Anda di halaman 1dari 95

Pengisian SPT Tahunan

PPh Badan

Kantor Wilayah DJP Kalimantan Selatan dan Tengah


Direktorat Jenderal Pajak
2012

APA YANG DIMAKSUD


SPT TAHUNAN PPh?

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan


Pajak Penghasilan (PPh)
merupakan formulir yang digunakan Wajib Pajak (WP)
untuk melaporkan penghitungan
dan/atau pembayaran PPh, objek pajak PPh,
bukan objek pajak PPh, harta dan kewajiban.

MENGAPA KITA WAJIB MENGISI


DAN MENYAMPAIKAN SPT
TAHUNAN PPh ?

Setiap WP yang telah memenuhi persyaratan


SUBJEKTIF dan OBJEKTIF WAJIB :

Mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP dan

Wajib MENGISI SPT dengan benar, lengkap,


dan jelas, dan menandatangani serta

MENYAMPAIKANNYA ke kantor DJP tempat WP


terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain
yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak

(Pasal 2 dan 3 UU No.6 Tahun 1984 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan stdd UU No.16 Tahun 2009 (UU KUP))

Pengambilan Formulir
SPT Tahunan PPh Badan
1

3
AMBIL
SENDIRI

DOWNLOAD
/ UNDUH

www.pajak.go.id

KPP / KP2KP

AMBIL
SENDIRI DI
2

Mobil Pajak Keliling / Pojok Pajak

BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN

April
2013

30

ATAU

(PASAL 3 AYAT (3) HURUF c, UU KUP)

4 BULAN SETELAH
TAHUN BUKU BERAKHIR
(BAGI WP YANG TAHUN
BUKUNYA TIDAK SAMA
DENGAN TAHUN
TAKWIM)

SUBJEK PAJAK

(Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU Pajak Penghasilan (PPh))

SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI


DAN LUAR NEGERI

(Pasal 2 ayat (3) UU PPh)

SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI

(Pasal 2 ayat (3) UU PPh)

SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI

BUT menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia yang


dapat berupa:
tempat kedudukan manajemen, cabang perusahaan, kantor
perwakilan, gedung kantor, pabrik, bengkel, gudang, ruang untuk
promosi dan penjualan, pertambangan dan penggalian sumber alam,
wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi, perikanan,
peternakan,
pertanian,
perkebunan,atau
kehutanan,
proyek
(Pasal
2 ayat (4)dll
dan (5) UU PPh)
konstruksi,

KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF


SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI

Apabila kewajiban pajak subjektif OP yang


bertempat tinggal atau yang berada di
Indonesia hanya meliputi sebagian dari
tahun pajak, maka bagian tahun pajak
tersebut menggantikan tahun pajak

(Pasal 2A UU PPh)

YANG TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK


kantor perwakilan negara asing;
pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau
pejabat-pejabat lain dari negara asing dan orang-orang
yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada
dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan
syarat bukan warga negara Indonesia (WNI) dan di
Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan
di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara
bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;
organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan
tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk
memperoleh penghasilan dari Indonesia selain
memberikan pinjaman kepada pemerintah yang
dananya berasal dari iuran para anggota;
pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional
sebagaimana dimaksud di atas, dengan syarat bukan
(Pasal
3 UUdan
PPh) tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau
WNI

Wajib Pajak Badan


Sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang
tidak melakukan usaha yang meliputi :
Perseroan Terbatas (PT), perseroan komanditer (CV),
perseroan lainnya, badan usaha milik negara
(BUMN), badan usaha milik dearah (BUMD), firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap (BUT).
(Penjelasan Pasal 2 ayat (1) huruf b UU PPh)

12

KLASIFIKASI
PENGHASILAN

OBJEK PAJAK

OBJEK PAJAK FINAL


(Pasal 4 ayat (2) UU PPh)

NON OBJEK PAJAK


(Pasal 4 ayat (3) UU PPh)

OBJEK PAJAK NON FINAL


(Pasal 4 ayat (1) UU PPh)

Objek Pajak (Penghasilan)


Setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh WP,
baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan WP yang
bersangkutan, dengan nama dan
dalam bentuk apapun.
(Pasal 4 ayat (1) UU PPh)

Penghasilan Yang Merupakan


Objek Pajak

a. Penghasilan dari pekerjaan atau jasa yang


diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi,
uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya,
kecuali ditentukan lain dalam undang-undang;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan
dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena
pengalihan harta;
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang
telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran
tambahan pengembalian pajak;
Pasal
ayat (1)
UU PPh)premium, diskonto, 15dan imbalan
f. 4
bunga
termasuk
karena jaminan pengembalian utang;

Penghasilan Yang Merupakan


Objek Pajak (lanjutan)
g. dividen;
h. royalti ;
i. sewa & penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta;
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran
berkala;
k. keuntungan karena pembebasan utang,
kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;
m.selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. premi asuransi;

Pasal 4 ayat (1) UU PPh)

Penghasilan Yang Merupakan


Objek Pajak (lanjutan)
o. iuran yang diterima/diperoleh perkumpulan dari
anggotanya

yang

terdiri

dari

WP

yang

menjalankan usaha/pekerjaan bebas;


p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari
penghasilan yang belum dikenakan pajak;
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r. imbalan bunga sesuai UU KUP; dan
s. surplus Bank Indonesia

asal 4 ayat (1) UU PPh)

Karakteristik PPh Final


PPh final (dibayar sendiri atau dipotong
pihak lain) tidak dapat dikreditkan.
Biaya-biaya
yang
digunakan
untuk
menghasilkan, menagih, dan memelihara
(3M) penghasilan yang dikenakan PPh
final tidak dapat dikurangkan dalam
memperhitungkan PPh terutang pada
akhir tahun (dalam SPT Tahunan PPh).
Penghasilan yang dikenakan PPh final
tidak digabung dalam penghitungan
pajak akhir tahun, tapi cukup dilaporkan
saja.

Penghasilan yang dikenai PPh


Final
a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan
lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan
bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi orang pribadi;
b. penghasilan berupa hadiah undian;
c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas
lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di
bursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal
ventura;
d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa
tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi,
usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
bangunan; dan
e. penghasilan tertentu lainnya.

(Pasal 4 ayat (2) UU PPh)

19

Penghasilan Yang Dikecualikan Dari


Objek Pajak

a.

1.
bantuan atau sumbangan, termasuk zakat
dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
ditentukan pemerintah;
2. harta hibahan, sesuai dengan ketentuan undangundang perpajakan
b. warisan;
c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan
sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti
penyertaan modal;
d. natura dan/atau kenikmatan dari WP atau Pemerintah;
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada OP yaitu:
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,
asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
f. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
PT sebagai WP dalam negeri, koperasi, BUMN, atau
BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia
20
asal 4 ayatdengan
(3) UU PPh)
syarat tertentu;

Penghasilan Yang Dikecualikan Dari


Objek
Pajak
(lanjutan)
h.
penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam
bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan;
i.

bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan


komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi;

j.

penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura;

l.

beasiswa;

m.

sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian
dan pengembangan dengan syarat tertentu;

n.

bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial kepada WP tertentu;

Pasal 4 ayat (3) UU PPh)

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN


DARI PENGHASILAN
BRUTOmenagih, dan
Biaya
untuk mendapatkan,
memelihara penghasilan termasuk:
Biaya yang secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan kegiatan usaha;
Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi;
Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan (untuk OP);
Kerugian karena penjualan atau pengalihan
harta;
Kerugian dari selisih kurs;
Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan
yang dilakukan di Indonesia;
(Pasal 6 UU PPh)

22

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN


DARI
BRUTO (lanjutan)
Biaya PENGHASILAN
beasiswa, magang, dan pelatihan (Pasal 6
UU PPh);
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
dengan memenuhi syarat tertentu (Pasal 6 UU
PPh);
Zakat dan sumbangan keagamaan yang sifatnya
wajib (PP Nomor 60 Tahun 2010);
Pembentukan dan pemupukan cadangan piutang
tak tertagih khusus untuk usaha bank, leasing,
cadangan untuk usaha asuransi, Penjamin LPS,
cad. Penanaman kembali hutan, cadangan biaya
reklamasi untuk usaha pertambangan, dan cad.
Biaya
penutupan
limbah
(KMK 23 Nomor
:

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI


PENGHASILAN BRUTO (lanjutan)

- Kompensasi
kerugian
tahun
sebelumnya
(maksimal 5 tahun sebelumnya) (Pasal 6 UU PPh)
- Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura
dan kenikmatan yang terbatas berupa: (PMK
Nomor 83/PMK.03/2009)
Biaya makan dan minum untuk seluruh
pegawai, atau
Natura dan kenikmatan di daerah terpencil,
atau
Natura
berkaitan
dengan
pelaksanaan
pekerjaan (baju seragam satpam)
24

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI


PENGHASILAN BRUTO (lanjutan)

- Sumbangan Khusus untuk : (Pasal 6 UU PPh)


Bencana Nasional,
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia,
Pembangunan infrastruktur sosial,
Fasilitas pendidikan , dan
Pembinaan olahraga
- Untuk biaya kendaraan sedan, sejenis boleh
dibebankan 50% (Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP - 220/PJ./2002)
- Untuk biaya telepon seluler dapat dibebankan 50%
(KEP-220/PJ./2002)
25

BIAYA-BIAYA YANG TIDAK BOLEH


BIAYA-BIAYA
YANG
TIDAK BOLEH
DIKURANGKAN
DARI
PENGHASILAN
BRUTO
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO

PEMBAGIAN LABA DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN


BIAYA YG DIBEBANKAN UTK KEPENTINGAN PRIBADI PEMEGANG SAHAM,
SEKUTU, ATAU ANGGOTA
PEMBENTUKAN DANA CADANGAN KECUALI CADANGAN UNTUK JENIS
USAHA TERTENTU
PREMI ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWI GUNA, DAN
ASURANSI BEA SISWA YANG DIBAYAR OLEH WP OP
PENGGANTIAN/ IMBALAN PEKERJAAN/JASA YG DIBERIKAN DALAM
BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN KECUALI
- PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN BAGI SELURUH PEGAWAI
- DI DAERAH TERTENTU DAN YANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN YANG DITETAPKAN KEPMENKEU
(KMK No. 466/KMK.04/2000)

(Pasal 9 ayat (1) UU PPh)

BIAYA YANG TIDAK BOLEH


DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO (Lanjutan)

JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA


JUMLAH
YANGSAHAM
MELEBIHI
KEWAJARAN
YANG
DIBAYARKAN
KEPADAISTIMEWA
PEMEGANG
ATAU
PIHAK YANG
MEMPUNYAI
HUBUNGAN
PEMEGANG SAHAM ATAU PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN, DAN WARISAN
HARTA
YANG
DIHIBAHKAN,
BANTUANDAN
ATAU
SUMBANGAN, DAN WARISAN
KECUALI
SUMBANGAN
TERTENTU
ZAKAT/SUMBANGAN
KEAGAMAAN
KECUALI
SUMBANGAN
TERTENTU
DAN ZAKAT/SUMBANGAN
(YANG SIFATNYA
WAJIB)
YANG DITERIMA
OLEH BADAN AMILKEAGAMAAN
ZAKAT/LEMBAGA
(YANG
SIFATNYA
WAJIB)
YANG
DITERIMA
OLEH
BADAN
AMIL
ZAKAT/LEMBAGA
AMIL ZAKAT/LEMBAGA KEAGAMAAN YANG DIBENTUK ATAU DISAHKAN
AMIL
ZAKAT/LEMBAGA KEAGAMAAN YANG DIBENTUK ATAU DISAHKAN
PEMERINTAH
PEMERINTAH
PAJAK PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN
BIAYA YANG DIBEBANKAN/ DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI
BIAYA
YANGORANG
DIBEBANKAN/
DIKELUARKAN
UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI
WP ATAU
YANG MENJADI
TANGGUNGAN
WP ATAU ORANG YANG MENJADI TANGGUNGAN
GAJI ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA, ATAU PERSEROAN KOMANDITER
GAJI
ANGGOTA
PERSEKUTUAN,
FIRMA,
PERSEROAN KOMANDITER
YANG
MODALNYA
TIDAK TERBAGI
ATASATAU
SAHAM
YANG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM
SANKSI ADMINISTRASI DAN PIDANA (DENDA) DI BIDANG PERPAJAKAN
SANKSI ADMINISTRASI DAN PIDANA (DENDA) DI BIDANG PERPAJAKAN

(Pasal 9 ayat (1) UU PPh)

BIAYA YANG TIDAK BOLEH


DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
(Lanjutan)

- Biaya-biaya untuk mendapatkan,


menagih dan memelihara penghasilan
yang :
1. Dikenakan PPh bersifat final, atau
2. Bukan objek pajak, atau
3. Penghasilan netonya dihitung
dengan
norma penghitungan

(Pasal 9 ayat (1) UU PPh)

28

PENYUSUTAN
Penyusutan atas pengeluaran:
untuk
pembelian,
pendirian,
penambahan,
perbaikan,
atau
perubahan harta berwujud,
kecuali tanah yang berstatus hak
milik, hak guna bangunan, hak guna
usaha, dan hak pakai,
yang dimiliki dan digunakan untuk
mendapatkan,
menagih,
dan
memelihara
penghasilan
yang
(Pasal 11
ayat (1) UU PPh )
mempunyai
masa manfaat lebih dari
29

PENYUSUTAN lanjutan.
dilakukan :
1. dalam bagian-bagian yang sama besar selama
masa manfaat yang telah ditentukan bagi
harta tersebut (metode Garis Lurus) ayat (1)
2. dalam bagian-bagian yang menurun selama
masa manfaat, yang dihitung dengan cara
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa
buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa
buku disusutkan sekaligus, dengan syarat
dilakukan secara taat asas (Metode Saldo
Menurun) ayat (2)
(Pasal 9 ayat (1) dan (2) UU PPh )

30

PENYUSUTAN lanjutan.
Kelompok Harta
Berwujud
I. Bukan bangunan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
II. Bangunan
Permanen
Tidak Permanen

(Pasal 9 ayat (6) UU PPh )

Masa
Manfaat

Garis
Lurus

Saldo Menurun

4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun

25%
12,5%
6,25%
5%

50%
25%
12,5%
10%

20 tahun
10 tahun

5%
10%

Untuk perusahaan penanam modal


mekanisme penyusutan mengacu
pada PP 52 Tahun 2011
31

AMORTISASI
Amortisasi atas pengeluaran :
untuk memperoleh harta tak berwujud (hak
cipta, hak paten, dan lainnya) dan
pengeluaran
lainnya
termasuk
biaya
perpanjangan hak guna bangunan, hak
guna usaha, hak pakai, dan muhibah
(goodwill)
yang mempunyai masa manfaat lebih dari
1 (satu) tahun
yang dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan
(Pasal 11A UU PPh )

32

AMORTISASI
dilakukan :
dalam bagian-bagian yang sama
besar (Garis Lurus)
dalam bagian-bagian yang menurun
selama masa manfaat, yang dihitung
dengan
cara
menerapkan
tarif
amortisasi atas pengeluaran tersebut
atau atas nilai sisa buku dan pada
akhir masa manfaat diamortisasi
sekaligus dengan syarat dilakukan
secara taat asas. (Saldo Menurun)
(Pasal 11A ayat (1) UU PPh )
33

Pengelompokan dan tarif


AMORTISASI
Tarif Amortisasi
Kelompok Harta
Tak Berwujud

Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok

1
2
3
4

Masa Manfaat

4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun

(Pasal 11A ayat (2) UU PPh )

Garis
Lurus

Saldo
Menurun

25%
12,5%
6,25%
5%

50%
25%
12,5%
10%

34

TARIF PPh BADAN

TARIF WP BADAN Omzet di atas 50 M

Ketentuan Lama :

Lapisan Penghasilan

s.d Rp 50.000.000

T
A
R
I
F

Sebelum
Tahun
Pajak
2009

Tarif
10%

Di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000

15%

Di atas Rp 100.000.000

30%

Pasal 17 ayat (1) huruf b & ayat (2a)

Ketentuan Baru (Mulai tahun 2009) khusus


WP Badan dgn omzet di atas 50 M :
Tahun

Tarif Tunggal

Tahun 2009

28 %

Tahun 2010 - sekarang

25 %

(Pasal 17 ayat (1) huruf b & ayat (2a) UU PPh)

CONTOH PENERAPAN
TARIF PPh BAGI
WAJIB PAJAK BADAN dgn Omzet
di atas 50 M
JUMLAH Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 190.000.000,PPh TERUTANG :
1. Jika tahun pajak 2008
10% X Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000
15% X Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000
30% X Rp 90.000.000 = Rp 27.000.000
Jumlah
Rp 39.500.000,2. Jika tahun pajak 2009 :
28 % X 190.000.000 = Rp 53.200.000,3. Jika tahun pajak 2010 :
25% X 190.000.000 = Rp 47.500.000,-

TARIF WP BADAN Omzet sampai


dengan 50 M
BAGI UMKM = WP Badan dengan Omzet s.d Rp 50 M mendapatkan
fasilitas pengurangan tarif
Fasiltas pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif pasal 17 untuk
Omzet sampai dengan 4,8 M (pasal 31 E)
sisa omzet yang telah dikurangi bagian 4,8 M tetap menggunakan
tarif pasal 17

Bagian Omzet

Tahun 2009

Tahun 2010

Bagian omzet s.d. 4,8 M

14 %

12.5%

Bagian omzet 4,8 s.d. 50 M

28 %

25 %

(Pasal 31E UU PPh )

CONTOH PENGHITUNGAN FASILITAS UMKM

Contoh : PT X tahun 2009


Peredaran Usaha (Omzet) = Rp. 30.000.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 5.000.000.000

Uraia
n
Total
Fasilita
s
Tarif
biasa

Omzet

PKP

Tari
f

PPh

30 M

5.000.000
.000

s.d. 4,8 M

800.000.0
00

14%

112.000.0
00

4,8 M s.d 30
M

4.200.000
.000

28%

1.176.000
.000

(4,8M/Total
Omzet) X PKP
Jumlah PPh
Terutang

(4.800.000.000/30.000.000.000) X
5.000.000.000

1.288.000
.000

TARIF WP BADAN Khusus Perseroan Terbuka

Untuk Perseroan Terbuka (minimal 40%


saham dimiliki publik)
mendapatkan pengurangan tarif 5%
(pasal 17 (2b)
Tarif pajak 2009
= 23%
Tarif Pajak 2010 s.d. sekarang
= 20%
(Pasal 17 ayat (2b) UU PPh)

Penghitungan Penghasilan
Seluruh Wajib Pajak Badan
(tidak memandang omzet)

WAJIB
PEMBUKUAN
41

BAGAIMANA
MENGHITUNG
PAJAK?

JUMLAH SELURUH PENGHASILAN


BRUTO
BIAYA
JUMLAH PENGHASILAN NETO
KOMERSIAL
KOREKSI FISKAL
POSITIF
NEGATIF

PENGHASILAN NETO FISKAL


KOMPENSASI KERUGIAN
PENGHASILAN KENA PAJAK
PPh TERUTANG
KREDIT PAJAK
DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK
KETIGA
TELAH DIBAYAR SENDIRI

XXXX
XXXX
XXXX

XXX
X
XXX
X
XXX
X
XXX
X
(XXX
XXXX
)
XXX
X
XXX
X
XXX
X

(-)

(+)
(-)

(+)

JUMLAH KREDIT PAJAK

XXXX

KURANG/LEBIH BAYAR

XXXX

(-)

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


DALAM PENGISIAN SPT

MELAMPIRKAN LAPORAN KEUANGAN LENGKAP


SEPERTI: NERACA, LAPORAN RUGI LABA, DAFTAR
PENYUSUTAN, DAN LAIN-LAIN
YANG DIISI TERLEBIH DAHULU ADALAH FORMULIR LAMPIRAN,
BUKAN INDUKNYA

DI SETIAP LEMBAR JANGAN LUPA MENGISI IDENTITAS


SEPERTI NAMA, NPWP DAN TAHUN PAJAKNYA
JANGAN LUPA MEMBUBUHKAN TANDA TANGAN,
KARENA JIKA TIDAK SPT YANG ANDA LAPORKAN
DIANGGAP TIDAK SAH
JIKA SPT MENUNJUKKAN KURANG BAYAR,
KEKURANGAN TERSEBUT HARUS DIBAYAR PALING
LAMBAT SEBELUM SPT DILAPORKAN

Lembar Informasi yang dilekatkan pada amplop SPT


Tahunan

LEMBAR INFORMASI AMPLOP SPT TAHUNAN

NPWP

Nama Wajib Pajak

Tahun Pajak

Status SPT *

Nihil

Kurang Bayar

Lebih Bayar

Jenis SPT*

SPT Tahunan

SPT Tahunan Pembetulan Ke- ...

Perubahan Data*

Ada

Tidak Ada

Jika ada perubahan data Wajib Pajak, maka tempelkan formulir perubahan data pada amplop SPT Tahunan

No. Telp/HP

Pernyataan

Contoh Kasus SPT 1771


1. Nama
2. Alamat
3. Tahun Buku
Metode
4.
Penyusutan
5. Jenis usaha
6. NPWP
7. KLU

PT DPS
Jalan Mega Megah No.
18 Pesanggrahan
Jakarta 1270
1 Januari 2011 s.d.
Desember 2011
Saldo Menurun
(Komersial)
Garis Lurus (Fiskal)
Perdagangan Barang
Elektronik
01.234.567.8-013.000
52332

ILUSTRASI
1. Di dalam penjualan selama tahun 2011, termasuk penjualan kepada PEMDA DKI JAKARTA
senilai Rp5.000.000.000
2. Di dalam pembelian terdapat biaya yang tidak dapat dibuktikan (tidak ada daftar nominatif)
sebesar Rp5.000.000
3. Biaya Operasi dan umum:
. Biaya Gaji dan Tunjangan
Rp1.200.000.000
. Biaya sewa gedung untuk gudang
Rp250.000.000
. Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan kantor
Rp110.000.000
. Dalam Biaya Promosi, dapat dirinci sebagai berikut:
Presentasi (tidak terdapat bukti)
Rp
50.000.000
Iklan Surat Kabar
Rp
40.000.000
Rp
90.000.000
. Biaya PKB, PBB, dan Bea Meterai
Rp
20.000.000
(dalam biaya tersebut terdapat pembayaran PBB untuk mess karyawan Rp3.000.000)
. Biaya telepon
Rp50.000.000
. Biaya penyusutan fiskal sebesar
Rp110.000.000
. Dalam biaya sumbangan, bantuan, zakat dengan rincian sebagai berikut:
Sumbangan kepada GN OTA
Rp
5.000.000
Sumbangan HUT DKI
Rp 15.000.000
Rp 20.000.000
. Biaya Natura dan kenikmatan,Beras, Kecap, Gula,
(jika dinilai Harga Pasar)
Rp
25.000.000

ILUSTRASI
11. Biaya lain-lain dapat dirinci sbb:
. Biaya Jamuan Makan Relasi/Entertainment Rp 50.000.000
(Tidak Ada Daftar Nominatif)
. Biaya Keperluan Dapur Kantor (ada bukti) Rp 5.000.000
Rp 55.000.000
12. Pajak-pajak:
. PPh Pasal 21 telah dipotong dari penghasilan karyawan Rp 50.904.000
. PPh Pasal 22 PEMDA DKI (ket: 1)
Rp 75.000.000
. PPh Pasal 23 sewa kendaraan
Rp
800.000
. PPh Pasal 4 ayat (2) atas sewa gedung (final)
Rp 25.000.000
. PPh Pasal 25 yang telah dibayar (masa Jan-Des 2011) Rp8.625.000.000
. STP PPh Pasal 25 Masa Februari Rp 159.000.000
(termasuk sanksi bunga Rp9.000.000)

PENGISIAN SPT TAHUNAN BADAN

Neraca Tahun 2011

Laporan Laba Rugi Tahun


2011
Dalam jutaan
rupiah

PENYUSUTAN

SPT Tahunan PPh Badan


Lampiran VI Bagian A

DIISI DENGAN
TAHUN PAJAK
BERSANGKUTAN

DIISI DENGAN
IDENTTITAS
LENGKAP WP
BERSANGKUTAN

SPT Tahunan PPh Badan


Lampiran VI Bagian B

SPT Tahunan PPh Badan


Lampiran VI Bagian C

DIISI DENGAN
NAMA DAN
ALAMAT
PEMEGANG
SAHAM
PERUSAHAAN

SPT Tahunan PPh Badan

Lampiran V Bagian A

DIISI DENGAN
IDENTTITAS
LENGKAP WP
BERSANGKUTAN

DIISI DENGAN
TAHUN PAJAK
BERSANGKUTAN

DIISI DENGAN
JUMLAH MODALMODAL YANG
DISETOR DAN
PRESENTASENY
A

DIISI DENGAN
JUMLAH
DIVIDEN

SPT Tahunan PPh Badan


Lampiran V Bagian B

DIISI DENGAN
TAHUN PAJAK
BERSANGKUTAN

DIISI DENGAN
IDENTTITAS
LENGKAP WP
BERSANGKUTAN

DIISI DENGAN
PPh FINAL ATAS
PERSEWAAN
ATAS TANAH /
BANGUNAN

DIISI DENGAN
TOTAL PPh
FINAL

SPT Tahunan PPh Badan


Lampiran IV Bagian B

SPT Tahunan PPh Badan

Lampiran II kolom 1-4

DIISI SESUAI DENGAN


LAPORAN LABA RUGI
PERUSAHAAN TAHUN
BERSANGKUTAN

SPT Tahunan PPh Badan

Lampiran II kolom 1-4

DIISI SESUAI DENGAN


LAPORAN LABA RUGI
PERUSAHAAN TAHUN
BERSANGKUTAN

SPT Tahunan PPh Badan

Lampiran I Nomor 1 - 4

DIISI DENGAN
TAHUN PAJAK
BERSANGKUTAN

DIISI DENGAN
IDENTTITAS
LENGKAP WP
BERSANGKUTAN
DIISI DENGAN
PEREDARAN
USAHA

DIISI DENGAN
BIAYA USAHA
LAINNYA
DIISI DENGAN
HARGA POKOK
PENJUALAN

DIISI DENGAN
PPH FINAL DAN
TIDAK
TERMASUK
OBJEK PAJAK

DIISI
DENGAN
PENGHASILA
N NETO

SPT Tahunan PPh Badan

Lampiran I Nomor 5 - 8

DIISI DENGAN
TOTAL
PENYESUAIAN
FISKAL POSITIF

DIISI DENGAN
PENGHASILAN
NETO FISKAL

SPT Tahunan PPh Badan

Induk A - B

DIISI DENGAN
TAHUN PAJAK
BERSANGKUTAN

DIISI DENGAN
IDENTTITAS
LENGKAP WP
BERSANGKUTAN

DIISI DENGAN
IDENTTITAS
LENGKAP
AUDITOR
BERSANGKUTAN
DIISI DENGAN
PENGHASILAN
NETO FISKAL

DIISI DENGAN
PENGHASILA
N KENA
PAJAK

DIISI DENGAN
PPH
TERUTANG

SPT Tahunan PPh Badan

Induk C-D

DIISI DENGAN
TOTAL
KREDIT PAJAK

DIISI DENGAN
JUMLAH PPH
yang HARUS
DIBAYAR

DIISI DENGAN
JUMLAH PPH
PSL 25
DIISI DENGAN
JUMLAH PPH
KURANG
DIBAYAR

SPT Tahunan PPh Badan

Induk Nomor 1 E-G

SPT Tahunan PPh Badan

Induk H

Tanda tangan
Pengurus/Kuasa
dan Cap
Perusahaan

LAMPIRAN-LAMPIRAN TERKAIT

Bulan dan
tahun
diperolehnya
aset (Januari
2007)

Dengan
nominal harga
perolehan
aset (2,2M)
Apabila memiliki harta tak
berwujud, maka masukkan
juga nilai amortisasinya

Metode yang
diperbolehkan
digunakan
oleh
perusahaan
UU Pajak

Nilai sisa buku


dapat diperoleh
dari daftar
penyusutuan
yang telah di
buat di awal
(1,76M)

Penyusutan
fiskal sesuai
perhitungan
di awal
(110juta)

Diisi dengan penyusutan


fiskal (110 juta),
penyusutan komersial
(144,34 juta), dan selisih
keduanya (34,34 juta)

Sapto

Angka
diperoleh dari
laporan
keuangan
fiskal

ALUR SPT TAHUNAN


KB
Laporan
Keuangan

LB

Hitung

KPP/KP2KP

Bayar

Isi SPT

Lapor
E-Filing

DROP BOX
POS/Kurir
Bukti Pelaporan
92

SELESAI

SANKSI TERKAIT PENYAMPAIAN SPT


SANKSI ADMINISTRASI
TAHUNAN

KURUNGAN PALING SINGKAT


3 BLN ATAU PALING LAMA
1 TAHUN DAN DENDA PALING
SEDIKIT 1 KALI DARI
PAJAK yang TERHUTANG
ATAU 2 KALI DARI PAJAK
TERUTANG
93

PENJARA PALING SINGKAT 6


BULAN DAN
PALING LAMA 6 TAHUN DAN
DENDA PALING SEDIKIT
2 X DARI JUMLAH PAJAK
TERUTANG DAN PALING
BANYAK 4 KALI DARI JUMLAH
PAJAK TERUTANG

Isilah SPT Tahunan Anda


dengan BENAR, LENGKAP, dan
JELAS

(Pasal 3 ayat (1) UU KUP)

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal


Pajak
Kalimantan Selatan dan Tengah

Terima kasih

Jalan Lambung Mangkurat Nomor 21 Banjarmasin


Telepon (0511) 3351072, 3351073
Faksimilie (0511) 3351077
www.themegallery.com

website : www.kanwilkalselteng.pajak.go.id
email : kanwil.kalselteng@pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai