Anda di halaman 1dari 30

SISTEM BUDAYA MASYARAKAT

DAN OBJEK WISATA


KARYA TULIS

Disusun untuk Melengkapi Tugas sebagai Syarat Memenuhi


Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)
SMA Negeri 3 Pemalang
Disusun oleh :
Nama

: Rafael Hanny Septian Heriyono

NIS

: 5712

Kelas

: XII IPS 1

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 3 PEMALANG
2014

PERSETUJUAN / PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing karya tulis
dan disahkan oleh Kepala SMA Negeri 3 Pemalang
untuk memenuhi syarat menempuh
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)
2014/2015
Pemalang,
Pembimbing I

Pembimbing II

Eskowati, S.Pd.

Nur Chafidah, S.Pd.

NIP. 19751218 200604 2 026

NIP. 19700812 200701 2 008


Mengetahui

Kepala SMA Negeri 3 Pemalang

Drs. Nur Edi Sukanto, M.Si.


NIP. 19610419 198503 1 009

MOTTO
1. Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu
kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
(Winston Chuchill)
2. Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung
jawab nmaupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat
dihancurkan.
(Hitopadesa)
3. Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis.
(Aristoteles)
4. Jika pikiran saya bias membayangkan, hati saya bisa meyakininya, saya tahu saya
akan mampu menggapainya.
(Jesse Jackson)
5. Pengetahuan tidak diperoleh secara kebetulan, tapi harus pula disertai dengan
semangat dan ketekunan.
(Abigail Adams)

PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta
2. Bapak Kepala sekolah SMA Negeri 3 Pemalang
3. Wali kelas
4. Pembimbing I dan Pembimbing II
5. Dewan guru, staf Tata Usaha dan Karyawan SMA Negeri 3 Pemalang
6. Orang-orang tersayang
7. Para pembaca yang budiman

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul SISTEM
BUDAYA MASYARAKAT DAN OBJEK WISATA DI PULAU ini karya tulis ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Nasional (UN)
dan Ujian Sekolah (US) SMA Negeri 3 Pemalang Tahun Pelajaran 2014/2015.
Karya tulis ini disusun berdasarkan hasil survey dan riset yang dilakukan di
objek wisata tersebut.
Penulisan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada :
1.
2.
3.
4.
5.

Bapak Drs. Nur Edi Sukanto, M.Si, selaku kepala SMA Negeri 3 Pemalang;
Ibu Eskowati, S.Pd., MA selaku Pembimbing I
Ibu Nur Chofidah, S.Pd. selaku Pembimbing II
Bapak dan ibu guru SMA Negeri 3 Pemalang yang telah memberi masukan
Semua pihak yang telah membantu tersusunya karya tulis ini.
Menyadari bahwa didalam penyusunan karya tulis ini masih ada kekurangan.

Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya
tulis ini.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi adikadikku kelas X dan XI yang akan meneruskan jejak kami.

Pemalang,

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................

PERSETUJUAN / PENGESAHAN...................................................................

ii

MOTTO...............................................................................................................

iii

PERSEMBAHAN...............................................................................................

iv

PRAKATA...........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

vi

BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

BAB II

Sejarah Bali................................................................................
Asal Muasal Nama Bali..............................................................
Letak Pulau Bali.........................................................................
Pemerintahan Pulau Bali............................................................
Penduduk....................................................................................

4
4
5
6
6

SISTEM BUDAYA MASYARAKAT PULAU BALI


A.
B.
C.
D.

BAB IV

1
1
1
2
2
2

PROFIL PULAU BALI


A.
B.
C.
D.
E.

BAB III

Latar Belakang Masalah.............................................................


Alasan Pemilihan Judul..............................................................
Rumusan Masalah......................................................................
Metode Penulisan.......................................................................
Pembatasan Masalah..................................................................
Sistematika Penulisan.................................................................

Sistem Religi dan Kepercayaan..................................................


Sistem Kekerabatan....................................................................
Sistem Kesenian.........................................................................
Kehidupan Sosial Masyarakat Bali............................................

7
8
10
10

OBJEK WISATA PULAU BALI


A. Objek Wisata Alam 12
1. Tana Lot 12
2. Danau Bedugul 12
3. Tanjung Benoa...................................................................... 13
4. Pantai Kuta........................................................................... 13
B. Objek Wisata Pendidikan 13
1. Museum Bali........................................................................ 13
2. Universitas Udayana............................................................ 14
C. Objek Wisata Seni Budaya.. 15
1. Garuda Wisnu Kencana........................................................ 15
2. Tari Kecak... 16
3. Pasar Seni Sokawati............................................................. 16
4. Jogger................................................................................... 16
5. Krisna................................................................................... 17

BAB V

PENUTUP........................................................................................

18

A. Simpulan....................................................................................

18

B. Saran...........................................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

19

LAMPIRAN........................................................................................................

20

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak
pulau). Salah satunya adalah pulau Bali, setiap tahunnya ada wisatawan adiang
maupan domestik yang dating mengunjungi Bali. Mereka tidak hanya tertarik
pada keinfahan alamnya saja, Tetapi mereka juga tertarik pada kebudayaan
masyarakat Bali yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik meskipun banyak
kebudayaan asing masuk ke Bali. Di Bali terdapat banyak sekali objek wisata,
mulai dari objek wisata alam sampai objek wisata seni dan budaya. Salah satu
objek wisata alam di Bali yang tidak pernah sepi oleh para wisatawan asing
maupun domestik yaitu Pantai Kuta. Pantai Kuta termasuk destinasi wisata yang
tidak boleh dilewatkan oleh wisatawan asing maupun domestik jika berkunjung
ke Bali. Masih banyak lagi objek wisata di Bali yang selalu menjadi destinasi
wisata yang paling dicari oleh para wisatawan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut ingin mengetahui system
budaya yang ada di Pulau Bali. Disamping itu, juga ingin mengenal objek wisata
yang aa di Pulau Bali. Oleh karena itu, disusun karya tulis yang berjudul
SISTEM BUDAYA MASYARAKAT DAN OBJEK WISATA PULAU BALI.
B. Alasan Pemilihan Judul
Dalam pemilihan juul karya tulis ini, memilih judul SISTEM BUDAYA
MASYARAKAT DAN OBJEK WISATA PULAU BALI karena :
1. Ingin mengetahui kebudayaan apa saja yang ada di Pulau Bali
2. Ingin menggambarkan lebih rinci mengenai profil Pulau Bali
3. Ingin mengenal objek wisata yang ada di Pulau Bali.
C. Tujuan Masalah
Karya tulis ini disusun dengan tujuan :
1. Untuk memenuhi syarat menempuh Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah
(US) SMA Negeri 3 Pemalang
2. Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan dan objek wisata di Pulau
Bali
3. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai Pulau Bali.
D. Metode Penulisan
Karya tulis ini disusun berdasarkan data yang diperoleh melalui kunjungan
langsung di Bali. Adapun metode yang digunakan :
1. Metode Wawancara

Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung


dengan pemandu wisata dan beberapa narasumber.
2. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan
secara langsung ke tempat tujuan.
3. Metode Kepustakaan
Yaitu dengan cara memperoleh data-data tertulis dari beberapa referensi buku.
E. Pembatasan Masalah
Pada karya tulis ini, dibatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan Pulau
Bali, adalah antara lain sebagai berikut :
1. Sistem Budaya Pulau Bali
2. Objek wisata di Pulau Bali
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami dan mengerti tentang
karya tulis ini, maka disajikan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, tujuan
penulisan, metode penulisan, pembatasan masalah dan sistematika
penulisan.
BAB II

PROFIL PULAU BALI


Berisi tentang Sejarah Bali, Asal Muasal Nama Bali, Letak Geografis
Pulau Bali, Pemerintahan dan Penduduk.

BAB III

SISTEM BUDAYA MASYARAKAT PULAU BALI


Berisi tentang Sistem Religi dan Kepercayaan, Sistem Kasta, Sistem
Kesenian, Sistem Kekerabatan dan Kehidupan Sosial Masyarakat Bali.

BAB IV

OBYEK WISATA PULAU BALI


1. Objek wisata alam yang meliputi Tanah Lot, Danau Bedugul,
Tanjung Benoa dan Pantai Kuta
2. Objek wisata pendidikan yang meliputi Museum Bali dan
Universitas Udayana
3. Objek wisata seni budaya, yang meliputi Garuda Wisnu Kencana,
Tari Kecak, Pasar Seni Sokawati, Joger dan Krisna.

BAB V

PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang saran dan simpulan.

BAB II
KEADAAN UMUM PULAU BALI

A. Sejarah Bali
Menurut legenda atau dongeng pada zaman dahulu Pulau Jawa merupakan
pulau yang terapung-apung sehingga terombang-ambing bila terkena ombak.
Dewa Wisnu turun ke bumi dan mencongkel puncak Gunung Mahamern di India
untuk dibawa ke Indonesia. Ujung Mahamern diletakkan di Jawa menjadi
Gunung Semeru, bagian tengahnya Di Bali menjadi Gunung Agung dan bagian
bawahnya di Bali menjadi Gunung Rinjani.
Berita Cina menyebutkan Po-Li yang sering diartikan Bali. Tetapi berita
Indonesia sendiri sudah ada dalam abad 10 M. Jadi, satu zaman dengan Empu
Sendok di Jawa Timur pusat pemerintahannya di Sungai Mandawa. Pada abad 10
M menyebutkan nama Ugolena seorang raja Bali yang memerintah pada abad 10
M.
Pusat pemerintahan raja-raja Bali semula di sungai Mandawa, kemudian di
pindah ke Belgel dan akhirnya di Klungkung. Inilah raja yang utama di Bali. Di
daerah lain yang terdapat kerajaan-kerajaan seperti Jembiran, Tabanan, Mengwi,
Badung, Bangli, Karangasem, dan Buleleng.
B. Asal Muasal Nama Bali
Menurut legenda atau dongeng pada zaman dahulu ketika kedatangan
seorang Maha Rsi Markandeya abad ke-7 memberikan pengaruh besar pada
kehidupan penduduk Bali. Beliau adalah seorang pertapa sakti di Gunung Raung,
Jawa Timur. Suatu hari beliau mendapat bisikan gaib dari Tuhan untuk bertempat
tinggal di sebelah timur Pulau Dawa (pulau Jawa sekarang). Dawa artinya
panjang, karena memang dulunya pulau Jawa dan Bali menjadi satu daratan.
Dengan diikuti oleh 800 pengikutnya, beliau mulai bergerak ke arah timur
yang masih berupa hutan belantara. Perjalanan beliau hanya sampai di daerah
Jembrana sekarang Bali Barat karena pengikut beliau tewas dimakan harimau dan
ular-ular besar penghuni hutan. Akhirnya beliau memutuskan kembali ke Gunung
Raung untuk bersemedi dan mencari pengikut baru. Dengan semangat dan tekad
yang kuat, perjalanan beliau yang kedua sukses mencapai tujuan di kaki Gunung
Agung (Bali Timur) yang sekarang disebut Besakih. Sebelum pengikutnya
merabas hutan, beliau melakukan ritual menanam Panca Dhatu berupa lima jenis
logam yang dipercayai mampu menolak bahaya. Perabasan hutan sukses, tanahtanah yang ada beliau bagi-bagi kepada pengikutnya untuk dijadikan sawah,
tegalan, rumah, dan tempat suci yang dinamai Wasukih (Besakih). Di sinilah
beliau mengajarkan agama kepada pengiringnya yang menyebut Tuhan dengan
nama Sanghyang Widhi melalui penyembahan Surya (surya sewana) tiga kali

dalam sehari, menggunakan alat-alat bebali yaitu sesajen yang terdiri atas tiga
unsur benda: air, api, dan bunga harum. Ajaran agamanya disebut agama Bali.
Lambat laun para pengikutnya mulai menyebar ke daerah sekitar, sehingga daerah
ini dinamai daerah Bali, daerah yang segala sesuatunya mempergunakan bebali
(sesajen).
Bisa disimpulkan bahwa nama Bali berasal dari kata bebali yang artinya
sesajen. Ditegaskan lagi dalam kitab Ramayana yg disusun 1200SM: Ada sebuah
tempat di timur Dawa Dwipa yang bernama Vali Dwipa, di mana di sana Tuhan
diberikan kesenangan oleh penduduknya berupa bebali (sesajen). Vali Dwipa
adalah sebutan untuk Pulau Vali yang kemudian berubah fonem menjadi Pulau
Bali atau pulau sesajen. Tidak salah memang interpretasi ini melihat orang Bali
memang tidak bisa lepas dari sesajen dalam menjalankan kehidupan sehariharinya.
C. Letak Pulau Bali
Secara geografis pulau bali terletak pada 8340 85048 Lintang
Selatan dan 1142553 1154240 Bujur Timur. Relief dan topografi pulau
bali tebentang dataran tinggi pengunungan yang sangat panjang dari timur ke
barat. Pulau Bali secara geografis terletak antara pulau Jawa dan pulau Lombok,
dengan batas nyata nya seperti berikut :

Batas utara

: Laut Bali

Batas timur

: Selat Lombok ( Provinsi Nusa Tenggara Barat )

Batas selatan : Samudra India

Batas barat

: Selat Bali

Bali beriklim tropis dengan curah hujan sedang sekitar 120 mm per bulan.
Musim hujan terjadi pada bulan Oktober April dan musim kemarau terjadi pada
bulan April Oktober.
Secara keseluruhan luas wilayah Pulau Bali adalah 5.636,66 km2 serta
memiliki panjang pantai mencapai 529 km.
D. Pemerintahan Pulau Bali
Provinsi Bali terdiri dari 8 Kabupaten dan 1 Kota yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kabupaten Badung dengan ibukota Mangupura


Kabupaten Bangli dengan ibukota Bangli
Kabupaten Buleleng dengan ibukota Singaraja
Kabupaten Gianyar dengan ibukota Gianyar
Kabupaten Jembrana dengan ibukota Negara
Kabupaten Karangasem dengan ibukota Amlapura
Kabupaten Klungkung dengan ibukota Semarapura

8. Kabupaten Tabanan dengan Ibukota Tabanan


9. Kota Denpasar dengan ibukota Denpasar
Ditambah dengan S1 kecamatan, 658 desa dan 3.568 banjar dinas.
Berikut gubernur-gubernur yang pernah menjabat di Bali :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Anak Agung Bagus Satudja 1950 1958


I Gusti Bagus Okta 1958 1959
Anak Agung Bagus Satudja 1959 1967
Soekarmen 1967 1978
Ida Bagus Marta, 1978 1988
I Bagus Okta 1993 1998
Dewa Made Beratha 1998 2003
Dewa Made Berata 2003 - 2008

E. Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Bali tahun 2012 tercatat sejumlahnya
3.686.665 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.850.073 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan sebesar 1.836.592 jiwa. Dengan jumlah penduduk
tersebut sangatlah wajar mengingat daya tamping wilayahnya yang masih luas
dan masih memungkinkan sebagai tempat pemukiman penduduk Provinsi Bali.

BAB III
SISTEM BUDAYA MASYARAKAT PULAU BALI
A. Sistem Religi dan Kepercayaan
Sebagian besar dari masyarakat Bali adalah agama Hindu (84,5%). Agama
lainnya adalah Budha (0,5%), Islam (13,3%), Protestan dan Katolik (1,7%).
Agama Islam adalah agama minoritas terbesar di Bali dengan penganut kini
mencapai 13,3% berdasarkan sensus terbaru pada Januari 2014.
Dalam kehidupan beragama, masyarakat Bali yang beragama Hindu
percaya adanya satu Tuhan dalam bentuk Trimurti Yang Esa yaitu Brahmana
(yang menciptakan), Wisnu (yang melindungi dan memelihara) dan Siwa (yang
merusak). Selain itu, masyarakat Bali juga percaya kepada berbagai Desa lain
yang kedudukannya lebih rendah dari Trimurti, seperti Dewa Wahyu (Dewa
Angin) dan Dewa Indra (Dewa Perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai
adanya roh abadi (Otman), buah dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran
kembali dari jiwa (Punarbawa) dan kebebasan jiwa (mokya), semua ajaran-ajaran
itu berada di kitab Wedha.
Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali
dinamakan Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunanbangunan suci yang sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura
desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu Pura keluarga. Di Bali terdapat beriburibu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara
(hari perayaan) tertentu sesuai dengan perayaan leluhur mereka yang telah
ditentukan oleh sistem tanggalannya sendiri-sendiri.
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan
adalah upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di Bali.
Dengan demikian, setiap orang yang sudah meninggal tidak dikubur melainkan
dibakar. Upacara ini memerlukan biaya yang cukup dan biasanya dilakukan oleh
orang-orang yang mampu saja. Sebelum dibakar terlebih dahulu orang yang
meninggal diletakkan di sebuah tandu panjang (seperti keranda), kemudian
dibawah ke tempat pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai
delapan orang yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang
meninggal. Dalam perjalanan, pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian
sebagai pemujaan yang dipimpin oleh pemangku adat setelah sampai di tempat
pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali

sebagai tanda penghormatan dan izin untuk memasuki tempat pembakaran.


Setelah dibakar, kemudian abu tersebut dibuang ke laut, ada juga yang disimpan
ditempat khusus.
Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara Hari Raya
Nyepi, Ngebak Geni, Hari Raya Kuningan, Hari Raya Galungan dan lain-lain.
Keseluruhan upacara di Bali dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Manusia Nyadan yaitu upacara siklus dari anak-anak sampai dewasa.


Putra Nyadan yaitu upacara untuk roh-roh.
Dewa Nyadan yaitu upacara pembesaran
Buta Nyadan yaitu upacara yang ditunjukkan untuk roh-roh jahat.

B. Sistem Kasta
Akibat kuat agama Hindu di Bali, berlaku sistem kasta yaitu pemisahan
masyarakat berdasarkan kedudukan atau tingkat kehormatan. Berdasarkan hal
tersebut, masyarakat Bali dibedakan menjadi 4 kasta yaitu :
1. Kasta Brahmana
Kasta ini ditempati oleh para dewa kerajaan seperti pendeta. Kasta ini
merupakan kasta tertinggi di Bali, sehingga seseorang dapat menduduki kasta
ini sangat dihormati oleh masyarakat umum atau kasta dibawahnya.
2. Kasta Ksatria
Kasta ini ditempati oleh para bangsawan kerajaan seperti raja, pangeran dan
berbagai pengawal kerajaan seperti patih dan panglima perang, pejabatpejabat kerajaan yang diberi wewenang untuk memimpin daerah tertentu
dibawah daerah kekuasaan raja. Kasta Ksatria dianggap kasta yang
mempunyai gengsi dan martabat atau derajat yang tinggi bagi orang yang ada
didalamnya.
3. Kasta Waisya
Kasta ini ditempati oleh para petani dan pedagang. Petani di Bali juga
digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kekayaan material atas
kepemilikan tanah, sawah dan tempat tinggal.
Petani Kelas Atas
Petani kelas atas adalah mereka yang mempunyai penghasilan atas sawah
atau ladang lebih dari cukup dan bisa digunakan untuk mencukupi dan
menghidupi seluruh keluarga dan saudaranya. Petani kelas atas ini
memiliki sawah lebih dari 5 hektar dan juga memiliki tanah pekarangan
beserta halaman untuk rumah tempat tinggalnya. Bagi petani kelas atas,
penggarapan sawah tidak dilakukan sendiri, tetapi dengan cara

mempekerjakan buruh tani atau dari kasta sudra.


Petani Kelas Sedang

Petani golongan ini mempunyai sawah dengan luas 1 - 5 hektar atau


mempunyai sawah cukup luas, hingga hanya dapat mencukupi kebutuhan

keluarganya sendiri, tetapi untuk kebutuhan saudaranya ditangguhkan.


Petani Kelas Bawah
Yaitu petani yang hanya mempunyai sawah kurang dari 1 hektar. Petani ini
mengolah sendiri sawah mereka, hasilnya sebagai konsumsi pribadi

beserta keluarga.
4. Kasta Sudra
Kasta sudra pada masyarakat Bali yaitu mereka yang keberadaanya kurang
dihormati. Golongan kasta ini tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah
pekarangan atau rumah. Kasta ini merupakan kasta terendah dalam pembagian
kasta di Bali.
Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia.
Demikian juga dengan masyarakat Bali yang memperoleh hak-hak dan
kewajiban-kewajibannya

sebagai

warga

masyarakat

untuk

melakukan

perkawinan.
Menurut ajaran adat lama yang banyak dipengaruhi oleh sistem klan-klan
(dadra) dan sistem kasta (wangsa). Perkawinan dilakukan antara warga seklan
atau warga yang dianggap sederajat dalam kasta. Sementara perkawinan yang
dianggap pantangan adalan perkawinan bentukar (makadengan ngad) yaitu
perkawinan antara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri, perkawinan
ini dianggap pantangan karena menurut kepercayaan dapat mendatangkan
bencana. Selain itu perkawinan pantangan lain yang merupakan dosa besar adlaah
perkawinan antara seorang dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya dan
antara seseorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya.
Pada umumnya pemuda di Bali dapat memperoleh seorang istri dengan dua
cara yaitu cara meminang kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan si
gadis. Kedua cara tersebut merupakan adat perkawinan di Bali. Kedua cara
tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda
ke si gadis atau dengan memberitahukan kepada keluarga si gadis bahwa si gadis
telah dibawa lari untuk dikawinkan. Kemudian diadakan upacara perkawinan dan
kunjungan resmi dari keluarga si pemuda ke rumah orang tua si gadis untuk
meminta diri kepada roh nenek moyang si gadis.
Setelah menikah, biasanya pasangan suami istri baru menetap di kompleks
perumahan dari orang tua si suami. Tetapi tidak sedikit suami istri baru menetap
di kompleks perumahan keluarga si istri.
C. Sistem Kesenian

Sistem kesenian di Bali antara lain tarian-tarian Bali, rumah adat dan
pakaian adat Bali. Tari-tarian Bali seperti Tari Legong dan Tari Kecak salah satu
tarian yang disukai oleh wisatawan. Tari Legong merupakan tari yang
menceritakan tentang kisah cinta Raja Lasem, sementara Tari Kecak menceritakan
tentang Bala tentara Kera Anoman dan Sugriwa.
Beberapa rumah adat di Bali antara lain gapura Candi Bentar yang
merupakan pintu masuk istana Raja. Balai Bengong yaitu tempat peristirahatan
raja beserta Kori Babetelan yaitu pintu masuk untuk upacara keluarga.
Pakaian adat Bali pria adalah ikat kepala (destar) kain songket, saput dan
sebilah keris yang diselipkan ke pinggang bagian belakang. Sedangkan untuk
wanita umumnya menggunakan dua helai kain songket dan selendang serta
memakai hiasan bunga emas dan bunga kamboja.
D. Kehidupan Sosial Masyarakat Bali
1. Banjar
Merupakan bentuk kesatuan-kesatuan wilayah sosial yang didasarkan
pada kesatuan wilayah. Kesatuan sosial tersebut diperkuat oleh kesatuan adat
dan upacara keagamaan yang keramat. Di daerah pegunungan, sifat anggota
Banjar hanya terbatas pada orang-orang asli yang lahir di Banjar itu. Orang
dari wilayah lain dan kebetulan menetap di Banjar bersangkutan dipisahkan
untuk menjadi anggota (karma Banjar) jika yang bersangkutan menghendaki.
Pusat Banjar adalah Bale Banjar, dimana warga Banjar bertemu pada hari-hari
yang tetap. Banjar dikepalai oleh seorang kepala yang disebut Kelai Banjar.
Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan
dari Banjar sebagai suatu komunitas, tetapi juga kehidupan beragama. Selain
itu, ia juga harus memecahkan masalah yang menyangkut adat. Kadang Kelai
Banjar juga mengurus hal-hal yang sifatnya berkaitan dengan administrasi
Pemerintahan.
2. Subak
Subak di Bali seolah-olah lepas dari Banjar dan mempunyai kepala
sendiri. Orang yang menjadi warga Subak tidak semuanya sama dengan orang
yang menjadi anggota Banjar. Warga Subak adalah pemilik atau penggarap
sawah yang menerima air irigasi dari bendungan-bendungan yang diurus oleh
penduduk desa tersebut.
3. Seka
Dalam kehidupan masyarakat Bali, ada organisasi yang bergerak
dalam lapangan kehidupan yang khusus yaitu Seka. Organisasi ini bersifat
turun temurun, tetapi adapula yang bersifat sementara. Ada seka yang

fungsinya menyelenggarakan hal-hal atau upacara-upacara yang berkenaan


dengan desa, misalnya seka Baris (perkumpulan Tari Baris), Seka Teruna
Teruni (Seka tersebut seperti seka yang didirikan berdasarkan suatu kebutuhan
tertentu, misalnya Seka Memula (perkumpulan penuai padi), Seka Gong
(Perkumpulan

Gamelan).

Seka-seka

tersebut

biasanya

merupakan

perkumpulan yang terlepas dari organisasi Banjar maupun desa.


4. Gotong Royong (Ngupoin)
Meliputi aktivitas di sawah, seperti menanam, menyiangi ilalang,
menanam dan lain-lain. Dalam sekitar rumah tangga seperti memperbaiki atap
rumah, dinding rumah, memperbaiki sumur dan lain-lain. Dalam perayaanperayaan atau upacara-upacara yang diadakan oleh suatu keluarga atau dalam
peristiwa kecelakaan dan kematian. Ngupoin antar individu biasanya dilandasi
oleh pengertian bahwa bantuan tenaga yang diberikan wajib dibalas dengan
tenaga juga.

BAB IV
OBYEK WISATA DI PULAU BALI

A. Objek Wisata Alam


1. Tanah Lot
Tanah Lot merupakan sebuah objek wisata di Blai. Di Tanah Lot ada
dua pura yang terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas
tebing mirip dengan Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari Pura
Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi Pura Pulau Bali.
Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan penjaga laut.
Objek wisata Tanah Lot terletak di desa Beraben, Kecamatan Kediri,
Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Di sebelah utara pura Tanah
Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut.
Tebing ini menghubungkan

pura dengan daratan dan berbentuk seperti

jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk
melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari
untuk melihat keindahan sunset itu.
2. Danau Bedugul
Danau ini terletak di desa Cari Kuning, Kecamatan Batuniti,
Kabupaten daerah tingkat dua Tabanan. Karena di kaki bukit pada ketinggian
1.200 m diatas permukaan laut, sehingga daerah tersebut mempunyai suhu
cukup tinggi dan suhu rata-rata pada malam hari 18C dan suhu siang hari
mencapai 24C.
Bedugul terletak 29 km dari Kota Denpasar, menuju arah utara dengan
jalan menuju Singaraja. Bedugul terletak di pegunungan di pinggir danau
Beratan dengan dikelilingi oleh dusun-dusun di sekitarnya, seperti Taman
Tunda, Bukit Mangan, Tnadi Kuning dan Kembang Merta.
Setiap satu tahun sekali di Bedugul diadakan upacara Makelem yaitu
upacara membuang sesaji berupa kambing dan angsa sebagai upacara terima
kasih kepada Tuhan karena daerah ini mempunyai tanah yang subur sehingga
dapat menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan.
Danau Bedugul merupakan sebuah danau yang indah. Danau ini sangat
luas dan udaranya sangat sejuk. Di tempat ini terdapat tempat penyewaan jet
sky yang dapat digunakan untuk mengelilingi Danau Bedugul. Di tempat ini
terdapat pertokoan atau pusat perbelanjaan yang menjual souvenir-souvenir

dan pakaian khas Bali. Bedugul juga merupakan salah satu objek wisata yang
banyak diminati wisatawan.
3. Tanjung Benoa
Tanjung Benoa merupakan pantai berpasir putih. Ditempat ini
wisatawan disuguhi beranekaragam water sport, misalnya banana boat,
parasailing, diving dan speed boat. Tempat ini wisatawan juga dapat
berkunjung ke Pulau Penyu yaitu sebuah pulau kecil yang terdapat berbagai
macam penyu, dari ukuran yang paling kecil sampai yang paling besar.
Menurut masyarkat setempat, di Pulau Penyu hidup seekor penyu
berkepala manusia dan dianggap keramat oleh masyarakat Bali. Untuk dapat
mencapai Pulau Penyu kita dapat menyewa perahu motor yang telah tersedia
yang lumayan menguras kantong kita sebagai pelajar dan dengan waktu yang
telah ditentukan. Selain itu, Tanjung Benoa jgua terdapat berbagai fasilitas
antara lain restaurant dan hotel.
4. Pantai Kuta
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah
selatan Denpasar, ibukota Bali, Indonesia. Pantai Kuta terletak di Kabupaten
Badung.
Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara dan
telahl menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 70-an. Pantai
Kuta sering pula disebut sebagai pantai Matahari Terbenam (sunset beach).
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran, dan tempat pemandian
serta jemur diri.
B. Objek Wista Pendidikan
1. Museum Batik
Museum Bali adalah museum yang berada di Denpasar, Bali. Museum
Bali adalah museum penyimpanan peninggalan masa lampau manusia dan
etnografi. Koleksi museum terdiri dari benda-benda etnografi antara lain
peralatan dan perlengkapan hidup, kesenian, keagamaan, bahwa tulisan dan
lain-lainnya yang mencerminkan kehidupan dan perkembangan kebudayaan
Bali.
Eksterior dinding, halaman dan gerbang dirancang dengan gaya khas
puri atau kerajaan di Denpasar. Ada empat pavilion di kompleks museum.
Pavilion di kompleks museum. Pavilion di tempat ini mewakili berbagai
kabupaten di Bali.
Pada bagian utara terdapat pavilion Tabanan. Koleksi-koleksi yang
ditampilkan adalah peralatan tari seperti kostum tari, semua jenis topeng

untuk tarian topeng, wayang kulit, keris (pedang tradisional Bali) untuk tari
Calonarang dan juga beberapa patung kuno.
Di tengah kompleks tersebut berdiri pavilion Buleleng. Bangunan ini
memiliki gaya khas pura di Bali Utara. Anjungan ini memiliki koleksi pakaian
Bali termasuk kipas tradisional Bali.
Pavilion terakhir yang terletak di pintu masuk utama dimana akan
terlihat kulkul yang tinggil menjualng (peralatan tradisional untuk
mengumpulkan penduduk). Serta berbagai koleksi prasejarah lainnya. Disini
dapat terlihat peralatan yang digunakan oleh manusia selama masa berburu
dan bercocok tanam, budidaya dan periode metalik. Sedangkan lantai atas
pavilion ini menampilkan koleksi seni rupa Bali. Museum Bali adalah tempat
yang baik untuk belajar lebih banyak tentang Bali.
2. Universitas Udayana
Universitas Udayana disingkat UNUD adalah perguruan tinggi negeri
di Bali, Indonesia yang berdiri pada 29 September 1962. Rektor dari tahun
2015-2018 adalah Prof. Dr. dr. Ketut Swastika, Sp. PD-KEMD.
Cikal bakal UNUD adalah fakultas sastra Udayana Cabang
Universitas Airlangga yang diresmikan oleh Presiden Ir. Soekarno. Di buka
oleh J.M. Menteri P.P dan K. Prof. Dr. Priyono pada tanggal 29 September
1958 sebagaimana tertulis pada prasasti di Fakultas Sastra Jalan Nias,
Denpasar. Universitas Udayana secara sah berdiri pada tanggal 17 Agustus
1962 dan merupakan perguruan tinggi negeri tertua di daerah Provinsi Bali.
Sebelumnya sejak tanggal 29 September 1958 di Bali sudah berdiri sebuah
Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang dari Universitas Airlangga Surabaya.
Fakultas Sastra Udayana inilah yang merupakan embrio dari berdirinya
Universitas Udayana. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP No.
104/1962, tanggal 9 September 1962, Universitas Udayana secara sah berdiri
sejak tanggal 17 Agustus 1962. Tetapi oleh karena hari lahir Universitas
Udayana jatuh bersamaan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia maka perayaan Hari Ulang Tahun Universitas Udayana dialihkan
menjadi tanggal 29 September dengan mengambil tanggal peresmian Fakultas
Sastar yang telah berdiri sejak tahun 1958. Universitas Udayana memiliki 12
fakultas yaitu sebagai berikut :
1. Fakultas Sastra
2. Fakultas Kedokteran Umum
3. Fakultas Hukum
4. Fakultas Teknik
5. Fakultas Pertanian

6. Fakultas Peternakan
7. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
8. Fakultas Kedokteran Hewan
9. Fakultas Ekonomi
10. Fakultas Teknologi Pertanian
11. Fakultas Pariwisata
12. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
C. Objek Wisata Seni Budaya
1. Garuda Wisnu Kencana
Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan
Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal di Bali, I
Nyoman Nuarta. Patung ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi
ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia. Patung tersebut berwujud Dewa
Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pelindung yang mengendarai
burung garuda. Tokoh garuda dapat dilihat dikisah Garuda dan kerajaannya
yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk
menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa
Wisnu.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak
pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa
Dua

hingga Tanah Lot. Patung GWK ini merupakan simbol dari misi

penyelamatan lingkungan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga


dan baja seberat 400 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter.
2. Tari Kecak
Kecak secara kasar Keh-chahk, pengejaan alternative : ketjak,
ketjack adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama
menceritakan mengenai Ramayan dan dimainkan terutama oleh laki-laki.
Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak puluhan atau lebih penari laki-laki yang
duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan cak dan
mengangkat kedua lengan menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera
membantu Rama melawan Rahwana. Namun, kecak berasal dari ritual
Sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi
tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan
kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Pada penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotakkotak seperti papan catur melingkar pinggang mereka. Selain penari itu, ada
pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayan seperti Rama,
Shinta, Rahwana, Hanoman dan Sugriwa.

Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian Sanghyang. Selain itu, tidak
digunakan oleh musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada
kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
3. Pasar Seni Sokawati
Pasar Seni Sokawati merupakan salah satu pasar Tradisional yang
terletak sekitar 30 km arah timur Denpasar (40 menit perjalanan dari Kota). Di
tempat ini kita bias berbelanja sepuas mungkin untuk mendapatkan barangbarang sepuas mungkin untuk mendapatkan benda-benda yang kita inginkan.
Pasar ini sangat terkenal di Pulau Bali. Banyak para wisatawan baik dalam
negeri maupun asing datang ke tempat ini. Di pasar ini, harga yang
ditawarkan cukup mahal, tapi tak perlu khawatir, karena ditempat ini harga
dapat ditawar serendah mungkin. Di pasar ini segala jenis barang-barang yang
berkaitan dengan Pulau Bali mudah ditemukan. Selain itu, disini juga menjual
souvenir-souvenir dan pakaian-pakaian khas Bali.
Setiap kios di pasar ini mempunyai sesajen dengan aroma yang khas.
Mereka sangat percaya bahwa dengan adanya sesajen artinya kita melakukan
supaya usaha mereka berjalan dengan lancar.
4. Joger
Joger terletak di jalan raya Kuta, Kuta Bali, atau 3,5 km sebelah
utara Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Di tempat ini pengunjung dapat
membeli oleh-oleh berupa kaos Joger, sandal, jaket, tas dan pernak-pernik
lainnya. Harga barang-barangnya disini memang cukup mahal karena mutu
kualitasnya tidak diragukan lagi. Namun meski harganya mahal, Joger tidak
pernah sepi pengunjung.
Ciri khas kaos Joger yaitu pada kaos terdapat permainan kata-kata.
Sata kita harus memasuki tempat ini, kita harus melewati penjagaan yang
cukup ketat, para pengunjung harus menataati ketentuan-ketentuan yang
berlaku, seperti saat akan masuk pengunjung harus memakai stiker yang
bertuliskan VIP JOGER sebagai tanda masuk.
Joger hanya ada di Bali dan tidak buka cabang di tempat lain. Joger
akan tutup setiap pukul 18.00 WITA.
5. Krisna
Toko Krisna Oleh-oleh Bali berdiri untuk pertama kalinya pada
tanggal 16 Mei 2007 dedngan pendirinya bernama Bapak Gusti Ngurah Anom
yang sekaligus owner dari Cok Kompeksi salah satu pusat produksi baju kaos
Bali. Di bawah manajemen Cok Kompeksi inilah bermula sehingga pada
tahun 2007 berdirilah Krisna Blai yang bertempat di jalan Nusa Dua Indah
Nomor 79 Denpasar, Bali.

Selain Krisna Bali yang bertempat di jalan Nusa Indah juga terdapat
di 3 lokasi lain yaitu di jalan Nusa Kambangan, Jalan Sunset Road, Legian
dan jalan Raya Kuta sebelah patung Kereta (dekat Bandara). Lokasi di jalan
Nusa Kambangan merupakan akses yang cukup sulit karena sering macet dan
jalan masuk menuju lokasi juga tidak terlalu besar bila menggunakan bus. Di
Krisna Bali memiliki koleksi yang lengkap dengan motif-motif khas Bali
seperti kain khas Bali, souvenir, t-shirt dengan harga yang terjangkau,
makanan khas dan lainnya yang berbau khas dengan Bali.

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah menyusun karya tulis ini, maka penulis dapat menarik simpulan
yaitu :
1. Pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional karena memiliki keindahan
alam dan seni budaya yang sangat menarik serta masyarakat pulau Bali dapat
bersatu dengan alam pulau Bali.
2. Meskipun Bali banyak dimasuki oleh wisatawan mancanegara, tetapi
masyarakat Pulau Bali dapat terus menjaga kebudayaan asli mereka.
3. Objek-objek wisata Pulau Bali sangat menarik dan ramai pengunjung
wisatawan tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara.
4. Pulau Blai merupakan objek wisata alam yang sangat menawan, tidak
ketinggalan pula wisata belanjanya yang menjajakan hasil seni kerajinan dari
pulau Blai sendiri.
5. Pulau Bali merupakan asset daerah yang dapat menambah devisa Negara,
karena pulau Bali tidak pernah sepi pengunjugn baik dari dalam negeri
maupun luar negeri.
B. Saran
Saran-saran yang ingin disampaikan penulis dalam karya tulis ini antara
lain :
1. Hendaknya pemerintah Bali dan masyarakat Bali menjaga kebudayaan Blai
yang merupakan bagian dari warisan leluhur bangsa Indonesia.
2. Mempromosikan objek wisata yang ada di pulau Blai agar wisatawan
mancanegara datang ke Indonesia dan dapat meningkatkan devisa Negara dan
dapat mensejahterakan masyarakat Bali.
3. Sebagai bangsa yang kaya akan kesenian budayanya, kita wajib menjaga
keindahan alam adat istiadat bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Tim MGMP Bahasa Indonesia. 2014. Pedoman Penyusunan Karya Tulis. Pemalang :
SMA Negeri 3 Pemalang

Id.m.wikipedia.org
www.beritabali.com
nauperencanaan.com
oviefendi.wordpress.com
sewamobilmurahbali.com
www.kampus-info.com

LAMPIRAN

PETA BALI

TANAH LOT

DANAU BEDUGUL

TANJUNG BENOA

PANTAI KUTA

MUSEUM BALI

UNIVERSITAS UDAYANA

GARUDA WISNU KENCANA

TARI KECAK

PASAR SENI SOKAWATI

KRISNA

JOGER

Anda mungkin juga menyukai