Anda di halaman 1dari 16

PROFIL KAWASAN DANAU TOBA

Inkubasi Kawasan Danau Toba

Orientasi Lokasi dan Kedudukan Kawasan Danau Toba

Danau Toba adalah danau kaldera terbesar di dunia yang terletak di Provinsi Sumatera Utara,
berjarak 176 km ke arah Barat Kota Medan sebagai ibu kota provinsi. Danau Toba (2,88o N 98,5o 2
E dan 2,35o N 99,1o E) adalah danau terluas di Indonesia (90 x 30 km2) dan juga merupakan
sebuah kaldera volkano-tektonik (kawah gunungapi raksasa) Kuarter terbesar di dunia. Sebagai
danau volcano tektonik terbesar di dunia, Danau Toba mempunyai ukuran panjang 87 km berarah
Baratlaut-Tenggara dengan lebar 27 km dengan ketinggian 904 meter dpl dan kedalaman danau
yang terdalam 505 meter.

Kawasan Danau Toba merupakan bagian dari WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Metro Medan
Tebing Tinggi Dumai Pekanbar yang memiliki luas 369.854 Ha. Secara administratif Kawasan
Danau Toba berada di Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis terletak di antara koordinat
210300 Lintang Utara dan 9824 Bujur Timur. Kawasan ini mencakup bagian dari wilayah
administrasi dari 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir,
Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hansudutan, Kabupaten Tapanuli Utara
dan Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Pak Pak Barat. Secara fisik, Kawasan Danau Toba
merupakan kawasan yang berada di sekitar Danau Toba dengan deliniasi batas kawasan didasarkan
atas deliniasi Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) dan CAT.

Orientasi dan Kedudukan Kawasan Danau Toba dalam Lingkup Nasional

Executive Summary Hal | 1


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Ruang Lingkup Kawasan Danau Toba


Lingkup Kawasan Cakupan WIlayah
Badan Danau
Kabupaten Karo a) Kecamatan Merek
Kabupaten Simalungun a) Kecamatan Pematang Silimakuta
b) Kecamatan Silimakuta
c) Kecamatan Haranggaol Horison
d) Kecamatan Dolok Pardamean
e) Kecamatan Pematang Sidamanik
f) Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
Kabupaten Toba Samosir a) Kecamatan Ajibata
b) Kecamatan Lumban Julu
c) Kecamatan Uluan
d) Kecamatan Porsea
e) Kecamatan Siantar Narumonda
f) Kecamatan Sigumpar
g) Kecamatan Balige
h) Kecamatan Tampahan
Kabupaten Tapanuli Utara a) Kecamatan Muara
b) Kecamatan Siborong-Borong
c) Kecamatan Tamparan
d) Kecamatan Tarutung
e) Kecamatan Sipahutan
f) Kecamatan Sipoholon
Kabupaten Humbang Hasundutan a) Kecamatan Lintong Nihuta
b) Kecamatan Baktiraja
Kabupaten Samosir a) Kecamatan Sitio-tio
b) Kecamatan Harian
c) Kecamatan Pangururan
d) Kecamatan Sianjur Mula-mula
e) Kecamatan Simanindo
f) Kecamatan Onan Runggu
g) Kecamatan Nainggolan
h) Kecamatan Palipi
Kabupaten Dairi a) Kecamatan Silahisabungan
b) Kecamatan Sidikalang
Daerah Tangkapan Air (DAT) 1. 3 (tiga) Sub DAS di Kabupaten Karo
2. 4 (empat) Sub DAS di Kabupaten Simalungun
3. 8 (delapan) Sub DAS di Kabupaten Toba Samosir
4. 4 (empat) Sub DAS di Kabupaten Tapanuli Utara
5. 2 (dua) Sub DAS di Kabupaten Humbang Hasundutan
6. 13 (tiga belas) Sub DAS di Kabupaten Samosir
7. 2 (dua) Sub DAS pada Kabupaten Dairi
Cekungan Air Tanah (CAT) 1. CAT Sidikalang
2. CAT Tarutung
3. CAT Porsea Parapat
4. CAT Samosir

Kondisi Fisik dan Sumber Daya Alam

Topografi. Kondisi topografi Kawasan Danau Toba didominasi oleh perbukitan dan pegunungan,
dengan kelerengan lapangan terdiri dari datar dengan kemiringan (0 8 %), landai (8 15 %), agak
curam (15 25 %), curam (25 45 %), sangat curam sampai dengan terjal (> 45 %).

Kondisi kelerengan Kawasan Danau Toba ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Executive Summary Hal | 2


Inkubasi Kawasan Danau Toba

1) Pada bagian utara Kawasan Danau Toba yakni wilayah yang merupakan bagian dari Tanah
Karo, DTA relatif sempit dan memiliki relief bergunung dengan lereng terjal. Sedangkan arah
tepi danau memiliki relief berombak hingga berbukit yang sebagian digunakan untuk budidaya
pertanian. Pada wilayah yang terjal, kemiringannya mencapai > 75%. Sedangkan pada daratan
yang sempit, kemiringannya < 3%.

2) Ke arah Timur dan Tenggara di daerah Parapat-Porsea-Balige memiliki relief datar hingga
bergunung. Di sisi Timur dan Tenggara ke arah batas DTA terdapat dataran yang relatif luas
yang digarap oleh masyarakat setempat sebagai lahan sawah. Tepi batas DTA merupakan
wilayah berbukit hingga bergunung dengan kemiringan lahan mencapai > 75%.

3) Bagian Selatan Kawasan Danau Toba merupakan dataran hingga wilayah berbukit ke arah
batas DTA. Pada daerah yang datar dengan kemiringan lahan < 3%, diusahakan oleh
masyarakat setempat sebagai lahan pertanian, sedangkan ke arah batas DTA memiliki kontur
relief berbukit hingga bergunung.

4) Di bagian Barat hingga Utara merupakan dataran dan perbukitan hingga bergunung, dengan
lereng terjal ke arah tepi danau, seperti di sekitar Tele, Silalahi dan Tongging. Lereng terjal di
wilayah ini mencapai kelerengan > 75%.

5) Pulau Samosir memiliki dataran yang relatif luas di sekililing tepian Danau Toba dengan
kemiringan < 3%. Ke arah tengah pulau reliefnya bergunung dan berlereng terjal dengan
kemiringan lahan antara 30,5 hingga > 75%. Dataran yang terdapat dibagian Barat dan Selatan
pulau ini relatif lebih luas dibanding di sisi Utara dan Timur.

Executive Summary Hal | 3


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Topografi Kawasan Danau Toba

Iklim. Menurut klasifikasi iklim Oldeman maka Kawasan Danau Toba termasuk ke dalam tipe iklim
B1, C1, C2, D2, dan E2. Dengan demikian bulan basah (Curah Hujan 200 mm/bulan) berturut-turut
pada kawasan ini bervariasi antara dari 3 bulan sampai dengan 7-9 bulan, sedangkan bulan kering
(Curah Hujan 100 mm/bulan) berturut-turut antara 2-3 bulan. Berdasarkan klasifikasi iklim
menurut Scmidt dan Ferguson maka Kawasan Danau Toba ini termasuk ke dalam tipe iklim A,B dan
C.
Hidrologi. Air yang masuk ke dalam Danau Toba berasal dari air hujan yang langsung jatuh ke
Danau Toba dan air yang berasal dari sungai-sungai yang masuk ke dalam danau. Di sekeliling
danau terdapat 19 Sub DTA yang merupakan daerah tangkapan air 19 sungai yang masuk ke dalam
danau. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Sigubang, Bah Bolon, Sungai Guloan, Sungai
Arun, Sungai Tomok, Sungai Pulau Kecil/Sibandang, Sungai Halian, Sungai Simare, Sungai Aek
Bolon, Sungai Mandosi, Sungai Gongpan, Sungai Bah Tongguran, Sungai Mongu, Sungai Kijang,
Sungai Sinabung, Sungai Ringo, Sungai Prembakan, Sungai Sipultakhuda, dan Sungai Silang.

Executive Summary Hal | 4


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Kependudukan dan Sosial Budidaya

Jumlah penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013 lebih kurang 951.711 Jiwa yang tersebar di 8
Kabupaten dan 61 Kecamatan. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang,
Kabupaten Dairi dengan jumlah 47.272 Jiwa dan terendah berada di Kecamatan Muara, Kabupaten
Tapanuli Utara dengan jumlah 1.355 Jiwa.

Kepadatan rata-rata penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013 adalah 110 jiwa/km2.
Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi yaitu 669
jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Muara, Kabupaten
Tapanuli Utara yaitu 17 jiwa/km2.
Jum lah Penduduk (Jiwa)

150.000
1 21 .582

91 .868
100.000 7 7 .188

50.000 36.1 90
1 3.553 1 8.7 12
4.555
-

Jumlah Penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013

Masyarakat Sumatera Utara terdiri atas berbagai suku antara lain penduduk asli (Suku Melayu,
Suku Batak Karo, Suku Batak Toba, Suku Batak Mandailing, Suku Batak Angkola, Suku Batak
Simalungun, Suku Batak Pakpak, Suku Nias) dan pendatang (Suku Minangkabau, Suku Aceh, Suku
Jawa, dan Suku Tionghoa). Penduduk di Kawasan Danau Toba didominasi oleh suku Batak Toba,
Batak Karo, Batak Simalungun dan lainnya.

Executive Summary Hal | 5


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Danau Toba dianggap sebagai simpul pemersatu areal tanah yang didiami individu-individu
maupun kelompok etnis Batak Toba ini, yang keadaannya berada pada ketinggian 900 m di atas
permukaan air laut. Danau ini terbentuk dari vulkanik gunung merapi yang hasil letusannya
membentuk sebuah bentuk danau, yang letusannya berdampak menyemburkan kawah yang
kemudian dipenuhi oleh debit air yang sangat besar. Danau Toba ini adalah salah satu kebanggaan
masyarakat Batak Toba sebagai danau yang sangat bermanfaat untuk sumber kehidupan dari hasil
yang ada di dalam danau ini, seperti suber air bersih, ikan-ikan dan sebagai aset pariwisata karena
pemandangannya yang menawan di sekitar danau ini. Di tengah-tengah danau tuba ini terdapat
sebuah pulau yang dinamakan Pulau Samosir (menurut sejarah sesungguhnya dahulu tidak benar-
benar terpisah dengan dataran disekeliling Danau Toba artinya tidak benar-benar sebagai sebagai
sebuah pulau).

Masyarakat Batak merupakan masyarakat perantau yang diwarisi dengan sifat pekerja keras,
berani, jujur dan pantang menyerah. Keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik selalu
ditanamkan kepada generasi muda sehingga demi mencapai impian, seorang pemuda atau pemudi
batak harus bersedia meninggalkan kampung halaman tercinta untuk merantau ke negeri/daerah
orang yang jauh. Akan tetapi kerinduan akan kampung halaman masih akan selalu melekat di hati.
Tak heran saat ini banyak orang Batak yang berhasil dan sukses tersebar di seluruh penjuru dunia.

Kabupaten Samosir,
salah satu kabupaten di
Kawasan Danau Toba
dinilai sebagai asal-
muasal dari semua
ethnis Batak se-dunia
yang memiliki kearifan
lokal dengan falsafah
Dalihan Natolu paopat
sihalsihal, serta
situs/artefak sejarah
ethnis Batak yang cukup banyak yaitu 148 situs/objek wisata yang tersebar di 9 kecamatan antara
lain adalah di kawasan sakralisasi gunung Pusuk Buhit Kecamatan Sianjur Mulamula sebanyak 49
situs, di Kecamatan Harian dan Sitiotio sebanyak 16 situs dan di Pulau Samosir (6 kecamatan)
sebanyak 83 situs, merupakan potensi dalam pengembangan Kabupaten Samosir sebagai pusat
budaya Batak, dalam mewujudkan Kabupaten Pariwisata. Disamping berbagai situs tersebut, juga
kaya dengan potensi seni dan budaya seperti: Tortor Batak, Silat (Mossak Batak), Tortor Sigalegale,

Executive Summary Hal | 6


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Pentas Opera Batak, Sanggar Tari, Paduan Suara, Alat Musik (Uning-uningan), Mengali Kerangka
Manusia (Manggukal holi), kegiatan Mangasetaon, Mangalahat Horbo, Mandudu dan lain-lain.

Lingkungan

Keindahan Danau Toba serta kelimpahan sumberdaya alamnya menjadi daya tarik bagi
masyarakat. Seiring dengan perjalanan waktu, jumlah penduduk yang berdomisili semakin
meningkat dengan demikian juga pemanfaatan dan jenis pemanfaatan sumberdaya alam semakin
meningkat dan bervariasi. Beberapa pemanfaatan Danau Toba untuk keperluan masayarakat
antara lain :

1. Sumber Air Minum

Sejak dahulu air Danau Toba telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air minum dan
keperluan domestik lainnya. Survey Bapedalda Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 menunjukkan
bahwa dari 147 lokasi pemukiman yang berada di pinggiran Danau Toba, 88% diantaranya
menggunakan air Danau Toba sebagai sumber air baku air minum tanpa pengolahan lanjut.

Pada kawasan ini terdapat tiga perusahaan daerah air minum (PDAM) yang menggunakan air
Danau Toba sebagai sumber air bakunya yaitu PDAM Balige, PDAM Laguboti dan PDAM
Pangururan.

2. Pembangkit Listrik

Pada bagian hilir, Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau Toba digunakan untuk pembangkitan
tenaga listrik dengan potensi total sekitar 1056 MW, yang terbagi dalam 5 kelompok
pembangkitan. PLTA Asahan I dengan kapasitas 2 x 90 MW telah selesai dibangun, PLTA Asahan II
sudah beroperasi dengan kapasitas 604 MW, PLTA Asahan III dengan kapasitas 174 MW sedang
dalam proses persiapan pembangunan. Sedangkan PLTA Asahan IV dan V, masih memungkinkan
untuk dibangun dengan kapasitas masing-masing sebesar 80 MW dan 18 MW. Sedangkan pada
bagian hulu danau, air Lae Renun dialirkan ke Danau Toba untuk menggerakkan turbin dengan
kapasitas 82 MW.

3. Budidaya Ikan

Selain itu, pemanfaatan Danau Toba sebagai tempat budidaya ikan dengan menggunakan
Keramba Jaring Apung juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Berdasarkan informasi
masyarakat, budidaya perikanan pada keramba jaring apung di Danau Toba (Haranggaol) dimulai
pada tahun 1996. Kegiatan ini terus berkembang dan menyebar hampir ke seluruh perairan Danau

Executive Summary Hal | 7


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Toba. Survey Bapedalda Sumatera Utara pada tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah total
keramba jaring apung milik masyarakat sebagai sarana budidaya perikanan pada saat itu mencapai
4.922 unit yang tersebar pada 51 lokasi.

KJA di Danau Toba (a) KJA Masyarakat (b) KJA Swasta (PT. Aquafarm)

Sebagai konsekuensi pemanfaatan sumberdaya ini, terjadi penurunan kualitas lingkungan kawasan
Danau Toba. Kondisi alamiah kawasan Danau Toba memang rentan terhadap timbulnya resiko
lingkugan hidup. Topografi dominan, yakni curam hingga terjal serta dominasi jenis tanah yang
rentan erosi serta iklim type C yang sangat kering pada musim kemarau merupakan faktor-faktor
alamiah yang membuat kawasan ini rentan terhadap resiko lingkungan hidup.

Eksploitasi kawasan yang kurang mempertimbangkan kondisi alamiah ini telah menimbulkan
berbagai permasalahan lingkungan. Secara umum permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut (Sumber: Kajian Lingkungan Strategis Kawasan Danau Toba, BLH Provinsi Sumatera Utara,
2011):

1. Penurunan Kualitas Air Danau

Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kualitas air Danau Toba telah tercemar, dengan kategori
cemar sedang (mengacu kepada Baku Mutu Air kelas I sesuai dengan PP No. 82/2001). Berbagai
sumber pencemar air Danau Toba antara lain adalah limbah domestik, pertanian, peternakan,
perikanan, transportasi air dan pertambangan bahan galian golongan C.
Limbah domestik mengandung bahan-bahan pencemar antara lain bahan organic, nitrogen,
phosphor, potassium, kalsium, amoniak, nitrat dan padatan-padatan tersuspensi serta
organisme patogen.
Pencemaran dari kegiatan pertanian berupa limbah pestisida dan pupuk yang menyebabkan
meningkatnya kadar phospor, nitrogen, kalium, dan zat organik di perairan Danau Toba.

Executive Summary Hal | 8


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Limbah dari kegiatan peternakan menimbulkan pencemaran bahan organik, unsur N, P, K


dan bakteri e-coli. Sedangkan limbah dari kegiatan budidaya perikanan al. berupa unsur
phosphor, nitrogen, vitamin, mineral dan zat-zat organik.
Kegiatan transportasi air berpotensi mencemari perairan melalui ceceran oli dan bahan
bakar, limbah padat dan air limbah dari toilet kapal yang masuk ke perairan Danau Toba.
Kegiatan pertambangan bahan galian golongan C akan meningkatkan kekeruhan yang dapat
mengganggu kehidupan biota air dan meningkatkan sedimentasi.
2. Kerusakan Daerah Tangkapan Air.
Salah satu penyebab lain kerusakan DTA adalah penambangan bahan galian golongan C dari
badan air, pinggiran pantai dan tebing Danau Toba. Penambangan ini memang memberi
manfaat ekonomi, namum pada saat yang sama juga menimbulkan kerusakan lingkungan yang
massif. Di daerah Horsik sampai Panamean, berdasarkan Survey BLH tahun 2007 ditemukan 34
titik penambangan batu pada daerah sepanjag 6 km dari dinding danau. Tebing danau yang
berupa bebatuan digali bahkan sampai mencapai puncak tebing. Penambangan ini sangat
merusak ekosistem, menimbulkan erosi, sedimentasi, kekeruhan, menambah lahan kritis dan
berpeluang untuk melongsorkan/meruntuhkan dinding danau.
3. Ancaman Keanekragaman Hayati
Keanekaragaman hayati (kehati) pada kawasan Danau Toba telah mengalami ancaman, baik
habitat daratan maupun habitat perairan. Terdapat berbagai faktor penyebab terancamnya
kehati pada kawasan ini diantaranya; perusakan habitat karena kebakaran, konversi lahan,
aplikasi pestisida, pembuangan limbah, penyempitan luasan habitat, introduksi spesies asing,
maupun serangan hama dan penyakit serta bencana alam banjir, longsor atau gempa. Pada saat
ini terjadi blooming ikan Pora-pora (Puntius binotatus) di Danau Toba dan pada saat yang sama
nelayan kesulitan menangkap ikan Mujair (Tilapia mossambica), salah satu spesies asli danau ini
yang sudah mulai sulit ditemukan di perairan Danau Toba.

Executive Summary Hal | 9


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Penyebab Kerusakan Lingkungan di Kawasan Danau Toba

Perekonomian

PDRB Kawasan. PDRB atas harga konstan


kabupaten-kabupaten yang termasuk dalam
Kawasan Danau Toba tahun 2013 rata-rata
sebesar 2,75 triliun rupiah dengan rata-rata laju
pertumbuhan sebesar 5,89 %

Kontribusi terbesar perekonomian kabupaten


di Kawasan Danau Toba adalah sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
perdagagan, hotel, restoran (pariwisata) dan
angkutan dan komunikasi.

Executive Summary Hal | 10


Inkubasi Kawasan Danau Toba

PDRB Kabupaten Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013

Pendapatan Perkapita. Pendapatan per kapita masing-masing kabupaten di kawasan Danau Toba
dapat dilihat pada tabel berikut.

PDRB Kabupaten Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011 2013 (Rupiah)

Tahun
No Kabupaten
2011 2012 2013
1 Dairi 7.919.187,00 8.301.057,00 8.697.133,00
2 Samosir 9.283.833,00 9.782.598,00 10.343.564,00
3 Tapanuli Utara 6.020.912,00 6.315.774,00 6.637.434,00
4 Toba Samosir 10.601.507,00 11.110.985,00 11.596.094,00
5 Karo 9.959.126,00 10.374.784,00 10.646.492,00
6 Humbang Hasundutan 6.106.829,00 6.394.041,00 6.695.767,00
7 Simalungun 7.133.594,00 7.511.758,00 7.791.888,00
8 Pakpak Bharat 4.179.669,00 4.341.417,00 4.499.022,00

Infrastruktur Eksisting

Panjang jalan nasional di Kawasan Danau Toba adalah 542,98 Km, panjang jalan provinsi 172,74
Km, panjang jalan kabupaten 4.170,59 Km dan panjang jalan lingkar dalam Kawasan Danau Toba
277,08 Km.

Jaringan jalan yang ada di Kawasan Danau Toba sebagian besar cukup bagus, terutama jalan yang
menghubungkan antar ibu kota kabupaten, namun ruas jalan kolektor lokal di sepanjang pesisir
pulau Samosir beberapa ruas jalannya buruk yang menghubungkan antara kecamatan, namun di
beberapa ruas jalan yang menghubungkan antara kecamatan cukup baik.

Executive Summary Hal | 11


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Panjang Ruas Jalan Nasional di Kawasan Danau Toba

No Nama Ruas Jalan Nasional Panjang Ruas Arteri Primer Kolektor Primer
Jalan (Km) (Km) 1 (Km)
1 Bts. Kota Sidikalang - Panji 28,48
2 Jln. Pahlawan (Sidikalang) 19,68 19,68
3 Panji - Bts. Kab. Samosir 5,23 5,23
4 Bts. Kab. Dairi - Dolok Sanggul 6,12 6,12
5 Dolok Sanggul - Siborong Borong 0,86 0,.86
6 Siborong Borong - Tarutung 50,07 50,07
7 Jln. Balige (Tarutung) 1,46 1,46
8 Jln. By Pass (Tarutung) 1,52 1,52
9 Jln. Siisiingamangaraja ((Tarutung)) 0,62 0,63
10 Kabanjahe - Merek 21,98 21,98
11 Jln. Palabangun (Kabanjahe) 1,1 1,1
12 Merek - Bts. Kab. Dairi 14,06 14,06
13 Bts. Kab. Karo - Panji 29,81 29,81
14 Merek - Bts. Kab. Simalungun 2,67 2,67
15 Bts. Kab. Karo - Saribu Dolok 8,59 8,59
16 Saribu Dolok - Tiga Runggu 14,95 14,95
17 Tiga Runggu - Tanjung Dolok 42,29 42,29
18 Bts. Kota Pematang Siantar - Parapat 37,92 37,92
19 Jln. Ke Parapat (P. Siantar) 4,97 4,97
20 Parapat -- Bts.. Kab.. Tobasa 10,47 10,47
21 Bts. Kab. Simalungun - Silimbat 34,74 34,74
22 Silimbat - Bts. Kab. Tapanuli Utara 26,65 26,65
23 Bts. Kab. Tobasa - Siborong Borong 9,19 9,19
24 Parapat - Pelabuhan Aji Bata 2,8 2,8
25 Tomok - Ambarita 5,3 5,3
26 Ambarita - Simanindo 18,3 18,3
27 Siimaniindo -- Pangururan 19,3 19,3
28 Jln. Lingkar Luar Parapat 19,85 19,85
29 Sp. Silangit - Bandara Silangit 1 1
30 Tele - Pangururan 22 22
31 Pangururan - Nainggolan 40 40
32 Nainggolan - Onan Runggu 7 7
33 Onan Runggu - Tomok 34 34

Executive Summary Hal | 12


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Selain jaringan jalan, terdapat juga infrastruktur lainnya di Kawasan Danau Toba seperti yang
tertera dalam tabel berikut.

Infrastruktur Non PUPR di Kawasan Danau Toba


Kabupaten Kecamatan Infrastruktur
Dairi Kec. Sidikalang Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Gardu Induk
Kantor Pelayanan Komunikasi
Kantor Pelayanan Pos
PLTA
PLTD
Terminal Penumpang
Kec. Siempat Nempu Hulu < 20 l/dt
Kec. Sumbul < 20 l/dt
< 50-100 l/dt
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Kec. Tiga Lingga Kantor Pelayanan Pos
Humbang Hasundutan Dolok Sanggul < 20 l/dt
Agropolitan
Bendung
Kec. Parlilitan < 20 l/dt
Kec. Pollung Bendung
Kec. Lintong Nihuta Daerah Irigasi
Karo Kec. Merek Agropolitan
Samosir Kec. Nainggono < 20 l/dt
Daerah Irigasi
Kec. Onan Rungdu < 20 l/dt
Kec. Pangurutan < 20 l/dt
kec. Simanindo < 20 l/dt
Simalungun Kec. Gisang Sipangan Bolon < 20-50 l/dt
IPLT/IPAL
Tapanuli Utara Kec. Siborong-borong < 20 l/dt
Agropolitan
Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Terminal Penumpang
Kec. Sipahutan < 20 l/dt
Daerah Irigasi
Kec. Sipoholon Daerah Irigasi
< 20 l/dt
< 50-100 l/dt
Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Gardu Induk

Executive Summary Hal | 13


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Kabupaten Kecamatan Infrastruktur


Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Kec. Tarutung Kantor Pelayanan Pos
Toba Samosir Kec. Laguboti < 20 l/dt
IPLT/IPAL
Kec. Lumban Julu < 20 l/dt
Agropolitan
Daerah Irigasi
Kec. Polesa Agropolitan
Daerah Irigasi
Kec. Sigumpan < 20 l/dt
Kec. Silaen Daerah Irigasi
Kec. Ajibara Daerah Irigasi
Kec. Bona Tua Lunasi Daerah Irigasi

Executive Summary Hal | 14


Inkubasi Kawasan Danau Toba

Sebaran Infrastruktur di Kawasan Danau Toba

Executive Summary Hal | 15

Anda mungkin juga menyukai