PERHITUNGAN SISTEM KEMUDI KAPAL Data Kapal Tipe Kapal Lpp Lebar (B) Tinggi Geladak (H) Sarat

t Air (T) Kecepatan Dinas (Vs) LWl dan LDisplasemen LWl = LPP + 3%LPP = 130 + (0,03 x 130) = 133,9 meter LDisplasemen = (LPP + LWl) = (130 + 133,9) = 131,95 meter = 432,92 feets (L) LBKI LBKI = 96% Lpp hingga 97% Lpp [ m ] = 124,8 m hingga 126,1 m = 125 meter Koefisien Midship, Koefisien Blok, dan Koefisien Prismatik Koefisien midship () Koefisien blok () Koefisien prismatik () Volume Displasemen = Ldisp x B x T x = 131,95 x 26 x 9,81 x 0.726 = 24433,65 m = 0,986 = 0,726 = 0,736 Sumber : Data Desain 1 : Tanker : 130 m : 26 m : 12,3 m : 9,81 m : 14,1 Knots

 Berat Displasemen air laut = 1,025 tom/m3 =x = 1,025 ton/m3 x 24433,65 m3 = 25044,49 ton Perhitungan Luas Daun Kemudi A = c1 . c2 . c3 . c4 . = 1 . 1 . 1 . 1,5 . = 32,189 m2 Keterangan: C1 = Faktor untuk jenis kapal C1 = 1 untuk jenis umum C2 = Faktor untuk jenis kemudi C2 = 1 untuk jenis umum C3 = Faktor untuk bentuk profil kemudi C3 = 1 untuk profil NACA dan plat kemudi C4 = Faktor untuk letak kemudi C4 = 1,5 untuk kemudi di luar aliran baling-baling L = Panjang kapal LBKI [ m ] T = Sarat air pada muatan penuh kapal [ m ]. [ m2 ] BKI 2009 Vol II. sec 14.3

 Gaya Daun Kemudi CR = 132 . A . v2 . k1. k2 . k3 . kt Keterangan: A v

2

[N] BKI 2009 Vol II, Sec 14.4.b

= Luasan daun kemudi = Kecepatan maju kapal

k1 = Koefisien, tergantung pada aspek rasio k2 = Koefisien, tergantung pada tipe dan profil kemudi k3 = Koefisien, tergantung pada letak kemudi kt = Koefisien, tergantung pada koefisien thrust A = 32,189 m2 v2 = (14,1)2 = 198,81 knots k1 = (+2)/3 tidak lebih besar dari 2 = (1,6 + 2) / 3 = 1,2 k2 = Karena termasuk tipe NACA Saat maju = 1,1 Saat mundur = 0,8 k3 = Karena letaknya di belakang aliran maka nilanya = 1,15 k4 = 1 (normal) CR = 132 . A . v2 . k1. k2 . k3 . kt = 1282305,228 Newton BKI 2009 Vol II, Tabel 14.1

[N]

= 132 x 32,189 x 198,81 x 1,2 x 1,1 x 1,15 x 1

 Torsi Poros Kemudi QR = CR . r , [ Nm ] CR = 1282305,228 r = c ( - kb) = 0,33 untuk kondisi maju .

BKI 2009 Vol II, Sec 14.4.b

= 0,66 untuk kondisi mundur (secara umum). Kb = faktor balance = At/A = 1 (karena nilanya At/A sama ) r = 1,5 (0,33 1) = 1,005 Qr = 1282305,228 x 1,005 = 1288716,754 Nm Celah Propeller

Sumber: DET NORSKE VERITAS (DNV) tahun 1974 Diameter propeller (D): 0.68 T = 6,67 meter (Data desain 1) a = 0,1 D = 0,1(2 x 6,67) = 1,334 meter b = (0,35 0,02 Z) D = (0,35 0,02 x 4) 6,67 = 1,8009 meter Z = jumlah daun baling-baling.= 4

c = (0,24 0,1 Z) D = (0,24 0,4) 6,67 = 1,0672 meter e = (0,035) D = 0,035 X 6,67 = 0,23345 meter Tongkat Kemudi Dt = 4.2 r kr [ mm ] kr = Faktor material. kr = [ 235 / ReH ] 0,75 untuk ReH > 235 [ N/mm2 ] kr = 235 / ReH Dt = 4.2 r kr , = 4,2 = 2820,489 mm Daya Pada Poros Kemudi Nrs = QR . 2. . t. 180. 75 [HP] x , untuk ReH 235 [ N/mm2 ] BKI 2009 Vol II, Sec 14.4.c

Qr = Torsi pada poros kemudi = 1288716,754 Nm

QR = torsi pada poros kemudi [Nm] = sudut putar kemudi (maks. 350) t = waktu putar kemudi (maks. 28 detik) Nrs = 1288716,754 x 2 x 30 x 22/7 20 x 180 x 75 = 243015159,326 270000 = 900,056 HP \ [HP]

 Daya Mesin Kemudi Nsg = Nrs sg [HP]

Nrs = Daya poros kemudi = 900,056 HP sg = Efisiensi mesin kemudi (0,1 0,35) Nsg = 900,056 0,3 = 3000,19 HP

TAHANAN DAN SISTEM PROPULSI

TUGAS PORTOFOLIO I

DEDY KARISMAN 4210 100 016

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER

SURABAYA 2012