DOKUMEN TENDER
Pekerjaan :
PEMBANGUNAN JEMBATAN RISKAMEILYA II
BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR
Disusun oleh :
(3112120050)
DOKUMEN LELANG
Tanggal : 17 Oktober 2015
Pekerjaan :
Pembangunan Jembatan Riskameilya II
Lokasi
Pek. Konstruksi
DAFTAR ISI
BAGIAN
DOKUMEN KUALIFIKASI
BAGIAN
II
DOKUMEN PEMILIHAN
BAGIAN
III
SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN
IV
DAFTAR KUANTITAS
Republik Indonesia
BAGIAN I
DOKUMEN KUALIFIKASI
Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
DOKUMEN KUALIFIKASI
Tanggal : 17 Oktober 2015
Untuk
Pengadaan Pekerjaan :
Pembangunan Jembatan Riskameilya II
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
KALIMANTAN TIMUR
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN RISKAMEILYA II
BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR
Disusun Oleh:
DAFTAR ISI
LAPORAN 1 .............................................................................................................. 1
DOKUMEN TENDER ............................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................... i
BAB I.............................................................................................................................. 1
SPESIFIKASI UMUM ................................................................................................... 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
BAB II .......................................................................................................................... 16
SPESIFIKASI ADMINISTRASI ................................................................................. 16
2.1
2.2
2.3
2.4
[i]
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
2.12
2.13
2.14
2.15
2.16
2.17
2.18
2.19
2.20
2.21
2.22
PERSELISIHAN ........................................................................................ 26
2.23
2.24
2.25
ASURANSI ................................................................................................ 27
2.26
TEMPAT PERADILAN............................................................................. 28
2.27
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
IZIN-IZIN....................................................................................................... 32
3.7
[ii]
3.8
URAIAN
PENJELASAN
UMUM
TENTANG
TATA
TERTIB
PELAKSANAAN ................................................................................................................ 32
3.9
JADWAL ....................................................................................................... 33
3.10
3.11
3.12
3.13
3.14
3.15
IKLAN ........................................................................................................ 36
3.16
3.17
3.18
3.19
PENGAMANAN ........................................................................................ 37
3.20
PENGAWASAN ........................................................................................ 38
3.21
3.23
3.24
3.25
3.26
3.27
PENYERAHAN ......................................................................................... 42
[iii]
[iv]
BAB I
SPESIFIKASI UMUM
1.1
1. Nama Proyek
2. Lokasi Proyek
3. Klasifikasi Jalan
4. Kualifikasi
: Jembatan Kelas I
5. Struktur
Bangunan Atas
Bangunan Bawah
6. Lebar Perkerasan
: 4 x 3,5 m
7. Tebal Perkerasan
: 25 cm
8. Trotoar
:2x1m
9. Panjang Bentang
: 48 m
Alamat
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab
[1]
1.2
Proyek
Suatu pekerjaan yang memiliki jangka waktu tertentu yang dikehendaki oleh Pemberi
Tugas untuk direncanakan dan dilaksanakan oleh pihak lain atau wakilnya yang ditunjuk.
Pemberi Tugas (Pengguna barang atau jasa)
Kepala kantor/pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek/pengguna anggaran Daerah /
pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pengadaan barang/jasa dalam lingkungan unit kerja/proyek tertentu, dalam hal ini adalah
pemerintah daerah Kota Balikpapan yang diwakili oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Balikpapan
Konsultan Perencana (Perencana Konstruksi)
Penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan
dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan fisik lain, dalam hal ini adalah PT.
DARMAWAN KARYA.
Konsultan Pengawas (Pengawas Konstruksi)
Penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan
pengawasan
sejak
awal
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi
sampai
selesai
dan
[2]
Panitia Pelelangan
Panitia pelelangan/pengadaan adalah unit organisasi yang diangkat oleh pengguna
barang/jasa
untuk
melaksanakan
pemilihan
penyedia
barang/layanan
jasa
untuk
melaksanakan pekerjaan.
Peserta Pelelangan
Merupakan suatu Badan Hukum atau Perusahaan yang masuk dalam Daftar Rekanan
Terseleksi yang diundang oleh Pemberi Tugas untuk mengikuti proses pelelangan pekerjaan
proyek ini.
Dokumen Pengadaan (Dokumen Lelang)
Dokumen yang ditetapkan oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan
Barang/Jasa.
Berkas-berkas yang dikeluarkan oleh panitia pelelangan yang akan digunakan untuk
mengajukan penawaran, dan terdiri atas :
a. Seluruh gambar-gambar rencana pelaksanaan.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat lengkap dengan lampiran-lampiran serta keterangan
lainnya.
c. Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quanatity/BQ)
d. Risalah Berita Acara Penjelasan berikut semua Addendum.
Kontrak
Kontrak adalah perikatan antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam pelaksanaan
pengadaan jasa. Kontrak yang kami gunakan pada proyek ini yaitu Kontrak Lump Sum
Harga Kontrak
Jumlah biaya proyek secara keseluruhan yang tersebut dalam Surat Penawaran dan yang
disetujui serta ditetapkan oleh Pemberian Tugas dalam Surat Perintah Kerja dan disahkan
dalam kontrak.
[3]
Addendum
Semua penjelasan, perubahan serta perbaikan atas apa yang tercantum dalam dokumen
kontrak yang dikeluarkan oleh Pemberi Tugas sebelum atau selama pelaksanaan berlangsung.
Penyerahan Pertama
Penyerahan pekerjaan untuk pertama kali yang dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
Pemberi Tugas setelah seluruh pekerjaan yang tercantum dalam kontrak selesai dan telah
disetujui oleh Konsultan Pengawasan dan dinyatakan dalam berita acara Serah Terima
Pertama.
Penyerahan Kedua
Penyerahan pekerjaan untuk kedua kalinya yang dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
Pemberi tugas setelah masa pemeliharaan berakhir, dan setelah seluruh cacat atau kekurangsempurnaan serta kekurangan-kekurangan lainnya yang dirunjuk oleh Konsultan Pengawas
selama masa pemeliharaan telah diperbaiki oleh Kontraktor dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas yang dinyatakan dalam berita acara Serah Terima Kedua. Masa
pemeliharan selama 365 hari. Dalam masa pemeliharaan sebelum serah terima kedua
berlangsung, Kontraktor diwajibkan untuk membuat As Built drawing sesuai dengan bagianbagian yang telah dikerjakan, ternasuk perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu
pelaksanaan.
Pekerjaan Sementara
Semua pekerjaan atau fasilitas yang dibangun sementara untuk menunjang pelaksanaan,
penyelesaian, dan pemeliharaan pekerjaan.
Hari kerja
Seluruh hari dalam hari kalender kecuali hari besar ataupun hari-hari libur lainnya.
Jam Kerja
Waktu kerja efektif dalam sehari yang dipakai untuk bekerja biasanya delapan jam
(pukul 8:00 s/d pukul 12:00 dan pukul 13:00 s/d pukul 17:00). Diluar delapan jam itu disebut
lembur.
[4]
1.3
1. Tercantum dalam DRM (Daftar Rekanan Mampu) yang masih berlaku apabila terjadi
perubahan kualifikasi dalam TDR, maka rekanan yang bersangkutan wajib melaporkan
perubahan tersebut kepada panitia pelelangan secara tertulis.
2. Tercantum dalam DRT (Daftar Rekanan Terseleksi) yakni rekanan yang memiliki SKN (Sisa
Kemampuan Nyata) dinyatakan dengan :
SKK (Sisa Kemampuan Keuangan) lebih besar atau sama dengan proyek.
SKP (Sisa Kemampuan Menangani Proyek) tidak sama dengan nol.
3. Berkondisi baik dan tidak terkena sanksi administratif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keikutsertaan rekanan dalam pelelangan akan dikurangi, apabila yang bersangkutan terkena
teguran II dan tidak diikut sertakan selama atahun anggaran bersangkutan, apabila yang
bersangkutan terkena peringatan.
4. Sesuai dengan Keputusan Menteri Sekretaris Negara No. 3547/TPPPBPP/XII/1985 tentang
pedoman pelaksanaan pra kualifikasi maka tenaga ahli yang dipersyaratkan adalah Ir. Sipil.
Formulir SPTA disediakan panitia akan diteliti kebenarannya untuk disahkan panitia dalam
[5]
Rapat Aanwizing (antara lain penalitian kertu tenaga ahli) yang diwakilkan dan menunjukan
ijazah dari Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah disamakan.
5. Satu orang tenaga ahli tidak boleh merangkap lebih dari satu perusahaan. Apabila ketentuan
ini dilanggar maka perusahaan-perusahaan yang diwakilkan oleh tenaga ahli yang dimaksud
dinyatakan batal.
6. Tenaga ahli dan tenaga pelaksana yang namanya telah tercantum dalam lampiran Surat
Penawaran harus tetap berada di lapangan selama proyek tersebut dilaksanakan apabila
terjadi pergantian maka terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari pimpinan proyek
yang bersangkutan.
7. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
8. Memiliki PKP (Perusahaan Kena Pajak).
9. Memiliki SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi).
10. Memiliki pengalaman kerja sesuai dengan klasifikasi dan minimal satu tingkat dibawah
kualifikasi proyek bersangkutan serta adanya rekomendasi dari pimpinan proyek yang
bersangkutan.
11. Menyerahkan dokumen penawaran sebagai berikut:
a. Dibuat dalam rangkap 5 (lima) tersendiri dari 1 (satu) asli dan 4 (empat) rekaman (copy).
b. Diberi tulisan asli atau copy sesuai dengan dokumen yang dimaksud.
c. Masing-masing rapih dan dijilid dalam bentuk baku. Syarat-syarat administratif dan teknis
yang tidak lengkap atau tidak memenuhi syarat, menyebabkan dokumen penawaran yang
bersangkutan langsung dinyatakan tidak lengkap.
d. Syarat-syarat administratif / teknis yang harus dipenuhi meliputi sebagai berikut:
1)
Surat penawaran dibuat dikertas dengan Kop Perusahaan, bertanggal, bermeterai Rp.
6.000,00 (enam ribu rupiah), Cap perusahaan, dan tanda tangan Direktur serta nama
jelas.
2) Surat penawaran dilengkapi dengan Daftar RAB, Daftar Harga Satuan Upah, Bahan,
dan Analisis Satuan Pekerjaan.
3)
Pengalaman.
Referensi Bank.
Daftar Peralatan.
NPWP/Nomor Pokok Wajib Pajak atau PKP/Perusahaan Kena Pajak (Dilegalisir).
Jaminan penawaran.
Tidak lengkapnya syarat-syarat administratif di atas dapat mengugurkan peserta lelang.
1.4
: Kantor Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan, Jl. Pemuda Indah. No.1, Tanah
Abang, Kalimatan Tengah
Waktu
[7]
6. Berita acara penjelasan tersebut ditandatangani oleh sekurang-kurangya 2 (dua) orang wakil
peserta dari :
a. Peserta Lelang.
b. Pemberi Tugas.
c. Konsultan Perencanaan.
7. Berita acara Penjelasan Pekerjaan yang tersebut pada butir (5) disususn oleh Konsultan
Perencana dibawah koordinasi Konsultan Pengawasan dan Panitia Pelelangan.
8. Peserta yang tidak hadir pada waktu penjelasan pekerjaan, tidak dibolehkan mengajukan
penawaran.
Penetapan pemenang
1.5
1.
DOKUMEN KUALIFIKASI
Dalam pengisian dokumen kualifikasi peserta harus melengkapi dokumen kualifikasi yang
disyaratkan. Sesuai dengan PERPRES No 54 tahun 2010 yang dilengkapi dengan PERPRES
No 70 tahun 2012. Metode yang digunakan dalam proses pelelangan ini adalah metode
Pasca Kualifikasi.
Kelengkapan dokumen kualifikasi terdiri dari :
[8]
2.
1.
2.
Fakta integrasi.
3.
4.
5.
Pasca Kualifikasi adalah proses penilaian kompetisi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan tertentu lainya dari Penyedia barang/jasa setelah memasukan penawaran.
3.
4.
Penyedia Barang/Jasa wajib menandatangani surat persyaratan di atas materai bahwa semua
informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan apabila
ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan terhadap yang bersangkutan
dikenakan
sanksi
pembatalan
sekurang-kurangnya
(dua)
tahun
berikut
serta
Proses Pasca Kualifikasi secara umum meliputi pemasukan dokumen kualifikasi besamaan
dengan dokumen penawaran dan terhadap peserta yang diusulkan untuk jadi pemenang serta
cadangan pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya.
1.6
1. Harga satuan pekerjaan adalah harga selesainya suatu pekerjaan dimana didalamnya sudah
termasuk harga bahan, upah, peralatan, pengakutan, resiko, bea materai, pajak, asuransi, serta
biaya-biaya umum lainnya. Harga satuan pekerjaan tersebut belum termasuk keuntungan
Kontraktor, biaya perijinan serta PPN 10% yang dimuat pada rekapitulasi.
2. Harga satuan pekerjaan tersebut mengikut dan harus digunakan sebagai dasar perhitungan
harga penawaran pekerjaan, termasuk menetukan harga pekerjaan tambahan atau kurang,
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pemberi Tugas, kecuali
apabila harga satuan pekerjaan tersebut dinilai tidak wajar maka harga satuan pekerjaan
ditetapkan bersama dengan Konsultan Pengawasan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
3. Didalam penawaran tidak ada pehitungan kembali harga satuan pekerjaan akibat adanya
fluktuasi harga bahan, upah, dan peralatan.
[9]
1.7
1. Pekerjaan tambahan maupun kurang akan diperhitungkan apabila jelas menyangkut pekerjaan
tambah/kurang dan jelas bukan pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
2. Untuk menentukan besarnya tambah kurang ditentukan dari harga satuan penawaran kontrak
terdahulu.
3. Nilai dari perubahan pekerjaan tambah kurang tersebut diperhitungkan setelah pekerjaan
mencapai 100% dan dibayar bersamaan pekerjaan tersebut.
1.8
1. Kontrak yang dipakai untuk menentukan harga yakni Lump sum Fixed Price yang artinya
kontrak untuk melaksanakan seluruh pekerjaan dengan nilai kontrak pasti yang mengikat.
Pedoman yang dipakai adalah :
a. Surat Edaran Bersama Bappenas
No. 2262/d.II/5/2000
SE.42/A/3/0500 Tanggal 6 April 2009
b. Surat Edaran Bersama Bappenas dan Ditjen Anggaran
No. 1342/D.IV/4/2000
SE.40/A/13/0400Tanggal 28 Maret 2009
2. Harga kontrak tersebut telah meliputi seluruh lingkup pekerjaan baik yang tercantum di
dalam gambar recana, RKS, daftar volume pekerjaan, dan berita acara Penjelasan Pekerjaan,
yang masing-masing saling melengkapi satu terhadap yang lain serta menjadi satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.
3. Bea materai sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan dipotong pada setiap pembayaran dan akan disetorkan
oleh Pemberi Tugas ke kas Negara dan dilaporkan ke Kantor Inspeksi Pajak.
1.9
1. Daftar volume pekerjaan (BQ) yang dibuat oleh Konsultan Perencanaan merupakan pedoman
saja. Peserta harus tetap menghitung item dan volume pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana, RKS, serta berita acara penjelasan pekerjaan. Khususnya untuk volume pekerjaan
(terlampir) agar dihitung kembali oleh Peserta Lelang yang selanjutnya akan dievaluasi
bersama.
[10]
2. Bila terdapat ketidaksesuaian antara perhitungan Peserta Lelang dengan daftar volume
pekerjaan (BQ) yang dibuat oleh Konsultan Perencanaan, maka kekurangan atau kelebihan
pekerjaan dan volume yang dimaksud akan disesuaikan dan disepakati bersama pada waktu
rapat penjelasan pekerjaan dan bersifat mengikat.
3. Pengertian mengikat disini yakni bahwa Pemborong (Kontraktor) harus melaksanakan
pekerjaan sesuain gambar rencana, RKS, berita acara penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
serta daftar volume pekerjaan yang telah disepakati bersama antara Pemborong (Kontraktor)
dan Pemberi Tugas. Apabila kenyataan di lapangan volume pekerjaan lebih besar
dibandingkan penawaran pemborong, maka pemborong wajib melaksanakan pekerjaan
tersebut hingga selesai sempurna tanpa tambahan biaya dan perpanjangan waktu. Dalam hal
ini dianggap resiko Pemborong (Kontraktor).
4. Tidak ada perhitungan kembali atas item pekerjaan maupun volume pekerjaan diluar butir 2
(dua) pada ayat ini, yang dapat dijadikan dasar perhitungan pekerjaan tambahan.
[11]
: Kantor Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Jl. Taman Jati Baru. No.1,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
waktu
: Kantor Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Jl. Taman Jati Baru. No.1,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
waktu
[12]
PANITIA
PENGADAAN
PEMBELIAN
BARANG
DAN
JASA
PROYEK
: Kantor Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Jl. Taman Jati Baru. No.1,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
waktu
2. Peserta yang dinyatakan sebagai pemenang pelelangan dan diberi Surat Perintah Kerja (SPK),
wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam SPK.
3. Penarikan diri setelah peserta dinyatakan sebagai pemenang mengakibatkan Jaminan
Penawaran yang telah diserahkan dicairkan dan menjadi milik Pemberi Tugas (owner).
4. Jika pemenang I (pertama) mengundurkan diri, maka pemenang II (kedua) dapat ditunjuk
untuk melaksanakan pemborongan sesuai dengan harga penawaran pemenang II (kedua).
[13]
5. Jika pemenang kedua tidak bersedia untuk ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan maka dapat
ditunjuk pemenang III (ketiga) untuk melaksanakan sesuai dengan penawaran pemenang
pertama.
6. Jika ketiga pemenang tersebut tidak bersedia ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan,
selanjutnya diadakan pelelangan ulang.
7. Bagi peserta yang tidak setuju atas Penetapan Pemenang Pelelangan diberikan kesempatan
untuk mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 4 (empat) hari
kerja setelah pengumuman pemenang.
8. Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap pelaksaan prosedur pelelangan. Jawaban terhadap
sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 4 (empat) hari kerja
setelah diterimanya sanggahan tersebut.
: Kantor Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Jl. Taman Jati Baru. No.1,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
waktu
[14]
2. Setelah Pemborong (Kontraktor) menerima Surat Perintah Kerja dan Surat Penyerahan
Lapangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender, Kontraktor wajib menyerahkan
pengembangan rencana kerja, metode kerja yang diusulkan, dan tata cara pelaksanaan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas. Kontaktor wajib
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas pada waktu akan memulai
pekerjaan dan pemancangan pondasi untuk diperiksa bersama. Kelalaian Pemborong
(Kontraktor) dalam hal ini, penunjukan sebagai Pemborong (Kontraktor) dibatalkan dan
Jaminan Pelaksanaan akan dicairkan dan menjadi milik Pemberi Tugas (owner).
3. Pemborong (Kontraktor) wajib melaksanakan pekerjaan menurut rencana kerja yang telah
disetujui tersebut dan harus menyerahkan detail program kerja kepada Konsultan Pengawas,
yang menunjukan kapan pekerjaan dilaksanakan, kapan peralatan import akan sampai di site,
yang secara keseluruhan harus dibuatkan jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dalam bentuk
balok (Barchart) dilengkapi dengan Kurva S dan Jaringan kerja (Net Working Planning).
Time schedule akan disahkan oleh pengelola teknis Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.
Penentuan Awal Proyek dilaksanakan pada:
hari / Tanggal : Senin, 13 September 2015.
Tempat
waktu
[15]
BAB II
SPESIFIKASI ADMINISTRASI
2.1 DOKUMEN SURAT PERJANJIAN KONTRAK
Isi dari Surat Perjanjian Kontraktor (Kontrak), sebagai berikut:
a. Pemberi Tugas dan Kontraktor.
b. Kewajiban Pemberi Tugas dan Kontraktor.
c. Lingkup Pekerjaaan.
d. Dasar Pelaksanaan.
e. Bagan Kemajuan Pekerjaan.
f. Jangka Waktu Pelaksanaan.
g. Jaminan Pelaksanaan.
h. Harga Kontrak.
i. Cara Pembayaran.
j. Pelaksanaan Pekerjaan.
k. Personalia Pemborong (Kontraktor).
l. Bahan Bangunan, Barang-barang dan Pekerjaan.
m. Penyerahan Pekerjaaan.
n. Jangka Waktu Pemeliharaan.
o. Laporan-laporan Proyek.
p. Sub-Kontraktor.
q. Keamanan dan Ketertiban.
r. Pekerjaan Tambah Kurang.
s. Denda Keterlambatan.
t. Tuntutan dan Force Majeure.
u. Pemutusan Perjanjian.
v. Perselisihan.
w. Pajak dan Bea Materai.
x. Pembatalan Kontrak.
y. Asuransi.
z. Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam perjanjian.
[16]
Konsultan
Pengawas
secara
tertulis,
menguraikan
ketidak-sesuaian
atau
[18]
3. Besarnya Jaminan pelaksanaan ditentukan sebesar 5% (lima persen) dari nilai Kontrak,
berupa Jaminan Bank Pemerintah atau Lembaga Keuangan yang berhak, berlaku
selama masa pelaksanaan sesuai Surat Perjanjian.
4. Jaminan pelaksanaan tersebut akan menjadi milik Pihak Pemberi Tugas apabila:
a. Rekanan kontraktor mengundurkan diri setelah penandatanganan Perjanjian
Pemborongan.
b. Terjadi pemutusan Perjanjian oleh Pemberi Tugas yang disebabkan oleh kelalaian
dan kesalahan Kontraktor.
[19]
[20]
segera
menunjuk
menempatkan
penggantinya
dan
segera
Konsultan
Pengawas.
5. Pemborong (Kontraktor) wajib memperkerjakan tenaga kerja lapangan (mandor,
tukang, dan lain-lain) yang benar-benar mempunyai keahlian dalam bidangnya
masing-masing.
6. Konsultan
pengawas
sewaktu-waktu
berhak
meminta
kepada
Pemborong
[21]
2. Bila terdapat kekurangan, cacat atau kesalahan yang tidak sesuai dengan gambar
rencana dan RKS, Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas harus segera
menyerahkan daftar perbaikan kepada Pemborong (Kontraktor), selanjutnya
Pemborong (Kontraktor) segera melaksanakan perbaikan tersebut dengan penuh
tanggung jawab.
3. Penyerahan kedua pekerjaan dilakukan setelah berakhirnya Masa pemeliharaan.
4. Tiap penyerahan pekerjaan dibuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
[22]
b. Konsultan Pengawas
[23]
[24]
a. Menangguhkan pembayaran
b. Tidak membayar bagian pekerjaan yang di Subkan tanpa persetujuan dari
pemberi Tugas.
c. Pembongkaran/Penggantian.
d. Penghentian pekerjaan dan menunjuk Kontraktor lain untuk penyelesaian sisa
pekerjaan atas beban biaya Kontraktor.
[25]
e. Peringatan II tertulis
Dikeluarkan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja Pemborong
(Kontraktor) masih belum melaksanakan isi Surat Peringatan I, maka Surat
Peringatan II tertulis.
f. Peringatan III tertulis.
Dikeluarkan selambat-lambatnya setelah 3 (tiga) hari kerja jika Pemborong
masih belum melaksanakan isi dari Surat Peringatan II, maka dikeluarkan
Surat Peringatan III, yang merupakan Surat Peringatan Terakhir.
5. Setelah Pemborong (Kontraktor) menerima surat teguran I, teguran II, peringatan
I, peringatan II, dan peringatan III, Pemborong (Kontraktor) wajib melaksanakan
isi surat tersebut selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja.
2.22 PERSELISIHAN
1. Jika masing-masing pihak yang tersebut dalam kontrak menderita kerugian dan
kerusakan terhadap orang atau benda yang disebabkan oleh kelalaian pihak lain
atau pegawainya, maka tuntutan harus diajukan secara tertulis kepada pihak
lainnya dalam jangka waktu yang cukup setelah mengetahui adanya kerugian.
2. Jika terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah maka
penyelesaian selanjutnya diserahkan kepada suatu Tim Arbitrasi terdiri dari 3
(tiga) orang wakil :
c. 1 (satu) orang Pemberi Tugas.
d. 1 (satu) orang Pemborong (Kontraktor)
e. 1 (satu) orang atas persetujuan kedua belah pihak.
3. Dan jika Tim Abitrasi ini tidak dapat mengambil keputusan, maka masalah ini
akan diputusakan ke Pengadilan Negeri setempat. Dalam hal ini kedua belah
pihak harus memiliki tempat tinggal (domisili) tetap.
[26]
2.25 ASURANSI
1. Pemborong diwajibkan menutup pertanggungan (asuransi).
[27]
2. Dua mingu setelah dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) pemborong atas
biayanya sendiri telah mempertanggungkan resiko tersebut kepada suatu
perusahaan asuransi yang telah disetujui oleh Pemilik Proyek/Konsultan
Pengawas.
3. Jenis asuransinya antara lain :
Construction All Risk Insurance (CAR).
Third Party Liability (Pertanggungan untuk pihak ketiga).
Asuransi kecelakaan, pertanggungan untuk pihak pertama sebanyak 6 (enam)
orang dengan nilai pertanggungan masing-masing minimal Rp. 10.000.000,(sepuluh juta rupiah). Nama-nama yang bersangkutan akan ditentukan oleh
Pemberi Tugas.
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) untuk Tenaga Kerja Pemborong
berdasarkan Undang-Undang Nomor 3/1992.
Surat Polis tersebut harus atas nama Pemberi Tugas dan bersama-sama
kwitansi dari premi yang telah dibayar oleh Pemborong harus diserahkan
kepada Pemberi Tugas.
4. Bila Pemborong tidak mengasuransikan pekerjaan dan bahan atau tiidak
memperpanjang asuransi sedangkan pekerjaan belum selesai, maka pemberi tugas
akan mengasuransikannya segala sesuatu tersebut dengan mengurangi jumlah
pembayaran kepada pemborong sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh
pemilik proyek untuk mengasuransikan pekerjaan dan bahannya.
5. Kerusakan ataupun kerugian-kerugian akibat kejadian force majeure, harus
segera diperbaiki dan dikembalikan seperti keadaan semula.
[28]
Jika tim Arbitrasi ini tidak dapat mengambil keputusan, maka masalah ini akan
diputuskan ke Pengadilan Negeri setempat. Dalam hal ini kedua belah pihak harus
memiliki tempat tinggal (domisili) tetap.
[29]
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
3.1
LINGKUP PEKERJAAN
Yang dimaksud lingkup pekerjaan pada Tahap I adalah selesainya suatu jenis
pekerjaan secara menyeluruh hingga berfungsi sempurna, yang secara umum meliputi:
1. Pengadaan bahan dan perlengkapannya.
2. Pengadaan tenaga kerja.
3. Pemasangan.
4. Pengetesan bahan.
5. Pembuatan gambar pelaksanaan (shop drawing).
6. Memberikan buku petunjuk serta pelatihan maitenance dan operasi dari
peralatan terpasang kepada personil yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas.
7. Dan lain-lain pekerjaan yang ada kaitannya dengan pelaksanaan proyek ini.
3.2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang dimaksud dengan Persiapan adalah pekerjaan yang mecakup
pemeriksaan lapangan, mobilisasi dan demobilisasi, kantor lapangan dan fasilitas,
fasilitas pengujian dan pelayanan pengujian serta logistik.
Pekerjaan persiapan meliputi :
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
b. Pengadaan Air Bersih dan Penerangan
c. Pengukuran dan Pemasangan Patok
d. Pembuatan papan nama proyek
e. Pembuatan direksi keet
f. Pembuatan gudang
g. Pembuatan barak pekerja
h. Pembuatan pagar pembatas
i. Pembuatan bengkel kerja
j. Pembuatan kantin
k. Pembuatan fasilitas MCK
l. Pembuatan pos keamanan
m. Pengadaan sarana komunikasi
[30]
3.3
PEKERJAAN SIPIL
a. Pekerjaan Tanah.
1. Pekerjaan galian tanah.
2. Pekerjaan urugan tanah.
3. Dan lain-lain pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan peyelesaian tanah
ini.
b. Pekerjaan struktur bawah.
1. Pondasi
2. Abutment
c. Pekerjaan struktur atas
1. Struktur Rangka Baja
2. Girder Baja
3. Pelat bondeks
4. Pelat lantai
5. Pekerjaan Erection Girder Baja
3.4
PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Lapisan perkerasan laston
b. Pemasangan kerb
c. Expansion Joint
d. Pembuatan trotoar beton
e. Perletakan Elastomer
f. Tiang sandaran, railing dan pipa galvanis
3.5
PEKERJAAN FINISHING
a. Pengecatan
b. Rambu
c. Marka
d. Lampu penerangan
[31]
3.6
IZIN-IZIN
Seluruh izin-izin yang berkenaan dengan proyek ini menjadi tanggung jawab
Pemborong diantaranya meliputi :
a. Izin mendirikan bangunan.
b. Izin penyambungan daya listrik dari PLN.
c. Izin penyambungan pesawat telepon.
d. Izin pemakaian air minum dari PAM.
e. Izin pemakaian bangunan.
f. Dan izin lain yang berkenaan dengan proyek ini
3.7
3.8
[32]
Pemborong.
Gambar
tersebut
setelah
disetujui
oleh
Pemberi
3.9
JADWAL
Paling lambat 1 (satu) minggu setelah mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK)
Pemborong harus mengajukan :
[33]
[34]
[35]
3.15 IKLAN
Pemborong tidak dizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja
atau di tanah berdekatan tanpa izin Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
[36]
ada, utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada di lapangan pekerjaan dan
lingkungan dimana hal tersebut di atas tidak termasuk dalam pekerjaan.
b. Pemborong juga bertanggung jawab atas segala gangguan dan pemindahan yang
terjadi atas perlengkapan umumnya seperti saluran air, listrik, telepon dan
sebagainya yang disebabkan oleh operasi Pemborong. Segala biaya untuk
pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah beban Pemborong.
3.19 PENGAMANAN
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada didaerahnya
yaitu mengenai :
1. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja
atau tidak.
2. Penggunaan segala sesuatu yang keliru/salah.
3. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut di atas Pemborong harus
melaporkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dalam waktu paling
lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan lebih lanjut.
[37]
3.20 PENGAWASAN
a. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
Konsultan Pengawas menjadi tangung jawab Pemborong, jika ternyata terjadi
kesalahan. Oleh karenanya setiap pekerjaan yang akan yang dilaksanakan harus
atas persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Jika pemborong perlu melaksanakan pekerjaan di luar jam sehingga perlu
pengawasan Konsultan Pengawas, maka segala biaya untuk itu menjadi beban
pemborong. Permohonan oleh Pemborong untuk mengadakan pemeriksaan
tersebut harus dengan surat disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
c. Wewenang dalam memberikan keputusan berada di tangan petugas-petugas
Konsultan
Pengawas
adalah
terbatas
pada
soal-soal
yang
jelas
[38]
e. Setiap usulan penggunaan nama pabrik dan pembuatan dari suatu bahan atau
barang harus mendapat rekomendasi dari Konsultan Pengawas berdasarkan
petunjuk dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan untuk
selanjutnya usulan tersebut diteruskan untuk mendapat persetujuan dari Perencana
dan Pemberi Tugas.
f. Contoh barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan
atas biaya Pemborong, setelah disetujui Pemberi Tugas/Perencana maka bahan dan
barang seperti di atas yang akan dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
g. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang
dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya.
h. Dalam pengajuan harga penawaran, Pemborong harus sudah memasukkan sejauh
keperluan biaya untuk keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang.
Tanpa mengingat jumlah tersebut, Pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya
pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
i. Pada waktu mengajukan penawaran, Rekanan harus menyertakan/melampirkan
Daftar Material yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada
proyek dan harus disebutkan nama pebrik, merk, spesifikasi teknis lengkap dengan
brosur/katalog. Daftar material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah
mengikat dan harus diajukan lengkap, tidak boleh sebagian-sebagian. Daftar harus
dibuat dalam rangkap 4 (empat).
j. Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas akan mengeluarkan perintah untuk
menyingkirkan bahan/barang yang tidak disetujui dalam tempo 1 x 24 jam keluar
lapangan pekerjaan atas biaya Pemborong.
[39]
[40]
gambar yang berlainan bidang/jenisnya, maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut:
Gambar kerja Arsitektur dengan gambar Struktur/Mekanikal/Elektrikal yang dipakai
sebagai pegangan fungsional adalah gambar Arsitektur, sedang megenai jenis dan
kualitas bahan yang dipakai adalah gambar Struktur/Mekanikal/Elektrikal.
[41]
3.27 PENYERAHAN
Penyerahan pekerjaan ini dilakukan dua kali :
A. Penyerahan Pertama.
Penyerahan pertama ini dilakukan apabila :
1. Semua
bangunan
sementara
beserta
perlengkapan
dibongkar,
setelah
Gambar tersebut harus diserahkan berikut kalkirnya (gambar asli) dan semua
biaya pembuatannya ditanggung oleh Pemborong.
[42]
[43]
[44]
[45]
[46]
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS
4.1 PEMBERSIHAN LOKASI
Sebelum Kontraktor memulai pekerjaan galian, penempatan bahan urugan atau
penimbunan bahan, dan semua bagian lapangan yang akan dikerjakan atau ditempati
harus dibersihkan dari semua tumbuh tumbuhan dan sampah yang kemudian dibuang
ke tempat yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
: Kayu kaso 8 / 12
b. Papan/rangka
: Seng
c. Ukuran
: 1,5m x 1 m
d. Finishing
e. Isi tulisan
f. Bentuk Tulisan
2. Pelaksanaan
a. Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat oleh umum
dengan ketinggian 2 meter.
b. Huruf harus jelas mudah dibaca .
c. Papan nama mudah digeser dan dipindahkan, karena pekerjaan berpindah- pindah.
d. Pemasangannya harus tegak dan kokoh.
e. Pembuatan papan nama Proyek harus mendapat persetujuan perencana sebelum
dilaksanakan.
[47]
f. Penutup
g. Langit-langit
2. Perlengkapan kantor :
-
4 (empat) meja kerja dengan 4 (empat) buah kursi putar dan 4 (empat) buah kursi
biasa.
1 (satu) unit meja gambar ukuran A1 dari kayu yang dapat dilipat, dengan kursi
putar.
1 Buah Sink
[48]
Kantor untuk Pemborong di Proyek ini dibuat oleh Pemborong atas biaya Pemborong
sendiri.
[49]
b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian
lokasi/areal kerja untuk disetujui Konsultan Pengawas, sehingga jadwal pelaksanaan
pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan.
Pengawas, Pemborong harus melakukan pengukuran ulang. Dalam hal ini harus ada
patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu.
1. Patok utama yang dibuat dari beton K-120 dengan ukuran
20 x 20 x 70 cm
d.
e.
f.
g.
Gambar revisi dibuat di kertas kalkir dengan 3 (tiga) lembar hasil reproduksinya.
Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar tersebut harus sesuai ketentuan
Konsultan Pengawas dan dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar
lama.
[50]
c. Batu atau material lain yang sejenis, jika ada harus dihilangkan pula sampai
kedalaman 0,50 meter di bawah permukaan tanah pada daerah taman, kecuali tidak
dapat dilakukan pengambilan batu-batu tersebut.
Kontraktor harus membuat patok utama untuk setiap unit pekerjaan yang
memerlukan BOUWPLANK.
Patok tersebut harus diikat ketinggiannya dengan patok yang sudah ada
terhadap tinggi patok setempat yang telah disetujui oleh Direksi Proyek, dan
hasil pengikatan patok tersebut ditandai dengan cat biru.
[51]
b.
Laporan penyelidikan tanah yang telah ada dipelajari oleh Peserta Lelang.
c.
d.
[52]
2) Penggalian
Syarat Umum:
a. Penggalian dilakukan pada bagian bagian yang lebih tinggi dari elevasi
tanah yang direncanakan. Hasil hasil galian diangkut ketempat dimana
diperlukan pengurugan atau tempat lain yang disetujui oleh Direksi
Pengawas.
b. Pekerjaan penggalian dimulai setelah pemasangan Patok yang disetujui
oleh Direksi Pengawas.
c. Penggalian harus sesuai dengan garis dan elevasi yang tertera pada
gambar.
d. Kontraktor harus menjaga pengaruh pengaruh luar ke lubang galian,
seperti : air tanah, kelongsoran, hujan, air permukaan, dan benda benda
lain yang tidak diinginkan.Biaya pekerjaan ini harus diperhitungkan dalam
biaya penawaran.
e. Jika ada kerusakan kerusakan akibat hal hal tersebut diatas maka
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas segal kerusakan tersebut
dan memperbaikinya seperti keadaan semula.
[53]
SNI 03-2495-1991
[54]
SNI 03-4433-1997
SNI 03-3976-1995
SNI 03-2834-2000
SNI 03-1968-1990
SNI 03-1972-1990
SNI 03-1973-1990
SNI 03-1974-1990
SNI 03-2417-1991
SNI 03-2458-1991
SNI 03-2491-1991
SNI 03-2493-1991
SNI 03-2816-1992
SNI 03-2069-2004
: Semen Portland
SNI 03-3403-1994
SNI 03-3407-1994
SNI 03-3418-1994
SNI 03-4141-1996
SNI 03-4142-1996
SNI 03-4156-1996
SNI 03-4806-1998
SNI 03-4807-1998
[55]
SNI 03-4808-1998
SNI 03-4810-1998
SNI 03-6817-2002
SNI 03-2492-2002
ASTM C 33-93
1. Beton Readymix
Penggunaan Beton Readymix.
a. Pemborong sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kualitas beton yang
disupply, kontinuitas pengiriman mutu beton yang disyaratkan. Jika ternyata
tidak sesuai dengan spesifikasi ini, Kepala Proyek berhak mengganti
suppliernya.
b. Direksi lapangan sewaktu-waktu akan mengadakan inspeksi ke Batching Plan.
c. Pemborong harus mengirimkan secara berkala komposisi bahan beton, berat
semen, agregat kasar, agregat halus, kadar air, merk aditif yang digunakan
kepada Konsultan Pengawas.
d. Setiap pengiriman harus dicatat :
-
Volume beton.
Waktu pengecoran.
Slump.
[56]
e. Beton yang telah berumur lebih dari 2 (dua) jam setelah pencampuran bahanbahan beton, tidak boleh digunakan dan harus direject.
Bebas dari kotoran kotoran, lapisan minyak-minyak, karat, tidak cacat (retakretak, mengelupas, luka dan sebagainya) serta bebas dari bahan-bahan lain
yang dapat mengurangi daya lekat terhadap beton.
2. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan
untuk mencampuradukkan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
3. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk itu sebelumnya pemborong harus
membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Hubungan antara besi
beton yang satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat beton/diikat
dengan kawat beton secara kuat dan tidak bergeser selama pengecoran beton
berlangsung serta bebas dari lantai kerja atau papan acuan.
4. Kawat beton
Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng.
5. Sambungan dan lewatan/overlap besi beton harus sesuai SK-SNI T-15-1991-03
dan Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang untuk Gedung
1983.
Pelaksanaan :
-
[57]
Perawatan :
-
Besi beton harus disimpan dengan baik, tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan sesuai
dengan RKS ini, maka pada saat pemesanan baja tulangan Pemborong harus
menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium, khusus ditujukan untuk
keperluan proyek ini.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan test periodik
minimal 3 (tiga) contoh untuk setiap diameter baja tulangan. Pengambilan
contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
3. Mutu Beton
1. Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik, sesuai dengan gambar rencana.
Yaitu :
a. Beton Pelat Lantai K-350
b. Beton Pile Cap K-350
c. Beton Abutment K-350
d. Beton Pilar K-350
e. Beton Pier Head K-350
f. Beton Sayap K-350
2. Pemborong diharuskan memuat adukan percobaan (trial mixes).
[58]
3. Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15 x 15 x 15 cm3. Pengambilan adukan
beton, percetakan kubus coba dan curingnya harus di bawah pengawasan.
4. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok
adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan Pemborong harus
menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka
perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur SK - SNI T - 15 - 1991 03, untuk perbaikan.
5. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung
jawab pemborong.
6. Semua kubus uji coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang
berwenang, dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas segera
setelah selesainya percobaan, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pengecoran,
dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standard,
campuran adukan berat kubus benda uji tersebut, dan data-data lain yang
diperlukan.
8. Nilai slump beton berkisar 8 cm sampai 10 cm 2.
pengujian kubus-kubus
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
a. Konstruksi beton yang sangat keropos.
b. Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
[59]
c. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah
bentuk) dan tidak bergoyang.
d. Cetakan beton menggunakan Plywood dengan tebal minimum 12 mm dan dapat
dipakai untuk dua kali pengecoran beton. Plywood ini diberi penguat berupa
kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan bekisting tersebut. Cetakan ini dibuat untuk
penyelesaian beton exposed maupun tertutup.
Konstruksi :
a. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
dan kuat menahan beban-beban sementara sesuai dengan jalannya pekerjaan
pembetonan.
b. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga tidak ada
kemungkinan bergeraknya acuan dan adukan dapat terhindar untuk tidak keluar.
c. Acuan disusun sedemikian rupa sehingga mudah dalam pengontrolan dan dalam
pembongkaran nantinya tanpa merusak beton.
Pelapis cetakan :
Untuk mempermudah penyingkiran penutup-penutup, pelapis cetakan dapat
digunakan dari merk yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Tidak boleh
menggunakan minyak pelumas untuk pekerjaan ini.
Beton deking :
Untuk beton decking tidak boleh mempergunakan tahu beton. Beton deking
ini digunakan untuk menambah ketelitian dan mutu pekerjaan.
7. Pengecoran Beton
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama
dari pekerjaan, Pemborong harus memberitahukan Kepala Proyek dan
mendapatkan persetujuan.
b. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan metode
(cara)
yang sepraktis
mungkin,
sehingga
tidak
[60]
atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin haruslah
mendapat persetujuan dari KP, sebelum alat-alat tersebut di datangkan ke tempat
pekerjaan.
c. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan dari Kepala Proyek.
d. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu,
tanah, dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
e. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian (tinggi jatuh maksimal 2
meter).
f. Beton cetakan atau penulangan tidak boleh diganggu sampai 24 jam setelah beton
dicor, semua pengecoran dilakukan siang hari dan pengecoran beton dari suatu
bagian pekerjaan jangan dimulai bila tidak dapat diselesaikan pada siang hari,
kecuali atas izin Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas boleh dikerjakan malam
hari.
g. Pada penyambungan beton lama dan beton baru maka permukaan beton lama
harus dibersihkan terlebih dahulu dan dikasarkan.
h. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan dari
Kepala Proyek.
9. Pembongkaran Cetakan
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan SK-SNI T-15-1991-03, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan
beban-beban pelaksanaannya.
b. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh
Konsultan Pengawas.
[61]
acuan
dibuka,
sisi
sudut
yang
tajam
agar
dilindungi
dari
Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisiposisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar.
Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
[62]
4.17 BEKISTING
1. Umum
Bekisting harus menghasilkan konstruksi beton akhir yang mempunyai
bentuk, ukuran, dan batas batas seperti yang ditunjukkan pada ganbar konstruksi.
2. Bahan
Semua bahan bahan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan secara
baik dan bebas dari mata kayu, celah kotoran yang melekat, dan lain sejenisnya. Tiang
tiang penahan bekisting harus dipilih dari bahan yang kuat. Untuk bahan bahan
yang kurang baik / kurang memenuhi syarat, tidak boleh dipakai dan harus
dipindahkan dari lokasi proyek.
3. Pembuatan Bekisting
Bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku. Permukaannya harus halus, rata,
tidak boleh ada lekukan atau lubang.
Tiang penyangga baik yang vertikal ataupun miring harus dibuat sebaik
mungkin untuk memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa melakukan
perpindahan tempat, kerusakan, dan overstress pada beberapa bagian konstruksi.
Struktur ting ting penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa
sehingga kondisi bekisting benar benar kuat dan kaku untuk menunjang beban hidup
dan beban mati. Bila perlu Kontraktor membuat perhitungan besar lendutan dan
kekuatan bekisting tersebut.
4. Pemeriksaan Bekisting
Bekisting yang sudah selesai dibuat dan siap digunakan, akan diperiksa oleh
Direksi Proyek. Beton tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui oleh Direksi
[63]
5. Pembongkaran
Bekisting harus dibongkar tanpa goncangan, getaran, atau kerusakan pada
beton.
Bekisting tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan
kubus sekurang- kurangnya cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri.
Kontraktor
harus
memberitahu
Direksi
Proyek
apabila
bermaksud
membongkar cetakan pada bagian bagian yang vital. Keamanan dan tanggung jawab
konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor.
Bentuk I
T1 26,54 mm
T2 42,88 mm
[64]
2. PERSYARATAN
1. Standar Rujukan
SNI 06-4825-1998 : Spesifikasi Campuran Cat Marka Jalan Siap Pakai
Warna
SNI 15-4839-1998 : Spesifikasi Manik-Manik Kaca (Glass Bead) untuk Marka Jalan.
a)
[65]
Pada pasal ini kata "cat" sering dikonotasikan sebagai bahan marka jalan jenis
termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar ' dan memenuhi Spesifikasi berikut ini:
(1) Marka Jalan "bukan" Termoplastik : SNI 06-4825 - 1998
(2) Marka Jalan Termoplastik : SNI 06-4826-1998 (jenis padat, bukan serbuk).
b)
Butiran Kaca
Butiran Kaca haruslah memenuhi Spesifikasi sesuai SNI 15-4839 1998.
2. Persyaratan Kerja
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan data
pendukung untuk setiap jenis cat berikut ini harus diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan :
(1) Komposisi (analisa dengan berat)
(2) Jenis penerapan (panas atau dingin)
(3) Jenis dan jumlah maksimum bahan pengencer.
(4) Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)
(5) Pelapisan yang disarankan
(6) Ketahanan terhadap panas
(7) Detil cat dasar atau lapis perekat yang diperlukan
(8) Umur kemasan (umur dari produk)
(9) Batas waktu kadaluarsa
b) Jadwal Pekerjaan
Marka jalan harus dilaksanakan pada permukaan jalan lama sedini
mungkin dalam Periode Pelaksanaan.
Untuk pengecatan marka pada permukaan perkerasan lama, Direksi
Pekerjaan akan menerbitkan detil dan lokasi sesuai Butir 8.4.1.2),
dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan pertama periode pelaksanaan atau
bilamana pekerjaan pengembalian kondisi perkerasan juga diperlukan, setelah
operasi pekerjaan pengembalian kondisi selesai dikerjakan.
[66]
[67]
Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti sedemikian
sehingga menjamin keamanan umum ketika pengecatan marka jalan
sedang dilaksanakan.
j)
4. RAMBU
1. Umum
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan, perakitan dan pemasangan rambu
lalu lintas, patok penuntun, patok kilometer pada lokasi-lokasi yang diarahkan
direksi teknis.
[68]
2. Material
a.
b.
c.
3. Pelaksanaan
Jumlah, jenis, dan lokasi setiap rambu lalu lintas, patok penuntun dan
patok kilometer harus dikerjakan sesuai dengan instruksi direksi teknis. Semua
tiang harus diadakan secara tepat di lokasi dan dengan ketinggian yang
disyaratkan dan dengan cara sedemikian sehingga menjamin tiang-tiang tersebut
berada pada tempatnya dengan kokoh.
4. Pengukuran
Kuantitas yang dibayar merupakan jumlah yang sebenarnya dari rambu
lalu lintas (termasuk tiang), patok penuntun dan patok kilometer yang
disediakan, dipasang dan diterima sesuai dengan gambar.
[69]
BILL OF QUANTITY
DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN
Bagian Pelaksanaan Kegiatan : Pembangunan Jembatan Cakrawala Nusantara
Provinsi
: Kota Bandung, Jawa Barat
No
1,1
JENIS PEKERJAAN
DIVISI 1 - UMUM
Mobilisasi
1,2
1,3
1,4
1,5
Pekerjaan Pembersihan
Pemasangan Pagar Pengaman
Pemasangan Papan Nama Proyek
Pembuatan Direksi Keet (Kontainer)
1,6
KUANTITAS
SATUAN
1,00
Ls
1.768,00
20,00
2,00
1,00
m2
m'
unit
unit
Pembuatan Gudang
70,00
m2
1,7
80,00
m2
1,8
40,00
m2
1,9
8,00
m2
100,00
1,00
m2
Ls
30,00
1,00
1,00
m2
Ls
Ls
25,00
m2
12,00
1,00
1,00
m2
Unit
Ls
404,07
m3
218,71
m3
844,03
m3
45,50
m2
72,00
m2
15,25
m3
22,38
m3
1.176,00
1,00
m
LS
11,52
m3
115,20
2,30
3,25
m2
ton
ton
40,00
m3
0,30
5,84
0,30
0,00
3,30
ton
ton
ton
ton
ton
71,92
m3
5.1
5.2
115,20
2,30
3,25
m2
ton
ton
40,00
m3
0,30
5,84
0,30
0,00
3,30
ton
ton
ton
ton
ton
71,92
m3
62,64
64,32
40,48
39,64
9,40
41,09
1,54
51,51
1,00
3.128,00
32,00
1,00
1,00
ton
ton
ton
ton
ton
ton
ton
ton
LS
m2
m1
LS
LS
10,00
10,00
unit
unit
9,50
m2
18,99
153,60
m2
50,54
ton
0,18
ton
43,20
96,00
m3
m'
m2
m3
[71]
48,00
2,00
4,00
1,00
m2
unit
unit
unit
1,00
Ls