Anda di halaman 1dari 30

Chapter 7

Design and Management of


Linkages for Conservation

Syarifah Nisa
28914006
Program Studi Magister Arsitektur Lanskap
Sekolah Arsitektur , Perencanaan dan Pengembangan
Kebijakan ITB

Introduction

Dalam konteks ini, adalah hal yang tidak mungkin


untuk memberikan guideline untuk desain dan
management dari habitat links karena hal ini akan
sangat bergantung pada skala yang diusulkan dan
fungsi tertentu yang ingin dicapai dari linkages.
Bab ini akan membahas tentang isu biologi yang
mempunyai pengaruh kuat terhadap fungsi linkages
dan kemampuanya dalam mempengaruhi linkages.
Management untuk landscape conectivity juga terjadi
dalam konteks sosial dan politik, meskipun tidak selalu
diakui oleh ahli biologi, faktor lokal dan pertimbangan
sosial politik sering sama pentingnya dengan teori
ekologi dan penelitian lapangan dalam desain dan
kefektifan dari linkages.

Introduction
Biological Issues

Socio-political Issues

Biological purpose of the


linkage

Status and tenure of the land

Ecology and behaviour of


species

Management responsibility
and adequacy of resources

Structural connectivity

Support from local


communities

Quality of habitat

Integration with other


programmes in sustainable
land
management

Edge effects

Community education and


awareness

Width

Strategic approach to
planning

Location
Monitoring the use of linkages

Penting untuk menyadari bahwa didunia


nyata hanya ada sedikit sekali
kemungkinan untuk mendesain sebuah
sistem habitat yang ideal, untuk
mempertahankan landscape conenctivity.
Tantangan yang paling sering terjadi
adalah bagaimana untuk:
Mengelola remnant linkages yang
telah bertahan pada lanskap yang
terganggu.
Memaksimalkan
landscape
conectivity dengan menggunakan
habitat yang bertahan untuk tujuan
lain.
Mengembalikan konektivitas antara
sisa-sisa habitat alami yang tersisa
setelah pembangunan.

Biological Purpose of The Linkage


Identifikasi yang jelas dari tujuan sebuah link tertentu, dalam hal bagaimana itu dimaksuskan untuk
memberikan manfaat pada flora dan fauna, merupakan langkah awal dan dasar yang penting untuk
mengevaluasi desain dan persyaratan manajemen. Umumnya tujuan dari linkages mencakup :

Membantu pergerakan atau migrasi hewan didalam


lanksap.
Memfasilitasi penyebaran hewan dari habitat yang
terisolasi.
Meningkatkan keberlanjutan dan aliran gen diantara
populasi pada dua area dengan mendukung keberadaan
anggota populasi didalam linkage.
Meningkatkan kelangsungan habitat alami, komunitas dan
proses ekologi diantara dua area yang luas, seperti taman
nasional dan cagar konservasi.
Manyediakan kemungkinan pada populasi untuk
berpindah ketika menanggapi perubahan dan bencana
alam.
Menyediakan habitat dan keberlangsungan satwa liar
dalam berhubungan dengan lingkungan lain dan
keuntungan sosial.

Biological Purpose of The Linkage


Contoh :
Mengingat penerimaan konsep greenway di dalam perencanaan lanksap
sangatlah luas, karena itu kebutuhan untuk mengidentifikasikan secara jelas
biological propose sangatlah penting, Secara teori, greenway diusulkan sebagai
sistem penghubung area terbuka atau lingkungan alami sebagai strategi
perencanaan dari konservasi keanekaragaman hayati.
Namun sebenarnya, implementasi dari greenways dapat lebih dipengaruhi oleh
pertimbangan estetik, rekreasi dan pertimbangan budaya daripada nilai
biologinya,
Terdapat resiko
dimana manfaat yang dirasakan dari konservasi
keanekaragaman hayati akan menjadi pembenaran untuk pengembangan
greenways, keinginan untuk memenuhi berbagai hasrat manusia menjadikan
manfaat utama bagi satwa liar dikompromikan atau bahkan tidak pernah
tercapai.

Biological Purpose of The Linkage


Istilah seperti koridor satwa liar atau koridor pergerakan
hewan tidak harus dicantumkan dalam strategi perencanaan
kecuali ada pertimbangan yang akan diberikan pada biological
porpuse yang spesifik didalam linkages dan bagaimana
mendesainnya, dimensi dan managemen yang langsung menuju
tujuan.

Resiko dari penerimaan kelonggaran terhadap apa yang dimaksud


dengan koridor satwa liar akan berlipat ganda. Pertama
pemborosan lahan dan sumber daya jika tujuannya memiliki
sedikit kesempatan untuk dicapai. Dan kedua, mengurangi nilai
konsep dan kebutuhan pokok untuk konektifitas konservasi
lanskap.

Ecology dan Behaviour of Species


Pengetahuan dasar tentang ekologi spesies
atau tujuan dari konektifitas adalah hal
penting dalam mengelola habitat. Pengetahuan
tentang skala pergerakan spasial merupakan
informasi yang bernilai.
Seberapa besar kisaran rumah atau
wilayah spesies tertentu?
Seberapa
jauh
hewan
melakukan
pergerakan yang teratur?
Apakah mereka melakukan pergerakan
musiman atau pergerakan nomaden?

Informasi mengenai persyaratan habitat, diet,


dan sumber daya lainnya akan membantu dalam
mengelola habitat didalam linkages. Atribut
prilaku dan ekologi seperti, kemampuan untuk
menyebrangi jurang pemisah habitat, tingkat
toleransi terhadap habitat yang terganggu,
sejarah penyebaran hidup, usia dan jenis kelamin
yang melakukan persebaran; juga menentukan
jenis linkages yang paling efektif (continuous
corridor, stepping stones atau mosaic) dan
kemampuan efektif yang dimiliki spesies untuk
menggunakan linkages tersebut.

Organisasi sosial dan prilaku spesies didalam populasi juga penting. Biasanya, spesies yang hidup
dalam kelompok atau koloni memerlukan wilayah habitat yang lebih besar daripada spesies yang
hidup secara soliter. Karena itu mungkin memerlukan link yang lebih luas dan untuk memenuhi
tuntutan ruang hidup. (Recher et al. 1987; Lindenmayer and Nix 1993)
Linkages yang mencakup persyaratan untuk spesies yang paling rawan kepunahan,
dalam banyak kasus juga berhasil untuk mayoritas spesies yang lebih umum.

Structural Connectivity
Variabel yang mempengaruhi struktur konektifitas
dari linkages antara lain : jumlah dan panjangnya gap,
kehadiran jalur alternatif antara habitat yang sesuai
dan kehadiran node habitat yang disukai dialam
sistem (Forman 1983; Forman and Godron 1986;
Noss and Harris 1986; Baudry and Merriam 1988;
Bennett 1990)

Struktur konektifitas yang disediakan oleh linkages


dipengaruhi oleh sejumlah faktor
Termasuk (a,b) jumlah dan panjang gap, (c) adanya
jalur alternatif dan (d) adanya node atau patch habitat
yang terkait dengan
link. (e) Sebuah linkage yang menyediakan
keberlanjutan, beberapa jalur alternatif dan node
yang terkait, mungkin menjadi cara yang paling efektif
untuk menjaga konektivitas. Digambar ulang dari
Bennett (1990).

Structural Connectivity
Gap didalam habitat yang baik dapat menggangu pergerakan dan keberlangsungan penghuni
populasi. Apa yang merupakan gap dan seberapa berpengaruh itu bergantung pada jenis linkages,
perilaku spesies, spesifikasi habitat dan skala pergerakan.

Example :
Panjangnya gap dari kanopi pohon sebuah mosaik hutan akan mepengaruhi pergerakan mamalia
arboreal, tetapi tidak mamalia terestrial yang bergerak melalui vegetasi tanah.
Efek penghalang yang dibentuk oleh gaps tergantung
pada tingkat kontras yang hadir diantara habitat
yang disukai hewan. Sebuah gaps sempit yang tidak
layak atau habitat yang bertolak belakang dapat lebih
membatasi pergerakan hewan daripada hamparan
habitat yang berkualitas rendah.

Jalan yang memisahkan jalur lanskap merupakan


masalah serius. Tidak hanya celah diantara dua
lanskap alami, tetapi suara lalu lintas, lampu, emisi
kimia, dan potensi kematian hewan oleh kendaraan
saat menyebrang. Menyebabkan bahaya yang
komplek bagi hewan.

Structural Connectivity
Terdapat beberapa infromasi empiris tentang pengaruh dari gaps terhadap pergerakan hewan,
terutama dalam skala lanskap. Studi tentang pengaruh keberadaan jalan yang membagi habitat
mamalia darat kecil . Gaps yang sempit sekitar 10 meter dapat menghambat pergerakan mereka,
tetapi belum tentu mencegahnya.
Panjang sebuah linkages mempengaruhi kemampuannya dalam beberapa cara. Dengan
memperpanjang jarak, ada kemungkinan untuk hewan-hewan kecil tidak melakukan perjalanan
utuh, sehingga meningkatkan kebergantungan hidupnya didalam linkages.
Dengan demikian semakin besar jarak yang akan terhubung, penting bagi linkages untuk
meyediakan habitat yang sesuai dan persediaan makanan yang cukup.
Memperpanjang jarak linkages, juga menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap bahaya
(seperti predator, kebakaran, penebangan ilegal). Beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan menyediakan beberapa jalur alternatif yang terhubung dengan habitat yang dituju
dan memaksimalkan lebar linkages untuk memperbesar habitat dan meminimalisasi gangguan dari
luar.

Structural Connectivity
Penggabungan beberapa node yang digemari hewan sebagai bagian dari linkages dapat
meningkatkan kemampuan linkages dengan cara menyediakan habitat tambahan dimana hewan
dapat berlindung ketika menempuh perjalanan yang jauh.
Node dapat berupa:
Cagar alam yang terkait dengan
jalur lanskap.
Pelebaran
daratan
banjir
disepanjang tepian sungai.
Vegetasi
tambahan
pada
persimpangan disepanjang pagar
tanaman.
Patch hutan kecil yang berdekatan
dengan pinggi jalan.

Quality of Habitat
Beberapa studi telah menunjukkan hubungan antara kelimpahan hewan dengan ketersediaan
komponen didalam habitat tertentu.
Beberapa isu penting didalam desain dan manajemen linkages terkait penyediaan habitat yang
berkualitas tinggi, adalah :
Pertama, kualitas habitat adalah isu yang penting bagi landscape linkages yang membentuk bagian
terpadu dari jaringan konservasi pada skala regional. Landscape linkages yang menampung populasi
harus menyediakan sumber daya untuk makan, tinggal dan berkembang biak selama sepanjang
tahun.
Linkages, dimana hewan menetap harus menyediakan sumber daya (makan, tempat tinggal dan
berkembang biak) yang lebih daripada linkages yang hanya digunakan untuk pergerakan singkat.
Kedua, untuk menyediakan keberlangsungan yang efektif diantara dua cagar alam yang mencakup
beberapa habitat yang berbeda, landscape linkages harus cukup beragam dalam menyediakan
kebutuhan untuk spesies dari setiap habitat. Hal ini dapat dicapai dengan sistem penghubung yang
mencakup setiap rentang dari habitat yang ada atau dengan duplikasi; untuk menyediakan berbagai
jenis vegetasi.

Quality of Habitat
Ketiga, jika memungkinkan linkages terletak pada keadaan yang mempunyai vegetasi alami dari
pada vegetasi yang telah rusak atau direkontruski. Sebuah habitat yang berkualitas tinggi untuk
satwa liar membutuhkan keragaman vegetasi alami yang utuh, yang dikelola oleh proses ekologi
alami. Sumberdaya hutan, seperti sampah dedaunan, cekungan pohon, pohon-pohon besar yang
mati, jamur hypogeal dan komunitas invetebrata yang beragam, tidak dapat dibuat hanyak dengan
menanam pohon dan semak.
Merupakan hal yang mendesak untuk mengidentifikasi, mempertahankan dan melindungi natural
link yang masih ada di dalam lanksap sebelum mereka hilang.

Keempat, habitat satwa liar tidak diam namum berubah. Beberapa sumberdaya seperti pohon besar,
cekungan pohon dan pohon besar yang mati hanya terbentuk setelah jangka waktu yang lama.
Sedangkan sumber daya yang lain hanya terjadi pada tahap awal suksesi.
Setiap spesies hewan mempunyai pola yang berbeda terkait usia vegetasi sebagai habitat, yang dapat
mempengaruhi nilai dari sebuah linkages.
Terakhir, habitat yang liner biasanya lebih rentan terhadap efek tepi. Konsekuensinya diperlukan
tingkat manajemen yang lebih tinggi untuk menjaga integritas vegetasi di dalam linkages
dibandingkan dengan lingkungan alam yang luas.

Edge Effects
Bentuk linear dari koridor habitat dan ukuran yang kecil dari stepping stones menandakan bahwa
rasio tepi untuk area tersebut cenderung tinggi di dalam linkages. Akibatnya, linkages menjadi
rentan terhadap yang disebut edge effect atau efek tepi. Perkembangan penelitian menunjukkan
bahwa berbagai efek fisik dan biologis terjadi sepanjang tepi yang berdampak pada satwa liar, baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui perubahan habitat (Harris 1988a; Yahner 1988;
Bierregard et al. 1992; Angelstam 1992; Murcia 1995).

Edge Effects
Perubahan iklim mikro yang terjadi sepanjang tepi dari habitat, termasuk radiasi sinar matahari,
intensitas cahaya, kelembapan, temperatus dan kecepatan angin. (Forman and Godron 1986; Lovejoy
et.al. 1986; Young and Mitchell 1994). Akibatnya, perubahan terjadi pada tepi yang baru terbentuk
mengikuti pembukaan lahan. Contohnya, blow down dan akar pohon yang terangkat akibat
meningkatnya kecepatan angin.

Sumber : ktoo.wpengine.netdna-cdn.comc

Perubahan komposisi dan struktur dari


komunitas tumbuhan terjadi pada tepi
habitat, sehingga karaketeristis tumbuhan
yang ada di tepi berbeda dari tumbuhan di
interior (Ranney et al. 1981;Laurance 1991b;
Malcolm 1994).
Perubahan ini muncul akibat respon
terhadap perubahan iklim mikro dan dari
invasi serta pembentukan spesies tanaman
dari habitat terdekat. Dimana biasanya pada
perbatasan daerah yang
dibersihkan,
terdapat ilalang dan tanaman pioner yang
dapat menjajah dan mengantikan native
plants dan mengubah habitat.

Edge Effects
Mengubah komunitas tumbuhan berarti mengubah habitat untuk hewan dapat menguntungkan
bagi beberapa spesies, juga dapat merugikan untuk beberaa spesies.
Spesies satwa liar yang merupakan spesialis tepi atau jenis
yaang berasal dari area yang terganggu dapat menyerbu
linkages dan menjadi predator, kompetitor atau parasit bagi
spesies interior.
Habitat yang dekat dengan tepi, predator asal dapat
dilengakapi oleh predator yang berasal dari area
terganggu yang berdekatan dengan habitat.
Spesies tepi akan berkompetensi
dengan spesies
interior untuk makanan dan sumberdaya lainnya.
Perubahan habitat pada tepi dapat berakibat pada
berubahan hubungan antara tuan rumah dan parasit.

Example : Red-backed Voley

Sumber : www.globalspecies.org

Habitat tepi rentan terhadap berbagai gangguan, biasa merupakan akibat dari aktifitas dari
pengembangan lahan yang terdekat. Termasuk pemupukan dan bahan kimia dari pertanian, kegiatan
pengembala, kebakaran hutan, penempatan akses dan kegiatan rekreasi disepanjang tepi.

Edge Effects
Seberapa jauh perpanjangan dari efek tepi? Seberapa lebar efek
tepi terjadi? Seberapa lebar linkages dari sebuah lanskap atau
stepping stone untuk mengurangi efek tepi untu meningkatkan
kualitas habitat?
Pertanyaan-pertanyaan ini sulit dijawab terkait konservasi satwa liar.
Solusinya harus mempertimbangkan hubungan pada proses dan
parameter tertentu.

Akibat dari proses gangguan tepi terbesar terjadi ketika terdapat


kontras yang sangat signifikan antara dua habitat, seperti hutan dan
lahan pertanian. Gangguan tepi sedikit terlihat pada dua tipe hutan
yang berbeda atau pada hutan yang berbeda secara umur, di dalam
hutan yang berkelanjutan.

Width of Linkages
Memaksimalkan lebar linkages adalah salah satu pilihan yang paling efektif yang dapat dilakukan
perencana untuk meningkatkan kemapuan dari lingkages untuk konservasi satwa liar.

Setidaknya ada 3 manfaat dari memperlebar konektifitas habitat.


Cara mengurangi efek tepi yang paling efektif adalah dengan
meningkatkan lebar atau ukuran habitat. Linkages yang lebih
lebar cenderung untuk mempertahan habitat dari gangguan efek
tepi.

Linkages yang lebih lebar ataupun lebih panjang, dapat


menggabungkan wilayah yang lebih luas dan lebih
berpotensi untuk keanekaragaman yang lebih beragam.
Wilayah yang lebih luas cenderung lebih mendukung lebih
banyak spesies daripada wilayah yang kecil.

Lebar yang lebih besar meningkatkan kemungkinan bahwa


linkages akan menyediakan area yang lebih besar, kebutuhan
makanan dan habitat yang khusus untuk berbagai spesies.

Width of Linkages
Seberapa lebar harusnya sebuah linkages? Pertanyaan ini sering dijawab dengan lebih lebar
lebih baik.

Lebar sebuah linkages dikatakan cukup ketika mampu mempertahankan konektifitas spesies atau
hewan yang dimaksudkan. Lebar optimum dari sebuah linkages bergantung pada tujuan dan
fungsinya, prilaku ekologi dan pergerakan dari spesies utama dan penggunaan lahan di sekitarnya.

Untuk memastikan bahwa linkages dapat mempertahankan beberapa bagian yang bebas dari
gangguan, lebar harus lebih dari dua kali lipat dari efek tepi yang mempengaruhi proses-proses
ekologis.

Location of Linkages
Lokasi juga merupakan faktor penting di dalam lanskap dimana
perencanaan sedang dilakukan untuk menumbuhkan atau membangun
linkages yang baru. Secara umum, linkages harus terletak disepanjang
topografi, daripada menyilang topografi untuk menjamin kelangsungan
habitat hewan.
Linkages paling efektif ketika melindungi jalur pergerakan yang dilalui
oleh hewan, seperti berbagai rute migrasi, rute mencari makan atau
habitat yang biasanya digunakan untuk persinggahan populasi.

Jika memungkinkan, lingkage harus dijauhkan dari sumber gangguan


manusia, atau gangguan harus dipindahkan dari linkage yang ingin
dibentuk. Jika gangguan tidak dapat dihindari, maka dampaknya akan
berkurang, apabila hanya terletak disatu sisi daripada terletaj didalam
link.

Location of Linkages
Penetapan buffer area atau pembentukan vegetasi buffer mungkin dapat membantu melindungi
habitat yang sensitif di dalam linkages. Dapat didesain dalam beberapa bentuk. Untuk melindungi
linkages pada lanskap yang luas, sistem zonasi dapat dilakukan untuk mengizinkan penggunaan
lahan terbatas, sehingga tidak mengganggu aktifitas inti dari linkages.

Bentuk lain dari buffer adalah


penanaman vegetasi yang berdekatan
dengan linkages untuk melindungi
mereka dari perubahan lingkungan
dan gangguan lainnya. Buffer yang
sempit juga dapat menjadi penanda
yang jelas dari batas linkages. Jika
buffer yang digunakan adalah vegetasi,
maka harus dipastikan bahwa vegetasi
yang digunakan adalah vegetasi asli,
bukan jenis yang akan menyerang
menurunkan kualitas linkages.

Monitoring the Use of Linkages


Program monitoring dapat dilakukakan secara tiga tahap.
Pertama, survey dasar dan inventory terkait dengan pembentukan landscape linkages atau jaringan,
untuk memastikan informasi dasar lokasi dan implementasi.
Kedua, program monitoring untuk menilai kemampuan linkages. Apakah linkages berhasil mencapai
tujuannya atau tidak. Program monitoring dapat dilakukan dengan beberapa cara :
Pemantauan rutin terkait status dan keadaan fauna didalam linkages yang menyediakan
informasi tentang bagaimana linkages digunakan dan identitas spesies yang menggunakannya.
Pemantauan hewan secara individu dalam sistem terkait (misalnya dengan menggunakan
radiotelemtry) untuk memperoleh data frekuensi, arah dan jenis pergerakan yang dibuat melalui
lingkages.
Pemantauan dari status populasi dan komunitas di dalam habitat yang terhubung oleh link
untuk menilai perubahan akibat peningkatan konektifitas
Ketiga, pemantauan terhadap penggunaan linkages oleh hewan, merupakan cara yang penting untuk
memberikan umpan balik mengenai desain yang paling sesuai, terkait dimensi dan kegiatan
manajemen

Sosial-Political Issue

Keberhasilan konservasi membutuhkan lebih dari sekedar pengetahuan biologi.


Untuk mencapai hasil sebuah konservasi dibutuhan pemahaman dan aspirasi orang-orang,
kesadaran akan keadaan politik serta ekonomi, dan keahlian dalam pelaksanaan program
yang efektif.

Status and Tenure of The Land


Koridor habitat, stepping stones dan linkages lainnya membutuhkan lahan. Bagi setiap linkages,
untuk beroperasi dibutuhkan pengelolaan lahan yang efektif, untuk memastikan bahwa kondisinya
sesuai untuk hewan agar terus menggunakan linkages.
Dengan demikian. Kepemilikan lahan dan kemampuan untuk mengelola lahan secara efektif untuk
mencapai hasil yang diinginkan merupakan hal yang penting. Tanah yang diperlukan untuk
mempertahankan atau membangun linkages mungkin tidak berada didalam satu kepemilikan.
Sehingga, idealnya pengaturan jangka panjang dengan pemilik lahan yang bertanggung jawab
diperlukan untuk memastikan komitmen akan terus berlanjut.
Mengamankan komitmen untuk pengolahan lahan dapat dicapai dalam beberapa cara. Termasuk
pembelian lahan oleh pemerintah atau asosiasi konservasi, perjanjian pengelolaan lahan,
perencanaan mengenai penggunaan lahan yang diizinkan, atau dengan kesepakatan informal
dengan masyarakat lokal. Dalam beberapa situasi, kompromi akan menghadapi keperluan dari
pemilik lahan atau masyarakat lokal.

Management Responsibility and Adequacy of Resources


Manajemen yang berlangsung terus menerus untuk mempertahankan nilai-nilai ekologis dan
mengevaluasi apakah linkages mencapai tujuannya. Tingkat manajemen yang dibutuhkan bervariasi
bergantung pada fungsi, lokasi dan penggunaan lahan disekitarnya.
Manajemen pasif mungkin cukup untuk menjaga integritas dari linkages dibeberapa kondisi, seperti
bentang alam yang luas dan tidak terganggu yang menghubungkan antara dua cagar alam atau
sistem habitat yang dipertahankan didalam pengelolaan hutan.
Disituasi lain, manajemen aktif dan kewaspadaan yang terus menerus dibutuhkan jika fungsi ekologi
dari linkages tidak boleh dikompromikan dan akhirnya hancur.
Sumber daya yang memadai (finansial maupun manusia) harus tersedia untuk mencapai tujuan dari
manajemen. Untuk proyek-proyek besar lembaga manajemen memerlukan anggota dengan berbagai
keterampilan yang saling melengkapi, termasuk keahlian biologi, keahlihan memanajemen proyek,
dan pengalaman sosiologis.
Keahlian didalam mengelola proyek dibutuhkan untuk memastikan perencanaan dan pelaksanaan
dilakukan secara efektif.

Support from Local Communities


Dukungan dan keterlibatan masyarakat adalah elemen penting didalam pengembangan pekerjaan
masyarakat dan konservasi (Sayer 1991; Blyth et al. 1995; Saunders et al. 1995). Dalam banyak
situasi, kecuali pihak stakeholder, lembaga manajemen dan kelompok masyarakat mempunyai
simpati, akan sangat sulit untuk mencapai tujuan yang direncanakan dari linkages.

Kepemilikan lahan atau kewenangan manajemen untuk linkages tertentu mungkin sebagian terletak
atau bahkan seutuh nya berada di kepemilikan masyarakat bukan pemerintah. Kecuali orang-orang
ini mendukung atau setidakmya tidak menentang, tujuan dari linkages memiliki sedikit peluang
untuk tercapai.
Dukungan dan keterlibatan aktif dari masyarakat lokal memerlukan komitmen tambahan yang tidak
tercakup dalam tujuan biologis dari linkages tertentu. Isu yang penting bagi masyarakat setempat,
seperti kehilangan akses menuju sumber daya alam (kayu bakar, buah-buahan dan hasil hutan
lainnya), masalah yang timbul akibat spesies hewan yang merusak perkebunan dan lahan pertanian;
harus ditanggapi dengan sikap bersahabat untuk mencegah oposisi masyarakat.

Integration with Other Programmes in Sustainable Land


Management
Salah satu cara yang paling efektif untuk mendapatkan dukungan yang luas terhadap linkages
biologis adalah mengaitkan perencanaan dan manajemennya dengan program lain yang memberikan
manfaat pengelolaan lahan yang keberlanjutan (seperti perlindugan sumber daya air atau
penggunaan yang berkelanjutan dari produk alam). Tantangannya adalah bagaimana untuk
mencapai tujuan keduanya tanpa harus mengorbankan tujuan konservasi.
Peluang untuk menjaga konektifitas lanskap dengan mengaitkan linkages dengan tujuan lain dalam
pengelolaan lahan yang berkelanjutan sangat penting karena hampir semua pola pengembangan
pembukaan hutan dilanskap telah mengakibatkan hilangnya sebagian besar wilayah alami.

Community Education and Awareness


Bentuk pendidikan dan komunikasi yang paling efektif untuk memberikan informasi kepada
masyarakat adalah dengan melibatkan mereka dalam kegiatan yang terkait proyek.
Hal ini mungkin melalui partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan perencanaan,
membantu pelaksanaan survei dan pemantauan flora fauna, atau keterlibatan dalam restorasi
habitat.
Sebagai contoh, manajemen perencanaan untuk jaringan vegetasi pinggir jalan di selatan Australia
telah sangat bergantung pada keterlibatan relawan masyarakat untuk mengukur nilai pinggir jalan;
sedangkan relawan dari kelompok-kelompok seperti Earthwatch telah memberi kontribusi pada
survei burung yang terjadi di jaringan pinggir jalan (Saunders dan de Rebeira 1991; Lynch et al
1995.).

Strategic Approach to Planning Linkages


Seperti apa lanskap yang ingin kita lihat dalam 20, 50, atau
100 tahun waktu? Bisakah kita mengidentifikasi habitat kritis dan
hubungan yang diperlukan untuk mempertahankankonektivitas
landscape sebelum tekanan perkembangan yang akan
menghancurkan mereka?
Hal ini sederhana, lebih baik dan lebih efektif secara ekologis
untuk melindungi habitat
sebelum mereka hilang, daripada mencoba untuk mengembalikan
konektivitas landscape sesudahnya.
Wajar untuk mengharapkan bahwa proses perencanaan untuk
cadangan konservasi baru harus mempertimbangkan baik konteks
kekinian dan masa depan cadangan, dan bagaimana konektivitas
masa depan alam lingkungan akan tercapai.

Summary
Linkages ditetapkan untuk berbagai tujuan dan akibatnya tidak ada pedoman yang sama untuk
desain dan manajemennya. Untuk situasi tertentu, linkages yang paling jenis efektif dan dimensi
optimum tergantung pada spesies hewan atau proses ekologis yang terkait dan persyaratan
mereka untuk konektivitas landscape.
Manajemen yang palingsesuai manajemen untuk link tertentu tergantung pada konteks geografis
dan sosial. Untuk menentukan desain yang paling cocok dan manajemen untuk linkage, maka
perlu memahami kedua masalah biologi dan isu-isu sosial-politik yang dapat mempengaruhi
efektivitas dalam situasi tertentu

Anda mungkin juga menyukai