Chusnul Khotimah
Dea Maria Wibowo
Endah Darma Pratiwi
Lucy Dahlia Ariska
Nur Fauziah Safitri
Lita Nuradri Yani
Febi Ramadhani Minha
Yoga Ardiansyah
12330004
12330017
12330028
12330036
12330048
12330058
12330093
12330094
Faktor Penyebab
Suplai
Ketika
beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung meningkat. Otot jantung memompa lebih kuat.
Riwayat
Angina
disebabkan oleh penurunan aliran darah yang menuju area jantung. Kadang-kadang , jenis penyakit jantung yang lain atau hipertensi yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan angina.
Ateriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur dimana
bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
Spasme
Anemia
arteri koroner
berat
Insufisiensi
Artritis
Aorta
Faktor Resiko
- dapat di ubah (dimodifikasi)
Rokok
Hipertensi
Stress
Obesitas
Kurang
Diabetes
Pemakaian
aktifitas
Mellitus
kontrasepsi oral
Usia
Jenis Kelamin
Ras
Emosi
Stress
Terlalu kenyang
Banyak merokok
Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada
ketidak adekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium
yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan
lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak
diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis,
namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang
bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Angina variant
Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan
pada waktu aktifitas
ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner
EKG deviasi segment ST depresi
atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang
kemudian normal setelah serangan
selesai.
Pemeriksaan diagnostik
- elektrokardiogram
- foto rontgen dada
- pemeriksaan laboratorium
- uji latihan jasmani
- thallium exercise myocardial imaging
Pengobatan
Pengobatan dimulai dengan usaha untuk mencegah penyakit arteri koroner, memperlambat
progresivitasnya atau melawannya dengan mengatasi faktor-faktor resikonya. Faktor resiko terpenting
yang
bisa
dicegah
adalah
merokok
sigaret.
Pengobatan angina terutama tergantung kepada berat dan kestabilan gejala-gejalanya . Jika gejalanya
stabil dan ringan sampai sedang, yang paling efektif adalah mengurangi faktor resiko dan mengkonsumsi
obat-obatan.
Jika gejalanya memburuk dengan cepat, biasanya penderita segera dirawat dan diberikan obat-obatan di
rumah sakit. Jika gejalanya tidak menghilang dengan obat-obatan, perubahan pola makan dan gaya
hidup, maka bisa digunakan angiografi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan pembedahan bypass
arteri koroner atau angioplasti.
Pengobatan
Angina pektoris stabil
Terdapat 4 macam obat yang diberikan kepada penderita:
1. Beta-blocker
Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan
norepinephrine pada jantung dan organ lainnya. Beta-blocker
mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan
aktivitas, Beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen. Beta-blocker dan nitrat telah
terbukti mampu mengurangi kejadian serangan jantung dan kematian
mendadak.
3. Antagonis Kalsium
Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi
kejang arteri koroner. Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant
angina. Beberapa antagonis kalsium (misalnya verapamil dan diltiazem) bisa
memperlambat denyut jantung. Obat ini juga bisa digabungkan bersama Betablocker untuk mencegah terjadinya episode takikardi (denyut jantung yang sangat
cepat).
4. Antiplatelet (contohnya aspirin)
Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah
bila terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding
arteri, maka pembentukan bekuan ini (trombosis) bisa mempersempit atau
menyumbat arteri sehingga terjadi serangan jantung. Aspirin terikat pada platelet
dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding pembuluh darah, jadi
aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner. Penderita yang
alergi terhadap aspirin, bisa menggunakan triklopidin.
Pengobatan
angina pektoris tak stabil
Pada umumnya penderita unstable angina harus dirawat, agar
pemberian obat dapat diawasi secara ketat dan terapi lain dapat diberikan
bila perlu.
Penderita mendapatkan obat untuk mengurangi kecenderungan
terbentuknya bekuan darah, yaitu:
- Heparin (suatu antikoagulan yang mengurangi pembentukan bekuan
darah)
- Penghambat glikoprotein IIb/IIIa (misalnya absiksimab atau
tirofiban)
darah (vasodilator)
Kombinasi keduanya
Selesai