Anda di halaman 1dari 11

BAB III

KEGIATAN RISET

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei Juli 2014. Lokasi penelitian di
Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik dan Laboratorium Tanah
PERTANIAN Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Galon air mineral volume 19 L sebanyak 5 buah
2. Papan ukuran 1 x 1,5 m
3. Kertas berpetak ukuran 1 x 1,5 m
4. Pipa Y sebanyak 5 buah
5. Selang silikon diameter 1 cm untuk mengalirkan gas sepanjang 1,5 m sebanyak 5
6. buah
7. Gelas Ukur 1.000 ml
8. Penjepit 10 buah
9. Lem silikon
10.

Mistar

11.

Termometer

12.

PH meter

3.2.2 Bahan
1. Eceng Gondok yang diambil dari waduk Benanga dengan rasio C/N 35,88 dan VS
89,05%
2. Rumen Sapi dengan rasio C/N 13,09

3. Aquadest

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas terdiri dari:
1. 50% VS campuran
2. 33% VS campuran
3. 25% VS campuran
Dan dibuat reaktor kontrol yaitu 100% eceng gondok dan 100% Rumensapi. Untuk
%VS dan % substrat menggunakan % berat. Substrat dalam penelitian ini merupakan
campuran antara 70% eceng gondok dan 30% rumen sapi.
3.3.2 Variabel Terikat
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini akan mempengaruhi variabel terikat
yaitu produksi biogas. Parameter yang diamati dari produksi biogas ini meliputi jumlah
volume produksi biogas, VS, pH, suhu, dan uji nyala api.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan dalam riset ini adalah :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil analisis di laboratorium
2. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari studi pustaka yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian yang diperoleh dari penelitian-penelitian
sebelumnya.

3.5 Metode Penelitian


3.5.1 Penelitian Pendahuluan
Pengukuran Kadar Karbon (C) Eceng Gondok dan Rumen Sapi
Eceng gondok dan rumen sapi masing-masing dioven dengan suhu 110 oC selama 8
jam. Kemudian eceng gondok dan rumen sapi kering dihaluskan, dan ditimbang
masing-masing sebanyak 0,10 gr. Setelah itu masing-masing dimasukkan ke dalam
Labu Erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan larutan H 2SO4 sebanyak 7 ml dan KCr
sebanyak 5 ml. Larutan tersebut dimasukkan ke ruang asam selama 30 menit, setelah itu
ditambahkan aquadest mencapai 100 ml. Kemudian larutan tersebut disaring
menggunakan paper filter diameter 110 mm, lalu dihitung menggunakan persamaan
(2.1).
Pengukuran Kadar Nitrogen (N) Eceng Gondok dan Rumen Sapi
Eceng gondok dan rumen sapi masing-masing dioven dengan suhu 110 oC selama 8
jam. Kemudian eceng gondok dan rumen sapi kering dihaluskan, dan ditimbang
masing-masing sebanyak 0,10 gr. Setelah itu dimasukkan ke dalam abu Khjedal dan
ditambahkan katalis sebanyak 0,50 gr. Setelah itu dibakar, kemudian didestilasi.
Kemudian larutan dititrasi dengan larutan HCl 0,02 sampai berubah warna kemerahan.
Setelah itu dihitung menggunakan persamaan (2.2).
Pengukuran Nilai Volatile Solid Eceng Gondok dan Rumen Sapi
Cawan porselen yang telah dibersihkan disiapkan kemudian dikeringkan di dalam oven
dengan suhu 105oC selama 1 jam. Cawan porselen tersebut lalu dimasukkan ke dalam
desikator. Setelah beberapa saat, cawan porselen ditimbang dan didapatkan bobot
porselen yang dilambangkan dengan (B). Kemudian ditimbang eceng gondok dan
rumen sapi yang sudah dikeringkan masing-masing sebanyak 1,00 gram dan
dimasukkan ke dalam cawan porselen dilambangkan dengan (A). kemudian eceng
gondok dan rumen sapi dipanaskan dalam tanur dengan suhu 550oC selama satu jam

hingga seluruh bahan organik menjadi abu. Setelah itu, eceng gondok dan rumen sapi
yang sudah menjadi abu didinginkan menggunakan desikator hingga mencapai suhu dan
bobot seimbang. Bobot ini dilambangkan dengan (C). Setelah itu dilakukan perhitungan
menggunakan persamaan (2.3)

3.5.2 Pembuatan Biodigester Anaerobik


Pada penelitian ini tipe reaktor yang digunakan adalah tipe batch dengan unit reaktor
anaerobik berupa galon air mineral dengan volume 19000 ml. Pada reaktor anaerobik
terdapat lubang inlet, oulet, dan keluaran gas. Bahan isian maksimum adalah 15.200 ml
yaitu 80% dari volume reaktor anaerobik. Hal ini dimaksudkan agar gas yang
dihasilkan dapat tertampung di dalam reaktor anaerobik.
3.5.3 Persiapan Bahan
Bahan baku yang digunakan adalah eceng gondok yang diambil langsung dari Waduk
Benanga Samarinda. Kemudian eceng gondok dicacah kecil-kecil dan diblender. Proses
pencacahan menjadi lebih kecil ini dimaksudkan untuk memudahkan proses degradasi
oleh bakteri sehingga proses anaerobik dapat berlangsung lebih cepat dan lebih
sempurna. Rumen sapi yang digunakan diambil langsung dari peternakan sapi yang
berada di Lempake, Samarinda.
Komposisi isian dalam reaktor sebanyak 15.200 ml yang merupakan campuran
dari bahan-bahan yang digunakan. Bahan baku yang digunakan diukur C/N
untuk mendapatkan rasio C/N 25 - 30. Dilakukan perhitungan dengan asumsi massa
jenis eceng gondok, rumen sapi, sama dengan massa jenis air yaitu sebesar 1
gram/mL. Sehingga untuk substrat digunakan perbandingan eceng gondok dan rumen
sapi yaitu 70% : 30%, dengan C/N 29,04.

Dari perbandingan tersebut didapatkan %VS campuran dengan rumus :


VS campuran = 70% VS Eceng Gondok + 30% VS rumen sapi VS
Dari perhitungan tersebut didapat VS campuran, yang dibagi menjadi 3 reaktor yaitu
R1, R2, dan R3 dengan %VS campurannya masing-masing 50% VS campuran, 33%
VS campuran, dan 25% VS campuran. Untuk menentukan VS masing - masing
reaktor dihitung menggunakan rumus:

Sedangkan untuk mengetahui komposisi bahan isian untuk masing-masing reaktor


dihitung menggunakan rumus:

Massa Substrat =

variasi %vs
%vs campuran

X Volume reaktor

Massa eceng gondok = 70% x massa substrat


Massa rumen sapi = 30% x massa substrat
Volume air = 15.200 ml massa substrat
Untuk menentukan kemampuan bahan baku yang digunakan dalam menghasilkan
biogas, maka dalam penelitian ini digunakan kontrol yang berisi:
1. Eceng Gondok = 7.600 gr (50%)
Air = 7.600 ml (50%)
2. Rumen Sapi = 7.600 gr (50%)
Air = 7.600 ml (50%)

3.5.4 Persiapan Alat


1. Persiapan reaktor anaerobik mengunakan reaktor batch dengan kapasitas 19.000
ml.
2. Reaktor berupa galon air mineral 19.000 ml yang ditutup dan dihubungkan pipa

Y dengan selang silikon yang ditempelkan pada papan berukuran 1 x 1,5 m


yang sudah dilapisi kertas millimeter block yang berfungsi sebagai indikator
produksi biogas setiap harinya.
3. Pipa Y diberi penjepit agar bisa dibuka dan ditutup untuk mengeluarkan gas apabila
gas yang dihasilkan sudah penuh.
4. Pada sisi U selang silikon diberi air agar terlihat gas yang dihasilkan sehingga bisa
ditandai di kertas millimeter block.
5. Di sisi botol mineral diberi lubang untuk di sambungkan dengan selang yang bisa
dibuka dan ditutup untuk pengambilan substrat untuk diukur nilai volatile solid
nya setiap minggu.

3.5.5 Cara Pembuatan Biogas


1. Masing-masing substrat yang sudah ditentukan berat dan jumlahnya masing-masing
dicampur secara manual sehingga terbentuk campuran yang homogen dan merata.
2. Dimasukkan isian ke dalam masing-masing reaktor, sebelumnya lubang yang berada
di sisi reaktor ditutup.
3. Setelah sekitar beberapa hari, gas mulai terbentuk ditandai berubahnya ketinggian
air yang berada di selang U dan dicatat kenaikan ketinggian air setiap harinya
4. Produksi biogas yang terbentuk tiap harinya ditandai pada kertas millimeter
block

yang sudah ditempel pada papan dan dibuat grafik. Dari grafik tersebut

dapat dilihat produksi

biogas yang dihasilkan tiap reaktor dan reaktor yang

menghasilkan biogas paling optimum. Apabila pH sudah stabil/netral dan grafik


menunjukkan tidak adanya penambahan

produksi

biogas

berarti

proses

pembentukan biogas telah selesai.


5. Setiap minggunya diambil substrat yang berada pada masing-masing reaktor untuk
diukur Suhu, pH, dan nilai volatile solid, untuk mengetahui jumlah bahan
organik yang sudah didegradasi oleh bakteri.

3.6 Analisis Data


Penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi literatur yang kemudian diaplikasikan

ke dalam sebuah pengolahan. Dalam penelitian ini dilakukan analisis laboratorium yang
kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif yang merupakan uraian penalaran guna
mengkaitkan berbagai data dalam mencari kejelasan masalah yang sedang diamati.
Analisis deskriptif adalah suatu cara menggambarkan persoalan berdasarkan data yang
dimiliki yakni dengan cara menata data tersebut sedemikian rupa ssehingga dengan
mudah dapat dipahami tentang karakteristik data, dijelaskan dan berguna untuk
keperluan selanjutnya. Jadi dalam hal ini terdapat aktivitas atau proses pengumpulan
data, dan pengolahan data berdasarkan tujuannya. Secara rinci kerangka kerja dari
statistika deskriptif adalah sebagai berikut:
3.6.1 Metode Pengumpulan Data
Metode Pengambilan datanya adalah sebagai berikut.
1. Volume Produksi Biogas
Dalam penelitian ini volume biogas di ukur dengan menggunakan selang silikon.
Pengukuran volume biogas dilakukan dengan cara mengamati kenaikan tinggi air pada
manometer setiap harinya dan selanjutnya produksi biogas dapat dihitung dengan
menggunakan rumus volume tabung.
V = r h .. .(3.1)
Dimana : V = Volume biogas, (mm)
= 3,14
r = Jari - jari selang, (mm)
h= Tinggi pipa dalam di atas permukaan air, (mm)
2. Kadar %VS, pH, dan suhu
Pengukuran %VS, pH, dan suhu dilakukan setiap minggu dengan cara slurry
masingmasing reaktor diambil sebanyak 10 ml untuk kemudian dilakukan pengukuran
%VS, pH, dan suhu. Pengukuran suhu dilakukan sebelum pengambilan slurry.
Sedangkan untuk pengukuran %VS dan pH dilakukan di laboratorium tanah PUSREHUT
dengan cara slurry masing-masing reaktor dimasukkan ke dalam cawan yang sebelumnya

sudah ditimbang (berat cawan) lalu diukur pHnya menggunakan pHmeter, kemudian
masingmasing slurry dioven selama 8 jam hingga kering lalu ditimbang (berat kering),
setelah itu dipanaskan dalam tanur dengan suhu 550oC selama satu jam hingga seluruh
bahan organik menjadi abu dan dimasukkan ke dalam desikator lalu ditimbang (berat
abu). Kadar %VS dihitung dengan menggunakan persamaan.
3. Uji Nyala Api
Uji nyala api digunakan untuk mengetahui apakah kandungan biogas yang dihasilkan
oleh masing-masing reaktor dapat terbakar atau tidak sehingga dapat digunakan untuk
mengasumsikan kadar metana dalam kandungan biogas tersebut. Jika dapat terbakar
berarti mengandung lebih dari 50% metana. Uji nyala api dilakukan setiap minggu
dengan cara mengambil gas menggunakan suntikan pada salah satu sisi selang yang
merupakan selang yang bisa merapat kembali, kemudian ujung suntikan tersebut
dibakar dan secara perlahan-lahan gasnya dikeluarkan hingga, jika ujung suntikan
terbakar berarti biogas sudah mengandung metana dan sebaliknya.

3.6.2 Penyajian Data dan Pengolahan Data


Penyajian data adalah langkah-langkah menata data yang diperoleh untuk dapat
memperjelas permasalahan. Penataan ini dapat dilakukan dengan tabulasi data dalam
bentuk tabel atau daftar, selain itu juga dapat divisualisasikan dalam diagram atau
grafik.
Rancangan Alat Penelitian

Gambar 3.2 Rancangan Alat Penelitian


Keterangan:
1 = Reaktor Anaerobik volume 19000 ml
2 = Selang Silikon
3 = Penampung gas
4 = manometer
5 = Outlet

3.7 Bagan Alur


Ide uji pembentukan biogas campuran eceng gondok dan rumen sapi dengan
biodigester anaerobic batch volume 19 liter

Studi literatur

Perumusan masalah

Pengumpulan data

Data sekunder
- Jurnal
- Penelitian sebelumnya
- Buku yang terkait
bahasan

Persiapan alat

Data primer
- Pengamatan dan
penelitian di
laboratorium

Uji Pendahuluan
Pengujian nilai C, N, pH, Suhu,
dan volatile solids

Pengoperasian Alat

Uji Akhir, Analisa Hasil dan


Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


Gambar 3.3 Bagan Alur

Persiapan bahan

- Pengambilan eceng
gondok dan rumen
sapi
- Pencampuran dan
pengadukan

Anda mungkin juga menyukai