Referat Anestesi
Referat Anestesi
Referat Anestesi
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan kasih-Nya,
penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul Anestesi Regional ini dengan baik
dan tepat waktu. Tujuan dari penulisan referat ini adalah memenuhi sebagian syarat
kelulusan kepaniteraan klinik di bidang ilmu Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah
Karawang.
Selesainya referat ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan, terutama kepada pembimbing sekaligus
konsulen penulis yaitu dr. Ucu, Sp.An, dr. Ade, Sp.An, dan dr. Sabur, Sp.An, yang
telah membimbing dan memberi masukan yang membantu dalam penyusunan referat
ini. Terima kasih juga ditujukan kepada penata anastesi di ruang ok serta teman
teman sejawat yang telah membantu dalam penyelesaian referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan referat ini. Penullis berharap agar referat ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.
Trian Satrio
030.10.272
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Kata
Anestesi
diperkenalkan
ole
Oliver
Wendell
Holmes
yang
menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara karena pemberian obat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN ANESTESI REGIONAL
2.1. Definisi
hambatan konduksi
Blok sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok spinal, epidural, dan
kaudal.
2.
Blok perifer (blok saraf), misalnya anestesi topikal, infiltrasi lokal, blok
pleksus brakialis, aksiler, dan analgesia regional intravena
anastesia umum yaitu daerah sekitar tempat tusukan diteliti apakah akan
2.
Pemeriksaan fisik
Tidak dijumpai kelainan spesifik seperti kelainan tulang punggung
3.
1.
2.
3.
Jarum spinal
Jarum spinal dengan ujung tajam (ujung bambu runcing/
Quinckebabcock) atau jarum spinal dengan ujung pinsil (pencil
point Whitecare)
Gambar 2. A. jarum spinal ujung tajam (Quincke-Babcock), B jarum spinal ujung pinsil
(Whitecare)
2.
3.
4.
5.
Cara tusukan median atau paramedian. Untuk jarum spinal besar 22G,
23G, 25G dapat langsung digunakan. Sedangkan untuk yang kecil
27G atau 29G dianjurkan menggunakan penuntun jarum yaitu jarum
suntik biasa semprit 10cc. Tusukkan introduser sedalam kira-kira 2cm
agak sedikit kearah sefal, kemudian masukkan jarum spinal berikut
mandrinnya ke lubang jarum tersebut. Jika menggunakan jarum tajam
(Quincke-Babcock) irisan jarum (bevel) harus sejajar dengan serat
duramater, yaitu pada posisi tidur miring bevel mengarah keatas atau
kebawah, untuk menghindari kebocoran likuor yang dapat berakibat
timbulnya nyeri kepala pasca spinal. Setelah resistensi menghilang,
mandarin jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi
obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan (0,5ml/detik) diselingi
aspirasi sedikit, hanya untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik.
Kalau anda yakin ujung jarum spinal pada posisi yang benar dan
likuor tidak keluar, putar arah jarum 90 biasanya likuor keluar. Untuk
analgesia spinal kontinyu dapat dimasukan kateter.
6.
2.
3.
Bupivakaine (markaine) 0.5% dlm air: berat jenis 1.005, sifat isobarik,
dosis 5-20mg (1-4ml)
4.
penyebaran
obat
anestesi
lokal
dalam
cairan
10
menyebabkan
penyebaran
dominan
ke
sakral
jika
2. Nyeri punggung
3. Nyeri kepala karena kebocoran likuor
4. Retensio urine
5. Meningitis
2.2.2
Anestesia Epidural(4)
Anestesia atau analgesia epidural adalah blokade saraf dengan
menempatkan obat di ruang epidural. Ruang ini berada diantara
ligamentum flavum dan duramater. Kedalaman ruang ini rata-rata 5mm dan
dibagian posterior kedalaman maksimal pada daerah lumbal.
Obat anestetik di lokal diruang epidural bekerja langsung pada akar
saraf spinal yang terletak dilateral. Awal kerja anestesi epidural lebih lambat
dibanding anestesi spinal, sedangkan kualitas blockade sensorik-motorik
juga lebih lemah.
Gambar 6. Lokasi epidural anestesi
pasien.
Keuntungan epidural dibandingkan spinal :
1. Bisa segmental
2. Tidak terjadi headache post op
3. Hypotensi lambat terjadi
4. Dapat mengatasi post op paint
13
2.
3.
Reaksi sistemis
2.
3.
4.
Mual muntah
14
epidural
sampai
terasa
menembus
jaringan
keras
15
Melipat Lutut
++
+
-
Melipat Jari
++
++
+
16
Blok lengkap
2.
Bupivakain (Markain)
Konsentrasi 0.5% tanpa adrenalin, analgesianya sampai 8 jam. Volum
yang digunakan <20ml.
Komplikasi:
1.
2.
3.
4.
2.2.3
Anestesia Kaudal(4)
Anestesi kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena
kanalis kaudalis adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat
ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus sakralis. Hiatus sakralis ditutup
oleh ligamentum sakrokoksigeal tanpa tulang yang analog dengan gabungan
antara
ligamentum
supraspinosum,
ligamentum
interspinosum,
dan
Indikasi
Bedah daerah sekitar perineum, anorektal misalnya hemoroid, fistula
paraanal.
Teknik
17
18
Bila terjadi spinal tinggi atau high spinal (blok pada cardioaccelerator
fiber di T1-T4), dapat menyebabkan bardikardi sampai cardiac arrest.
2. Efek Respirasi:
-
Bila terjadi spinal tinggi atau high spinal (blok lebih dari dermatom T5)
mengakibatkan hipoperfusi dari pusat nafas di batang otak dan
menyebabkan terjadinya respiratory arrest.
3. Efek Gastrointestinal:
-
Mual
muntah
menyebabkan
parasimpatis
akibat
blok
neuroaksial
hiperperistaltik
dikarenakan
oleh
sebesar
gastrointestinal
simpatis
yg
20%,
akibat
terblok.
sehingga
aktivitas
Hal
ini
19
1.
2.
20
BAB III
KESIMPULAN
Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh
sementara pada impuls syaraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh
diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian
atau seluruhnya akan tetapi pasien tetap sadar.
Anestesi regional terbagi atas blok sentral dan blok perifer. Blok sentral atau
yang sering disebut sebagai blok neuroaxial terdiri dari blok spinal, epidural, kaudal
maupun kombinasi antara spinal dan epidural. Disebut sentral karena lokasi blokade
terletak pada nerve root pada garis tengah tubuh. Anestesi tersebut dapat diberikan
pada tindakan yang melibatkan tungkai bawah, panggul, dan perineum. Anestesi ini
juga digunakan pada keadaan khusus seperti bedah endoskopi urologi, bedah rektum,
perbaikan fraktur tulang panggul, bedah obstetri, dan bedah anak.
Blok perifer terdiri dari blok saraf yang merupakan metode blokade dengan
cara menyuntikan langsung obat anestetik lokal pada saraf perifer yang ingin di
blokade misalnya blokade plexus brachialis pada operasi bagian ekstrimitas superior.
Blok regional menggunakan jalur intravena sedikit berbeda karena pada blokade
regional lainnya disuntikan langsung pada saraf tetapi metode ini menggunakan jalur
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR, Petunjuk Praktis Anestesiologi: Edisi
Kedua. 2010. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.
2. Soenarjo, Jatmiko HD, edt. Anestesiologi. 2010. Semarang : Bagian
anestiologi dan terapi intensif FKUNDIP/RSUP Dr.Kariadi. p309-30.
3. Soenarto RF, Chandra S, edt. Buku Ajar Anestesiologi 1st edition. 2012.
Jakarta : Departemen Anestesiologi dan Intensive Care FKUI/RSCM.p.45178.
4. Lunn JN. Catatan Kuliah Anestesi. 2005. Jakarta : EGC. p143-57
5. Mangku G, et al, edt. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. 2010. Jakarta
: Indeks.p.114-33.
6. Robyn Gmyrek, MD, Maurice Dahdah, MD, Regional Anaesthesia, Updated:
Aug 7, 2009. Accessed on 20th july 2014 at www.emedicine.com
22