Anda di halaman 1dari 4

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr atau 2,5 % berat badan pada

orang dewasa normal. Hati merupakan organ platis lunak yang tercetak oleh stujtur sekitarnya. Selain
merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya,
kerumitan dan ragam dan fungsinya. Berlokasi di abdomen bagian atas kanan dan dibalik rusukrusuk bagian bawah. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan hampir setiap fungsi
metabolik tubuh, dan khususnya bertanggung jawab atas lebih dari 500 aktivitas berbeda. Untunglah, hati
memiliki kapasitas cadangan yang besar, dan hanya dengan 10-20% jaringan berfungsi, hati mampu
mempertahankan kehidupan. Dekstruksi total atau pembumbuangan hati mengakibatkan kematian dalam 10
jam. Hati mempunyai kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Pada kebanyakan kasus, pengangkatan
sebagian hati, baik karena sel sudah mati atau sakit, akan diganti dengan jaringan baru.
Hati merupakan organ tubuh yang berkaitan erat dengan metabolisme protein dan asam amino,
lemak, dan karbohidrat. Hati juga berfungsi mensintetis protein plasma, faktor pembekuan, asam empedu,
katabolisme hormon dan sebagai organ detoksifikasi. Beberapa macam fungsi hati yaitu fungsi pengolahan
zat makanan yang diserap usus, fungsi penyimpanan & pembentukan zat yang diperlukan tubuh, dan
penetralan obat/racun.
Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang
berbahaya bagi tubuh. Hati juga menghasilkan faktor-faktor, protein, dan enzim pembekuan
darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan mineral. Empedu
merupakan suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke usus
halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan dan
digunakan untuk keperluan tubuh.
Dalam pekerjaannya, hati kita membuat beberapa produk, termasuk jenis protein
yang disebut sebagai enzim. Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah.
Tingkat produk tersebut dapat diukur dalam darah. Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh
penyakit dapat memungkinkan produk tersebut masuk ke aliran darah dalam tingkat yang
lebih tinggi. Jadi, tes yang mengukur tingkat produk ini disebut sebagai tes fungsi hati (liver
function test/LFT), dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada hati. Tes fungsi hati ini dapat
membantu dokter untuk mendiagnosa penyakit hati dan untuk melihat tingkat kerusakan lebih
berat ataupun pulih. Adapun produk yang biasa diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati,
yaitu :

ALT (Alanin Aminotransferase) atau dikenal sebagai SGPT (Serum

Glutamic Piruvat Transaminase)


AST (Aspartat Aminotransferase) atau dikenal sebagai SGOT (Serum

Glutamic Oksaloasetic Transaminase)


Fosfatase Alkali
GGT (Gamma-glutamil Transpeptidase) atau gamma GT
Billirubin
Albumin

Salah satu pemeriksaan yang penting dan biasa dilakukan untuk menguji fungsi hati
adalah pemeriksaan alkali fosfatase. Alkali fosfatase adalah suatu enzim yang terkait dengan
saluran empedu, sering kali meningkat jika terjadi sumbatan. Selain itu, peningkatan pada
alkali fosfatase dapat mendiagnosa penyakit sirosis dan kanker hati.
Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi
terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga
berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang
membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam
serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan
untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.
Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada
anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati,
mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut.
Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin
tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan
(tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan kadang-kadang keganasan pada hati atau
tulang tanpa matastase (isoenzim Regan).
Metode pengukuran kadar ALP umumnya adalah kolorimetri dengan menggunakan
alat (mis. fotometer/spektrofotometer) manual atau dengan analizer kimia otomatis.
Elektroforesis isoenzim ALP dilakukan untuk membedakan ALP hati dan tulang. Bahan
pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau plasma heparin.

d. Masalah Klinis

Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal) pada
sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada penyakitpenyakit radang, regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik. Peningkatan kadar
sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi saluran empedu ekstrahepatik (misalnya oleh
batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan peningkatan sampai 3 x lipat dapat
dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis kronik aktif, dan hepatitis oleh virus.
Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas osteoblastik
(pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit Paget. Jika ditemukan
kadar ALP yang tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah pubertas, hal ini adalah
normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk
membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan untuk membedakan penyakit
hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2 menandakan penyakit tulang.
Jika gambaran klinis tisak cukup jelas untuk membedakan ALP hati dari isoenzimisoenzim lain, maka dipakai pengukuran enzim-enzim yang tidak dipengaruhi oleh kehamilan
dan pertumbuhan tulang. Enzim-enzim itu adalah : 5nukleotidase (5NT), leusine
aminopeptidase (LAP) dan gamma-GT. Kadar GGT dipengaruhi oleh pemakaian alcohol,
karena itu GGT sering digunakan untuk menilai perubahan dalam hati oleh alcohol daripada
untuk pengamatan penyakit obstruksi saluran empedu.

PENINGKATAN KADAR : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati,
hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit
Paget, osteitis deforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia,
kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh obat : albumin
IV, antibiotic (eritromisin, linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin, metildopa
(Aldomet),

alopurinol,

fenotiazin,

obat

penenang,

indometasin

(Indocin),

prokainamid, beberapa kontrasepsi oral, tolbutamid, isoniazid, asam paraaminosalisilat.

PENURUNAN KADAR : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan


vit C), hipofosfatasia, anemia pernisiosa, isufisiensi plasenta. Pengaruh obat : oksalat,
fluoride, propanolol (Inderal)

https://aldianamaulidia.wordpress.com/2014/03/13/pemeriksaan-alkali-fosfatase/

D.N. Baron, alih bahasa : P. Andrianto, J. Gunawan, Kapita Selekta Patologi

Klinik, Edisi 4, EGC, 1990.


E.N. Kosasih & A.S. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik,

Edisi 2, Karisma Publishing Group, Tangerang, 2008.


Frances K. Widmann, alih bahasa : Siti B. Kresno, R. Gandasoebrata, J. Latu,

Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9, EGC, 1989.


Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 9,
EGC, Jakarta, 2007.

Anda mungkin juga menyukai