Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

1. Peraga BR 5
Peraga BR 5 ini secara megaskopis memiliki warna cokelat muda,
merupakan peraga dengan jenis lain lain, karena merupakan maket dari fosil
asli, maket fosil ini dibentuk dengan memiliki bentuk bodi utuh organisme
karena nampak seperti organisme ketika masih hidup.
Morfologi yang terlihat dari fosil ini adalah garis tumbuh ( Growth line ),
yang menggambarkan pertumbuhan dari peraga ini bila merupakan organisme
hidup. Selain itu terdapat, valve, palintrope, brachial valve, rips, pedicle
opening, pedicle valve, dan hinge line.
Tingkat taksonomi peraga ini adalah fhylumnya yang tergolong
Brachiopoda, kelas tergolong Articulata, Ordo Terebratulida, dan Famili
Terebratula.
Semasa hidupnya, organisme fosil peraga ini hidup menambatkan diri ke
suatu substrat di lingkungan hidupnya, dengan menggunakan bagian gigi dan
soket yang dimiliki organisme ini, organisme ini hidup di air sekitar laut
dangkal. Ketika hewan ini mati, bagian gigi dan soketnya tetap bertautan, dan
mencirikan jika fosil hewan kelas articulata ketika menjadi fosil tidak terbagi
menjadi dua bagian, namun tetap setangkup.
Proses pemfosilan pada fosil nomor peraga ini merupakan proses
pengawetan bagian keras organisme, yaitu proses pengawetan fosil, dimana
bagian keras organisme tersebut harus tersusun oleh mineral yang tahan atau
resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia, sehingga memungkinkan
pembentukan fosil tersebut. Pembentukannya diinterpretasikan terbentuk pada
saat organisme tersebut telah mati. Dimana setelah organisme tersebut mati,
seluruh dari tubuh organisme tersebut harus terhindar dari adanya proses
pembusukan atau kehancuran. Hal tersebut disebabkan pada saat organisme
tersebut mati, maka tubuh organisme tersebut langsung akan terkubur oleh
sedimen yang belum mengalami kompaksi serta sementasi yang sempurna.
Sehingga, bodi utuh organisme tersebut akan terfosilkan secara keseluruhan.
Umur Geologi organisme ini adalah Devonian hingga Holosen, dengan
lingkungan hidupnya diperkirakan yang mengandung lingkungan karbonatan,

Sehingga, lingkungan pengendapan organisme ini berada pada daerah laut


dangkal atau zona neritik.
2. Peraga BR 4
Peraga BR 4 ini secara megaskopis memiliki warna putih, merupakan
peraga dengan jenis lain lain, karena merupakan maket dari fosil asli, maket
fosil ini dibentuk dengan memiliki bentuk bodi utuh organisme karena nampak
seperti organisme ketika masih hidup.
Morfologi yang terlihat dari fosil ini adalah garis tumbuh ( Growth line ),
yang menggambarkan pertumbuhan dari peraga ini bila merupakan organisme
hidup. Selain itu terdapat, valve, palintrope, brachial valve, rips, pedicle
opening, pedicle valve, dan hinge line.
Tingkat taksonomi peraga ini adalah fhylumnya yang tergolong
Brachiopoda, kelas tergolong Articulata, Ordo Terebratulida.
Semasa hidupnya, organisme fosil peraga ini hidup menambatkan diri ke
suatu substrat di lingkungan hidupnya, dengan menggunakan bagian gigi dan
soket yang dimiliki organisme ini, organisme ini hidup di air sekitar laut
dangkal. Ketika hewan ini mati, bagian gigi dan soketnya tetap bertautan, dan
mencirikan jika fosil hewan kelas articulata ketika menjadi fosil tidak terbagi
menjadi dua bagian, namun tetap setangkup.
Proses pemfosilan pada fosil nomor peraga ini merupakan proses
pengawetan bagian keras organisme, yaitu proses pengawetan fosil, dimana
bagian keras organisme tersebut harus tersusun oleh mineral yang tahan atau
resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia, sehingga memungkinkan
pembentukan fosil tersebut. Pembentukannya diinterpretasikan terbentuk pada
saat organisme tersebut telah mati. Dimana setelah organisme tersebut mati,
seluruh dari tubuh organisme tersebut harus terhindar dari adanya proses
pembusukan atau kehancuran. Hal tersebut disebabkan pada saat organisme
tersebut mati, maka tubuh organisme tersebut langsung akan terkubur oleh
sedimen yang belum mengalami kompaksi serta sementasi yang sempurna.
Sehingga, bodi utuh organisme tersebut akan terfosilkan secara keseluruhan.
Umur Geologi organisme ini adalah Devonian hingga Holosen, dengan
lingkungan hidupnya diperkirakan yang mengandung lingkungan karbonatan,

Sehingga, lingkungan pengendapan organisme ini berada pada daerah laut


dangkal atau zona neritik.
3. Peraga BR 6
Peraga BR 6 ini secara megaskopis memiliki warna cokelat muda,
merupakan peraga dengan jenis lain lain, karena merupakan maket dari fosil
asli, maket fosil ini dibentuk dengan memiliki bentuk bodi utuh organisme
karena nampak seperti organisme ketika masih hidup.
Morfologi yang terlihat dari fosil ini adalah garis tumbuh ( Growth line ),
yang menggambarkan pertumbuhan dari peraga ini bila merupakan organisme
hidup. Selain itu terdapat, valve, palintrope, brachial valve, rips, pedicle
opening, pedicle valve, dan hinge line.
Tingkat taksonomi peraga ini adalah fhylumnya yang tergolong
Brachiopoda, kelas tergolong Articulata.
Semasa hidupnya, organisme fosil peraga ini hidup menambakan diri ke
suatu substrat di lingkungan hidupnya, dengan menggunakan bagian gigi dan
soket yang dimiliki organisme ini, organisme ini hidup di air sekitar laut
dangkal. Ketika hewan ini mati, bagian gigi dan soketnya tetap bertautan, dan
mencirikan jika fosil hewan kelas articulata ketika menjadi fosil tidak terbagi
menjadi dua bagian, namun tetap setangkup.
Proses pemfosilan pada fosil nomor peraga ini merupakan proses
pengawetan bagian keras organisme, yaitu proses pengawetan fosil, dimana
bagian keras organisme tersebut harus tersusun oleh mineral yang tahan atau
resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia, sehingga memungkinkan
pembentukan fosil tersebut. Pembentukannya diinterpretasikan terbentuk pada
saat organisme tersebut telah mati. Dimana setelah organisme tersebut mati,
seluruh dari tubuh organisme tersebut harus terhindar dari adanya proses
pembusukan atau kehancuran. Hal tersebut disebabkan pada saat organisme
tersebut mati, maka tubuh organisme tersebut langsung akan terkubur oleh
sedimen yang belum mengalami kompaksi serta sementasi yang sempurna.
Sehingga, bodi utuh organisme tersebut akan terfosilkan secara keseluruhan.
Umur Geologi organisme ini adalah Ordovician hingga Jurrasic, dengan
lingkungan hidupnya diperkirakan yang mengandung lingkungan karbonatan,

kaya supply oksigen dan cahaya matahari, Sehingga, lingkungan pengendapan


organisme ini berada pada daerah laut dangkal atau zona neritik.
4. Peraga BR XX
Peraga BR XX ini secara megaskopis memiliki warna cokelat muda,
merupakan peraga dengan jenis lain lain, karena merupakan maket dari fosil
asli, maket fosil ini dibentuk dengan memiliki bentuk bodi utuh organisme
karena nampak seperti organisme ketika masih hidup.
Morfologi yang terlihat dari fosil ini adalah garis tumbuh ( Growth line ),
yang menggambarkan pertumbuhan dari peraga ini bila merupakan organisme
hidup. Selain itu terdapat, valve, palintrope, brachial valve, rips, pedicle
opening, pedicle valve, dan hinge line.
Tingkat taksonomi peraga ini adalah fhylumnya yang tergolong
Brachiopoda, kelas tergolong Articulata, Ordo Articulate.
Semasa hidupnya, organisme fosil peraga ini hidup menambakan diri ke
suatu substrat di lingkungan hidupnya, dengan menggunakan bagian gigi dan
soket yang dimiliki organisme ini, organisme ini hidup di air sekitar laut
dangkal. Ketika hewan ini mati, bagian gigi dan soketnya tetap bertautan, dan
mencirikan jika fosil hewan kelas articulata ketika menjadi fosil tidak terbagi
menjadi dua bagian, namun tetap setangkup.
Proses pemfosilan pada fosil nomor peraga ini merupakan proses
pengawetan bagian keras organisme, yaitu proses pengawetan fosil, dimana
bagian keras organisme tersebut harus tersusun oleh mineral yang tahan atau
resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia, sehingga memungkinkan
pembentukan fosil tersebut. Pembentukannya diinterpretasikan terbentuk pada
saat organisme tersebut telah mati. Dimana setelah organisme tersebut mati,
seluruh dari tubuh organisme tersebut harus terhindar dari adanya proses
pembusukan atau kehancuran. Hal tersebut disebabkan pada saat organisme
tersebut mati, maka tubuh organisme tersebut langsung akan terkubur oleh
sedimen yang belum mengalami kompaksi serta sementasi yang sempurna.
Sehingga, bodi utuh organisme tersebut akan terfosilkan secara keseluruhan.
Umur Geologi organisme ini adalah Devonian hingga Holosen, dengan
lingkungan hidupnya diperkirakan yang mengandung lingkungan karbonatan,
kaya supply oksigen dan cahaya matahari, ketersedian makanan berupa

mikroplangton sangat banyak. Sehingga, lingkungan pengendapan organisme


ini berada pada daerah laut dangkal atau zona neritik.

5. Peraga BR 8
Peraga BR 8 ini secara megaskopis memiliki warna cokelat muda,
merupakan peraga dengan jenis lain lain, karena merupakan maket dari fosil
asli, maket fosil ini dibentuk dengan memiliki bentuk bodi utuh organisme
karena nampak seperti organisme ketika masih hidup.
Morfologi yang terlihat dari fosil ini adalah garis tumbuh ( Growth line ),
yang menggambarkan pertumbuhan dari peraga ini bila merupakan organisme
hidup. Selain itu terdapat, valve, palintrope, brachial valve, rips, pedicle
opening, pedicle valve, dan hinge line.
Tingkat taksonomi peraga ini adalah fhylumnya yang tergolong
Brachiopoda, kelas tergolong Articulata, Ordo Terebratulida. Semasa hidupnya,
organisme fosil peraga ini hidup menambatkan diri ke suatu substrat di
lingkungan hidupnya, dengan menggunakan bagian gigi dan soket yang
dimiliki organisme ini.
Proses pemfosilan pada fosil nomor peraga ini merupakan proses
pengawetan bagian keras organisme, yaitu proses pengawetan fosil, dimana
bagian keras organisme tersebut harus tersusun oleh mineral yang tahan atau
resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi kimia, sehingga memungkinkan
pembentukan fosil tersebut. Pembentukannya diinterpretasikan terbentuk pada
saat organisme tersebut telah mati. Dimana setelah organisme tersebut mati,
seluruh dari tubuh organisme tersebut harus terhindar dari adanya proses
pembusukan atau kehancuran. Hal tersebut disebabkan pada saat organisme
tersebut mati, maka tubuh organisme tersebut langsung akan terkubur oleh
sedimen yang belum mengalami kompaksi serta sementasi yang sempurna.
Sehingga, bodi utuh organisme tersebut akan terfosilkan secara keseluruhan.
Organisme ini hidup di air sekitar laut dangkal. Ketika hewan ini mati,
bagian gigi dan soketnya tetap bertautan, dan mencirikan jika fosil hewan kelas
articulata ketika menjadi fosil tidak terbagi menjadi dua bagian, namun tetap
setangkup.

Umur Geologi organisme ini adalah Ordovician hingga Holosen, dengan


lingkungan hidupnya diperkirakan yang mengandung lingkungan karbonatan,
kaya supply oksigen dan cahaya matahari, berupa zona Litoral Fringing Reef.

Anda mungkin juga menyukai