Metlit
Metlit
1. Mencari pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda.Dalam hal ini variasi panas
dan muai panjang dapat diukur secara teliti dan penelitian dilakukan di laboratorium,
sehingga pengaruh-pengaruh variable lain dari luar dapat dikontrol.
2. Pengaruh air laut terhadap korosi logam tertentu. Hal ini juga dapat dilakukan melalui
penelitian dengan desai ekperimen karena kondisi dapat dikontrol secara teliti.
3. Mencari pengaruh metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid
dalam pelajaran bahasa Indonesia.Untuk mencari seberapa besar pengaruh metode
mengajar kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid, maka harus membandingkan
pemahaman murid sebelum menggunakan metode ontekstual, dan sesudah menggunakan
metode kontekstual.
4. Penerapan Model Kooperatif dalam Pembelajaran Menulis (studi eksperimen terhadap
siswa SLTPN 3 Garut Tahun Ajaran 2003/2004)
efek
Hub sebab akibat :
cross sectional < case control < cohort F risk dipelajari
melalui pendekatan retrospektif efek diidentifikasi saat ini, f
risk diidentifikasi masa lalu Tahapan kasus kontrol 1.
Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai 2.
Menetapkan variabel penelitian 3. Menetapkan subjek penelitian
4. Melakukan pengukuran variabel 5. Analisis hasil Kelebihan
kasus kontrol 1. Cocok untuk mempelajari penyakit yg jarang
ditemukan 2. Hasil cepat, ekonomis 3. Subjek penelitian bisa
lebih sedikit 4. Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor
risiko yang mungkin berhubungan dengan penyakit 5. Kesimpulan
korelasi > baik, krn ada pembatasan dan pengendalian f risk
6. Tidak mengalami kendala etik
Kelemahan kasus kontrol
1. Bias
2. Tdk diketh pengaruh variabel luar yg tak terkendali dgn
teknik matching
3. Pemilihan kontrol dgn mathcing akan sulit bila faktor risiko
yg di matchingkan banyak
4. Kelompok kasus dan kontrol tidak random apakah faktor
luar seimbang?
Contoh : Penelitian ingin membuktikan hubungan antara
malnutrisi/ kekurangan gizi pada anak balita dengnan perilaku
pemberian makanan oleh ibu.
Tahap pertama : Mengidentifikasi variabel dependen ( efek )
dan variabel- variabel independen (faktor resiko ).
- Variabel dependen : malnutrisi
- Variabel independen : perilaku ibu dalam memberikan
makanan.
- Variabel independen yang lain : pendidikan ibu, pendapatan
keluarga, jumlah anak, dan sebagainya.
Tahap kedua : Menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan
sampel penelitian. Objek penelitian disini adalah pasangan ibu
kejadian
Cohort:
clause-effective => Diamati terlebih dahulu faktor-faktor penyebab suatu kejadian, setelah itu
baru
contoh:
dianalisis
kemungkinan
Terjadi
tanah
longsor
akibat
di
suatu
kejadian.
wilayah
Purworejo
Pandangan
Trohoc:
langsung mendatangi tempat kejadian tanah longsor dan mengamati segala kejadian. Dengan
berbekal pengalaman dari lapangan, lalu dicari penyebab atau faktor-faktor di lingkungan yang
berpengaruh terhadap lingkungan tempat longsor, anatara lain: kemiringan lereng, curah hujan,
permeabilitas
tanah,
sebaran
batu,
dan
Pandangan
Dikumpulkan data-data sekunder ditempat longsor
Kelebihan
Trohoc: Penanganan cepat
Cohort : Kemprehensif, bisa meramal/memperkirakan bencana di suatu wilayah
Kelemahan
lain-lain)
Cohort
PENELITIAN KOHORT
PENEL ITIAN KOHORT
Penjelasan :
Penelitian Kohort adalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang
mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok
terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan status penyakit.
Langkah-Langkah Penelitian Kohort :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian
2. Penetapan populasi kohort
3. Besarnya sampel
4. Sumber keterangan keterpaparan
5. Identifikasi subjek
Ciri-Ciri Penelitian Kohort :
Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan
pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati atau tidak. Bisa bersifat
retrospektif atau prospektif.
Kelebihan :
Kekurangan :
1. Contoh lain penelitian kohort adalah: Hubungan Jajan Sembarangan dan Tidak
Mencuci Tangan Sebelum makan dengan Kejadian Thypoid. Dalam kasus ini populasi non
kasus dibagi menjadi 2 yaitu jajan sembarangan & tidak cuci tangan (sebagai kelompok
terpapar, E+) dan tidak jajan sembarangan & cuci tangan (sebagai kelompok tidak terpapar,
E-). Pengamatan cohort dilakukan secara kontinu, sehingga diikuti denga follow up. Pada
periode follow up ini kelompok terpapar dibagi menjadi 2 yaitu terpapar & sakit thypoid (E+D+)
dan terpapar & tidak sakit thypoid (E+D-). Untuk kelompok tidak terpapar juga dibagi menjadi
2 kelompok yaitu tidak terpapar & sakit thypoid (E-D+) dan tidak terpapar-tidak sakit thypoid
(E-D-). Insidence kelompok terpapar (Po) = (E+D+) / (E+D+) + (E+D-) Insidence kelompok
tidak terpapar (P1) = (E-D+) / (E-D+) + (E-D-) Relative Risk (RR) = Po / P1 Dalam kasus ini
desain cohort adalah sebagai berikut : Yang dihitung adalah perbandingan resiko menjadi
sakit antara kelompok terpapar dengan kelompok tak terpapar. Disebut : Relative Risk atau
Risk Ratio (RR) Insiden dikelompok terpapar RR = Insiden dikelompok tak terpapar Kelebihan
rancangan desain penelitian kohort (prospektif) adalah: 1. Bebas bias seleksi dan recall bias.
2. Outcome tidak mempengaruhi seleksi. 3. Dapat dipelajari sejumlah efek secara serentak.
Kelemahan rancangan desain penelitian kohort (prospektif) adalah: 1. Relatif mahal. 2.
Penggunaan waktu jangka lama. 3. Extraneous variabel kadang sukar dikontrol. 4. Ukuran
sampel sangat besar untuk penyakit yang jarang.