Anda di halaman 1dari 19

2.

1 Dasar Teori
2.1.1. Angka Reynolds
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersi terhadap
gaya viskos yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi
aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda,
misalnya laminar, transisi atau turbulen. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (1842
1912) yang mengusulkannya pada tahun 1883.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting dalam
mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, untuk
memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip
secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki
nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.
NRe=

VD

Dimana :
V= kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)
D= adalah diameter dalam pipa (m)
= adalah masa jenis fluida (kg/m3)
= adalah viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/ m2)
Aliran fluida dapat diaktegorikan :
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu
lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton, yaitu :
=

du
dy

2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu

karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang


mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka
turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh
fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran.
3. Aliran transisi
Aliran Transisi Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran
turbulen. Ketika kecepatan aliran itu bertambah atau viskositasnya berkurang (dapat
disebabkan temperatur meningkat) maka gangguan-gangguan akan terus teramati dan semakin
membesar serta kuat yang akhirnya suatu keadaan peralihan tercapai. Keadaan peralihan ini
tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang menyangkut geometri aliran
dimana nilai bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai dengan 4000.
Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds) diasumsikan/dikategorikan
laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2300, Untuk aliran
transisi berada pada pada bilangan Re 2300 dan 4000 biasa juga disebut sebagai bilangan
Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
2.1.2. Klasifikasi Jenis Pompa
A. Definisi Pompa
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu
tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan
cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran.Hambatanhambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau
hambatan gesek.Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian
yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non
positive displacement pump)

1. Pompa pemindah positif (positive displacement pump).


Pompa positive displacement bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu,
berupa energi kinetik, pada volume fluida yang tetap dari sisi inlet menuju titik outlet
pompa. Prinsip kerja tersebut sangat berbeda dengan pompa dinamik, yang

secara teori pompa positive displacement akan menghasilkan debit aliran yang
tetap pada RPM tertentu meskipun tekanan keluaran pompa berubah-ubah.
Yang termasuk dalam kelompok pompa pemindah positif antara lain:
a.Pompa Reciprocating
Pompa Reciprocating merupakan suatu pompa yang dapat mengubah
energi mekanis menjadi energi aliran fluida dengan menggunakan piston yang dapat bergerak
bolak-balik didalam silinder.
-Pompa torak/piston
Pompa ini menggunakan piston untuk menghisap dan mendorong fluida kerja.
Jumlah dari piston tergantung dari desain pabrikan yang menyesuaikan pula
dengan kebutuhan sistem. Semakin sedikit jumlah piston pada pompa piston,
maka akan semakin tidak stabil pula besar debit aliran air yang keluar dari
pompa ini. Untuk mendapatkan aliran fluida yang stabil dapat dipergunakan
pressure relief valve atau pompa dengan piston lebih banyak.

-Pompa plunger
Pompa jenis ini mirip dengan pompa piston. Yang membedakan adalah pompa ini
tidak menggunakan piston, bagian pompa yang mendorong fluida tidak secara
penuh memenuhi ruangan silinder.

Pompa reciprocating terdiri dari banyak jenis dan diklasifikasikan


berdasarkan kriteria yang bermacam-macam. Adapun keuntungan dan
kerugian dalam menggunakan pompa reciprocating adalah:
Keuntungan dari Pompa Reciprocating:
a.Efisiensi lebih tinggi.
b.Dapat digunakan langsung tanpa memerlukan pancingan.
c.Bila bekerja pada kecepatan konstan, pompa ini akan mempunyai kapasitas dan
tekanan yang konstan pula.
d.Pompa ini cocok untuk penggunaan head yang tinggi dan kapasitas rendah.

Kerugian dari Pompa Reciprocating:

a.Konstruksi lebih rumit.


b.Keadaan efisiensi yang tinggi tidak akan didapat lagi bila pompa beroperasi pada
kondisi yang tidak sesuai.
b.Pompa Diaphragma
Pompa diafragma adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak ke cairan
melalui batang penggerak yang bergerak bolak-balik untuk menggerakan diafragma sehingga
timbul isapan dan penekanan secara bergantian antara katup isap dan katup tekan.
Kelebihan : Keuntungan pompa diafragma ini adalah hanya pada diafragma saja
yang

bersentuhan

dengan

fluida

yang

ditransfer

sehingga

mengurangi

kontaminasi dengan bagian lain terutama bagian penggerak.

c.Pompa Rotari
Pompa putar adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak ke
cairan menggunakan elemen yang bergerak berputar didalam rumah (casing).
Fluida ditarik dari reservoir melalui sisi isap dan didorong melalui rumah pompa
yang tertutup menuju sisi buang pada tekanan yang tinggi. Berapa tekanan fluida
yang akan keluar pompa tergantung pada tekanan atau tahanan aliran sistem.
Sedangkan debit yang dihasilkan tergantung pada kecepatan putar dari elemen
yang berputar. Elemen yang berputar ini biasanya disebut sebagai rotor.
Keuntungan:
dari tipe ini adalah efisiensi yang tinggi karena secara natural ia mengeluarkan
udara

dari

pipa

mengeluarkan

alirannya,
udara

dan

mengurangi
tersebut

kebutuhan
secara

pengguna

untuk

manual.

Kelemahan:
karena sifat alaminya maka clearence antara sudu putar dan sudu pengikutnya
harus sekecil mungkin, dan mengharuskan pompa berputar pada kecepatan yang
rendah dan stabil. Apabila pompa bekerja pada kecepatan yang terlalu tinggi,
maka fluida kerjanya justru dapat menyebabkan erosi pada sudu-sudu pompa.

-Pompa vane
Vane Pumps ini merupakan jenis pompa yang dapat menangani cairan
viskositas sedang. Pompa ini unggul dalam viskositas rendah seperti gas LPG
(propana), ammonia, pelarut, alkohol, minyak bahan baker, bensin dan refrigeran.
Pompa ini mempunyai kontak logam untuk logam internal dan self

kompensasi untuk dipakai, sehingga memungkinkan bagi pompa untuk


mempertahankan kinerja puncak atas cairan pelumas. Meskipun efisiensinya turun dengan
cepat, pompa ini dapat digunakan sampai 500cps
Adapun keuntungan dan kerugian dari pada pompa baling adalah, sebagai
berikut:
Keuntungan:
-Menangani kecilnya kapsitas pada tekanan yang relatif lebih tinggi
-Mengkompensasi keausan melalui perpanjangan baling-baling.
-Kadang-kadang pilihan untuk pelarut LPG.
Kerugian:
-Tidak cocok untuk tekanan tinggi.
-Tidak cocok untuk viskositas tinggi.

-Pompa lobe
Pompa lobe banyak dipakai terutama di industri pulp,kertas, kimia,
makanan, minuman, farmasi,bioteknologi, dll. Pompa jenis ini memiliki
keunggulan yaitu higienis, efisiensi tinggi, handal dan tahan korosi. Karena
antar bagian lobe dan casing tidak salingbergesekan dan ruang antar lobe
yang besar memungkinkan pompa lobe untuk menghandle fluida yang
mengandung padatan. Ada berbagai tipe berdasarkan jumlah lobenya,
single, biwing, trilobe, dan multi lobe.Terdapat dua rotor cuping di dalam
casing pompa, yang keduanya digerakkan oleh sumber penggerak dan diatur
sedemikian rupa oleh roda gigi yang berada di luar bodi pompa sehingga kedua
rotor berputar seirama. Putaran dari rotor ini menimbulkan ruang kosong
sehingga fluida dapat masuk ke dalamnya dan ikut berpindah ke sisi outlet. Pada
sisi outlet kedua cuping rotor bertemu sehingga menutup rongga yang ada dan
mendorong fluida kerja keluar melalui outlet pompa.

-Screw Pumps atau Pompa Sekrup.


Pompa jenis ini mempunyai satu, dua atau tiga sekrup yang berputar di
dalam rumah pompa yang diam. Tersedia sejumlah besar desain untuk berbagai penggunaan.
Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di dalam sebuah stator atau
lapisan (linier) heliks dalam (internal helix stator)
Pompa dua sekrup atau tiga sekrup masing-masing mempunyai satu atau
dua sekrup bebas (idler). Aliran melalui ulir-ulir sekrup, sepanjang sumbu sekrup, sekrup sekrup yang berlawanan dapat dipakai untuk meniadakan dorongan aksial pada pompa.

Adapun kelebihan dari pompa ini adalah:

Efisiensinya totalnya tinggi (70 % 80%)


Ukuran pompa relatif kecil, ringan karena rotor dapat bekerja pada putaran
Tinggi

Aliran hampir benar-benar uniform.


Getarannya relatif kecil.
Kapasitas isapnya baik sekali.
Dapat beroperasi dalam berbagai posisi, horizontal, vertikal, miring dan lain-lain.

-Pompa roda gigi


Pada pompa ini roda gigi mampu digunakan untuk memompa cairan yang
mempunyai viskositas rendah hingga tinggi.Pompa roda gigi terdiri dari roda gigi penggerak
dan roda gigi yang digerakkan. Konstruksinya bisa external ataupun juga internal.
Pompa ini umumnya dipakai sebagi pompa minyak pelumas.
Kebaikan pompa roda gigi adalah:
Alirannya seragam.
Konstruksi sederhana.
Kapasitasnya relatih besar dibanding ukuran pompa yang kecil.
Instalasi sederhana

2. Pompa kerja dinamis (non positive displacement pump)


Pompa dinamik terdiri dari satu impeler atau lebih yang dilengkapi dengan sudu-sudu,
yang dipasangkan pada poros-poros yang berputar dan menerima energi dari motor penggerak
pompa serta diselubungi dengan sebuah rumah (casing). Fluida berenergi memasuki impeler
secara aksial, kemudian fluida meninggalkan impeler pada kecepatan yang relatif tinggi dan
dikumpulkan didalam volute atau suatu seri laluan diffuser, setelah fluida dikumpulkan di
dalam volute atau diffuser terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan, yang
diikuti dengan penurunan kecepatan. Sesudah proses konversi ini selesai kemudian fluida
keluar dari pompa melalui katup discharge.
Yang termasuk dalam kelompok pompa kerja dinamis antara lain:
a.Pompa kerja khusus
-Pompa Jet
Jet pump adalah pompa yang mempunyai prinsip kerja dimana sebagian debit pompa
yangkeluar dikembalikan ke saluran isap. Sebagian debit dari pompa sentrifugal akan

dikembalikanke jet pump yang nantinya akan digunakan sebagai primary flow untuk
mendorong fluida padasecondary flow ke atas. Nozzle merupakan salah satu bagian utama
yang perlu diperhatikan danakan berpengaruh pada efisiensi jet pump. Fungsi nozzle secara
umum adalah untuk meningkatkan kecepatan aliran fluida yang diikuti dengan penurunan
tekanan.
-Pompa Hydran
Pompa hydrant elektrik adalah pompa utama pada jaringan instalasi fire hydrant yang
fungsinya memasok air dari groundtank (tandon reservoir) ke pipa pipa dalam saluran fire
hydrant sampai ke ujung pengeluaran (nozzle) pada hydrant pillar untuk luar gedung atau
hydrant box yang ada di dalam gedung saat terjadi kebakaran pada area yang diproteksi.
-Pompa Elektromagnetik
Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam dengan jalan
menggunakan gaya elektromagnetik. Prinsip kerja nya menggerakan fluida dengan gaya
elektromagnetik yang disebabkan medan magnetik yang dialirkan

b.Pompa Sentrifugal(Centrifugal Pumps)


Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk
memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler
akan ikut berputar karena dorongan sudusudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat
cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudut dan meninggalkan
impeler dengan kecepatan yang tinggi.
Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir
melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi
perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens
keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair
dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudusudu menjadi vakum sehingga zat cair akan
terisap masuk. Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar
(tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa.

Gambar 2.1. Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal.

Keuntungan Pompa sentrifugal dibandingkan dengan pompa jenis lain


1. Berat total lebih ringan
2. Kontruksinya ringan dan praktis
3. Debit airnya kontinyu
Kerugian Pompa sentrifugal dibanding dengan jenis pompa lain
1. Efisiensinya lebih rendah jika dibanding dengan pompa plunger atau torak
2. Perlunya pancingan bila akan dioperasikan, hal ini disebabkan karena adanya
ruangan bebas atau rongga anatara sudu-sudu atau impeler dengan rumahnya
(cashing)
3. Kecuali reservoir hisap lebih tinggi dari letak pompa maka tidak perlu
pemancingan pompa

Bagian bagian pompa sentrifugal


Secara umum bagianbagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat

seperti gambar berikut :

Gambar 2.2. Bagianbagian Pompa Sentrifugal

a. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.
b. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros.
c. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat
kedudukan impeller dan bagianbagian berputar lainnya.
d. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing
box.
e. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
f. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).
g. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
h. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada
cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus
akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
i. Chasing Wear Ring
Chasing Wear Ringberfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan
impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing
dengan impeller.
j. Discharge Nozzle
Discharge Nozzle berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari impeller. Di dalam nosel ini
sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.

Klasifikasi Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu :


A.
Menurut jenis aliran dalam impeler
1. Pompa aliran radial
Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang
keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).

Gambar 2. Pompa Sentrifugal Aliran Radial


2. Pompa aliran campur
Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan bergerak
sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen kecepatannya
berarah radial dan aksial

Gambar 3. Pompa Sentrifugal Aliran Campur


3. Pompa aliran aksial
Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang
permukaan silinder (arah aksial)

Gambar 4. Pompa Aliran Aksial


B.

Menurut Jenis Impeler


1. Impeler tertutup
Sudusudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan ,
digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit
mengandung kotoran.
2. Impeler setengah terbuka
Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup
disebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit
mengandung kotoran misalnya : air yang mengandung pasir, zat cair yang
mengauskan, slurry, dll.
3. Impeler terbuka
Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang.
Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat
sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak

C.

mengandung kotoran.
Menurut Bentuk Rumah
1. Pompa volut
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga
kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.

Gambar 5. Pompa Volut


2. Pompa diffuser
Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah
keong.

Gambar 6. Pompa Diffuser


3. Pompa aliran campur jenis volut
Pompa ini mempunyai impeler jenis aliran campur dan sebuah rumah
D.

volut.
Menurut Jumlah Tingkat

1. Pompa satu tingkat


Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulkan
hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah.
2. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara berderet
(seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler pertama
dimasukkan ke impeler berikutnya dan seterusnya hingga impeler terakhir.
Head total pompa ini merupakan jumlahan dari head yang ditimbulkan
oleh masingmasing impeler sehingga relatif tinggi.
E.

Menurut Letak Poros


Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros horisontal dan
poros vertikal seperti pada gambar berikut ini :
1. Poros vertikal

Gambar 7. Pompa Vertikal


2. Poros horisontal

1.2.3

Gambar 8. Pompa Vertikal


Karakteristik Sistem Pemompaan
Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi
tekanan karena ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam bentuk losis.

Efisiensi pompa adalah suatu faktor yang dipergunakan untuk menghitung


losis ini. Efisiensi pompa terdiri dari :
a) Efisiensi hidrolis, memperhitungkan losis akibat gesekan antara cairan
dengan impeler dan losis akibat perubahan arah yang tibatiba pada
impeler.
b) Efisiensi volumetris, memperhitungkan losis akibat resirkulasi pada
ring, bush, dll.
c) Efisiensi mekanis, memperhitungkan losis akibat gesekan pada seal,
packing gland,bantalan, dll.
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun
dapat juga dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi pompa
akan mencapai maksimum pada designed point tersebut, yang dinamakan
dengan titik BEP.Untuk kapasitas yang lebih kecil atau lebih besar efisiensinya
akan lebih rendah. Efisiensi pompa adalah perbandinga antara daya hidrolis
pompa dengan daya poros pompa.
=

PH
Ps

1.2.4 OPERASI Tunggal, Seri dan Pararel Pump


a. Susunan Tunggal

Pompa yang digunakan hanya satu pompa karena head dan kapasitas yang
diperlukan sudah terpenuhi.

b. Susunan Seri
Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh
satu pompa, maka

dapatdigunakan lebih dari satu pompa yang disusun

secara seri.Penyusunan pompa


berikut :

secara seri dapat digambarkan sebagai

c. Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang
tidak dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa
cadangan yang akan dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki.
Penyusunan pompa secara paralel dapat digambarkan sebagai berikut :

1.2.4

Hukum Bernouli

Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua


bentuk persamaan

Bernoulli; yang

pertama berlaku

untuk aliran

tak-

termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida


termampatkan (compressible flow).
Aliran Tak-termampatkan

Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida taktermampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli
untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:

di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai


berikut:

Aliran bersifat tunak (steady state)

Tidak terdapat gesekan (inviscid)

Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:

Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan
adalah sebagai berikut:

di mana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan
maka
= entalpi fluida per satuan massa

Catatan:
, di mana adalah energi termodinamika per satuan
massa, juga disebut sebagai energi internal spesifik.

1.2.5 Neraca Energi Dalam Aliran Fluida Dalam Pipa

Neraca energi didasarkan pada hukum kekekalan energi yaitu: energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya berubah dari suatu bentuk energi ke bentuk lainnya
atau dipindahkan dari suatu obyek ke obyek lainnya.

Fluida mengalir dari posisi fluida berenergi tinggi ke posisi fluida yang berenergi lebih
rendah. Dalam aliran fluida, ada beberapa bentuk energi, yaitu:
1. Energi yang dibawa fluida
- Energi dakhil atau energi dalam (U) yaitu merupakan besaran intrisit yang
besarnya tergantung pada sifat dasar fluida.
mgz

- Energi potensial (

) energi yang dimiliki fluida karena elevasinya. Energi yang

berasal dari gaya gravitasi. Besarnya energi potensial = mgZ, dengan Z adalah tinggi posisi
titik yang ditinjau
1
2

- Energi kinetik (

mv 2

) energi yang dimiliki fluida karena gerakannya. Energi yang

berasal dari gerakan, yang besarnya = mv2, dengan v adalah kecepatan linear fluida.
- Energi tekan (

Pv

) energi yang dimiliki oleh fluida karena keberadaanya

dalam sistem.
2. Energi yang dipindahkan antara fluida dengan lingkungan meliputi:

Kerja sumbu (W)


Nilai w positif bila lingkungan dikenai kerja

Energi panas

Simbolnya Q. Pada aliran fluida, kadang-kadang tidak ada efek panasnya. Nilai q
positif bila panas dari lingkungan

Energi yang hilang karena gesekan (lost work by friction)


Simbolnya sering lwf atau ef.

Neraca energi (keadaan steady state)


Energi masuk = Energi keluar

U1

1
1
mv12 mgz1 PV
mv22 mgz 2 PV
1 1 q w U2
2 2
2
2

1
(U 2 U1 ) ( mv22 mv12 ) mg ( z2 z1 ) ( PV
2 2 PV
1 1) q w
2
U (

1
mv 2 ) ( mgz ) ( PV ) q w
2

Dari thermodinamika:

(1)

(2)

(3)

H U PV
H U ( PV )

(4)

Sehingga pers. (3) menjadi,

H (

1
mv 2 ) ( mgz ) q w
2

(5)

Sebagai alternative,
2

U TdS P ( dV ) d Adm A B dmB .....


1

: heat effects
P ( dV )

: compression effects

d
: surface effects diabaikan

A dmA
: chemical effects diabaikan

PdV

VdP

(8)

Substitusi pers (6), (7), (8) ke (3)

(7)

TdS q (lw )

(lw) energi hilang

(6)

TdS

( PV )

VdP (

1
mv 2 ) ( mgz ) w lw
2

Untuk fluida incompressible ( tetap)

mVdP (

V P (

1
mv 2 ) ( mgz ) w lw
2

l
1 2
w
v ) ( gz )
w
2
m
m

l
P
v 2
w

z
w
g
2g
mg
mg

(energi/berat) (panjang)

P
v 2

z Ws F
g
2g
Sehingga untuk incompressible fluid (cairan),

P1
v12
P2
v22

z1 Ws F

z2
g 2g
g 2g
Persamaan Bernoulli

P
g

: pressure head, satuan panjang

v2
2g
: velocity head, satuan panjang

z
F

(energi/waktu)

: potensial head (static head), satuan panjang


: friction head, satuan panjang
: work head, satuan panjang

Anda mungkin juga menyukai