Armada TNI Angkatan Udara & Angkatan Laut Indonesia Belum Memadai. Hingga
habis masa pemerintahan Presiden SBY pada 2014, ditargetkan modernisasi sudah
menjangkau sedikitnya 30% kebutuhan minimum TNI. Hal ini masih jauh dari cukup
untuk menjaga secara utuh seluruh kawasan perairan Indonesia.
Kurangnya penguasaan kondisi waktu-nyata (realtime) di kawasan-kawasan
perairan yang rawan Penguasaan teknologi ISR (Intelligence, Surveillance,
Reconnaissance) Indonesia masing sangat minim. Teknologi satelit untuk pertahanan
Indonesia belum tercapai. Kita memiliki satelit buatan LAPAN (Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional) bernama LAPAN-Tubsat, namun belum memiliki kapasitas
sebagai satelit militer. Hal ini dikarenakan biaya pengembangan, peluncuran, hingga
pengelolaan yang sangat besar dan belum dikuasai dengan sempurna. Meski begitu,
sudah ada penguasaan teknologi alternatif yang potensial, yakni UAV (Unmanned Aerial
Vehicle), namun belum menyentuh kekuatan industri.
1
Policy Options
Menambah aramada tradisional TNI, terutama Angkatan Udara dan Angkatan Laut, untuk
menjaga keamanan di seluruh perairan Indonesia. Penekanan pada penambahan unsur
alat utama sistem pertahanan ini bisa mengantisipasi secara strategis dan taktis dan juga
sebagai proyeksi kekuatan nasional.
o Advantages: Penggunaan kekuatan militer dalam menjaga wilayah perairan
Indonesia bisa menangkis ancaman-ancaman non-tradisional dengan taktis,
sekaligus mampu menahan ancaman-ancaman tradisional dari negara-negara lain,
terutama negara-negara tetangga.
o
Merampingkan jumlah lembaga dan otoritas yang mengelola wilayah perairan Republik
Indonesia menjadi sebuah lembaga pengelola laut Bakorkamla.
o
Policy Recommendation:
Pemanfaatan teknologi murah dan strategis berupa UAV merupakan salah satu solusi yang bisa
diaplikasikan dalam jangka waktu dekat. Teknologi ini mampu digunakan untuk keperluankeperluan militer dan sipil. Meskipun begitu, penggunaan sipil dari UAV lebih layak
dibandingkan dengan pengadaan alat-alat utama sistem senjata tradisional bagi TNI Angkatan
Udara dan Angkatan Laut. UAV bisa menjadi penyedia informasi dan komunikasi realtime di
perairan-perairan rawan dan juga informasi-informasi tambahan eksplorasi potensi kekayaan
laut. Selain keamanan, maritime domain awareness masyarakat pun bisa meningkat dengan
adanya informasi-informasi tambahan. Peluang ini diperkuat dengan sudah adanya penguasaan
teknologi UAV ini oleh berbagai lembaga penelitian nasional seperti LAPAN, BPPT, dan juga
LIPI. Kemampuan industri yang bisa dikondisikan antara lain PT. DI, PT. PINDAD, maupun PT.
PAL.
Sources:
Al Madihidj, Syafiq (2013) Indonesia to avoid reliance on maritime security regime Jakarta
Post (16 juni 2013) < http://www.thejakartapost.com/news/2013/06/16/indonesia-avoidreliance-maritime-security-regime.html>.
Buzan, B., Waever, O., Wilde, J.D. (1998). Security: A New Framework of Analysis. London:
Lynne Rienner Publisher.
Kementrian Pertahanan (2008) Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008.
Safitri, Dewi (2013) Alusista progresif TNI butuh satu dekade lagi BBC Indonesia (15 Juli
2013)
<
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/07/130614_indonesiandefenceprogr
essif.shtml>.
STRATEGI MARITIM: Jalan Menuju Jaya, Indonesia Maritime Institue (18 April 2013) <
http://indomaritimeinstitute.org/2012/04/strategi-maritim-jalan-menuju-jaya/>.
Sumakul, Willy F. (2011) FENOMENA BARU ANCAMAN TERHADAP KEAMANAN
MARITIM Blog (7 Juli 2011) <http://www.fkpmaritim.org/fenomena-baru-ancamanterhadap-keamanan-maritim/>.
3
LAPAN http://www.lapan.go.id.