Anda di halaman 1dari 8

Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Nama pemain:
1. Ibrahim
2. sarah
3.siti hajar
4. ismail
5.jibril
6. syaithan
7. umara
8.narator.
Narator :Dikisahkan, setelah sekian tahun berumah tangga antara Nabi Ibrahim dengan Sarah
mereka tidak dikaruniai seorang anakpun. Maka terjadilah percakapan antara NabiIbrahim dan
Sarah.
Ibrahim :Istriku yang aku cintai,...usia kita semakin berkurang, akupun sudah merasa
menua,..ingin sekali aku memiliki keturunan yang kelak bisa meneruskan aku untuk berdakwah di
Palestine ( Bumi Allah ) ini.
Sarah :Benar suamiku,...namun sepertinya Allah belum mengizinkan aku untuk mengandung
anakmu. Datangilah istrimu Siti Hajar,...insya Allah aku rela ia mengandung anakmu dan kelak
akan meneruskan keturunanmu dan dakwah Islam ini.
( Nabi Ibrahim pergi menemui Siti Hajar, sementara Sarah bersedih karena menerima kenyataan
bahwa ia tidak bisa mengandung dan membahagiakan suaminya ).
(Datanglah Nabi Ibrahim bersama Siti Hajar yang sudah mengandung menemui Sarah )
Ibrahim :Alhamdulillah,..akhirnya Allah mengabulkan do'aku
(Dengan wajah sedih, Sarahpun berkata)
Sarah :Pergilah,...bawalah ia..kemanapun kamu mau, tak kuat rasanya aku melihat kebahagiaan
kalian ( Sarahpun menangis dan berlari meninggalkan Ibrahim dan Siti Hajar)
Ibrahim :Istiku Siti Hajar,..ikutlah denganku
Siti Hajar:Hendak kemanakah kita suamiku?
Ibrahim :Entahlah,..akupun tidak tahu
Siti Hajar:Baiklah ( sambil berjalan memegangi perutnya yang hamil )
Narator :Akhirnya sampailah mereka di Makkah, Ismailpun lahir. Dan Ibrahim
mengakhiriperjalanannya. Hanya sebentar saja ia menemani Siti Hajar dan Ismail maka Ibrahim
meninggalkan mereka berdua di tempat yang tandus tiada air yang terlihat hanyalah batu dan pasir
kering )
Ibrahim :Baiklah istriku cukup sampai di sini, aku harus meninggalkan engkau dan anakku yg
tercinta
Siti Hajar:Kumohon suamiku,..jangan tinggalkan kami ( Siti Hajar menangis sambil memegang
baju Ibrahim kuat-kuat )
(Namun Ibrahim tetap meninggalkan mereka, sambil terduduk lemas Siti Hajar menangis, lalu
Ismail mendatanginya sambil berkata )
Ismail :Ibu...ibu,..aku haus dan lapar..
Siti Hajar :Sebentar anakku sayang, akan ibu cari air dan makanan

( Siti Hajar berjalan melewati bukit Safa dan Marwa, kadang ia berjalan,..kadang ia berlari
sebanyak 7 kali )
(dalam keadaan yang lemas dan tidak berdaya, datanglah Malaikat Jibril hendak menolongnya )
Jibril :Siapakah sebenarnya engkau ini?
Siti Hajar :Aku adalah hamba sahaya Ibrahim
Jibril :Kepada siapa engkau dititipkan di sini?
Siti Hajar :Hanya kepada Allah aku memohon perlindungan
Jibril :Jika demikian, maka engkau telah dititipkankepada Dzat Yang Pemurah Lagi Maha
Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan menyianyiakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya
(Setelah berjalan dan berlari melewati bukit tersebut beberapa kali, muncullah air zam-zam dari
tengah bukit tersebut )
(merekapun minum dan makan kurma yang tumbuh disekeliling bukit itu )
Narator :Dikisahkan setelah beberapa lama meninggalkan Siti Hajar dan Ismail sendirian di
tempat yg tandus, Ibrahim bersedih dan tak tega membayangkan istri dan anaknya yang
dikasihinya ditinggal sendirian. Pikirannya selalu tertuju pada mereka. Akhirnya Ibrahimpun
mengunjungi mereka
Ibrahim :Assalamu'alaikum,...wah sudah besar sekarang Ismail
Ismail :Iya Ayah,...ibu memelihara aku dengan baik, bagaimana khabar ayah?
Ibrahim :Alhamdulillah baik,...aku diutus oleh Allah untuk membangun Kaabah,...maukah kau
membantuku?
Ismail :Kerjakanlah apa yang diperintahkanAllah kepadamu dan aku akan membantumu dalam
pekerjaan yang mulia itu
Narator :Akhirnya merekapun membangun kabah, selang berapa lama Ibrahimpun kembali
bermimpi. Kali ini dalam mimpi itu, dia diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anaknya
Ismail. Anak satu-satunya dan sangat dicintainya
Ibrahim duduk termenung, memikirkan ujian terberat yang harus dihadapi yaitu perintah Allah
untuk menyembelih anaknya, datanglah syaitan yang menganggunya dengan upaya untuk
menggoda Ibrahim agar tidak melaksanakan perintah Allah
Syaitan :Jangan mau Ibrahim,...urungkan niatmu. Bukankah Ismail anakmu satu-satunya, siapa
yang akan meneruskan keturunanmu kelak jika ia kau sembelih...mhm..benar-benar ayah yang
tidak mengasihi anak
(Datang Ismail menghampiri ayahnya )
Ismail :Ayah,...ada apakah gerangan, apa yang membuat engkau termenung dan berdiam seorang
diri?
Syaitan :Jangan beritahu Ibrahim,...nanti ia akan membencimu sebagai ayahnya
(Ibrahimpun terdiam dan hampir mengurungkan niatnya untuk menyampaikan kepada Ismail
tentang perintah Allah tersebut )
Ismail :Ayah....
Syaitah :Jangan beritahu,...jangan-jangan itu hanya khayalanmu saja
Ibrahim :Pergilah kau syaitan,..jangan ganggu kami.... (Syaitanpun pergi )
Ibrahim :Anakku yang kukasihi, permata ayah karena hanya engkaulah kelak yang akan
meneruskan keturunanku, aku diperintahkan Allah untuk menyembelihmu. Berat rasanya aku
melakukan ini. Bagaimana menurutmu

Ismail :Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yg diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan
mendapati dan menemuiku insya Allah sebagai seorang yg sabar dan patuh kepada perintah. Aku
hanya meminta dalam pelaksanaan perintah itu, agar ayah mengikatku sekuat-kuatnya supaya aku
tidak banyak gerak sehingga menyusahkan ayah, dan kau tanggalkan pakaianku supaya tidak
terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku melihatnya.
Lalu tajamkanlah parangmu dan percepatkan penyembelihan agar meringankan penderitaan dan
rasa perihmu, lalu sampaikan salam untuk ibuku
(Ibrahimpun memeluk Ismail dan berkata )
Ibrahim :Bahagialah aku memiliki seorang putera yang taat kepada Allah, berbakti kepada
orangtua dan ikhlas menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah
(Lalu Ibrahimpun mengikat Ismail dan membaringkannya dilantai. Sambil mengasah pisaunya, air
matanya menetes, agak lama ia melakukan itu, seakan-akan terjadi pertarungan batin anatar ingin
melaksanakn perintah Allah dengan kecintaannya kepada anaknya )
(Namun ternyata parang yang sudah diasah itu menjadi tumpul dileher Ismail. Berkali-kali ia coba
untuk menyembelihnya namun gagal, sampai akhirnya turunlah wahyu melalui Jibril )
Jibril :wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami
membalas orang-orang yg berbuat kebajikan. Sembelihlah kambing sebagai ganti engkau
menyembelih anakmu. Allah sudah menerima ketaatanmu, pahala dan kebaikan akan senantiasa
menyertaimu
Narator :Dikisahkan Ismail sudah beranjak dewasa, dan Ibrahim berulangkali menjenguknya,
hingga akhirnya Ismail menikah dengan Umara. Sampai suati ketika Ibrahimpun berkunjung ke
rumah Ismail
Ibrahim :Assalamu'alaikum,...kemanakah suamimu?
(Umara tidak mengenali orangtua itu yg tidak lain adalah bapak dari suaminya )
Umara :Wa'alaikum salam Pak tua,...suamiku sedang berburu. Apakah keperluanmu di sini?
Ibrahim :Aku hanya ingin menanyakan bagaimana khabar kalian
Umara :Kami berada dalam kesempitan, hidup kami menderita
Ibrahim :Apakah kamu mempunyai jamuan , makanan dan minuman?
Umara :Aku tidak mempunyainya, malah apapun tiada
(Ibrahim tidak suka dengan sifat Umara yang kikir dan tidak menghormati tamu, maka ia pun
berkata)
Ibrahim : Jika suamimu kembali, sampaikan salamku kepadanya dan katakan supaya dia
menggantikan pintunya
(Ismailpun pulang dan bertanya kepada istrinya )
Ismail :Istriku,...adakah orang datang menemuimu?
Umara :Ya, ada orang tua mengunjungi kita. Aku tidak mengenalnya, ia tampak lusuh dan tua
sekali
Ismail :Apakah ia mewasiatkan sesuatu kepadamu?
Umara :Ya, dia menyuruhku untuk menyampaikan salam kepadamu dan memintaku mengatakan

kepadamu supaya menggantikan pintunya,....hu memang dia itu siapa??..seenaknya menyuruhmu


begitu..!
(Ismail menahan marah dan berkata )
Ismail :Dia adalah bapakku,...dan karena sikapmu yang tidak terpuji, maka ia menyuruhku untuk
menceraikanmu. Mulai besok, pulanglah kamu ke keluargamu. Dan rubahlah sikapmu itu
(Ismailpun lalu mengantarkan istrinya yg telah diceraikannya itu ke rumah orangtuanya )
Narator :Dikisahkan akhirnya Ismailpun menikah lagi,kali ini dengan Sayiida lalu dengan
Meriba dan terakhir dengan Malchut. Dari ke-dua istrinya tersebut Ismail memiliki sejumlah
anak, yang kelak akan lahir dari keturunan Ismail seorang Nabi yaitu nabi Muhammad

Drama Nabi Ibrahim


Nama pemain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Namrud
Ahli nujum
Ibu
Bapak
Pengawal
Ibrahim

Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau bin Falij bin Aaabir
bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama
Faddam Aram dalam kerajaan Babylon yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja
bernama Namrud bin Kanaan. Kerajaan Babylon pada masa itu termasuk kerajaan yang
makmur dan rakyatnya hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang maupun
pangan serta sarana-sarana yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mereka. Akan
tetapi tingkatan hidup rohani mereka masih berada di tingkat jahiliyah. Mereka tidak
mengenal Tuhan Pencipta yang telah mengurniakan mereka dengan segala kenikmatan dan
kebahagiaan duniawi. Persembahan mereka adalah patung-patung yang mereka pahat sendiri
dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.
Penguasa negeri tersebut adalah seorang raja yang sangat jahat, ia mengaku dirinya sebagai
tuhan, ia mengaku dapat menjadikan orang miskin menjadi kaya, orang terhina menjadi mulia
dan orang sengsara menjadi bahagia dengan kehendaknya.
Namrud
: Hahahaha. akulah namrud, Raja dari segala raja, raja yang mempunyai
kekuasaan mutlak. Semua orang harus tunduk kepadaku, akulah yang dapat merubah nasib
semua orang di dunia ini. Aku lah Namrud sang penguasa alam semesta. Ha ha ha ha.
Pada sustu malam, Namrud bermimpi ada seorang anak laki-laki yang masuk ke dalam
kamarnya dan mengambil mahkotanya lalu memecahkannya. Seketika itu juga ia langsung
bangun. Pada apagi harinya ia memanggil para ahli mimpi kerajaan.

Namrud
: wahai apara ahli mimpi, semalam aku bermimpi ada seorang anak kecil yang
masuk ke dalam kamarku kemudian mengambil mahkotaku dan menghancurkannya. Apa
sebenarnya arti dari mimpiku ini?
Ahli Nujum : ampun baginda raja menurut tafsiran hamba, akan terlahitr seorang anak
laki-laki dari rakyat kita ini yang akan tumbuh menjadi anak yang hebat dan pemberani dan
setelah besar akan menghancurkan kekuasaan raja.
Namrud
: Apa!!!! Pengawal mulai detik ini, siapapun dari rakyatku yang melahirkan
anak laki-laki maka anak tersebut harus dibunuh. Sispapu siapapun tanpa terkecuali.
Mulai hari itu, namrud menjadi sangat kejam dan garang. Ia lalu memerintahkan psukan
militernya untuk mencari ke semua penjuru tempat rakyatnya tinggal. Dan jika menemukan
seorang ibu yang sedang hamil tua maka ia akan menunggunya sampai anak tersebut lahir,
dan ketika anak tersebut lahir
Ibu
: Pak, sebentar lagi aku akan melahirkan, ak sangat takut sekali jika anak yang
lahir ini adalah seorang anak laki-laki, karena pengawal raja sudah menunggu kita setiap hari.
Bapak

: tenanglah bu, kita serahkan saja semuanya kepada Tuhan

Pengawal
: Aku akan menungu kalian berdua sampai anak uang kau kandung tersebut
lahir, jika ia perempuan maka aku akan pergi, tetapi jika ia laki-laki maka akan aku tebas
batang lehernya.Ternyata yang lahir adalah seorang anak laki-laki, dan pengawalpun
langsung menebas batang lehernya dan membunuhnya
Pengawal

: Ambil anak laki-laki tersebut, anak laki-laki tersebut harus kita bunuh..

Ibu

: Jangan pengawal, jangan bunuh anakku.

Pengawal

: Tidak, anak tersebut harus di bunuh, ambil anaknya

Pengawal tersebut lalu mengambil anaknya dan membunuhnya


Ibu

: Hu hu hu hu.

Disebuah tempat yang lain terdapat pula seorang ibu yang sedang mengandung dan siap
melahirkan, ia sangat atuk jika anak yang dilahirkannya adalah seorang anak laki-laki dan
tertangkap oleh pengawal kerajaan, maka sudah pasti anak tersebut akan dibunuhnya.
Ibu
: Ya Allah berikanlah pertolonganmu agar hamba dapat menyelamatkan
anak yang sedang hamba kandung ini.
Pada suatu malam, karena merasa anak dalam kandungannya akan segera melahirkan, dan
takut jika anak yang dikandungnya adalah seorang anak laki-laki, kemudian ibu tersebut pergi
ke sebuah gua yang sangat jauh dari penduduk untuk menyelamatkan anak yang sedang
dikandungnya dari pengawal kerajaan. Ketika telah tiba waktunya, maka sang ibu kemudian
melahirkan tanpa seorangpun yang tahu kecuali suaminya, dan ternyata anak yang
dikandungnya adalah seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Seketika itu juga ia merasa
gembira dan mengcapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi kebahagiaan

tersebut langsung sirna ketika ia teringat dengan pengawal kerajaan yang akan membunuh
semua anak laki-laki yang lahir.
Ibu
: Alhamdulillah ya Allah. engkau telah memberikan hamba seorang anak
laki-laki yang sangat tampan, tapi hamba merasa takut jika anak yang hamba lahirkan ini
tertangkap oleh pengawal kerajaan, karena sudah pasti anak ini akan dibunuhnya. Hamba
mohon perlindungan-Mu ya Allah
Karena takut tertangkap, maka sang ibu kemudian memutuskan untuk merawat anaknya di
dalam gua, setiap malam hari ia kembali ke gua uantuk melihat anaknya dan memberi makan
kepadanya. Anak tersebut kemudian di beri nama Ibrahim, semenjak masih bayi ibrahim
sudah mempunyai kelebihan-kelebihan di antaranya ialah jari jempol Ibrahim bisa
mengeluarkan susu yang sangat manis, sehingga ia tak pernah merasa kehausan ketika di
tinggal oleh Ibunya pada siang hari. Ketika ibrahim sudah mneginjak masa remaja, ia
memberanikan diri untuk keluar dari gua yang megurungnya selama beberapa tahun.
Ibrahim
: Subhanallah sungguh luas sekali Alam ini? Bertahun-tahun aku tinggal di
dalam gua dan tak pernah melihat alam yang luas lagi indah ini ketika malam tiba, ia lalu
berfikir tentang siapa sebenarnya yang ada di balik alam ini, siapa yang menciptakannya dan
siapa pula yang mengaturnya.
Kemudian Ibrahim melihat bulan
Ibrahim

: Bulan ini sangat indah dan terang bersinar, pasti ini adalah Tuhanku.

Tetapi pada pagi harinya bulan tersebut menghilang


Ibrahim

: Bulan itu bukan Tuhanku, aku benci Tuhan yang suka menghilang

Kemudian ia melihat matahari


Ibrahim
bulan.

: mungkin matahari itulah tuhanku, karena cahayanya lebih terang dari cahaya

Tetapi pada sore harinya matahari tersebut tenggelam, sehingga Ibrahim mengatakan bahwa
ia tidak menyukai Tuhan yang suka tenggelam
Ibrahim

: Aku tidak suka dengan Tuhan yang suka meninggalkanku,

Kemudian di malam itu ia melihat banyak bintang-bintang bertebaran, alu ia berucap kembali
Ibrahim
: aku suka bintang-bintang tersebut menjadi Tuhanku, karena jumlahnya
sangat bayak dan sangat menerangiku diwaktu gelap gulita.
Tatapi ketika pagi muncul, bintang-bintang tersebut hilang semuanya
Ibrahim

: aku benci terhadap Tuhan yang suka menghilang.

Lalu ibrahim mengambil kesimpulan bahwa Tuhan yang sebenarnya adalah tuhan yang
menciptakan alam semesta ini.

Setelah pembantaian oleh pengawal kerajaan sudah tidak terjai lagi terhadap anak-laki-laki
yang baru saja dilahirkan, Ibrahim kemudian di ajak oleh ibunya pulang kerumahnya. Ia
merasa sangat kaget dan heran kepada orang-orang yang dilaluinya, karena orang-orang yang
ia lihat sangat tidak beradab dan bahkan ada yang sedang menyembah patung-patung. Ketika
sampai di rumah:
Ibu

: Ibrahim, inilah rumah kita, mulai sekarang engkau akan tinggal disini

Ibrahim

: Terima kasih bu

Ibrahim yang kaget ketika melihat orang-orang menyembah patung, tiba-tiba lebih kaget lagi
ketika melihat ayahnya yang membuat patung tersebut. Pada suatu hari, ia bertanya terhadap
ciptaan ayahnya:
Ibrahim
Ayah

: Ayah, Patung apakah ini?


: Itu adalah patung dari Tuhan-Tuhan wahai anakku!

Nabi Ibrahim sangat keheranan melihat hal tersebut, kemudian timbul dalam dirinya melalui
akal sehatnya penolakan terhadap apa yang dilihatnya. Uniknya, Nabi Ibrahim justru
bermain-main dengan patung itu, bahkan terkadang ia menunggangi punggung patung-patung
itu seperti orang-orang yang biasa menunggang keledai dan binatang tunggangan lainya. Pada
suatu hari, ayahnya melihatnya saat menunggang punggung patung yang bernama Mardukh.
Saat itu juga ayahnya marah dan memerintahkan anaknya agar tidak bermain-main dengan
patung itu lagi. Kemudian Ibrahim bertanya:
Ibrahim
telinga kita?

: Kalau yang ini patung apa ayah? Kedua telnganya lebih besar daripada

Ayah
: Itu adalah Mardukh, tuhan para tuhan wahai anakku, dan kedua telinga yang
besar itu sebagai simbol dari kecerdasan yang luar biasa.
Ibrahim tampak tertawa dalam dirinya padahal saat itu beliau baru menginjak usia tujuh
tahun.
Nabi Ibrahim pernah mengejek ayahnya saat beliau masih kecil. Suatu hari, Ibrahim bertanya
kepada ayahnya:
Ibrahim
Ayah

: Siapa yang menciptakan manusia wahai ayahku?


: Manusia, karena akulah yang membuatmu dan ayahku yang membuat aku.

Ibrahim
:bukan begitu wahai ayahku, karena aku pernah mendengar seseorang yang
sudah tua yang berkata: Wahai Tuhanku mengapa Engkau tidak memberi aku anak.
Ayah
: Benar wahai anakku, Allah yang membantu manusia untuk membuat manusia
namun Dia tidak meletakkan tangan-Nya di dalamnya. Oleh karena itu, manusia harus
menunjukkan kerendahan di hadapan Tuhannya dan memberikan kurban untuk-Nya.
Ibrahim

: Berapa banyak tuhan-tuhan itu wahai ayahku?

Ayah

: Tidak ada jumlahnya wahai anakku.

Ibrahim
: Apa yang aku lakukan wahai ayahku jika aku mengabdi pada satu tuhan lalu
tuhan yang lain membenciku karena aku tidak mengabdi pada-Nya? Bagaimana terjadi
persaingan dan pertentangan di antara tuhan? Bagaimana seandainya tuhan yang membenciku
itu membunuh tuhanku? Boleh jadi ia membunuhku juga.
Ayah
: Ha ha ha ha. Kamu tidak perlu takut wahai anakku, karena tidak ada
permusuhan di antara sesama tuhan. Di dalam tempat penyembahan yang besar terdapat
ribuan tuhan. Meskipun demikian, belum pernah kita mendengar satu tuhan memukul tuhan
yang lain.
Ibrahim
Ayah

: Kalau begitu terdapat suasana harmonis dan kedamaian di antara mereka.


: Benar wahai anakku

Kemudian Ibrahim bertanya lagi


Ibrahim

: Dari apa tuhan-tuhan itu diciptakan wahai ayah?

Ayah
: yang Ini dari kayu-kayu pelepah kurma, yang itu dari zaitun, dan berhala
kecil itu dari gading. Lihatlah alangkah indahnya. Hanya saja, ia tidak memiliki nafas.
Ibrahim
: Jika para tuhan tidak memiliki nafas, maka bagaimana mereka dapat
memberikan nafas? Bila mereka tidak memiliki kehidupan bagiamana mereka memberikan
kehidupan? Wahai ayahku, pasti mereka bukan Allah.
Mendengar ucapan Ibrahim itu, sang ayah menjadi berang dan marah sambil berkata:
Ayah

: Seandainya engkau sudah dewasa niscaya aku pukul dengan kapak ini.

Ibrahim
: Wahai ayahku, jika para tuhan mambantu dalam penciptaan manusia, maka
bagaimana mungkin manusia menciptakan tuhan?

Anda mungkin juga menyukai