Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN VII
SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN

I.Tujuan
Membuat kurva larutan suatu cairan yang terdapat dalam dua cairan tertentu

II.Dasar Teori
Sistem adalah suatu zat yang dapat diisolasikan dari zat-zat lain dalam suatu bejana inert,
yang menjadi pusat perhatian dalam mengamati pengaruh perubahan temperature, tekanan serta
konsentrasi zat tersebut. Sedangkan komponen adalah yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut
dan pelarut dalam senyawa biner. Banyaknya komponen dalam sistem C adalah jumlah
minimum spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan komposisi semua fase yang ada
dalam sistem. Definisi ini mudah diberlakukan jika spesies yang ada dalam system tidak bereaksi
sehingga kita dapat menghitung banyaknya.Fasa merupakan keadaan materi yang seragam di
seluruh bagiannya, tidak hanya dalam komposisi kimianya tetapi juga dalam keadaan fisiknya.
Contohnya: dalam sistem terdapat fasa padat, fasa cair dan fasa gas. Banyaknya fasa dalam
sistem diberi notasi P. Gas atau campuran gas adalah fasa tunggal ; Kristal adalah fasa tunggal
dan dua cairan yang dapat bercampur secara total membentuk fasa tunggal. Campuran dua logam
adalah sistem duafasa (P=2), jika logam-logam itu tidak dapat bercampur, tetapi merupakan
sistem satu fasa(P=1), jika logam-logamnya dapat dicampur. Pada perhitungan dalam
keseluruhan termodinamika kimia, J.W Gibbs menarik kesimpulan tentang aturan fasa yang
dikenal dengan Hukum Fasa Gibbs, jumlah terkecil perubahan bebas yang diperlukan untuk
menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan.
Berdasarkan hukum fasa Gibbs, jumlah terkecil variabel bebas yang diperlukan untuk
menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan diungkapkan sebagai :
F
dimana,
F = jumlah derajat kebebasan

= C P + 2.........................................(1)

C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Dalam ungkapan diatas, kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan komposisi
sistem. Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap
dapat dinyatakan sebagai :
F = 3 P...................................................(2)
Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa, maka F = 2, berarti untuk menyatakan
keadaan sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya. Sedangkan
bila dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan,maka F = 1, berarti hanya satu
komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah
tertentu berdasarkan diagram fasa untuk sistem tersebut. Oleh karena sistem tiga kompoen
pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka
diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga
samasisi yang disebut diagram terner.
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga kompoen tergantung pada daya saling larut antar
zat cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B saling
larut sebagian. Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau
memperkecil daya saling larut A dan B.
Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar daya saling larut A dan
B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan cairan C dalam
berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat digambarkan pada suatu
diagram terner. Prinsip menggambarkan komposisi dalam diagram terner dapat dilihat pada
gambar (1) dan (2) di bawah ini.

Gambar 1. Diagram Terner

Gambar 2. Diagram Terner


(Tim Dosen Kimia Fisika: 2012)
Titik A, B dan C menyatakan kompoenen murni. Titik-titik pada sisi AB, BC dan AC
menyatakan fraksi dari dua komponen, sedangkan titik didalam segitiga menyatakan fraksi
dari tiga komponen. Titik P menyatakan suatu campuran dengan fraksi dari A, B dan C
masing-masing sebanyak x, y dan z.
Satu fasa membutuhkan dua derajat kebebasan untuk menggambarkan sistem secara
sempurna, dan untuk dua fasa dalam kesetimbangan, satu derajat kebebasan. Jadi, dapat

digambarkan diagram fasa dalam satu bidang. Cara terbaik untuk menggambarkan sistem tiga
komponen adalah dengan mendapatkan suatu kertas grafik segitiga (Dogra, 2009: 473).
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah % berat atau fraksi mol. Bila komposisi
masing-masing dinyatakan dalam persen berat masing-masing komponen, maka perlu
diketahui massa jenis tiap komponen untuk menghitung beratnya masing-masing.
m = X V............................................(3)
keterangan :
m = massa
= massa jenis
V = volume
Bila berat masing-masing komponen sudah dihitung, hitung persen berat masing-masing
komponen (fraksi dari masing-masing komponen). Alas segitiga menggambarkan komposisi
campuran air-kloroform. Oleh karena itu, sistem tiga komponen pada temperatur dan tekanan
tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem ini
dapat digambarkan dalam fasa bidang datar berupa suatu segitiga sama sisi yang disebut
diagram Terner (Oktaviana, 2012).
Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan dua komponen.
Diagram ini digambarkan sebagai segitiga sama sisi. Air dan asam asetat dapat bercampur
seluruhnya, demikian juga dengan kloroform dan asam asetat. Air dan kloroform hanya dapat
campur sebagian. (Atkins, 2006: 218).
Asam asetat , asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa aroma dalam makanan. Asam cuka memilih rumus empiris
C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3-COOH,CH3COOH atau CH3CO2H.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam formal.
Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kepada kloroform oleh karenanya
bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat dibandingkan kelarutan air dalam
kloroform. Penambahan asam asetat berlebih lebih lanjut akan membawa sistem bergerak
kedaerah satu fase (fase tunggal). Namun demikian, saat komposisi mencapai titik a3, ternyata
masih ada dua lapisan walaupun sedikit
Adanya suatu zat terlarut mempengaruhi kelarutan zat terlarut lainnya. Efek garam-keluar
(setting-out) adalah berkurangnya kelarutan suatu gas (atau zat bukan-ion lainnya) di dalam

air jika suatu garam ditambahkan. Efek garam ke dalam (setting-in) juga dapat terjadi, dimana
sistem terner lebih pekat (dalam arti mempunyai air lebih sedikit) dari pada sistem biner.
Garam juga dapat mempengaruhi kelarutan elektrolit lain, seperti amonium klorida,
aluminium sulfat dan air.

III.Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
a.Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Labu Erlenmeyer 9 buah


Buret
Statif dan klem
Pipet tetes
Gelas Kimia
.Gelas ukur 10 mL 2 buah

b.Bahan
1. Larutan Aseton
2. Lerutan Benzena
3. Aquades

IV.Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalm percobaan ini yaitu :

1. Menyiapkan Alat dan Bahan


2. Membuat 9 macam cairan di dalam 9 labu erlenmeyer dengan cara mencampurkan
larutan A dan B yang saling melarut
Labu
Kompone
nA
Kompone
nB

1
1

2
2

3
3

4
4

5
5

6
6

7
7

8
8

9
9

Ket: Komponen A = Aseton


Komponen B = Benzena
Komponen C = Aquades
3.Memasukkan komponen C kedalam buret.
4.Menitrasi tiap campuran komponen dalam labu Erlenmeyer 1 sampai 9 dengan komponen C
(Aquades) sampai timbul kekeruhan.
5.Mencatat jumlah komponen C (aquades) yang diperlukan untuk menitrasi.

Anda mungkin juga menyukai