KELOMPOK 1 :
SERVANTINA BUNGA R.
201210170311013
201210170311023
FENDI KURNIAWAN
201210170311046
RINA SULISTIANI
2012101703110
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini hampir setiap sektor usaha yang didirikan ataupun dikembangkan selalu
didahului dengan kegiatan studi kelayakan bisnis. Kesalahan dalam melakukan studi kelayakan
bisnis akan mengakibatkan resiko dan kerugian yang sangat besar. Studi kelayakan bisnis terdiri
dari berbagai aspek antara lain, aspek hukum,aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran,
aspek tekhnis dan tekhnologi, aspek manajemen SDM, dan yang terakhir aspek keuangan. Dalam
memulai studi kelayakan bisnis pada umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak
juga yang memulai dari aspek lainnya. Hal ini sangat tergantung dari kesiapan masing-masing
penilai studi kelayakan tersebut.
Penilaian atas aspek hukum sangat penting meningat sebelum usaha tersebut dijalankan,
segala prosedur yang berkaitan dengan izin atau berbagai persyaratan lain harus terlebih dahulu
dipenuhi. Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti keabsahan,
kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum, perizinan yang dimiliki, sertifikat tanah
maupun dokumen pendukung lainnya. Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga
usaha yang semula dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut
dapat terjadi karena kurangnya ketelitian dalam penilaian di bidang hukum sebelum usaha
tersebut dijalankan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari analisis aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis yaitu untuk meneliti
keabsahan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki.
BAB II
PEMBAHASAN
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma adalah persekutuan yang diadakan
untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama. Persekutuan Firma
merupakan bagian dari persekutuan perdata, maka dasar hukum persekutuan firma terdapat pada
Pasal 16 sampai dengan Pasal 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan
pasal- pasal lainnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang terkait.
Dalam Pasal 22 KUHD disebutkan bahwa persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik
tanpa adanya kemungkinan untuk disangkalkan kepada pihak ketiga bila akta itu tidak ada. Pasal
23 KUHD dan Pasal 28 KUHD menyebutkan setelah akta pendirian dibuat, maka harus
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dimana firma tersebut berkedudukan dan
kemudian akta pendirian tersebut harus diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
2.1.3 Perseroan Kamanditer (CV)
Bentuk perusahaan komaditer disebut juga CV (Commanditer Vennotschap). Persekutuan
komanditer adalah bentuk badan usaha yang merupakan perluasan firma dimana pemilik firma
ingin menambah modal dengan mencari kerja sama dengan orang lain yang berminat terhadap
perusahaannya tanpa ikut memimpin perusahaan. Anggota yang memimpin atau menjalankan
perusahan dan bertanggung jawab penuh atas utang-utang perusahaan disebut sekutu aktif,
sedangkan anggota yang hanya menyertakan modalnya kepada yang memimpin atau
menjalankan perusahaan tanpa ikut memimpin perusahaan atau menjalankan perusahaan tanpa
ikut memimpin perusahaan disebut sekutu diam atau komanditer. Tanggung jawab anggota
komanditer terbatas pada modal yang diikutsertakan pada perusahaan.
2.1.4 Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan prjanjian untuk
melakukan kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-uundang serta peraturan pelaksanaannya.
Perseroan terbatas dapat dibagi menjadi:
PT terbuka: perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal
(go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada umum, diperjualbelikan melalui bursa saham dan
setiap orang berhak untuk membeli saham perusahaan tersebut.
PT tertutup: perseroan terbatas yang modalnya berasal dari kalangan tertentu misalnya
pemegang sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga saja atau kalangan terbatas dan tidak dijual
kepada umum.
2.1.5 Perusahaan Negara
Perusahaan
Negara
adalah
perusahaan
yang
memiliki
modal
sebagian
atau
seluruhnyamerupakan harta atau kekayaan Negara yang ipisahkan dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBN) dan didirikan berdasar undang-undang. Perusahaan Negara dipimpin
oleh seorang kepala atau direksi yang diangkat oleh pemerintah.
2.1.6 Yayasan
Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan yang bersifat
sosial serta tidak mencari keuntungan. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaries dan dan
mempunyai status badan hukum setelah akta pendirian mempereloleh pengesahan dari menteri
kehakiman atau pejabat yang ditunjuk. Yayasan yang telah memperoleh pengesahan diumumkan
dalam berita Negara. Pendirian yayasan didasarkan atas PP No. 63 Tahun 2008 tentang yayasan.
Yayasan memiliki pengurus dan harta milik pengurus dipisahkan dari harta yayasan.
2.1.7 Koprasi
Koprasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki orang seorang demi kepentingan bersama.
Koprasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsif gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan. Pendirian koprasi didasarkan pada UU No. 25 Tahun 1995 tentang koprasi
yang melalui akta pendirian setelah memperoleh pengesahan pemerintah dan diumumkan dalam
berita Negara.
2.2 Jenis Izin Usaha
Dalam memulai suatu usaha atau mendirikan bisnis memerlukan berbagai macam
persiapan, salah satunya adalah kelengkapan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu
usaha faktor legalitas ini berwujud pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki
izin usaha maka kegiatan usaha yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau
pembongkaran. Manfaat yang diperoleh dari kepemilikan izin usaha tersebut adalah sebagai
sarana perlindungan hukum. Dokumen dan izin usaha diperlukan dengan tujuan untuk
melindungi kepentingan perusahaan itu sendri dari berbagai hal. Banyaknya izin usaha yang
dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan, izin tersebut meliputi:
2.2.1 Akta Pendirian
Akta pendirian usaha ialah izin yang dibuat dan disahkan secara resmi oleh notaris
sebagaipejabat pemerintah yang akan dipakai oleh wirausahawan sebagai dasar untuk
mendirikan usaha.
2.2.2
Kotamadya atau kabupaten untuk melakukan suatu usaha, setiap usaha baik yang berbentuk
perusahaan perorangan, perseroan terbatas, maupun bentuk lainnya harus mempunyai surat izin
tempat usaha sebagai dasar hokum atas tempat usahanya.
2.2.3
ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan dan jasa.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan dengan
ketentuan.
F Siup perusahaan kecil dan menengah diterbitkan dan di tandatangani oleh Kepala
Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Daerah Tingkat II atas nama mentri dengan masa
berlaku yang tidak terbatas selama perusahaan yang di milikinyan masih menjalankan kegiatan
usahanya.
F Siup peerusahaan besar diterbitkan dan di tandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah
Departemen perdagangan Daerah Tingkat I atas nama mentri dengan masa berlaku 5 tahun,
berdasarkan tempat kedudukan perusahaan serta berlaku untuk melkaukan kegiatan perdagangan
dalam negri di seluruh wilayah Republik Indonesia. Ketentuan untuk mengurus Surat Izin Usaha
Perdagangan berlaku pula untuk mengurus surat izinusaha industry.
usaha/perusahaan
harus
terlebih
dahulu
mendapatkan
pengesahan
akta
pendirian/perubahan dari Menteri Kehakiman & HAM RI, atau persetujuan dan atau setelah
tanggal penerimaan laporan. Bagi permohonan TDP badan usaha koperasi maka badan
usaha/perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan pengesahan akta pendirian/perubahan dari
instansi terkait. Bagi permohonan badan usaha/perusahaan CV atau perusahan perorangan maka
badan usaha/perusahaan harus terlebih dahulu didaftarkan kepengadilan negeri setempat sesuai
dengan domisili perusahaan. Perusahaan mengambil formulir, mengisi, menandangani
permohonan dan mengajukan
Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikakan kepada wajib pajaksebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. Syarat untuk mendapatkan
NPWP bagi badan usaha adalah:
a) Fotokopi akte pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukkan dari
kantor pusat bagi BUT.
b) Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan
tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang
asing, dari salah seorang pengurus aktif. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari
instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.
2.2.6
mungkin akan terjadi terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu intansi yang bertanggung jawab.
3.1 Penentuan Permodalan Usaha
Permodalan Koperasi (UU No. 25 tahun 1992)
a. Modal sendiri : simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan (penyisihan sisa hasil
usaha), hibah (pemberian yang tidak mengikat)
b. Modal pinjaman : anggota dan calon anggota, koprasi lain dengan perjanjian kerja, bank
dan lembaga non-bank,penerbitan obligasi dan surat hutang, sumber lain yang sah.
Permodalan PT dan CV :
a. Sumber dana intern : laba ditahan, tabungan pribadi pemilik usaha.
b. Sumber dana ekstern : Bank (kredit investasi kecil, kredit modal kerja permanen), lembaga keuangan non
bank, modal ventura.
Bank pelaksana penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) , sperti : BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN, BSM, Bukopin.
Karakteristik penilaian debitur oleh kreditu adalah sebagai berikut :
1. Character : menilai usaga calon nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay)
2. Capacity : mengukur kemampuan debitur dalam membayar
3. Capital : menilai kekayaan calon nasabah dalam pemberian pembiayaan dan penentuan besarnya plafon
pembiayaan.
4. Condition : mempertimbangkan kondisi ekonomu dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
5. Collateral : menilai jaminan yang diberikancalon pelanggan yang mungkin dapat disita bila tidak bisa
memenuhi kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk memulai studi kelayakan bisnis , umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun
banyak yang melakukan dari aspek lainnya tergantung dari kesiapan masing-masing perusahaan.
Secara umum, dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek hukum adalah: Bentuk badan usaha. - Bukti diri. - Tanda daftar perusahaan. - Nomor pokok wajib pajak. - Izinizin perusahaan. - Keabsahan dokumen lainnya.
Penelitian kelapangan diperlukan untuk mengecek kebenaran data atau informasi yang
dibutuhkan. Untuk menguji kebenaran dan keabsahan dokumen dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu: - Mendatangi sumber informasi yang berhak mengeluarkan surat atau dokumen yang
diperlukan. - Mencari informasi dari laporan, koran, majalah atau perpustakaan yang memuaat
informasi yang relevan dengan analisis yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha
http://www.ekomarwanto.com/2012/10/jenis-badan-hukum-untuk-usaha-yang-ada.html
https://dedehbundabintang.wordpress.com/2012/08/30/mempersiapkan-pendirian-usaha/
http://www.academia.edu/5763648/1._PERSIAPAN_PENDIRIAN_USAHA-