2.1. Manga
2.1.1. Pengertian dan Sejarah Manga
Manga ( baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata komik dalam
bahasa jepang; diluar Jepang kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan
tentang komik Jepang. Mangaka (baca: man-ga-ka, atau ma-ng-ga-ka) adalah
profesi orang yang menggambar manga. Berbeda dengan komik Amerika, manga
biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji Jepang
(www.wikipedia.org/wiki/manga)
Majalah-majalah manga di jepang biasanya terdiri dari beberapa judul
komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu
chapter/bab). Majalah-majalah tesebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar
antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit
hingga bertahun-tahun seperti Jojo no Kimyou na booken/ Jojos Bizzare
Adventure/ misi rahasia. Umumnya judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk
dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah
ANIME),
ontohnya
adalah
seperti
Naruto,
Bleach,
dan
One
piece
(www.wikipedia.org/wiki/manga)
Beberapa manga cerita aslinya biasa diangkat berdasarkan dari
novel/visual novel, contohnya adalah Basiliks (tidak beredar di Indonesia)
berdasarkan dari novel Kooga Ninpoochou oleh Futaro Yamada, yang
menceritakan pertarungan antara klaim ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja
Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari cerita sejarah, seperti sejarah
Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan
sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar-benar ada,
ada juga yang memakai tokoh fiktif.
Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan
dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut Tankoobon ( atau
kadang dikenal dengan sebagai istilah volume). Komik dalam benntuk ini
biasanya dicetak diatas kertas berkualitas tinggi dan berguna untuk orang-orang
yang tidak atu malas membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang
memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankoobon inilah biasanya
manga diterjemahkan kedalam bahaasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti
Indonesia.
Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi
manusia (Live Action, atau kadang disingkat sebagai L.A. di Jepang), beberapa
judul yang telah diangkat menjadi Live Action contohnya adalah manga berjudul
Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern,
DevilMan, Saigake!! Otokuju dan lain-lain.
Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara
internasional oleh produsen di luar Negara Jepang, seperti Amerika, yang
membuat film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20th Century fox),
dan kabarnya juga akan dibuat versi live action dari Death Note oleh pihak
produser barat.
Komik jepang yang paling tua dan terkenal pertama kali di temukan di
gudang Shooshooin di Nara yang memperlihatkan berbagai ekspresi wajah
manusia dengan mata yang keluar dan melorot dalam bentuk Fusaakumen. Karya
yang lain disebut Daidaron, menggambarkan mata orang yang terbelalak dan
orang yang berjenggot. Selain itu pada langit-langit d Kondoo (gedung utama)
kuil Buddha Hooryuuji pada abad ke-7 dan padda panggung bangunan Brahma
dan Indra di kuil Thooshoodaiji pada abad ke-8, dimana dalam gambar komik ini
terdapat unsure-unsur religious dan nilai-nilai tradisi. Sedangkan di gedung
Phoenix kuil Byoodooin, tercatat arsitektur zaman Heian (794-1185), yang pada
saat itu ditemukan karikatur pengadilan rendah.
Namun ada juga yang menyebut manga pertma kali muncul abad 12 (pada
akhir zaman Heian) dimana mangan generasi awal yang bertajuk Choju Jinbutsu
Giga karya biksu Toba Soojoo yang berisi berbagai gambar lucu hewan dan
manusia. Manga yang dibuat banyak seniman ini memenuhi hampir semua
persyaratan manga. Sederhana, memilki cerita didalamnya, dan memilki gambar
artistik.
Pada pertengahan abad ke-12, terdapat gulungan surat bergambar yang
terkenal yang disebut Shigisan Engi Emaki, yang menggambarkan gerakan yang
dinamis. Dalam gambar tersebut terdapat sebuah adegan pendeta Buddha Myoren
membuat sebuah panic ajaib terbang ke udara dan membawa gudang beras orang
kaya ke puncak gunung. Sedangkan pada adegan lainnya, karung-karung beras
terbang keluar dari gudang. Kemudian Bandainagon Ekotoba (akhir tahun 1100an) memperlihatkan gerbang utama dari sebuah kuil terkenal yang sedang terbakar
dengan ekspresi wajah dari sekitar seratus orang yang dikejutkan oleh api atau
orang-oarang yang melarikan diri, hal ini membuat adegan ini menjadi hidup dan
membuat kita merasa ada diantara mereka. Kedua gambar ini termasuk kedalam
kategori cerita bergambar (emaki-mono).
Kemudian
pada
zaman
Kamakura
(1185-1333)
seiring
dengan
perkembangan agama Buddha, komik juga terlihat yaitu pada gulungan surat
bergambar seperti Jigooku Zooshi dalambentuk adegan gambar neraka dan Gaki
Zooshi dalam bentuk adegan penderitaan, kedua surat bergambar ini
memperlihatkan adegan yang berhubungan dengan kematian.
Pada zaman Muromachi (1333-1568) ada contoh komik berbentuk cerita
pendek yaitu Otogi Zooshi. Pada masa ini keberanian berimajinasi, daya piker dan
selera humor yang tinggi sudah terlihat jelas.
Di
zaman
Edo
(1603-1867),
pertumbuhan
kebudayaan
popular
memberikan semangat baru dalam komik yang merebut daya tarik lebih besar
dalam bentuk buku cetakan blok kayu, seperti pada lukisan Ootsure-e yang dibuat
dengan tekanan kuas yang kasar, lukisan Toba-e dengan sindirannya terhadap
manusia, dan lukisan paham Kuwagata Keisai (1764-1824) yang dikenal juga
sebagai Kitao Masayoshi, serta Yamaguchi Soken (1759-1818).
Sejarah komik Jepang seutuhnya berawal pada zaman Edo, ketika istilah
manga (komik Jepang) pertama kali digunakan oleh pelukis Ukiyo-e (grafis
pahatan kayu) yang terkenal yaitu Hokusai Katsushika. Ia memproduksi sebuah
serial buku bergambar yang diterbitkan dalam 15 jilid antara tahun 1814 dan
1878. Manga ini berisi lebih dari 4000 ilustrasi. Cara Hokusai menggambarkan
gerakan badan manusia, dan pengamatan ilmiahnya tentang gerakan otot benarbenar terlihat alami dan nyata, sepertti dalam komik Suzume Odori-zu (Dancing
Sparrow, Burung Pipit Sedang Menari, Jilid 3). Yari No Keiko-zu (Spear
Throwing Practice, Latihan Melempar, Jilid 6), dan juga Bureiko-zu (Informal
Party, Pesta Tidak Resmi, Jilid 8).
Pada zaman Showa (1926-1989) yang dikenal juga dengan abad manga
anak-anak, dimana saat itu, manga mulai berkembang pesat. Pada tahun 1989
dalam selang waktu satu tehun telah diterbitkan sekitar 500 juta manga, 500 juta
majalah manga bulanan, dan 700 juta majalah mingguan manga. Dari prestasi
yang dicapai ini Jepang dapat dikatakan sebagai Kerajaan Manga, yang mulai
bangkit dalm situasi setelah melewati masa perang lewat manga anak-anak.
Sebelum dan selama Perang Dunia ke-II, para seniman local menggunakan
The Japan Punch sebagai media penerbitan yang juga merupakan majalah komik
dengan cerita humor yang dikelola oleh orang-orang Inggris yang tinggal di
Jepang, meskipun awalnya The Japan Punch muncul sebagai sindiran politik pada
saat itu diawasi dengan ketat oleh pemerintah Jepang (Anggraini,, 2008: 33)
Berkembangnya tekhnologi produksi manga pada pada pasca Perang
Dunia ke-II tidak lepas dari peran serta komikus berbakat Osamu Tezuka (19281989). Tezuka mengubah wajah dunia manga pasca Perang Dunia ke-II secara
radikal. Ia menggunakan gaya narasi yang unik dengan komposisi cerita
menyerupai novel yang disebut dengan Story Manga (komik naratif) dengan alur
cerita yang naik turun saat menuju klimaks cerita serta menggunakan tekhniktekhnik seperti pada pembuatan film, dengan sudut pengambilan gambar yang
dinamis dengan penggalan- penggalan gambar yang tidak beraturan, yang sengaja
didesain untuk menggambarkan urutan gerakan dan membangun ketegangan .
bunyi pun juga diungkapkan dengan huruf sebagai penggambaran aktifitas bisu
dan emosi. Tezuka juga memperkenalkan system produksi manga yang baru, yaitu
cara mempercepat produksi serta menjamin kelangsungan usaha manga. Selain itu
diperkenalkan tekhnik sinematik kedalam komik tradisional.
Selama tahun 1960-an, seiring dengan meningkatnya pendapatan ekonomi
Jepang, perusahaan penerbitan komik menyadari bahwa pasar untuk buku komik
dan majalah komik telah berkembang dan jumlah komikpun meningkat.
Pada tahun 1963, Tezuka membuat animasi televise untuk pertama kalinya
dan menjual karakter animasi tersebut untuk menutupi biaya produksi. Karyakaryanya yang sukses besar diluar negeri antara lain yaitu Mighty Atom (Astro
Boy) dan Jungle Emperor. Tezuka juga memproduksi karun versinya sendiri
yang bejudul Faust, dan Destovyekis Crime and Punishmen yaitu
menceritakan tentang kehidupan Buddha serta drama mengenai samurai.
Kemudian karya Tezuka tersebut dibuat dalam lembaran komik yang
sangat dihargai sebagai suatu karya seni.
Populernya karya-karya Tezuka memacu munculnya banyak serial animasi
yang berdurasi 30 menit, yang kebanyakan didasarkan pada serial yang diterbitkan
majalah-majalah komik. Sejumlah film animasi telah diterjemahkan ke dalam
berbagai Negara.
Tezuka telah meletakkan pondasi bagi industri manga di Jepang pasca
Perang Dunia ke II dan merombak tradisi manga lama. Ia meninggal pada tahun
1989, dan untik mengenang jasanya didirikanlah Manga Museum pada tahun
1994 di Tajarazuka (Anggraini, 2008: 34)
2.1.2. Jenis-Jenis Manga
Jika dilihat bedasarkan jenis pembacanya jenis manga terbagi atas :
1. Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut kodomo (untuk anakanak).
2. Manga yang khusus ditujukan untuk (wanita) dewasa disebut josei (atau
redikomi, wanita)
3. Manga yang khusus untuk dewasa disebut seinen (pria)
4. Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut shoojo(remaja
perempuan)
5. Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shoonen (remaja lakilaki)
Banyak dari jenis-jenis ini juga berlaku untuk anime dan permainan
komputer Jepang (www.wikipedia.org/wiki/manga/jenismanga.com).
Dari berbagai jenis manga diatas, yang banyak beredar di Indonesia adalah
Shoojo dan Shoonen.
Shoojo atau shoujo adalah genre dari komik/manga yang bertema atau
ditujukan pada pembaca perempuan remaja. Genre ini mencakup tema yang luas
seperti shoonen, hanya saja lebih mengarah ke perasaan dan drama antar
karakternya bila dibandingkan dengan manga shoonen yang keras dan penuh aksi.
Rata-rata shoojo bertemakan romance, balet maupun ice skating.
Sejarah shoonen dimulai pada masa awal era Showa sekitar tahun 1950.
Machiko Hasegawa dengan Nakayoshi Tencho misalnya atau Princess Knight
karya Osamu Tezuka adalah pionir-pionir genre ini. Pada perkembangannya
beberapa manga-ka (sebutan untuk creator manga) mulai memasukkan unsure
shonen-ai kedalam karyanya.
Shoonen (bahasa Jepang : diucapkan shounen) adalah sebutan untuk ragam
manga atau anime khusus bagi remaja laki-laki. Manga atau anime yang beragam
shoonen biasanya berseri dan memiliki penggemar cukup banyak.
Manga atau anime shoonen memiliki beberapa ciri khas. Pertama adalah
pada plot ceritanya biasanya sarat dengan tema kepahlawanan atau aksi. Ada juga
yang bertemakan komedi percintaan yang menampilkan tokoh lelaki culun yang
dikelilingi gadis-gadis cantik dengan karakter yang hampir sama dengan manga
atau anime lain. Kedua, manga ini biasanya menyediakan layanan bagi para
penggemar, maksudnya ada plot tertentiu yang dibuat berdasarkan masukan para
penggemar.
Contohnya adalah pada manga Samurai Deeper Kyo yang hampir semua
tokohnya memaki baju yang sangat ketat. Bahkan dalam manga atau anime
shoonen yang bertema komedi percintaan hal-hal seperti itu sudah dianggap
sebagai kewajiban. Love Hina contohnya, selalu saja ada adegan tokoh utama pria
yang mengintip tersasar ke onsen (pemandian air panas) khusus wanita atau ada
adegan dimana tokoh wanitanya sedang bercengkrama sembari mandi air panas.
Manga atau anime shoonen sangat berpengaruh pada kultur masyarakat
Indonesia. Dulu ketika Dragon Ball pertama kali mengudara, para remaja sampai
anak kecil seperti tidak mau ketinggalan untuk menontonnya. Gaya gambar
komikus Indonesia yang beragam shoonenjuga banyak dipengaruhi oleh mangaka
asal Jepang.
Penerbit komik di Indonesia sepertinya sangat diuntungkan dengan
keadaan ini sehingga kebanyakan komik yang beredar di Indonesia bergenre
shoonen, sebut saja Naruto, One Piece, dan Dragon Ball.
Di jepang, manga beragam shoonen biasanya disisipkan dalam majalah
komik. Majalah tersebut biasanya dwi mingguan. Sekali terbit, satu judul biasanya
berisi 30-40 halaman. Di Jepang, penggemar ragam ini sangat banyak, sebut saja
penggemar Dragon Ball dan One piece, banyaknya animo penggemar judul
tertentu bias dilihat dari hasil penjualan hiasan khas (merchandise) maupun
komiknya (www.wikipedia.com)
penting dan seseorang mencari amae atau rasa bersatu dengan sesame
Disamping itu juga mereka tidakmau kelihatan atau dirasakan sebagai menguasai
anggota lain.
Dalam suatu masyarakat yang sangat homogen seperti jepang, bentukbentuk komunikasi secara non-verbal demikian lebih menguntungkan dalam
mempertahankan
kesetiakawanan
kelompok.
Dapat
dikatakan
bahwa
Dengan
mengubah perusahaan itu menjadi suatu jenis keluarga baru yang diperluas
(extended family). Diusahakan suatu penyatuan kembali dari sesama anggota
perusahaan, baik para peimpin maupun para karyawan. Kebijaksanaankebijaksanaan peagawai yang diterapkan untuk memberikan isi kepada ideologi
ini sekaligus mengandung hakekat hubungan keluarga dan sesuai kebutuhanuhankebut keluarga biologis dari karyawan-karyawan. Ikatan-ikatan abadi dengan
perusahaan, promosi yang didasarkan lamanya dinas dan perhatian yang lebih
besar terhadap latihan keterampilan adalah sesuai dengan tradisi kekeluargaan dan
kebutuhan-kebutuhan nyata keluarga (Gregory, dalam Hutabarat, 2003: 23).
2.2.2. Budaya Kelompok (Shudan Shugi) Dalam Lingkungan Sosial
Solidaritas organisasi merupakan bentuk yang mengikat masyarakat
kompleks, masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan
dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian. Tiap anggota menjalankan
peranan berbeda, dan diantara peranan yang ada terdapat kesalingtergantungan
laksana
kesalingtergantungan
antara
bagian-bagian
suatu
organisme