Anda di halaman 1dari 12

Hipertiroid

Definisi
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan
suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah.
Hipertiroid adalah Respon Jaringan-jaringan tubuh akibat faktor metabolik hormon tiroid yang
berlebihan.
Etiologi
Beberapa penyebab-penyebab umum dari hipertiroid termasuk:
Penyakit Graves
Functioning adenoma ("hot nodule") dan Toxic Multinodular Goiter (TMNG)
Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormo tiroid
Pengeluaran yang abnormal dari TSH
Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid)
Pemasukkan yodium yang berlebihan

Penyakit Graves
Penyakit Graves, yang disebabkan oleh suatu aktivitas yang berlebihan dari kelenjar
tiroid yang disama ratakan, adalah penyebab yang paling umum dari hipertiroid. Pada
kondisi ini, kelenjar tiroid biasanya adalah pengkhianat, yang berarti ia telah kehilangan
kemampuannya untuk merespon pada kontrol yang normal oleh kelenjar pituitari via
TSH. Penyakit Graves adalah diturunkan/diwariskan dan adalah sampai lima kali lebih
umum diantara wanita-wanita daripada pria-pria. Penyakit Graves diperkirakan adalah
suatu penyakit autoimun, dan antibodi-antibodi yang adalah karakteristik-karakteristik
dari penyakit ini mungkin ditemukan dalam darah. Antibo diantibodi ini termasuk thyroid
stimulating immunoglobulin (TSI antibodies), thyroid peroxidase antibodies (TPO),
dan antibodi-antibodi reseptor TSH. Pencetus-pencetus untuk penyakit Grave termasuk:
stres
merokok
radiasi pada leher
obat-obatan dan
organisme-organisme yang menyebabkan infeksi seperti virus-virus.
Penyakit Graves dapat didiagnosis dengan suatu scan tiroid dengan obat nuklir yang
standar yang menunjukkan secara panjang lebar pengambilan yang meningkat dari suatu
yodium yang dilabel dengan radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes darah mungkin
mengungkap tingkat-tingkat TSI yang meningkat. Penyakit Grave' mungkin berhubungan
dengan penyakit mata (Graves' ophthalmopathy) dan luka-luka kulit (dermopathy).
Ophthalmopathy dapat terjadi sebelum, sesudah, atau pada saat yang sama dengan
hipertiroid. Pada awalnya, ia mungkin menyebabkan kepekaan terhadap cahaya dan suatu
perasaan dari "ada pasir didalam mata-mata". Mata-mata mungkin menonjol keluar dan
penglihatan ganda (dobel) dapat terjadi. Derajat dari ophthalmopathy diperburuk pada
mereka yang merokok. Jalannya penyakit mata seringkali tidak tergantung dari penyakit

tiroid, dan terapi steroid mungkin perlu untuk mengontrol peradangan yang menyebabkan
ophthalmopathy. Sebagai tambahan, intervensi secara operasi mungkin diperlukan.
Kondisi kulit (dermopathy) adalah jarang dan menyebabkan suatu ruam kulit yang tanpa
sakit, merah, tidak halus yang tampak pada muka dari kaki-kaki.

Functioning Adenoma dan Toxic Multinodular Goiter


Kelenjar tiroid (seperti banyak area-area lain dari tubuh) menjadi lebih bergumpalgumpal ketika kita menua. Pada kebanyakan kasus-kasus, gumpal-gumpal ini tidak
memproduksi hormon-hormon tiroid dan tidak memerlukan perawatan. Adakalanya,
suatu benjolan mungkin menjadi "otonomi", yang berarti bahwa ia tidak merespon pada
pengaturan pituitari via TSH dan memproduksi hormonhormon tiroid dengan bebas. Ini
menjadi lebih mungkin jika benjolan lebih besar dari 3 cm. Ketika ada suatu benjolan
(nodule) tunggal yang memproduksi secara bebas hormon-hormon tiroid, itu disebut
suatu functioning nodule. Jika ada lebih dari satu functioning nodule,
istilah toxic multinodular goiter (gondokan) digunakan. Functioning nodules mungkin
siap dideteksi dengan suatu thyroid scan.
Pemasukkan hormon-hormon tiroid yang berlebihan
Mengambil terlalu banyak obat hormon tiroid sebenarnya adalah sungguh umum. Dosisdosis hormon-hormon tiroid yang berlebihan seringkali tidak terdeteksi disebabkan
kurangnya follow-up dari pasien-pasien yang meminum obat tiroid mereka. Orang-orang
lain mungkin menyalahgunakan obat dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan
lain seperti menurunkan berat badan. Pasien-pasien ini dapat diidentifikasikan dengan
mendapatkan suatu pengambilan yodium berlabel radioaktif yang rendah (radioiodine)
pada suatu thyroid scan.
Pengeluaran abnormal dari TSH
Sebuah tmor didalam kelenjar pituitari mungkin menghasilkan suatu pengeluaran dari
TSH (thyroid stimulating hormone) yang tingginya abnormal. Ini menjurus pada tanda
yang berlebihan pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon-hormon tiroid. Kondisi
ini adalah sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan lain dari kelenjar
pituitari. Untuk mengidentifikasi kekacauan ini, seorang endocrinologist melakukan testes terperinci untuk menilai pelepasan dari TSH.
Tiroiditis (peradangan dari tiroid)
Peradangan dari kelenjar tiroid mungkin terjadi setelah suatu penyakit virus
(subacute thyroiditis). Kondisi ini berhubungan dengan suatu demam dan suatu sakit
leher yang seringkali sakit pada waktu menelan. Kelenjar tiroid juga lunak jika disentuh.
Mungkin ada sakit-sakit leher dan nyeri-nyeri yang disama ratakan. Peradangan kelenjar
dengan suatu akumulasi sel-sel darah putih dikenal sebagailymphocytes (lymphocytic
thyroiditis) mungkin juga terjadi. Pada kedua kondisi-kondisi ini, peradangan
meninggalkan kelenjar tiroid "bocor", sehingga jumlah hormon tiroid yang masuk ke
darah meningkat. Lymphocytic thyroiditis adalah paling umum setelah suatu kehamilan
dan dapat sebenarnya terjadi pada sampai dengan 8 % dari wanita-wanita setelah
melahirkan. Pada kasus-kasus ini,fase hipertiroid dapat berlangsung dari 4 sampai 12
minggu dan seringkali diikuti oleh suatu fase hipotiroid (hasil tiroid yang rendah) yang
dapat berlangsung sampai 6 bulan. Mayoritas dari wanita-wanita yang terpengaruh
kembali ke suatu keadaan fungsi tiroid yang normal. Tiroiditis dapat didiagnosis dengan
suatu thyroid scan.

Pemasukkan Yodium yang berlebihan


Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon-hormon tiroid. Suatu
kelebihan
yodium
dapat
menyebabkan
hipertiroid.
Hipertiroid
yang
dipengaruhi/diinduksi oleh yodium biasanya terlihat pada pasien-pasien yang telah
mempunyai kelenjar tiroid abnormal yang mendasarinya. Obat-obat tertentu,
seperti amiodarone (Cordarone), yang digunakan dalam perawatan persoalan-persoalan
jantung, mengandung suatu jumlah yodium yang besar dan mungkin berkaitan dengan
kelainan-kelainan fungsi tiroid.

Klasifikasi
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik

Penyakit Graves
Penyakit Graves (goiter difusa toksika) dipercaya disebabkan oleh suatu antibodi
yangmerangsang tiroid untuk menghasilkan hormon torid yang berlebihan. Penyakit
Graves biasanya terjadi pada usia sekitar 30 sampai 40 tahun dan lebih seringditemukan
pada perempuan daripada laki-laki. Terdapat predisposisi familial pada penyakit inidan
sering berkaitan dengan bentuk-bentuk endokrinopati atoimun lainnya. Pada penyakit
graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal, dan
keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia
kelenjar tiroid, danHipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.
Manifestasi ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya
terbatas pada tungkai bawah. Oftalmopati yang ditemukan pada 50 % sampai 80 %
pasien ditandai dengan mata melotot, fisura palbebramelebar, kedipan berkurang, lid dag
(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata).
Goiter nodular toksika
Goiter nodular toksika paling sering ditemukan pada pasien lanjut usia sebagaikomplikasi
goiter nodular kronik. Pada pasien ini hipertiroidisme timbul secara lambat
danmanifestasi klinisnya lebih ringan daripada penyakit graves. Pada goiter noduler
toksika, satu atau beberapa nodul di dalam tiroid menghasilkanterlalu banyak hormon
tiorid dan berada diluar kendali TSH (thyroid stimulating hormone). Nodul tersebut
benar-benar merupakan tumor tiroid jinak dan tidak berhubungan denganpenonjolan mata
serta gangguan kulit pada penyakit Graves. Hipertiroidisme sekunder bisa disebabkan
oleh tumor hipofise yang menghasilkan terlalubanyak TSH, sehingga merangsang tiroid
untuk menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.Penyebab lainnya adalah perlawanan
hipofise terhadap hormon tiroid, sehingga kelenjar hipofisemenghasilkan terlalu banyak
TSH.

Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goitertoksika. Pada kebanyakan
penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesardua sampai tiga kali dari ukuran normalnya,
disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,
sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran
kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinyabeberapa kali lipat dengan

kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal.Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma
menurun, karena ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah
antibodiimmunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin),yang
berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yangmengikat TSH. Bahan
bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel,dengan hasil akhirnya adalah
hipertiroidisme. Karena itu pada pasienhipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan
konsentrasi TSImeningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang padakelenjar
tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanyaberlangsung satu jam.
Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan olehTSI selanjutnya juga menekan
pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid
dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan
tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang seringberkeringat
dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroidyang kalorigenik, akibat
peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatasnormal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadangpenderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada
kepekaansinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidismeini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15kali perdetik, sehingga
penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.Nadi yang takikardi atau diatas normal juga
merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksofthalmos yang
terjadimerupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringanperiorbital dan otototot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
Manifestasi
Tanda dan gejala pada penderita hipertiroid :
Penderita sering secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel),iritabel dan terus
merasa khawatir dan klien tidak dapat duduk diam,kegelisahan.
Palpitasi, dan denyut nadi yang abnormal cepat yang ditemukan pada saatistirahat dan
beraktivitas; yang diakibatkan peningkatan dari serum T3 danT4 yang merangsang
epinefrin dan mengakibatkan kinerja jantungmeningkat hingga mengakibatkan HR
meningkat. Peningkatan denyut nadiberkisar secara konstan antara 90 dan 160 kali per
menit, tekanan darahsistolik akan meningkat.
Tidak tahan panas dan berkeringat secara tidak lazim, banyak diakibatkankarena
peningkatan metabolisme tubuh yang meningkat maka akanmenghasilkan panas yang
tinggi dari dalam tubuh sehingga apabila terkenamatahari lebih, klien tidak akan tahan
akan panas.
Kulit penderita akan sering kemerahan (flusing) dengan warna ikansalmon yang khas dan
cenderung terasa hangat, lunak dan basah.
Adanya Tremor
Eksoftalmus yang diakibatkan dari penyakit graves, dimana penyakit iniotot-otot yang
menggerakkan mata tidak mampu berfungsi sebagai manamesti, sehingga sulit atau tidak
mungkin menggerakkan mata secaranormal atau sulit mengkordinir gerakan mata
akibatnya terjadi pandanganganda, kelopak mata tidak dapat menutup secara sempurna
sehinggamenghasilkan ekspresi wajah seperti wajah terkejut.
Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan berat badan yang progresif dan
mudah lelah.

Pada usia lanjut maka akan mempengaruhi kesehatan jantung.


Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dimulai dengan pemriksaan pada bagian kepala dan leher. Pmeriksaan
diawali dengan melakukan inspeksi pada kelenjar tiroid pada leher bagian depan dan samping
dengan posisi pasien duduk. Setiap bekas luka, massa, dan distensi vena yang terlihat haruslah
dicatat. Setelah itu, dilakukan palpasi pada kelenjar tirod dengan meminta pasien untuk
memfleksikan leher supaya otot di leher agak menegndur kelenjar tiroid dapat dipalpasi dari
hadapan pasien maupun dari belakang pasien, dengan menggunakan kedua jempul untuk
mengpalpasi lobus pada kelenjar tiroid. Apabila nodul masih kecil adalah lebih baik seandainya
kelenjar tiroid di palpasi dari kedua arah. Saat melakukan palpasi, haruslah dimulai dengan
mencari kartilago krikoid terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan meraba isthmus, dan
agak ke lateral untuk meraba kedua again dari lobus (biasanya lobus pada bagian dextra sedikit
lebih besar berbanding lobus sinistra). Lalu pasien diminta untuk menelan air, untuk menilai
adakah kelenjar tiroid akan ikut bergerak seiring dengan pergerakan menelan itu tadi.
T4Serum
Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T4 serum dengan teknik radioimmunoassay
atau peningkatan kompetitif. Kisaran T4 dalam serum yangnormal berada diantara 4,5 dan 11,5
mg/dl (58,5 hingga 150 nmol/L). T4terikatterutama dengan TBG dan prealbumin : T3 terikat
lebih longgar. T4 normalnya terikatdengan protein. Setiap factor yang mengubah protein
pangikat ini juga akanmengubah kadar T4.
T3 Serum
T3 serum mengukur kandungan T3 bebas dan terikat, atau total T3 total, dalamserum. Sekresinya
terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH dan T4. Meskipun kadar T3 dan T4 serum umumnya
meningkat atau menurun secara bersama-sama,namun kadar T4 tampaknya merupakan tanda
yang akurat untuk menunjukan adanyahipertiroidisme, yang menyebabkan kenaikan kadar T4
lebih besar daripada kadar T3. Batas-batas normal untuk T3 serum adalah 70 hingga 220 mg/dl
(1,15 hingga 3,10nmol/L).
Tes T3 Ambilan Resin
Tes T3 ambilan resin merupakan pemeriksaan untuk mengukur secara tidak langsung kaar TBG
tidak-jenuh. Tujuannya adalah untuk menentukan jumlahhormone tiroid yang terikat dengan
TBG dan jumlah tempat pengikatan yang ada.Pemeriksaan ini, menghasilkan indeks jumlah
hormone tiroid yang sudah ada dalamsirkulasi darah pasien. Normalnya, TBG tidak sepenuhnya
jenuh dengan hormonetiroid dan masih terdapat tempat-tempat kosong untuk mengikat T3
berlabel-radioiodium, yang ditambahkan ke dalam specimen darah pasien. Nilai ambilan T3 yang
normal adalah 25% hingga 35% yang menunjukan bahwa kurang lebih sepertiga dari tempat
yang
ada
paa
TBG
sudah
ditempati
oleh
hormone
tiroid.
Jika jumlah tempat kosong rendah, seperti pada hipertiroidisme, maka ambilan T3 lebih besar
dari 35%.
Tes TSH (Thyroid Stimulating Hormone)

Sekresi T3 dan T4 oleh kelenjar tiroid dikendalikan hormone stimulasi tiroid(TSH atau
tirotropin) dari kelenjar hipofisis anterior. Pengukuran konsentrasi TSHserum sangat penting
artinya dalam menegakkan diagnosis serta penatalaksanaan kelainan tiroid dan untuk
membedakan kelainan yang disebabkan oleh penyakit padakelenjar tiroid sendiri dengan
kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada hipofisis atau hipotalamus. kadar TSH dapat diukur
dengan assay radioimunometrik, nilainormal dengan assay generasi ketiga, berkisar dari 0,02
hingga 5,0 U/ml. Kadar TSH sensitif dan dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid.
Kadarakan berada dibawah normal pada pasien dengan peningkatan autonom pada fungsitiroid
(penyakit graves, hiperfungsi nodul tiroid).
Tes Thyrotropin Releasing Hormone
Tes Stimulasi TRH merupakan cara langsung untuk memeriksa cadangan TSH di hipofisis dan
akan sangat berguna apabila hasil tes T3 dan T4 tidak dapat dianalisa. Pasien diminta berpuasa
pada malam harinya. Tiga puluh menit sebelumdan sesudah penyuntikan TRH secara intravena,
sampel darah diambil untuk mengukur kadar TSH. Sebelum tes dilakukan, kepada pasien harus
diingatkanbahwa penyuntikan TRH secara intravena dapat menyebabkan kemerahan pasawajah
yang bersifat temporer, mual, atau keinginan untuk buang air kecil.
Tiroglobulin
Tiroglobulin merupakan precursor untuk T3 dan T4 dapat diukur kadarnyadalam serum dengan
hasil yang bisa diandalkan melalui pemeriksaaanra dioimmunoassay. Faktor-faktor yang
meningkatkan atau menurunkan aktivitaskelenjar tiroid dan sekresi T3 serta T4 memiliki efek
yang serupa terhadap sintesisdan sekresi tiroglobulin. Kadar tiroglobulin meningkat pada
karsinoma tiroid,hipertiroidisme dan tiroiditis subakut. Kadar tiroglobulin juga dapat akan
meningkatpada keadaan fisiologik normal seperti kehamilan.
Ambilan Iodium Radioaktif
Tes ambilan iodium radioaktif dilakukan untuk mengukur kecepatan pengambilan iodium oleh
kelenjar tiroid. Kepada pasien disuntikan atau radionuklida lainnya dengan dosis tracer, dan
pengukuran pada tiroid dilakukandengan alat pencacah skintilas (scintillation counter) yang akan
mendeteksi serta menghitung sinar gamma yang dilepaskan dari hasil penguraian dalam
kelenjar tiroid. Tes ini mengukur proporsi dosis iodium radioaktif yang diberikan yang terdapat
dalam kelenjar tiroid pada waktu tertentu sesudah pemberiannya. Tesambilan iodium-radioaktif
merupakan pemeriksaan sederhana dan memberikanhasil yang dapat diandalkan.Penderita
hipertiroidisme akan mengalami penumpukan dalam proporsi yang tinggi (mencapai 90% pada
sebagian pasien).
Ultrasonografi
Pemeriksaan ini dapat membantu membedakan kelainan kistik atau solid padatiroid. Kelainan
solid lebih sering disebabkan keganasan dibanding dengan kelainankistik. Tetapi kelainan
kistikpun dapat disebabkan keganasan meskipun kemungkinannya lebih kecil.
Pemeriksaan radiologik di daerah leher
Karsinoma tiroid kadang-kadang disertai perkapuran. Ini sebagai tanda yang boleh dipegang.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan kadar kalsitonin (untuk pasien dengan kecurigaan karsinomamedulle.


Biopsi jarum halus
Pemeriksaan sidik tiroid.
Dengan penggunaan yodium bila nodul menangkap yodium tersebut kurangdari tiroid
normal disebut nodul dingin. Bila sama afinitasnya disebut nodulhangat. Kalau lebih
banyak menangkap yodium disebut nodul panas. Sebagianbesar karsinoma tiroid
termasuk nodul dingin
Radiologis untuk mencari metastasis
Histopatologi
Masih merupakan pemeriksaan diagnostik utama. Untuk kasus inoperable, jaringan
diambil dengan biopsi insisi.

Penatalaksanaan
Hipertiroidisme diterapi dengan prinsip utama yaiutu menurunkan kadar sintesis hormone tiroid,
dengan menggunakan obat anti-tiroid, radioiodine, atau dengan tehnik operasi kelenjar tiroid.
Obat anti-tiroid banyak di gunakan di Negara seperti Eropah dan Jepang, manakala radioiodine
banyak digunakan di Negara amerika selatan. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada pendekatan
tunggal yang dapat mengatasi hipertiroid secara optimal dan pasien mugkin memerlikan multiple
terapi dalam mencapai remisi.
Penatalaksanaan hipertiroidisme secara farmakologi menggunakan empat kelompok obat ini
yaitu: obat antitiroid, penghambat transport iodida, iodida dalam dosis besar menekan fungsi
kelenjar tiroid, yodium radioaktif yang merusak sel-sel kelenjar tiroid . Obat antitiroid bekerja
dengan
cara menghambat
pengikatan
(inkorporasi)
yodium
pada
TBG
(thyroxine binding globulin) sehingga akan menghambat sekresi TSH (Thyreoid Stimulating
Hormone) sehingga mengakibatkan berkurang produksi atau sekresi hormon tiroid.

Obat-obatan anti tiroid (OAT)


Obat antitiroid dianjurkan sebagai terapi awal untuk toksikosis pada semua
pasiendengan grave disease serta digunakan selama 1-2 tahun dan kemudian dikurangi
secara perlahan-lahan. Indikasi pemberian OAT adalah :
Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan
remisiyang menetap, pada pasien pasien muda dengan struma ringan
sampaisedang dan tirotoksikosis
Sebagai obat untuk kontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan,
atausesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
Sebagai persiapan untuk tiroidektomi
Untuk pengobatan pada pasien hamil
Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid tersebut berfungsi menghambat organifikasi iodida dan
proses berpasangan iodotirosin untuk membentuk T3 dan T4. PTU juga menghambat
perubahan T4 menjadi T3 di perifer dengan dosis 300-600 mg/hari secara oral dalam 3-4
dosis terbagi. Efek samping pengobatan yang utama adalah agranulositosis,
yangterjadi sebagai suatu reaksi idiosinkrasi pada 0,2-0,5%
pasien yang diterapi.
Komplikasi
ini terjadi dengan awitan yang cepat, tidak dapat diramalkan dengan

lewat pemantauan hitung darah putih, dan bersifat reversibel bila obat dihentikan.
Adapun obat-obat yang temasuk obat antitiroid adalah Propiltiourasil,Methimazole,
Karbimazol.
Propiltiourasil (PTU)
Nama generik : Propiltiourasil
Nama dagang di Indonesia : Propiltiouracil (generik)
Indikasi : hipertiroidisme
Kontraindikasi : hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacementregimen
tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.Bentuk sediaan : Tablet 50 mg
dan 100 mgDosis dan aturan pakai : untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/ m
2/hari,dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8
jam.untuk
hipertiroidisme
berat
450
mg/hari,
untuk
hipertiroidisme
ocasional Memerlukan 600-900 mg/hari; dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis
terbagi setiap 8-12 jam.Dosis untuk orangtua 150-300 mg/hari
Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala,
adakecendrungan pendarahan, mual muntah, hepatitis.Mekanisme Obat: menghambat
sintesis hormon tiroid dengan memhambatoksidasidari iodin dan menghambat
sintesistiroksin dan
Resiko khusus : .Hati-hati penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa
menyebabkanhipoprotrombinnemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui, penyakit
hati.
Methimazole
Nama generik : methimazole
Nama dagang : TapazoleIndikasi : agent antitiroid
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
Dosis dan aturan pakai : untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); dosis pelihara
0,2mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam sehari.Untuk dewasa:
hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid berat 60 mg/ hari;
dosis pelihara 5-15 mg/hari.
Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung, edema.
Resiko khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkanmyelosupression,
kehamilan.
Karbimazole
Nama generik : Karbimazole
Nama dagang di Indonesia : Neo mecarzole (nicholas).
Indikasi : hipertiroidisme
Kontraindikasi :blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan
masa menyusui.
Bentuk sediaan : tablet 5 mg
Dosis dan aturan pakai : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis diturunkan
menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan. Sebagai blocking

replacement regimen, karbamizole 20 60 mg dikombinasikandengan tiroksin 50 -150


mg. Untuk dosis anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon.
Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala,
adakecendrungan pendarahan, mual muntah, leukopenia.
Resiko khusus : penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena
PTU bias
menyebabkan hipoprotrombinemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui.

Pengobatan dengan Yodium Radioaktif


Dianjurkan sebagai terapi definitif pada pasien usia lanjut. Indikasi :
Pasien umur 35 tahun atau lebih
Hipertiroidisme yang kambuh sesudah penberian dioperasi
Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
pengobatan yodium radioaktif merupakan suatu pemancar-beta yangterperangkap oleh sel
folikular tiroid dan berada dalam tirosin beryodium dan tironin.
Pemancar-beta ini memancarkan radiasi local dan melakukan ablassi jaringan tirois.Dosis
yang diberikan bervariasi dari 40 sampai 200 mikroCi/g dari berat tiroid
yangdiperkirakan.Komplikasi utama dari terapi ini adalah munculnya hipotiroidisme yan
bergantung pada dosis. Biasanya 30 % pasien menjadi hipotiroid dalam tahun pertama set
elah terapi dan sebagian kecil mengalami hipotiroid dalam tahun berikutnya.

Obat-obatan lain
Antagonis adrenergik-beta
Digunakan untuk mengendalikan tanda-tanda dan gejala hipermetabolik (takikardi
, tremor, palpitasi). Antagonis-beta
yang
paling sering digunakanadalah
propranolol, yang biasanya diberikan secara oral dengan dosis 80-180mg per hari
dalam 3-4 dosis terbagi.
Kalium Iodida (SSKI:1 tetes = 50 mg iodida anorganik)3 tetes secara oral 3 kali
sehari, sering digunakan sebagai pengganti tionamid(PTU dan metimazol) setelah
terapi radioiodin.

Nonfarmakologi
Diet yang diberikan harus tinggi kalori 2600-3000 kalori perhari
Konsumsi protein yang tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kgBB) per hari sepertisusu
dan telur
Olahraga secara teratur
Mengurangi rokok, alcohol dan kafein yang dapat meningkatkan metabolism

Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi,selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis.Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia,agitasi, tremor, hipertermia dan apabila tidak diobati dapat

menyebabkan kematian.Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati


Graves, dermopati Graves,infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat
antitiroid.Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan.
Prognosis
Hipertiroid yang disebabkan oleh goiter multinodular toksik dan toksik adenoma bersifat
permanendan biasanya terjadi pada orang dewasa. Setelah kenormalan fungsi tiroid tercapai
dengan obat-obat antitiroid, direkomendasikan untuk menggunakan iodin radioaktif sebagai
terapi definitifnya2,3. Pertumbuhan hormon tiroid kemungkinan akan terus bertambah perlahanlahanselama diterapi dengan obat-obat antitiroid. Namun prognosisnya akan jauh lebih baik
setelahditerapi dengan iodin radioaktif.
Pencegahan
Menghindari faktor pencetus. Pencetus-pencetus untuk penyakit Grave termasuk: stress,
merokok,radiasi pada leher, obat-obatan, dan infeksi (antibodi terhadap Yersinia enterocolitica
terbuktidapat bereaksi silang dengan TSH-R antibody pada membran sel tiroid yang dapat
mencetuskanepisode akut penyakit Graves). Asupan yodium yang tinggi dapat meningkatkan
kadar iodinatedimmunoglobulin yang bersifat lebih imunogenik sehingga meningkatkan
kecenderungan untuk terjadinya penyakit tiroid otoimun. Dosis terapeutik dari lithium yang
sering digunakan dalam pengobatan psikosa manik depresif, dapat pula mempengaruhi
fungsi sel limfosit T suppressor sehingga dapat menimbulkan penyakit tiroid otoimun. Faktor
stres juga diduga dapat mencetuskanepisode akut penyakit Graves.

Tiroidektomi
Tiroidektomi
subtotal
merupakan
pengobatan
terpilih
untuk
pasien
dengan
pembesarankelenjar tiroid yang sangat besar atau goiter multinodular. Pasien ini diobati lebih
dahulu dengan obat-obat antitiroid
sampai mencapai keadaan autiroid (kira-kira 6minggu).
Tambahan pula, 10-14 hari sebelum pembedahan, pasien diberi larutan jenuh kalium
iodide, 5 tetes 2 kali sehari, untuk mengurangi vaskularitas kelenjar danmempermudah pembedahan. Sekitar 80-90% pasien akan memerlukan tambahanhormone tiroid setelah menjalani
tireoidektomi subtotal.
Ruang lingkup
Benjolan di leher bagian depan, ikut bergerak waktu menelan disertai tanda penekanan, suara
parau, sesak nafas, gangguan menelan, konsistensi keras, mobilitas terbatas, bisa disertai
pembesaran kelenjar getah bening leher, memerlukan FNAB untuk menentukan keganasan.
Indikasi operasi
Karsinoma tiroid yang masih operable.
Struma endemik, kedua lobus kanan dan kiri patologis semua.
Kontra indikasi operasi
Karsinoma tiroid stadium lanjut (inoperabel).

Kecemasan dari pandagan islam


Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS. Al-Anam: 82)
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. (QS. Ar-Radu: 28)
Keamanan dan ketentraman dalam jiwa seseorang akan tercipta karena keimanannya yang tulus
kepada Allah. Allah senantiasa menaungi dan memberi pertolongan kepada orang-orang yang
beriman. Dengan demikian, ia akan merasakan Allah selalu bersamanya. Orang yang beriman
tidak akan merasa takut kepada sesuatu pun di dunia ini. Ia mengetahui bahwa ia tidak akan
ditimpa oleh suatu keburukan kecuali jika itu sudah menjadi kehendak Allah. Oleh karena itu,
mukmin yang tulus imannya adalah manusia yang tidak dapat dikuasai oleh rasa takut dan
cemas.
Allah Taala berfirman,
(Tidak demikian), bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang dia berbuat
kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran atas mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah: 112)

Anda mungkin juga menyukai