Anda di halaman 1dari 6

BAB II

ISI
Salah satu materi dari mata kuliah TBT Sayuran ini adalah pemberian tugas
mensurvey langsung ke lahan pertanian dengamn masing-masing komoditas.
Survey dilakukan untuk mengetahui bagaiman proses dari awal tanam sampai
panen yang dilakukan oleh petani. Kandungan makalah ini akan membahas
tentang produk cabai, khususnya cabai merah besar. Survey dilaksanakan pada
tanggal 5 April 2015 untuk wawancara dan tanggal 10 April 2015 untuk observasi
lahan. Narasumber yang diwawancarai adalah bapak Slamet yang tinggal di
daerah Tohudan Colomadu. Beliau adalah pemilik lahan budidaya cabai dengan
luas 900 m2 yang terletak pada ketinggian 110 mdpl. Selain budidaya cabai, bapak
Slamet juga budidaya mentimun, pare dan kacang panjang.
Cabai (Capsicum Annum var longum) merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, karena buahnya
selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan
pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport,
membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. Cabai memiliki
kandungan vitamin C yang sangat tinggi mengalahkan kandungan yang ada pada
mangga, nenas, ataupun papaya. Selain kandungan vitamin C cabai juga
mengandung betakaroten yang merupakan provitamin A. Dalam 100 gram cabai
mengandung banyak gizi yang tersaji pada tabel berikut :

Kandungan
Kalori (kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (g)
Fosfor (mg)
Zat Besi (mg)
Vitamin A (S.I)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin C (mg)
Air (g)

Jenis Cabai
Hijau Besar
23,0
0,7
0,3
5,2
14,0
23,0
0,4
260,0
0,1
84,0
93,4

Merah Besar
31,0
1,0
0,3
7,3
29,0
24,0
0,5
470,0
0,1
18,0
90,0

Sumber : Setiadi 1999


Cabai terdiri dari bebrbagai jenis varietas dari cabai rawit, cabai keriting dan
lain sebagainya. Makalah ini akan mengkhususkan membahas ke responden
petani cabai dengan varietas cabai merah besar. Informasi yang didapat dilakukan
dengan proses wawancara langsung oleh petani, sehingga didapat data-data
sebagai berikut :
A. Awal Penanaman
Bahan tanam yang digunakan untuk budidaya cabai merah besar ini
adalah bibit yang varietasnya adalah krida didapat dari klaten. Pemilihan bibit
ini dikarenakan keunggulan yang dimiliki varietas ini, antara lain tahan dari
serangan hama penyakit khususnya thrips, pertumbuhan tanaman kuat,
produktivitas yang dihasilkan tinggi, ditandai dengan buah lebat dan lebih
besar, serta tahan penyimpanan dan pengangkutan. Pengelolaan lahan ini
dilakukan dengan menggunakan cangkul dan kemudian dibuat bedengan
dengan lebar 1-1,2 meter. Pemberian pupuk awal menggunakan pupuk
kandang yang dilakukan satu minggu sebelum tanam dan pemberian mulsa
perak hitam (NPHP). Setelah diberi mulsa kemudian dilakukan pembuatan
lubang tanam dengan jarak tanam 50x50cm. Hal tersebut dimaksudkan agar
populasi cabai tidak terlalu banyak sehingga tidak mengganggu pertumbuhan.
B. Pemeliharaan
Pemeliharaan sudah dilakukan semenjak awal tanam, dimana
dilakukan pengairan yang frekuensi pemberian air satu minggu tiga kali
setiap hari rabu, kamis, dan jumat. Hal ini dikarenakan fase jeda selain hari

tersebut, tanah masih dalam keadaan lembab, apabila rutin dilakukan


pemberian air akan berdampak buruk dengan tanaman cabai sendiri yang bisa
menjadi busuk karena kelebihan air. Namun disisi lain juga tergantung
dengan kondisi lingkungan dan cuaca, apabila terjadi hujan yang rutin maka
tidak diperlukan penyiraman. Sumber air untuk pengairan ini berasal dari
sungai. Pemupukan dilakuakan tiga atau enam minggu setelah tanam,
menggunakan pupuk urea dan ZA. Pengaplikasi pupuk urea pada umur 3 atau
6 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi, dimana 1 sendok
kecil pupuk urea dan 3 liter air. Pupuk ZA pengaplikasiannya pun sama
dengan pupuk urea.
Penyulaman dilakukan ketika dua minggu setelah tanam, cabai tidak
tumbuh atau mati. Penyulaman dilakukan dengan mengganti bibit lain yang
sehat. Pemasangan ajir dilakukan setelah cabai mencapai tinggi sekitar 30-40
cm. Ajir yang digunakan terbuat dari bambu sedangkan untuk mengikat
tanaman cabai ke ajir menggunakan tali rafia. Pemasangan ajir pada tanaman
cabai dilakukan karena cabai merah berbuah lebat, sehingga untuk
menompang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah.
Ajir dipasang tegap tiap 1 tanaman cabai di pasang 1 ajir secara berjajar
mengikuti arah panjang bedengan. Panjang ajir sekitar 1,5 meter. Penjarangan
tanaman cabai dilakukan untuk menghilangkan tunas-tunas muda, namun
petani yang kami wawancarai tidak melakukan penjarangan, petani
beranggapan bahwa tanpa ada penjarangan buah-buahnya cabai bagus dan
lebih banyak. Mulsa yang dipakai adalah mulsa hitam perak (NPHP) yang
digunakan untuk memantulkan cahaya sehingga mengurangi hama.

C. Pengendalian Hama Penyakit


Tanaman cabai seringkali mengalami gagal panen dikarenakan
tanaman ini terserang hama penyakit. Tanaman cabai milik petani ini sering
terserang hama ulat, walang, dan kutu putih. Ulat yang biasanya sering
menyarang tanaman cabai diantaranya adalah ulat grayak (Spodoptera litura).
Ulat jenis ini dapat memakan daun sampai bolong-bolong sehingga
kemampuan fotosintesis tanaman terganggu. Pada serangan yang massif ulat
grayak ini sampai memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan
tulang-tulang daun. Penyerangannya sering terjadi saat sore hari atau saat
sinar matahari tidak terlalu panas. Pengendalian yang dilakukan petani ini
adalah pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan
sudah parah. Jenis obat yang digunakan adalah insektisida. Hama walang
menyerang dengan cara menghisap buah cabai, hama ini merugikan bisa
menjadikan buah cabai tak ada isinya atau terlihat hampa. Penyakit yang
menyerang

tanaman

cabai

antraknosa merupakan salah

adalah

patek.

satu jenis penyakit

Penyakit

patek

tanaman yang

atau
sering

merepotkan petani atau pembudidaya. Kerugian yang ditimbulkan oleh


serangan patek atau antraknosa ini terbilang sangat besar, bahkan tidak jarang
penyakit patek atau antraknosa menimbulkan kegagalan panen, terutama pada
tanaman cabai.
Hal terjadi karena pada bulan tersebut lingkungan dengan curah hujan
sudah mulai tinggi dengan disertai panas sehingga Spora dari Jamur yang
menyebabkan Antraknosa di cabai banyak berkembang. Tanaman yang
terserang penyakit patek atau antraknosa yang disebabkan oleh infeksi
cendawan Colletrotichum menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang
kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak
terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan.
Pengendalian yang dilakukan petani adalah menggunakan fungisida.
Fungisida yang dipakai petani cabai adalah dengan kandungan Bion M
1/48WP dan Sircus 50WP, dilakukannya dengan cara penyemprotan pada
pagi hari atau sore hari usahakan selesai 5 jam sebelum hujan.
D. Pemanenan

Kriteria dari panen cabai sendiri sebagai penanda petani yang kita
wawancarai adalah dari warna buah cabai yang sudah berubah. Warna yang
semula hijau menjadi pecah warna ke hijau kehitaman menjadi merah. Panen
cabai awal 2,5 bulan setelah tanam dengan interval pemanenan 3-7 hari.
Pemanenan dilakukan dengan cara pemetikan. Sekali panen dapat
menghasilkan 15-20 kg, dimana waktu pemetikan petani tiga jam
menghasilkan 5 kilogram cabai merah besar. Buah cabe dipetik sekaligus
dengan tangkainya untuk memperpanjang umur simpan. Buah yang dipetik
adalah yang berwarna oranye hingga merah. Waktu pemetikan pada pagi hari.
Tempat untuk pemanenan adalah berupa sak. Penjualan dari cabai ini dengan
cara dijual langsung ke pedagang cabai di pasar.
E. Permasalahan yang dihadapi oleh petani
Permasalahan yang dihadapi petani selain hama dan penyakit adalah
kondisi cuaca. Cuaca yang sering berubah-ubah mengakibatkan masa panen
atau umur dari cabai sangat pendek. Produktivitas dari cabai varietas krida ini
diperkirakan sampai 2,5 tahun masih bisa menghasilkan buah cabai. Namun
karena

kondisi

lingkungan

terutama

hujan

yang

tidak

menentu

mengakibatkan umur produksi cabai hanya bertahan empat bulan.


Menghadapi permasalahan tersebut petani melakukan pergiliran tanaman
dengan komoditas padi. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki tekstur
tanah serta menjaga kesuburan dari tanah sendiri.

BAB III
PENUTUP
Pelaksanaan budidaya cabai merah diawali dengan persiapan bahan tanam;
persiapan lahan termasuk pembuatan bedengan, pemupukan dasar, pemasangan
mulsa; pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit cabai; pemeliharaan berupa
pengairan, pemupukan, penjarangan dan pengendalian hama penyakit; serta
pemanenan. Budidaya yang dilakukan oleh petani pada umumnya belum
memikirkan lingkungan, hal tersebut dikarenakan petani masih menggunakan
insektisida ataupun fungisida serta pupuk kimia yang dapat meninggalkan residu
dan mencemari lingkungan. Perbaikan sistem budidaya terutama yang mengarah
ke budidaya pertanian yang berkelanjutan diperlukan untuk menjaga kelestarian
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen6 halaman
    Cover
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • KOVER
    KOVER
    Dokumen2 halaman
    KOVER
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Acara 2
    Daftar Pustaka Acara 2
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Acara 2
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Teroris
    Teroris
    Dokumen6 halaman
    Teroris
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka 1
    Daftar Pustaka 1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka 1
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Keberagaman Suku
    Keberagaman Suku
    Dokumen4 halaman
    Keberagaman Suku
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • KOVER
    KOVER
    Dokumen2 halaman
    KOVER
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Keberagaman Suku
    Keberagaman Suku
    Dokumen4 halaman
    Keberagaman Suku
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Keberagaman Suku2
    Keberagaman Suku2
    Dokumen3 halaman
    Keberagaman Suku2
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • JADWAL
    JADWAL
    Dokumen1 halaman
    JADWAL
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Predator
    Predator
    Dokumen1 halaman
    Predator
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi PHT Kel 3
    Daftar Isi PHT Kel 3
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi PHT Kel 3
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Acara I Ana
    Acara I Ana
    Dokumen6 halaman
    Acara I Ana
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Aglonema
    Aglonema
    Dokumen51 halaman
    Aglonema
    Ana Isnawati
    50% (2)
  • Max Weber KD 3
    Max Weber KD 3
    Dokumen17 halaman
    Max Weber KD 3
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Ipm Ana Isnawati h0712019
    Ipm Ana Isnawati h0712019
    Dokumen9 halaman
    Ipm Ana Isnawati h0712019
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Unsur K
    Unsur K
    Dokumen6 halaman
    Unsur K
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • TOGA Untuk Kesehatan
    TOGA Untuk Kesehatan
    Dokumen16 halaman
    TOGA Untuk Kesehatan
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Hortikultura
    Hortikultura
    Dokumen15 halaman
    Hortikultura
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Kultur
    Kultur
    Dokumen95 halaman
    Kultur
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka 7 Semua
    Daftar Pustaka 7 Semua
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka 7 Semua
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Responsi Soal
    Responsi Soal
    Dokumen1 halaman
    Responsi Soal
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Acara 3ku
    Acara 3ku
    Dokumen16 halaman
    Acara 3ku
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen7 halaman
    Halaman Pengesahan
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat
  • Agroekologi
    Agroekologi
    Dokumen64 halaman
    Agroekologi
    Ana Isnawati
    Belum ada peringkat