Anda di halaman 1dari 4

Nama :

ELEKTRONIKA
A. Pengertian Elektronika

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat alat listrik arus


lemah yang dipersiapkan dengan cara mengontrol aliran elektron atau
juga muatan listrik. Seperti komputer, peralatan elektronik, termokabel,
semikonduktor dan fungsi kelistrikan lainnya.

B. Manfaat Elektronika

Transistor Sebagai Saklar maksudnya adalah penggunaan transistor


pada salah satu kondisi yaitu saturasi dan cut off.
Mini Audio Amplifier adalah rangkaian penguat audio sederhana dan
sangat murah harganya yang berfungsi untuk memperkuat sinyal dari
sumber-sumber sinyal yang masih kecil, sehingga dapat mengeluarkan
suara dengan level tertentu.
Rangkaian Regulator Penyesuai Tegangan merupakan perangkat
elektronika yang dapat menyuplai arus searah atau DC agar perangkat
yang terdapat dalam elektronik dapat bekerja dengan baik. Komponen
yang merupakan sumber catu daya DC yang paling baik adalah baterai
atau accu.

BEL LISTRIK
Besarnya energi listrik yang diperlukan adalah berkisar
dari 9 sampai dengan 18 volt. Jika energi listrik yang
diberikan terlalu kecil maka bel listrik tersebut tidak
dapat bekerja secara optimal atau bahkan tidak bekerja
sama sekali. Namun jika energi listrik yang dialiri terlalu
besar maka akan sangat berbahaya dan yang jelas bel
listrik tersebut akan terbakar karena timbul energi
panas yang berlebih. Untuk hal ini sangat tidak
dianjurkan. Untuk membuat bel listrik, beberapa komponen

yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:


1. Satu lembar papan kayu (ukuran 30x25 cm dengan ketebalan sekitar 1
cm).
2. kawat tembaga 1 utas/tanpa penyambungan (berdiameter 1 mm, panjang
11 m).
3. 1 buah saklar/peyambung dan pemutus arus .
4. Satu buah baterai 9 volt atau adaptor yang memiliki rentang tegangan 918 volt.
5. Satu batang paku besi 9 inci.
6. 10-15 sekrup kecil atau paku kecil(paku triplek). Jumlah dapat disesuaikan
dengan kebutuhan atau desain yg telah dibuat.

7. Lembaran aluminium dari bekas kemasan minuman kaleng. Ambil dari


kemasan kaleng kira-kira 2 buah.
8. batang kayu berukuran batang spidol besar (atau sekitar berdiameter 11,5 cm).
9. Pelat besi yang dibuat menyiku 90 dejarat. Tebal pelat sekitar 1 mm.
10.Satu sekrup 1 inci beserta bautnya.
11.Satu sekrup berukuran 1,5 inci.
12.Satu buah bel atau lonceng.
13.Satu pelat besi tipis ukuran 1x15 cm (bisa didapatkan dari kaleng yang
non-aluminium)
14.Satu pelat baja tipis ukuran 1x7 cm (bisa dari cutter bekas yang sudah
ditumpulkan bagian mata pisaunya).
15.Dua buah sekrup kecil yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik.
Sedangkan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan bel yaitu:

1. Tang (bisa tang lancip atau tumpul).


2. Palu.
3. Obeng minus dan plus ukuran kecil.
4. pisau kecil/pisau lipat.
5. gunting tumpul (gunting bekas).
6. solder beserta kawat timahnya.
7. mistar dan pensil.
skema/gambar sederhana yang menerangkan setiap bagian pada komponen bel listrik :
.
Barangkali
beberapa
bagian yang perlu diberi
keterangan lebih lanjut
yaitu:
1. Mengenai kumparan
yang nantinya berfungsi
sebagai sumber medan
magnet. Kumparan dibuat
dengan cara melilitkan
kawat tembaga pada paku
ukuran 9 inci. Banyaknya
lilitan
tergantung
kebutuhan.
Jika
ingin
menghasilkan
medan
magnet yang kuat namun
membutuhkan
energi
listrik yang sedikit lebih,
makan lilitan dibuat lebih banyak. Ringkasnya, jumlah lilitan minimal untuk
sumber tegangan 9-18 volt dengan bahan kawat tembaga berdiameter 1 mm
pada paku 9 inci adalah 200-300 lilitan.

2. Pada bagian lempengan baja(pegas) dan lempengan besi sebagai lengan


pemukul, disatukan menggunakan sekrup kecil. Sebaiknya skrup yang digunakan
berjumlah 2 buah agar lebih kokoh. Pada bagian ini kemudian dilakukan
penyolderan antara kawat tembaga yang berasal dari kumparan dengan
lempengan baja yang terhubung ke interuptor (sekrup berukuran 1,5 inci).
3. Pada bagian kumparan, ujung paku 9 inci diberi penahan supaya kumparan
tidak bergeser ketika didorong oleh lempengan besi. Penahan berupa lembaran
aluminium yang dipasang vertikal dengan pemakuan untuk melekatkan pada
papan.
4. Mengenai bagian dudukkan lempengan baja dan besi, tahap pemasangan
diawali dengan melekatkan lempengan
pada dudukkan kemudian dilanjutkan
pemasangan
ke
bidang
papan.
Keterangan dudukkan ini silahkan lihat
pada gambar di bawah. .

Sedangkan desain bel yang telah selesai, silakan


lihat gambar dibawah berikut:

Prinsip kerja Bel Listrik :


Ketika saklar ditekan (dalam keadaan
on) hingga menutup rangkaian yang
sebelumnya telah di hubungkan ke sumber
arus listrik (baterai atau adaptor), arus listrik
mengalir dari sumber arus listrik menuju
interuptor (sekrup pada batang kayu)
melalui kawat tembaga. Kemudian arus
dilanjutkan menuju ke lempengan baja dan
selanjutnya menuju ke kumparan (paku yang dililitkan kawat tembaga).
Adanya arus listrik yang mengalir melalui kumparan mengakibatkan paku
berubah menjadi magnet dan menarik lempengan logam/besi tipis yang
dilekatkan pada lempengan baja. Pada lempengan logam/besi ini kemudian
dilekatkan dengan kawat yang berfungsi sebagai pemukul bel. Tertariknya
lempengan logam beserta lempengan baja mengakibatkan kawat pemukul
bergetar dan memukul bel/lonceng hingga berbunyi.
Pada saat yang sama hubungan lempengan baja dengan interuptor
terputus sehingga arus listrik berhenti mengalir. Berhentinya arus listrik itu
menyebabkan paku kumparan kehilangan sifat magnetnya. Akibatnya
lempengan baja kembali ke posisi semula. Lempengan baja kembali terhubung
dengan interuptor dan arus listrik kembali mengalir, sifat magnet pada
kumparan muncul kembali. Begitu seterusnya hingga saklar dimatikan (dalam
keadaan off).
Sekedar catatan tambahan, bahwa ketika bel bekerja, akan terjadi
percikan bunga api kecil pada bagian bertemunya interuptor dengan lempengan
baja. Untuk hal ini tidak terlalu membahayakan sebatas energi listrik yang
diberikan tidak terlalu besar. Untuk pencegahan terjadinya kebakaran, kiranya

segera jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti bensin, alkohol,
dsb.

Anda mungkin juga menyukai