindari inkonsistensi
antar pola pikir para perencana dan wakilwakil rakyat (politisi)
Perbedaan kedua pola pikir tersebut harus
dipadukan agar perencanaan yang
dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan
rakyat
Lembaga-lembaga yang terlibat dalam
perencanaan:

Bappenas & Departemen Keuangan


Kementerian Teknis
Lembaga Legislatif
Kelompok Masyarakat

Koordinasi Metode Perencanaan


Koordinasi Metode Perencanaan

Perencanaan dari aspek


politik

Perencanaan secara
teknis

Kesepakatan

Penerapan prinsipprinsip logika

Perkiraan
sasaran

Perkiraan
matematis

Rencana yang efisien


dapat dilakukan

Penerapan prinsipprinsip manajemen

Sistem politik

Usaha-usaha
masyarakat

Rencana yang dapat


diterima umum

Koordinasi Antar Tingkat


Perencanaan
Kelompok Perencanaan:
Perencanaan
Perencanaan
Perencanaan
Perencanaan

Makro
Sektoral
Regional
Mikro (Proyek)

Koordinasi:
Koordinasi Vertikal: koordinasi antara
Perencanaan Makro dan Mikro
Koordinasi Horizontal: Koordinasi antara
Perencanaan Sektoral dan Regional

Koordinasi Antar Tingkat


Perencanaan
Koordinasi intern
perencanaan makro

Koordinasi intern
perencanaan sektoral

Koordinasi vertikal

Koordinasi horizontal

Koordinasi intern
perencanaan regional

Koordinasi intern
perencanaan mikro

Koordinasi Usaha-usaha
Masyarakat
Pembiayaan proyek pembangunan tidak
hanya dari pemerintah, tetapi juga dari
swasta dan masyarakat
Untuk menarik swasta dan masyarakat, perlu
adanya peraturan dan perangsang
(incentives): meliputi perpajakan, subsidi,
kebijakan harga, upah
Jenis-jenis kebijakan yang ditetapkan
memiliki keterkaitan langsung dan tidak
langsung dengan sasaran yang hendak
dicapai

Bahan Bacaan

Alexander Abe. 2001. Perencanaan


Daerah Partisipatif. Pondok Edukasi,
Solo.

Kunarjo. 2002. Perencanaan dan


Pengendalian Program Pembangunan.
UI Press, Jakarta (Bab 5).

Anda mungkin juga menyukai