Format Penulisan
Ilmiah
Sudah dijelaskan pada Tabel-1 Bab-1 bahwa, Tulisan Ilmiah mempunyai
sistematika penulisan yang baku, diantaranya diawali oleh satu abstraksi, yaitu satu
ulasan pendek yang merupakan ringkasan seluruh uraian tulisan ilmiah tersebut. Dengan
membaca abstrak tersebut, pembaca telah mendapat gambaran inti permasalahan dan
pembahasan dalam tulisan tersebut.
Beberapa Bab termasuk Bab-2 ini, banyak diuraikan tentang tulisan ilmiah yang
difokuskan kepada bentuk atau format tugas akhir.
2.1. Format Tugas Akhir (TA)
Penyusunan TA pada umumnya mengikuti sistematika yang terbagi dalam lima
atau enam bab seperti ditunjukkan diagramnya pada Gbr-1.
Bab-1 berisi uraian Pendahuluan yang mencakup latar belakang pembahasan
dengan judul yang dipilih, perumusan masalah yang mendasari pembahasan (satu karya
ilmiah harus dilandasi adanya permasalahan), pembatasan masalah agar pembahasan
yang diuraikan lebih terfokus pada solusi masalah tersebut. Kadang-kadang dilengkapi
juga uraian tentang maksud dan tujuan penyusunan TA. Kemudian, dilanjutkan dengan
uraian tentang metoda penyusunan TA, yaitu, deskriptif atau analisis, serta penelusuran
bahan rujukan yang dilakukan. Diakhiri kemudian dengan penulisan sistematika
penyusunan TA tersebut.
Bab-2 berisi uraian tentang segala Landasan Teori yang mendasari atau menjadi
rujukan Bab-3, yaitu Pembahasan. Dalam Bab-2 ini diuraikan segala teori yang
berkaitan dengan judul TA seperti, hasil pemikiran satu pakar atau ilmuwan (biasanya
TA di bidang ilmu sosial), atau segala rumusan dan formula tentang fenomena teknik
Tata Tulis Karya Ilmiah, Bab-2 Format Penulisan Ilmiah
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
seperti teori medan elektromagnetik (teori Maxwell) yang mendasari pancaran satu
antena (bidang teknik elektro), dsb. Porsi Bab-2 ini tidak boleh sama atau bahkan
melebihi porsi Bab-3 tentang Pembahasan.
Pendahuluan
Bab-I
Latar belakang
Perumusan masalah dan pembatasannya
Metoda penulisan
Sistematika penulisan
Pembahasan
Bab-III
Bab-IV
Analisa
Penutup
Bab-V
Kesimpulan
Pembuktian hipotesa menjadi tesa bila
format penelitian
Saran atau solusi langkah penelitian lanjutan
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
Bab-3 berisi uraian Pembahasan yang berkait langsung dengan judul atau topik
TA. Kalau TA bertema satu penelitian, maka disitu diuraikan tahapan penelitian yang
diawali dengan penentuan obyek penelitian (populasi dan sample) serta metoda
penelitiannya. Bila jenis TA adalah satu rancang bangun sistem, maka pada Bab-3 ini
diuraikan tentang tahapan rancang bangun serta hasil finalnya. Dilanjutkan kemudian
dalam Bab-3 ini, satu uraian lebih rinci tentang topik TA bersangkutan.
Bab-4 merupakan uraian tentang langkah analisa hasil Bab-3. Kecenderungan
pada TA sekarang ini, langkah analisa kemudian diwujudkan dalam bentuk simulasi
dalam tampilan komputer dengan menggunakan satu pemrograman tertentu.
Bab-5 merupakan uraian kesimpulan langkah analisa yang diikuti satu saran dan
solusi penanganan masalah. Tidak jarang dalam Bab-5 ini diuraikan juga satu saran
penelitian lanjut yang mungkin dilakukan untuk topik TA tersebut.
Melengkapi uraian Bab-I sampai Bab-V yang biasa dikenal sebagai batang tubuh
TA, adalah satu uraian singkat diawal TA yang disebut sebagai abstrak. Diakhir
keseluruhan uraian TA tersebut adalah Daftar Kepustakaan yang menyebutkan semua
rujukan dalam menyusun TA bersangkutan. Tentu saja pada struktur TA ini dilengkapi
dengan daftar isi, daftar gambar, daftar singkatan (inisial) yang digunakan dalam TA,
dan dilengkapi juga setelah bagian akhir TA ini beberapa lampiran yang terkait.
2.2. Abstrak1
Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai pokok bahasan TA sehingga pada
keseluruhan tulisan, bagian ini menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk
menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu
tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab uraian.
Menurut sifatnya, abstrak dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang
dalam Bahasa Inggris disebut abstract, dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak
informatif terbagi menjadi ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan
ilmiah (TA) yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis
dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan,
sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam
bentuk buku.
Endah Setyowati, Dra, MSi, et al; Kesimpulan, Saran dan Abstrak, 2010
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
merupakan
penyajian
singkat
tentang
isi
tulisan
dengan
memperlihatkan urutan dari isi atau bab-bab yang terdapat dalam tulisan. Dalam
bentuknya yang singkat itu, urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan secara
proporsional. Pada prinsipnya di dalam ringkasan, gagasan dan pendekatan penulis telah
tampak dan problematika serta upaya pemecahan yang ada dalam tulisan disajikan
berurutan sesuai bab-bab yang ada. Adakalanya ilustrasi juga disertakan dalam
ringkasan.
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
Sebagai gambaran bentuk Abstrak Ringkasan, dicontohkan berikut ini dari karya
terjemahan yang berjudul Komputer, Tantangan Baru di Bidang Hukum, yang
diterbitkan oleh Airlangga Universiti Press pada tahun 1991.
Pembaca tidak harus memiliki pengetahuan yang mendalam, baik dalam
bidang Ilmu Hukum maupun Ilmu Informatika karena buku ini hanya
menyajikan suatu sudut pandang sederhana tentang perubahan yang
terjadi dalam ketentuan-ketentuan di bidang hukum dengan meluasnya
penggunaan komputer. Bab pertama berisi uraian singkat mengenai cara
kerja komputer dan empat bab berikutnya menguraikan akibat-akibat
yuridis dari pengunaan komputer ditinjau dari Hukum Perdata, Hukum
Pidana, dan Hukum Tata Negara. Dari bab lima hingga bab delapan berisi
uraian yang meliputi cara kerja komputer, bank data, otomatisasi oleh
penguasa hingga peran komputer di bidang pendidikan yang kesemuanya
dapat menjadi titik perhatian para ahli hukum maupun perancang
undang-undang. Akhirnya buku ini lebih merupakan sumbang pemikiran
agar ilmu hukum dan praktek hukum mampu menjawab tantangan jaman
karena masyarakat yang senantiasa berubah.
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
ada, namun adakalanya mengabaikan bab yang kurang penting seperti halnya pada
penyusunan ikhtisar.
2.2-4. Panjang Abstrak
Tidak terdapat patokan yang absolut mengenai besar kecilnya ringkasan maupun
ikhitisar namun bagi penulis pemula dapat mempergunakan patokan seperti misalnya
apabila jumlah halaman tulisan adalah 250 halaman, maka proporsi untuk abstrak
ringkasan atau ikhtisar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus di bawah ini :
(Jumlah halaman) x (baris setiap halaman) x (kata dalam dalam satu baris),
seperti misalnya (250 x 25 x 9 ) = 56.250 kata, maka jumlah halaman ringkasan
atau ikhtisar yang dibutuhkan adalah,
(56.250) : (25x 9) = 250 kata = lebih kurang 1,1 halaman berukuran kuarto dalam
1 spasi atau lebih kurang 2,5 halaman dalam 2 spasi pada kertas berukuran
kuarto.
Patokan untuk menentukan jumlah baris dalam satu halaman maupun jumlah kata
dalam satu baris seperti digunakan pada contoh di atas adalah berasal dari standar
masyarakat ilmiah, bahwa huruf yang dipakai untuk karya ilmiah adalah berukuran
PICA pada mesin ketik atau sama dengan jenis huruf Times New Roman 12 pada
program pengolah kata MS Word atau sejenisnya.
Rumus untuk menentukan ukuran ringkasan atau ikhtisar seperti di atas hanyalah
gambaran umum yang tidak perlu ditetapkan secara ketat, karena yang penting adalah
ukuran dan keseimbangan proporsional dengan besar tebal tipisnya sebuah tulisan.
Referensi lain mengatakan bahwa, ukuran abstrak deskriptif jarang yang lebih
panjang dari delapan baris, yang bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca
tentang aspek-aspek apa yang dibicarakan dalam naskah ilmiah tersebut (Keraf 1984).
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
kesimpulan utama harus bertalian dengan pokok permasalahan dan dilengkapi oleh
bukti-bukti atau fakta hasil penelitian atau hasil rancang bangun sistem.
Pada kesimpulan tambahan, penulis tidak perlu mengaitkan pada kesimpulan
utama, tetapi tetap menunjukkan fakta-fakta yang mendasarinya. Dengan sendirinya,
penulis tidak dibenarkan menarik kesimpulan yang merupakan hal-hal baru (yang tidak
pernah menjadi bahan pembahasan), lebih-lebih jika dilakukan pada kesimpulan utama.
Jika penulis bermaksud menyertakan data atau informasi baru maka hendaknya
dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan bukannya pada kesimpulan. Dengan kata lain,
kesimpulan adalah berisi pembahasan tentang kesimpulan semata.
Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka pada
kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan memperlihatkan
kebenaran atau tidak. Kesimpulan utama pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang
memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan yang terdapat pada bab analisis.
Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang tidak memerlukan hipotesis,
maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan yang
diajukan pada bab pendahuluan.
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
Sebagai contoh bentuk Kesimpulan satu tulisan yang sama pada contoh di atas
dengan judul Ortogonalitas Kanal pada Sistem CDMA, adalah,
Sebagai ringkasan keseluruhan uraian diatas yang diperoleh dari studi
literatur, dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Setiap sinyal dalam sistem cellular phone CDMA, baik itu
pensinyalan maupun voice/speech, dikanalkan sedemikian sehingga
terpisah (ortogonal), yaitu dengan melakuan perkalian sinyal data
tersebut dengan satu kode tertentu seperti Walsh-code, short-code,
long-code ataupun Gold-code.
2. Untuk memisahkan (orthogonality) satu handphone (hp) dengan
handphone yang lain dalam layanan satu BS tertentu, BS
bersangkutan mengirimkan Walsh-code yang unique ke masingmasing user ketika perioda akses, yang kemudian masing-masing hp
tersebut menghasilkan sendiri satu long-code yang unique juga. BS
bersangkutan, disamping memberikan Walsh-code tertentu juga
memberikan short-code yang sama untuk semua user dalam
layanannya.
3. Walsh-code yang berarti long-code yang sama dari satu user akan
digunakan oleh user tujuan untuk tetap dapat berkomunikasi dengan
user penghubung. Bila user tujuan masih berada dalam satu BS yang
sama dengan user penghubung, maka keduanya akan mempunyai
short-code yang sama, yaitu short-code BS bersangkutan. Tetapi bila
user tujuan berada pada layanan BS yang berbeda, maka user tujuan
menggunakan short-code BS nya sendiri.
4. Dengan demikian, ortogonalitas kanal dalam sistem CDMA
mempunyai derajat yang tinggi yang ditentukan oleh nilai ratio chiprate dan bit-rate sinyal data.
5. Pertanyaannya kemudian, apakah tidak terjadi interferensi satu sama
lain diantara user tersebut ?. Jawabannya, preciselly ya. Tapi seperti
diuraikan di depan, bahwa sistem CDMA mempunyai kemampuan
antijamming yang dinyatakan oleh ratio antara chip-rate dengan bitrate sinyal data. Semua sinyal yang terdeteksi bukan dengan Walsh-
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
code yang sama, maka semua sinyal itu ditekan dengan ratio tersebut
sehingga menjadi noise.
6. Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana kalau user yang dilayani
satu BS sangat banyak ?. Jawabannya adalah, dalam sistem CDMA
dapat memberikan toleransi sampai nilai C/I nya bernilai negatif
sedemikian sampai nilai BER threshold-nya mencapai 10-3. Lebih
jauh lagi, bahwa dalam sistem CDMA dilengkapi kemampuan
mekanisme power control, sehingga terjadi mekanisme cellbreathing.
2.4. Catatan Kaki (footnote
(footnote))
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah
halaman karangan ilmiah. Halaman tersebut adalah lembar bahasan yang memang
memerlukan tambahan informasi. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan
keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman
penyusunan daftar bacaan/bibliografi.
Catatan kaki mempunyai aturan dalam penulisannya, yaitu,
1) Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas
karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2) Catatan kaki diketik berspasi satu.
3) Diberi nomor.
4) Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5) Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya
dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6) Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan
catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7) Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8) Keterangan yang panjang tidak boleh dipindahkan ke halaman berikutnya.
Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9) Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2
sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang
keterangan catatan kaki.
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
10) Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit.,
lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11) Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan
loc.cit.
12) Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya
mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Sedangkan fungsi catatan kaki (footnote) diantaranya adalah,
1) Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (catatan
kaki sumber atau reference).
2) Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang
dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat
mengganggu alur tulisan.
3) Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi
atau content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata-kata;
Lihat , Bandingkan , atau Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam , dan
sebagainya.
4) Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan sehingga dapat menimbulkan
kesan pamer.
Note : Catatan kaki sebaiknya tidak melebihi sepertiga halaman. Sekiranya halaman
tidak memungkinkan, sebagian dari catatan kaki dapat diletakkan di halaman
berikutnya.
Semua aturan yang dituliskan di atas untuk penambahan catatan kaki berguna
ketika naskah tulis ilmiah masih dikerjakan dengan menggunakan mesin ketik manual
maupun elektrik. Namun saat ini semua naskah sudah dibuat dengan menggunakan
komputer dengan program pengolah kata seperti MS Word. Dengan MS Word, catatan
kaki dengan sendirinya sudah tertata otomatis sesuai aturan di atas (termasuk
penomoran yang otomatis berurut) ketika kita mengoperasikan penambahan footnote.
Kita tinggal menuliskan isi footnote tersebut ketika kita pilih, Insert dan Reference pada
menu.
10
Jurusan Elektro-PKK-FTI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
_____________________________________________________________________________________
Bahan diskusi
1. Para mahasiswa secara berkelompok diminta mencoba menyusun satu abstraksi dari
tulisan ilmiah dengan topik keteknikan (bebas). Berikan Judul karya tulis ilmiah dan
abstraksinya ?
Daftar Kepustakaan
1. Djamal, Hidajanto; Ortogonalitas Kanal pada Sistem CDMA, DIGNA-UMB,
Edisi No.26 Th.XII, Januari 2009.
2. Kalidjernih, Freddy K., Ph.D; Penulisan Akademik, Widya Aksara Press,
Bandung, 2010.
3. Rahardjo, Budi, et all; Penulisan Laporan Skripsi dan Tesis dengan Microsoft
Word, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2001.
4. Tri Kurnia Nurhayati; Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Eksa Media, Jakarta,
2003.
5. http://istikuma.wordpress.com/2008/06/11/pedoman-penulisan-karya-tulisilmiah/
6. http://pelitaku.sabda.org/memahami_struktur_karya_tulis_ilmiah
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Catatan_kaki
11