Syarifah Nisa
28914006
Program Studi Magister Arsitektur Lanskap
Sekolah Arsitektur , Perencanaan dan Pengembangan
Kebijakan ITB
Introduction
Introduction
Biological Issues
Socio-political Issues
Management responsibility
and adequacy of resources
Structural connectivity
Quality of habitat
Edge effects
Width
Strategic approach to
planning
Location
Monitoring the use of linkages
Organisasi sosial dan prilaku spesies didalam populasi juga penting. Biasanya, spesies yang hidup
dalam kelompok atau koloni memerlukan wilayah habitat yang lebih besar daripada spesies yang
hidup secara soliter. Karena itu mungkin memerlukan link yang lebih luas dan untuk memenuhi
tuntutan ruang hidup. (Recher et al. 1987; Lindenmayer and Nix 1993)
Linkages yang mencakup persyaratan untuk spesies yang paling rawan kepunahan,
dalam banyak kasus juga berhasil untuk mayoritas spesies yang lebih umum.
Structural Connectivity
Variabel yang mempengaruhi struktur konektifitas
dari linkages antara lain : jumlah dan panjangnya gap,
kehadiran jalur alternatif antara habitat yang sesuai
dan kehadiran node habitat yang disukai dialam
sistem (Forman 1983; Forman and Godron 1986;
Noss and Harris 1986; Baudry and Merriam 1988;
Bennett 1990)
Structural Connectivity
Gap didalam habitat yang baik dapat menggangu pergerakan dan keberlangsungan penghuni
populasi. Apa yang merupakan gap dan seberapa berpengaruh itu bergantung pada jenis linkages,
perilaku spesies, spesifikasi habitat dan skala pergerakan.
Example :
Panjangnya gap dari kanopi pohon sebuah mosaik hutan akan mepengaruhi pergerakan mamalia
arboreal, tetapi tidak mamalia terestrial yang bergerak melalui vegetasi tanah.
Efek penghalang yang dibentuk oleh gaps tergantung
pada tingkat kontras yang hadir diantara habitat
yang disukai hewan. Sebuah gaps sempit yang tidak
layak atau habitat yang bertolak belakang dapat lebih
membatasi pergerakan hewan daripada hamparan
habitat yang berkualitas rendah.
Structural Connectivity
Terdapat beberapa infromasi empiris tentang pengaruh dari gaps terhadap pergerakan hewan,
terutama dalam skala lanskap. Studi tentang pengaruh keberadaan jalan yang membagi habitat
mamalia darat kecil . Gaps yang sempit sekitar 10 meter dapat menghambat pergerakan mereka,
tetapi belum tentu mencegahnya.
Panjang sebuah linkages mempengaruhi kemampuannya dalam beberapa cara. Dengan
memperpanjang jarak, ada kemungkinan untuk hewan-hewan kecil tidak melakukan perjalanan
utuh, sehingga meningkatkan kebergantungan hidupnya didalam linkages.
Dengan demikian semakin besar jarak yang akan terhubung, penting bagi linkages untuk
meyediakan habitat yang sesuai dan persediaan makanan yang cukup.
Memperpanjang jarak linkages, juga menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap bahaya
(seperti predator, kebakaran, penebangan ilegal). Beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan menyediakan beberapa jalur alternatif yang terhubung dengan habitat yang dituju
dan memaksimalkan lebar linkages untuk memperbesar habitat dan meminimalisasi gangguan dari
luar.
Structural Connectivity
Penggabungan beberapa node yang digemari hewan sebagai bagian dari linkages dapat
meningkatkan kemampuan linkages dengan cara menyediakan habitat tambahan dimana hewan
dapat berlindung ketika menempuh perjalanan yang jauh.
Node dapat berupa:
Cagar alam yang terkait dengan
jalur lanskap.
Pelebaran
daratan
banjir
disepanjang tepian sungai.
Vegetasi
tambahan
pada
persimpangan disepanjang pagar
tanaman.
Patch hutan kecil yang berdekatan
dengan pinggi jalan.
Quality of Habitat
Beberapa studi telah menunjukkan hubungan antara kelimpahan hewan dengan ketersediaan
komponen didalam habitat tertentu.
Beberapa isu penting didalam desain dan manajemen linkages terkait penyediaan habitat yang
berkualitas tinggi, adalah :
Pertama, kualitas habitat adalah isu yang penting bagi landscape linkages yang membentuk bagian
terpadu dari jaringan konservasi pada skala regional. Landscape linkages yang menampung populasi
harus menyediakan sumber daya untuk makan, tinggal dan berkembang biak selama sepanjang
tahun.
Linkages, dimana hewan menetap harus menyediakan sumber daya (makan, tempat tinggal dan
berkembang biak) yang lebih daripada linkages yang hanya digunakan untuk pergerakan singkat.
Kedua, untuk menyediakan keberlangsungan yang efektif diantara dua cagar alam yang mencakup
beberapa habitat yang berbeda, landscape linkages harus cukup beragam dalam menyediakan
kebutuhan untuk spesies dari setiap habitat. Hal ini dapat dicapai dengan sistem penghubung yang
mencakup setiap rentang dari habitat yang ada atau dengan duplikasi; untuk menyediakan berbagai
jenis vegetasi.
Quality of Habitat
Ketiga, jika memungkinkan linkages terletak pada keadaan yang mempunyai vegetasi alami dari
pada vegetasi yang telah rusak atau direkontruski. Sebuah habitat yang berkualitas tinggi untuk
satwa liar membutuhkan keragaman vegetasi alami yang utuh, yang dikelola oleh proses ekologi
alami. Sumberdaya hutan, seperti sampah dedaunan, cekungan pohon, pohon-pohon besar yang
mati, jamur hypogeal dan komunitas invetebrata yang beragam, tidak dapat dibuat hanyak dengan
menanam pohon dan semak.
Merupakan hal yang mendesak untuk mengidentifikasi, mempertahankan dan melindungi natural
link yang masih ada di dalam lanksap sebelum mereka hilang.
Keempat, habitat satwa liar tidak diam namum berubah. Beberapa sumberdaya seperti pohon besar,
cekungan pohon dan pohon besar yang mati hanya terbentuk setelah jangka waktu yang lama.
Sedangkan sumber daya yang lain hanya terjadi pada tahap awal suksesi.
Setiap spesies hewan mempunyai pola yang berbeda terkait usia vegetasi sebagai habitat, yang dapat
mempengaruhi nilai dari sebuah linkages.
Terakhir, habitat yang liner biasanya lebih rentan terhadap efek tepi. Konsekuensinya diperlukan
tingkat manajemen yang lebih tinggi untuk menjaga integritas vegetasi di dalam linkages
dibandingkan dengan lingkungan alam yang luas.
Edge Effects
Bentuk linear dari koridor habitat dan ukuran yang kecil dari stepping stones menandakan bahwa
rasio tepi untuk area tersebut cenderung tinggi di dalam linkages. Akibatnya, linkages menjadi
rentan terhadap yang disebut edge effect atau efek tepi. Perkembangan penelitian menunjukkan
bahwa berbagai efek fisik dan biologis terjadi sepanjang tepi yang berdampak pada satwa liar, baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui perubahan habitat (Harris 1988a; Yahner 1988;
Bierregard et al. 1992; Angelstam 1992; Murcia 1995).
Edge Effects
Perubahan iklim mikro yang terjadi sepanjang tepi dari habitat, termasuk radiasi sinar matahari,
intensitas cahaya, kelembapan, temperatus dan kecepatan angin. (Forman and Godron 1986; Lovejoy
et.al. 1986; Young and Mitchell 1994). Akibatnya, perubahan terjadi pada tepi yang baru terbentuk
mengikuti pembukaan lahan. Contohnya, blow down dan akar pohon yang terangkat akibat
meningkatnya kecepatan angin.
Sumber : ktoo.wpengine.netdna-cdn.comc
Edge Effects
Mengubah komunitas tumbuhan berarti mengubah habitat untuk hewan dapat menguntungkan
bagi beberapa spesies, juga dapat merugikan untuk beberaa spesies.
Spesies satwa liar yang merupakan spesialis tepi atau jenis
yaang berasal dari area yang terganggu dapat menyerbu
linkages dan menjadi predator, kompetitor atau parasit bagi
spesies interior.
Habitat yang dekat dengan tepi, predator asal dapat
dilengakapi oleh predator yang berasal dari area
terganggu yang berdekatan dengan habitat.
Spesies tepi akan berkompetensi
dengan spesies
interior untuk makanan dan sumberdaya lainnya.
Perubahan habitat pada tepi dapat berakibat pada
berubahan hubungan antara tuan rumah dan parasit.
Sumber : www.globalspecies.org
Habitat tepi rentan terhadap berbagai gangguan, biasa merupakan akibat dari aktifitas dari
pengembangan lahan yang terdekat. Termasuk pemupukan dan bahan kimia dari pertanian, kegiatan
pengembala, kebakaran hutan, penempatan akses dan kegiatan rekreasi disepanjang tepi.
Edge Effects
Seberapa jauh perpanjangan dari efek tepi? Seberapa lebar efek
tepi terjadi? Seberapa lebar linkages dari sebuah lanskap atau
stepping stone untuk mengurangi efek tepi untu meningkatkan
kualitas habitat?
Pertanyaan-pertanyaan ini sulit dijawab terkait konservasi satwa liar.
Solusinya harus mempertimbangkan hubungan pada proses dan
parameter tertentu.
Width of Linkages
Memaksimalkan lebar linkages adalah salah satu pilihan yang paling efektif yang dapat dilakukan
perencana untuk meningkatkan kemapuan dari lingkages untuk konservasi satwa liar.
Width of Linkages
Seberapa lebar harusnya sebuah linkages? Pertanyaan ini sering dijawab dengan lebih lebar
lebih baik.
Lebar sebuah linkages dikatakan cukup ketika mampu mempertahankan konektifitas spesies atau
hewan yang dimaksudkan. Lebar optimum dari sebuah linkages bergantung pada tujuan dan
fungsinya, prilaku ekologi dan pergerakan dari spesies utama dan penggunaan lahan di sekitarnya.
Untuk memastikan bahwa linkages dapat mempertahankan beberapa bagian yang bebas dari
gangguan, lebar harus lebih dari dua kali lipat dari efek tepi yang mempengaruhi proses-proses
ekologis.
Location of Linkages
Lokasi juga merupakan faktor penting di dalam lanskap dimana
perencanaan sedang dilakukan untuk menumbuhkan atau membangun
linkages yang baru. Secara umum, linkages harus terletak disepanjang
topografi, daripada menyilang topografi untuk menjamin kelangsungan
habitat hewan.
Linkages paling efektif ketika melindungi jalur pergerakan yang dilalui
oleh hewan, seperti berbagai rute migrasi, rute mencari makan atau
habitat yang biasanya digunakan untuk persinggahan populasi.
Location of Linkages
Penetapan buffer area atau pembentukan vegetasi buffer mungkin dapat membantu melindungi
habitat yang sensitif di dalam linkages. Dapat didesain dalam beberapa bentuk. Untuk melindungi
linkages pada lanskap yang luas, sistem zonasi dapat dilakukan untuk mengizinkan penggunaan
lahan terbatas, sehingga tidak mengganggu aktifitas inti dari linkages.
Sosial-Political Issue
Kepemilikan lahan atau kewenangan manajemen untuk linkages tertentu mungkin sebagian terletak
atau bahkan seutuh nya berada di kepemilikan masyarakat bukan pemerintah. Kecuali orang-orang
ini mendukung atau setidakmya tidak menentang, tujuan dari linkages memiliki sedikit peluang
untuk tercapai.
Dukungan dan keterlibatan aktif dari masyarakat lokal memerlukan komitmen tambahan yang tidak
tercakup dalam tujuan biologis dari linkages tertentu. Isu yang penting bagi masyarakat setempat,
seperti kehilangan akses menuju sumber daya alam (kayu bakar, buah-buahan dan hasil hutan
lainnya), masalah yang timbul akibat spesies hewan yang merusak perkebunan dan lahan pertanian;
harus ditanggapi dengan sikap bersahabat untuk mencegah oposisi masyarakat.
Summary
Linkages ditetapkan untuk berbagai tujuan dan akibatnya tidak ada pedoman yang sama untuk
desain dan manajemennya. Untuk situasi tertentu, linkages yang paling jenis efektif dan dimensi
optimum tergantung pada spesies hewan atau proses ekologis yang terkait dan persyaratan
mereka untuk konektivitas landscape.
Manajemen yang palingsesuai manajemen untuk link tertentu tergantung pada konteks geografis
dan sosial. Untuk menentukan desain yang paling cocok dan manajemen untuk linkage, maka
perlu memahami kedua masalah biologi dan isu-isu sosial-politik yang dapat mempengaruhi
efektivitas dalam situasi tertentu