ENDURANCE TRIAL
Endurance trial adalah pengujian ketahanan kapal yang dioperasikan secara kontinyu
selama 6 jam. Endurance trial ini bertujuan untuk menguji keandalan performa main engine
dengan cara mengoperasikan kapal secara kontinyu pada keadaan Service Continous
Rating. Selain itu, endurance trial juga bertujuan untuk mengukur power, RPM, konsumsi
bahan bakar, dan daya tahan dari main engine.
Pelaksanaan dari Endurance trial ini dilakukan sekurang-kurangnya 6 jam secara terus
menerus pada keadaan Service Continous Rating (85% MCR). Selama endurance trial
berlangsung, konsumsi bahan bakar dari main engine juga harus diukur. Berikut merupakan
beberapa hal yang perlu untuk diukur dan dicatat saat proses endurance trial berlangsung,
diantaranya adalah:
- Konsumsi bahan bakar yang digunakan oleh kapal selama proses endurand etrial
-
berlangsung.
Putaran poros propeller ketika mesin digerakkan pada kondisi SCR.
RPM dari Main engine.
Power dari main engine yang digunakan.
Sedangkan di bawah ini adalah data-data lain yang perlu dicatat, dan berhubungan
dengan performa main engine yaitu :
Cooling temperature ( keluar & masuk ) dan flow rate.
Suhu dari LO.
Tekanan dari LO.
Suhu udara buang.
Udara dan suhu lingkungan di daerah kamar mesin.
1. Mesin penggerak utama harus diooperasikan pada kondisi Normal Continouus Rating.
2. Mesin bantu, peralatan navigasi dan sebagainya, dioperasikan sepanjang proses
pengukuran berlangsung dengan ketentuan dioperasikan pada kondisi normal saat
pelaksanaan sea trial.
3. Ventilasi mekanis dan peralatan pendingin udara dioperasikan pada keadaan normal
sesuai dengan kondisi awal.
4. Semua pintu dan jendela dari ruangan ditutup.
5. Ruangan dilengkapi dengan peralatan seperlunya.
6. Ketinggian dari air dibawah lunas kapal
7. Kondisi cuaca seperti angin dan hujan sebisa mungkin tidak mengganggu jalannya
proses pengukuran.
Sedangkan untuk ketentuan prosedur-prosedur dalam pelaksanaan noise tes ini
adalah sebagai berikut :
1. Selama pengukuran tingkat kebisingan, hanya yang bersangkutan pada operasi
kapal dan pengukuran kebisingan yang diizinkan untuk hadir di ruang pengukuran.
2. Sound level meter harus dikalibrasi dengan kalibrator sebelum dan sesudah
pengukuran. Baterai juga harus diperiksa setiap periode penggunaan.
3. Pembacaan sound pressure level pada skala desibel menggunakan A weighting
filter: dB (A).
4. Meter diatur pada slow response dan pembacaan dibuat hanya untuk desibel yang
terdekat. Pengukuran waktu yang diizinkan minimal 5 detik. Jika meter berfluktuasi
pada kisaran tidak lebih dari 5 dB (A) maksimum ke minimum, perkiraan tingkat
dilakukan dengan penglihatan rata-rata.
5. Pada posisi kebisingan yang tinggi, tempat pemeriksaan dilakukan dengan
meteran yang diatur untuk respon "cepat" jika dianggap perlu, untuk menjamin
keamanan dari orang yang melakukan pengukuran.
b. VIBRATION LOCAL TEST
Vibration local tes adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat getaran
dan karakteristik dinamik kapal. Prosedur pelaksanan dari vibration local test ini adalah
sebagai berikut :
a. Mengukur percepatan dan frekuensi getaran pada arah transversal dan vertikal
pada titik-titik prioritas A, B, dan C, yang diukur pada setiap RPM
Main Engine.
1. Hydrant on deck semestinya diletakkan didekat ruang yang sering diakses. (BKI 2009
Vol 3 Section 12 E 2.4.2)
2. Sekurang-kurangnya 20% dari fire hose dan nozzle disertakan dalam pelaksanaan test
fire main system. (BKI 2009 Vol 1 Section 3 1.14)
3. Fire main pump didesain mampu untuk bekerja pada tekanan minimum 10 bar. (BKI
2009 Vol. 3 Section 12 E 2.3.3)
Berikut adalah tabel tekanan nozzle pada kapal barang maupun kapal penumpang,
yaitu :
5. CO2 fire extinguisher tidak dipergunakan pada ruang akomodasi dan water fire
extinguisher tidak dipergunakan pada ruang mesin. (BKI 2009 Vol. 3 Section 12 F
1.1)
3. EMERGENCY FIRE PUMP
1. Kapal dengan gross tonnage lebih dari 2000, emergency fire pumpnya harus
mampu menyalurkan sekurang-kurangnya 40% total kapasitas dari fire main
pumps. (BKI 2009 Vol. 3 Section 12 E 1.4.1)
2. Emergency fire pumps harus mampu menyuplai air ke semua bagian kapal melalui
2 hydrant sekaligus. (BKI 2009 Vol. 3 Section 12 E 1.4.2)
3. Berikut adalah ketentuan jumlah dan kapasitas minimum dari fire pump pada kapal
barang dan penumpang :
Life rafts:
- Memeriksa unit pelepasan hidrolis dan mengecheck masa berlaku dari life raft
tersebut
- Melaunching lift raft untuk keperluan simulasi.
Life buoys:
- Memeriksa jumlah dari lifebuoy yang ada apakah sudah sesuai dengan kebutuhan
yang sudah ditentukan sebelumnya.