Anda di halaman 1dari 5

MENUNTUT ILMU

.
Yang terhormat Tim Juri
Para Pegawai Kantor Departemen agama Kab. MUBA
Para Dewan Guru Pendamping
Dan teman-teman sekalian yang berbahagia,
Hadirin dan hadirat yang Insya Allah dirahmati Allah !
Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja dan puji
syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita
semua, sehingga kita bisa bertatap muka di tempat yang cukup sederhana ini.
Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh manusia Yaitu: Nimat Kesehatan dan
kesempatan, ..
Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang
telah membebaskan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan, dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang, dari zaman Siti Khodijah menuju Zaman Siti Nur Kholijah, dari zaman
Ibu Fatimah menuju zaman Ibu Kita Kartini, berkat jasa beliau Islam tersebar di
penjuru dunia. Berkat Jasa beliau pula kita bisa membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
Hadirin dan hadirat yang Insya Allah dirahmati Allah !
Selanjutnya, tidak lupa saya sampaikan banyak terima kasih kepada
Moderator dan tim juri yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
menyampaikan beberapa patah kata. Baiklah pada kesempatan ini saya akan
ceramah dengan Judul:
MENUNTUT ILMU
Hadirin dan hadirat yang Insya Allah dirahmati Allah !
Ketahuilah saudara-saudara sekalian, bahwa mencari ilmu itu hukumnya
adalah wajib bagi kaum muslimin dan muslimat. Sebagaimana yang disabdakan
oleh Rasulullah SAW di dalam haditsnya:
Mencari ilmu itu wajib bagi orang Islam laki-laki dan perempuan.
Kenapa Rasulullah SAW. Mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu ?
Karena ilmu sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Dengan ilmu,
kita bisa menundukkan seluruh makhluk Allah di dunia ini. Kita bisa menguasai
gunung, bintang, bulan, langit, tumbuh-tumbuhan dan binatang buas sekalipun.
Dengan ilmu pula kita bisa memimpin dunia, memimpin seluruh makhluk hidup.
Dan dengan ilmu kita bisa menjadi makhluk yang terbaik di antara makhluk Allah
SWT. Tetapi jika tidak berilmu, kita akan menjadi bodoh, tidak tahu apa-apa di

dunia ini dan pada akhirnya kita menjadi makhluk yang paling jelek dan paling
rendah.
Saudara sekalian Seakidah !!!
Sebagaimana saya sebutkan di awal, bahwa ilmu pengetahuan sangat
penting dalam hidup ini, karena dengan ilmu pengetahuan kita akan
mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat. Oleh karena itu,
barang siapa yang menghendaki bahagia di dunia, maka harus menguasai ilmu
dunia, begitu juga barang siapa yang menghendaki bahagia di akherat, jaga
harus dengan ilmu. Sebagaimana sabda Nabi Muhmmad SAW bersabda:
Artinya: Barangsiapa yang menghendaki dunia maka hendaklah ia berilmu, dan
barang siapa yang menghendaki akhirat maka hendaklah ia berilmu dan barang
siapa yang menghendaki keduanya, hendaklah ia berilmu. (Al Hadits).
Dari keterangan hadits ini kita bisa menyimpulkan, betapa pentingnya ilmu bagi
kehidupan manusia. Karena itulah manusia akan tingi derajatnya di sisi Allah,
dan Allah akan mengagkat derajat orang-orang yang berilmu ke beberapa
tingkat (derajat). Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat : 11:
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al Mujadalah: 11)
Karena ilmu pula yang membedakan manusia dengan hewan. Begitu
pentingnya ilmu bagi kehidupan manusia, Allah mengisyaratkan dalam Al Quran
bahwa pada wahyu pertama, kata yang pertama dipakai adalah kata IQRA, yang
artinya bacalah. Membaca adalah cara untuk mendapatkan ilmu, tanpa mau
membaca seseorang sangat sulit mendapatkan ilmu.
Sebagai manusia, kita memiliki akal atu intelegensi. Dengan akal inilah
kita dapat mencari ilmu pengetahuan, yang mana akan menjadikan kita berbeda
dengan binatang. Makhlukflora dan Fauna tidak mampu mencari ilmu, karena
mereka tidak berakal. Itulah sebabnya manusia lebih unggul ketimbang makluk
lainya. Misalnya, manusia dapat menaklukkan semua makhluk di dunia ini
seperti gunung-gunung yang besar, pohon-pohon raksasa, hewan-hewan buas
dan lain-lain.
Dapat kita bayangkan, jikalau kita tidak memiliki ilmu, maka kita akan
sama derajatnya dengan makhluk lain, atau bahkan mungkin lebih hina.
Menuntut ilmu tidak ada batasannya, meskipun sudah tamat MI, MTs, MA atau
sampai Sarjana. Kita wajib menuntut ilmu dari buaian sampai keliang lahat.
Sebagaimana sabda Nabi:
Carilah ilmu sejak dari buaian sampai keliang lahat.
Dan sabda beliau :
Artinya: Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina.
Islam memerintahkan kita untuk mencari ilmu, selama nyawa masih dikandung
badan. Tidak ada alasan untuk tidak mencari ilmu, karena dengan ilmu manusia
akan bahagia baik di dunia maupun di akherat, hanyalah orang-orang yang tidak
waraslah yang tidak mau menuntut ilmu.
Hadirin dan hadirat yang Insya Allah dirahmati Allah !

Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan, jika ada kata-kata yang salah saya
minta maaf dan kepada Allah Swt. Saya mohon ampun. Wabillahit taufiq
walhidayah.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Assalamualaikum Wr.Wb
(Piih muqqodimah yang anda sukai)
Yang kami hormati .., beserta , dan para hadirin sekalian yang
berbahagia.
Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah swt, karena dengan limpahan
karunianya kita bisa berkumpul disini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw, karena beliau
menyiarkan agama yang haq, yakni agama islam, agama yang diridhoi oleh Allah
swt. Semoga kita sekalian termasuk kedalam umatnya yang diberkahi. Amin ya
rabbal alamin
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Dirasa amat penting sekali jiwa social untuk diterapkan dilingkungan keluarga,
sanak saudara, bahkan juga di masyarakat luas. Karena dengan jiwa social,
maka terjalinlah di antara kita saling tolong menolong, dan kasih sayang.
Sehingga orang-orang yang butuh akan pertolongan kita, akan mendapatkan
haq nya.
Seseorang yang mempunyai jiwa social maka akan tertanam rasa senasib
sepenanggungan. Bila kita berada dalam keadaan yang berlebih, maka
hendaklah menjadin orang yang murah tangan. Suka memberikan sesuatu
kepada orang lain yang membutuhkan. Dengan sedekah yang kita berikan
kepada pengemis, orang miskin, dan kepada orang-orang yang amat
membutuhkan pertolongan kita dengan rasa tulus dan ikhlas, maka perbuatan
semacam ini akan mampu memadamkan kesalahan-kesalahan, bagaikan air
memadamkan api.
Sehubungan dengan masalah diatas, maka Nabi Muhammad saw, menjelaskan
dalam sabdanya:
Apakah engkau mau saya tunjukan engkau kepada pintu-pintu kebajikan? Saya
(sahabat) menjawab: Baik ya Rasulullah. Nabi berkata: Ketahuilah bahwa puasa
itu sebagai perisai dan sedekah itu memadamkan kesalahan, bagaikan air
memadamkan api. (HR. TURMUDZI)
Tentang pemberian sedekah hendaknya terlebih dahulu diberikan kepada orangorang yang kita nafkahi, seperti memberikan nafkah kepada keluarga. Dan ini
merupakan langkah yang terbaik sekalipun harta benda yang dimiliki itu sangat
sedikit, tetapi lebih diutamakan kepada orang-orang yang dinafkahinya.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Sehubungan dengan ini pula, Nabi saw. Bersabda

Sedekah yang diberikan kepada orang miskin hanya merupakan shadaqah saja,
sedang yang diberikan kepada kerabat karib itu merupakan sedekah dan
penghubung silaturahmi.
Demikianlah yang bisa kami sampaikan saat ini, mudah-mudahan kita termasuk
orang yang gemar bersedekah dengan semata-mata mencari ridho Allah swt.
Cukup sekian materi yang bisa kami sampaikan, IHDINASH SHIROOTHOL
MUSTAQIIM, WABILLAAHIT TAUFIQ WALHIDAYAT WASSALAMUALAIKUM
WAROHMATULLOOHI WABARAKAATUHU.

ceramah singkat Bila hati baik maka semua anggota tubuh akan dibawa kepada kebaikan,
sebaliknya bila hati ini tidak baik maka sekujur tubuh akan berbuat kerusakan, begitulah isi
hadits Nabi saw, atas dasar itulah menata hati menjadi aktifitas yang sangat vital dalam
kaitannya dengan ibadah kepada Allah swt. Adapun caranya adalah dengan sesering
mungkin memberikan peringatan kepada hati, bentuk peringatannya adalah memerintahkan hati
agar selalu berjalan di koridor agama yang benar, sesuai petunjuk Allah swt.
Pertanyaan selanjutnya kepada adalah, benarkah kita sudah sering memperingatkan kepada
hati untuk berbuat yang sebaik baiknyay secara fithrah, jawabnya jelas tidak, terbukti masih
banyaknya kemungkaran yang terjadi, dan kebaikan yang masih ingin diakui oleh orang lain,
demikian ini terjadi disebabkan terhalang oleh tabir yang merupakan bawaan sejak lahir, yakni
ujian dan hiasan yang dibuat sedemikian rupa oleh Allah untuk menguji kemampuan setiap
individu sufi dalam menjaga kefithrahan dirinya.





.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatangbinatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga). (Ali Imran: 14)
Dijadikan indah atau sebuat saja hiasan, hiasan adalah sesuatu yang menutupi barang aslinya,
seumpama kecantikan, sesungguhnya kecantikan bukanlah dari perhiasan bedak, gincu dan lain
sebagainya, karena bedak dan gincu tidak akan bertahan lama tapi hanya untuk sesaat saja,
ketika perhiasan itu terkikis maka kecantikannya akan menjadi habis. Orang yang cerdas tentu
orang yang tidak tertipu dengan hiasan, bisa membedakan antara hiasan dan hakekat aslinya,
bukan sekedar bayangannya saja tetapi benda aslinya. Pendek kata hiasan tidak akan bisa
bertahan lama.

Hiasan tersebut bersifat menipu karena menutupi hakikat yang sebenarnya, hakekat
sesungguhnya manusia adalah diciptakan dengan tabiat yang fithrah, berdasarkan hadits Nabi
saw,


Setiap anak dilahirkan dalam keadaan bersih (fithrah), maka kedua orang tuanya yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi
Pada dasarnya semua orang dengan fithrahnya ia menginginkan kehidupan yang selamat di
dunia dan akhirat, jangankan berbuat baik hatta orang orang yang berbuat maksiat sekalipun
pasti akan mengharapkan selamat. Seorang koruptor pun ingin selamat dari jeratan hukum,
meskipun pada saat melakukan tindak korupsi ia sadar bahwa perbuatanya adalah salah,
apalagi orang orang yang berbuat baik, tentu akan sangat berharap untuk mencapai
keselamatan di dunia dan di akhirat.
Keinginan selamat itu tidak lain adalah atas dasar dorongan fithrah yang diciptkan sejak lahir.
Jadi pencitaannya manusia ini sejak lahir memang sudah bercampur aduk, pada saat
bertemunya ruh dengan jasad, bercampur antararuh yang fithrah dan nafsu. Untuk
mengembalikannya kepada fithrah yang sesungguhnya maka kita harus berupaya semaksimal
mungkin memberikan peringatan kepada hati agar selalu ingat kepada Allah (dzikrullah) dalam
setiap langkah. Terkait dengan campuran penciptaan tersebut, Allah berfirman di dalam QS. AlInsan: 2;

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan
melihat.

Kalau kita merenungi awal penciptaan manusia berdasarkan ayat di atas, maka kita akan
menemukan penyebab tabir menuju fithrah seperti permulaan penciptaan Allah kepada manusia
adalah bercampur dengan ujian, nafsu, syahwat. Campuran inilah yang membuat tabir hati
menghalangi nur diri kepada Allah.
Oleh karena itu, silahkan kita memiliki apapun termasuk jabatan tapi semua itu adalah ujian dari
Allah, silahkan kita mempunyai, silahkan kita bernafsu untuk memperkaya diri dan lain
sebagainya atau cinta terhadap lawan jenis, tetapi jangan sekali kali penampakan lahiriyah
tersebut tembus hingga menutupi hati yang asalnya bersih (fithrah) karena semua itu adalah
hanya hiasan duniawiyah saja. Semoga manfaat dan kita bisa menjauhkan diri dari setiap yang
merusak kejernihan hati, sehingga kita kembali kepada Allah dalam keadaan suci, intinya utnuk
menciptakan kejernihan hati adalah dengan cara maksimalisasi memberikan peringatan kepada
hati

Anda mungkin juga menyukai