Sand-Mold Casting
2.
Dry-Sand Casting
3.
Shell-Mold Casting
4.
Full-Mold Casting
5.
Cement-Mold Casting
6. Vacuum-Mold Casting
2.
Permanent-Mold Casting
3.
Centrifugal Casting
4.
Plaster-Mold Casting
5.
Investment Casting
6.
Solid-Ceramic Casting
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu:
4.
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent mold). Cetakan
pasir termasuk dalam expendable mold. Oleh karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran
saja, setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran. Dalam pembuatan
cetakan, jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika, pasir zircon atau pasir hijau.
Sedangkan perekat antar butir-butir pasir dapat digunakan, bentonit, resin, furan atau air gelas.
Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut :
Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan
kedalam cetakan. Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor. Rongga
cetakan dibuat dengan menggunakan pola.
Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah
dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan. o Gating sistem (sistem
saluran masuk), merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun.
Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal. Saluran
ini juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan.
Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk
mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue. Kecepatan aliran
logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam
cair yang berasal dari tungku kerongga cetakan.
Raiser (penambah), merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi
kembali rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi.
Logam-logam yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengecoran yaitu: Besi cor, besi
cor putih, besi cor kelabu, besi cor maliable, besi cor nodular, baja cor dan lainlain. Peleburan
logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh
langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang terdiri dari
logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak
dimasukkan kedalam tungku.
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat membersihkan logam cair dengan menghilangkan
gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks memiliki beberpa
kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair),. Cleaning fluxes,
drossing fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes. Tungku-tungku peleburan yang biasa
digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik, tungku induksi, tungku
krusibel, dan tungku kupola
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
2.
2. Multi Cavity
3. Unit Cavity
Kerugiannya:
Alumuniumcasting
turbulensi didalam cetakan. Turbulensi ini harus dihindari karena gas gas akan
terperangkap didalam cetakan sehingga akan menyebabkan porositas.
2. Runner
Merupakan bagian yang berfungsi mengalirkan aliran logam dari sprue ke dalam cetakan
( mold ) atau core ( inti cetakan ). Bentuk gate biasanya silinder dengan diameter tertentu.
3. Riser
Merupakan bagian yang berfungsi untuk membuang gas gas yang terjebak didalam
cetakan sehingga akan bebas dari porosity.
4. Gate
Merupakan bagian yang menghubungkan riser dan core ( inti )
Note :
Vent
: merupakan tempat untuk mengeluarkan gas panas
Parting Line
: garis dimana bagian atas dan bawah dari katup cetakan pasir
bertemu
Gating sistem : adalah bagian dimana leburan logam masuk kedalam cetakan.
Gating sistem meliputi : Cup , sprue, runner dan gate.
Cope
: merupakan bagian atas dari cetakan pasir ( sad mold )
Drag
:bagian bawah dari cetakan pasir
Flask
: kotak yang terbuat dari logam atau kayu yang mengandung atau
dilapisi pasir ( sand )
Figure 3. Schematic view of the components of a casting mould (gravity die casting).
b). High Pressure Die casting
Logam cair ( hot metal ) diinjeksikan dengan kecepatan dan pressure yang tinggi
kedalam cetakan ( mould casting ). Pada saat logam cair mengalami proses pendinginan
didalam cetakan, moving die bergerak sedangkan fixed die diam sehingga produk dapat
dikeluarkan.
Alumunium Alloying
Untuk menghasillkan paduan yang memiliki mechanical properties yang baik ( touhnest,
tensile strength, ductility, wear resistace, etc ) maka diperlukan adanya unsur paduan
lain pada logam alumunum. Logam logam yang ditambahkan yaitu :
1. Silikon ( Si )
Silikon memiliki sifat mampu alir yang baik ( fluidity ) sehingga akan memudahkan
logam cair untuk mengisi rongga rongga cetakan. Selain itu Silikon juga tahan
terhadap hot tear ( perpatahan pada metal casting pada saat solidificasion karena
adanya kontraksi yang merintangi.
Sifat AlSi dapat menghasilkan sifat sifat yang baik, yaitu :
1. Good castibility
2. Good corrosion resistance
3. Good machinability
4. Good weldability
5. etc
Pada paduan ( lihat AL- Si phase diagram ) logam alumunium silikon,kita dapat
membagi daerahnya menjadi 3 macam, yaitu :
1. Daerah Hipoeutektik
Pada daerah ini terdapat kandungan silikon < 12.2 % dimana struktur akhir yang
terbentuk pada fasa ini adalah struktur f errite ( alpha ) kaya alumunium, dengan struktur
eutektik sebagai tambahan.
Hypoeutectic Microstructure
2. Eutectic
Pada komposisi ini paduan Al-Si dapat membeku secara langsung ( dari fase cair ke padat
). Kandungan silikon yang terkandung didalamnya sekitar 11.7% sampai 12.2%
Paduan alumunium yang sesuai dengan tipe eutectik adalh Alumunium tuang ADC 12
( copper silumin ). Material ini memiliki kekuatan dan ketangguhan yang tinnggi
sehingga banyak diaplikasikan pada komponen dengan pressure yang tinggi, seperti :
crank case, wheel hub, cylinder barrel, etc.
c). Hypereutectic
Komposisi silikon diaas 12.2 persen sehingga kaya akan silikon dengan fasa eutektik
sebagai fasa tambahan.
hypereutectic microstructure
Contoh alumunium alloy jenis ini : AC8H, A.390
Note :
1. Pada komposisi silikon antara 0 14 persen tensile strength paduan Al-Si mencapai
kondisi puncak, yaitu sekitar 36 ksi atau sekitar 250 MPa
2. Setelah 14 persen, tensile strength material menurun sampai 200 MPa
3. Hardnesspun meningkat dari kadar Si 0 sampai 15 % kemudian setelah itu berhenti.
Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat, selanjutnya
cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder. Pasir
hijau untuk pengecoran digunakan sekitar 75 percent dari 23 million tons coran
yang diproduksi dalam USA setiap tahunnya.
Proses pengecoran sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu traditional casting
dan non-traditional/contemporary casting.
Teknik traditional terdiri atas :
1. Sand-Mold Casting
2. Dry-Sand Casting
3. Shell-Mold Casting
4. Full-Mold Casting
5. Cement-Mold Casting
6. Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas :
1. High-Pressure Die Casting
2. Permanent-Mold Casting
3. Centrifugal Casting
4. Plaster-Mold Casting
5. Investment Casting
6. Solid-Ceramic Casting
Perbedaan secara mendasar di antara keduanya adalah bahwa contemporary
casting tidak bergantung pada pasir dalam pembuatan cetakannya. Perbedaan
lainnya adalah bahwa contemporary casting biasanya digunakan untuk
menghasilkan produk dengan geometriyang kecil relatif dibandingkan bila
menggunakan traditional casting.
Hasil coran non-traditional casting juga tidak memerlukan proses tambahan untuk
penyelesaian permukaan.
Jenis logam yang kebanyakan digunakan di dalam proses pengecoran adalah logam
besi bersama-sama dengan aluminium, kuningan, perak, dan beberapa material
non logam lainnya.
MACAM-MACAM PENGECORAN
* PERMANENT MOLD CASTING
Jenis pengecoran ini , cetakannnya dapat dipakai berulang kali (terbuat dari logam
dan grafit). Pengecoran ini dikhususkan untuk pengecoran logam non ferrous dan
paduan.
Kualitas pengecoran ini tergantung dari kualitas mold, umumnya dikerjakan dengan
machining untuk mendapatkan kualitas yang bagus maka dikerjakan dengan proses
machining yang memiliki keakuratan yang tinggi
Advantage Permanent Mold Casting:
1. Produksi Tinggi
2. Cetakan dapat dipakai berulang kali
3. Dalam operasinya tidak diperlukan tenaga ahli
4. Ketelitian produk lebih baik daripada sand casting
5. Tidak memerlukan proses lanjutan
Disadvantage Permanent Mold Casting:
1. Harga cetakan mahal
2. Perlu perhitungan yang tepat dalam mengerjakan cetakan
3. cetakan untuk satu macam produk
4. ukuran produk kecil dan sederhana
5. tidak dapat mengecor baja
* CENTRIFUGAL CASTING
Prinsip: Menuangkan logam cair ke dalam cetakan yang berputar dan akibat gaya
centrifugal logam cair akan termampatkan sehingga diperoleh benda kerja tanpa
cacat.
Pengecoran ini digunakan secara intensif untuk pengecoran plastik , keramik, beton
dan
semua logam.
Advantage Centriugal Casting:
1. Riser tidak diperlukan
2. Produk yang berlekuk-lekuk dapat diproses dengan kualitas permukaan baik
3. toleransi dimensi kecil
4. ketebalan benda kerja uniform
Disadvantage Centrifugal Casting:
1. Harga peralatan mahal
2. Biaya maintenance mahal
3. Laju produksi rendah
4. One product in one mold
5. Gaya centrifugal besar
Pengecoran Centrifugal dapat dibagi 2 macam , yaitu:
A. Pengecoran Centrifugal Mendatar
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat dibuat
dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola tergantung pada
bentuk dan ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis proses
pengecoran yang digunakan.
Jenis-jenis pola :
a. Pola tunggal (one pice pattern / solid pattern)
Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah produk
sedikit. Pola ini dibuat dari kayu dan tentunya tidak mahal.
b. Pola terpisah (spilt pattern)
Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh rongga cetak dari
masing-masing pola. Dengan pola ini, bentukproduk yang dapat dihasilkan rumit
dari pola tunggal.
c. Match-piate pattern
Jenis ini popular yang digunakan di industri. Pola terpasang jadi satu dengan
suatu bidang datar dimana dua buah pola atas dan bawah dipasang berlawanan
arah pada suatu pelat datar. Jenis pola ini sering digunakan bersama-sama dengan
mesin pembuatan cetakan dan dapat menghasilkan laju produksi yang tinggi untuk
produk-produk kecil.
4. Inti
Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin kendaraan
atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan dalam rongga cetak
sebelum penuangan untuk membentuk permukaan bagian dalam produk dan akan
dibongkar setelah cetakan membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat,
permeabilitas baik, tahan panas dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).
5. Operasi Pengecoran Cetakan Pasir
Operasi pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan tahapan proses perancangan
produk cor, pembuatan pola dan inti, pembuatan cetakan, penuangan logam cair
dan pembongkaran produk cor.
PROSES PELEBURAN LOGAM
Peleburan logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran
karena berpengaruh langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan,
mula-mula muatan yang terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan material
lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku.
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat membersihkan logam cair dengan
menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor
(impurities). Fluks memiliki beberpa kegunaan yang tergantung pada logam yang
4. DISTORSI
5. PATING LINE
Kondisi cacat yang paling banyak dijumpai pada proses pengecoran saluran keluar
teko adalah lubang saluran keluar pada ujung teko yang terlalu sempit bahkan
tertutup
di akhir proses pengecoran. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pengecoran
ini
sehingga menyebabkan cacat tersebut. Kondisi cacat ini dapat direpresentasikan
dengan ketebalan dari produk cor saluran keluar teko.
Pada makalah ini akan dianalisa faktor yang paling signifikan mempengaruhi
ketebalan saluran teko hasil cor. Metode yang digunakan adalah metode desain
eksperimen khususnya metode desain faktorial untuk menentukan faktor-faktor
yang signifikan serta kondisi optimumnya dan metode response surface untuk
mendapatkan model pendekatan untuk ketebalan saluran teko sebagai fungsi dari
faktor-faktor tersebut sehingga dapat diperoleh kondisi keseluruhan yang paling
optimal.
Dari analisa hasil eksperimen ini ditemukan bahwa faktor yang signifikan terhadap
ketebalan adalah temperature tuang, radius sprue dan holding time. Dapat pula
disimpulkan bahwa kondisi optimum dari factor-faktor tersebut adalah temperatur
tuang 475?C, radius sprue 29.6 mm dan holding time 8 detik yang menghasilkan
ketebalan sebesar 2.54 mm. 14
KESIMPULAN
Di dunia industri sekarang ini kebutuhan akan logam semakin meningkat tidak lain
karna rasa ingin memiliki dari konsumen yang tidak ada habisnya. Banyak pihak
yang memanfaatkan kesempatan untuk meraup uang dari kebiasaan manusia
tersebut, semua kebutuhan akan logam yang tak mungkin dikerjakan dengan mesin
konfensional itulah yang merupakan suatu ilmu yang sangat bermanfaat yang
sebenarnya merupakan suatu peluang bisnis yang cukup menjanjikan di negara
indonesia ini Peluang bisnis berupa pengecoran logam itulah yang sekarang ini
telah ditekuni oleh banyak orang atau perusahaan.
Pengecoran sangat berguna karna tanpa pengecoran maka dunia industri logam
dunia tidak akan ada, karna pengecoranlah yang merupakan proses awal
pembuatan logam dari biji besi.
Kontributor
Doyle, Lawrence E., Cark A.1985. Proses pembuatan Material Untuk Permesinan.
New Jersey: Prentice Hall inc
Higgins, Raymond A. 1986. Ilmu Logam Persmesinan bagian 2, Tekhnologi Proses
Ilmu Logam. Honkong: ELBS.
Kim, S.E., Hyun, Y.T., et al.2001. Centrifugal Castability Of Tial Base Alloys.
Korea Japan: Foundary Engineers
Suprapto, Agus. 2001. Pengaruh Serbuk Rumah Kerang Laut Terhadap Kualitas Hasil
Pengecoran Alumnium.Jakarta
Drs, Zainuddin. 2007. Teknik Pembentukan Dasar.Palembang
http://digilib.petra.ac.id/ads-cgi/viewer.pl/jiunkpe/jou/mesn/2004/jiunk...