Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Implementasi Disiplin Pegawai PTA Bandung


Reformasi terhadap kualitas pegawai (sumber daya manusia) merupakan
bagian dari reformasi pemerintahan dalam rangka mengarah pada pencapaian
good governance. Upaya yang dapat dilakukan melalui sistem manajemen kinerja,
tidak hanya pada staf akan tetapi menyeluruh dari pegawai jajaran kepemimpinan
sampai dengan pegawai pada tingkat operasional. Tuntutan masyarakat akan
kualitas pelayanan memberikan sinyal pada birokrasi untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian. Sebuah organisasi harus mampu beradaptasi secara
cepat agar perubahan yang terjadi tidak mengganggu kinerjanya.
Kebutuhan sumber daya manusia yang dapat bekerja efektif dan efisien
diperlukan agar seluruh target kerja yang dibebankan organisasi kepada pegawai
dapat dicapai. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan PTA Bandung
diperlukan keberhasilan pada tiap-tiap bidang penting yang berpengaruh dalam
keberhasilan tujuan organisasi. Disiplin kerja pegawai yang tinggi diharapkan
dapat meningkatkan kinerja pegawai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pencapaian kinerja yang tinggi adalah
mengenai disiplin pegawai. Seseorang yang berhasil atau berprestasi biasanya
adalah mereka yang memiliki disiplin tinggi. Seseorang yang sehat dan kuat
biasanya mempunyai disiplin yang baik, dalam arti ia mempunyai keteraturan di
dalam menjaga dirinya. Ciri utama dari disiplin adalah adanya keteraturan dan
ketertiban.

21

22

Berbagai usaha perlu dilakukan organisasi agar seluruh pegawai dapat


bekerja lebih efektif dan efisien. Pentingnya kerja organisasi secara keseluruhan
sangat tergantung kepada kinerja masing-masing pegawai secara perorangan.
Idealnya adalah masing-masing pegawai mampu melaksanakan apa yang menjadi
tugasnya dengan benar, sehingga semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan,
dan terciptalah pelayanan yang berkualitas.

4.2. Sistem Absensi Pegawai PTA Bandung


Pegawai negeri sipil (PNS) di Pengadilan Tinggi Agama Bandung,
diwajibkan absen dengan menggunakan sidik jari (pinger print) dan absensi
manual.
4.2.1 Absensi Menggunakan Pringer Print
Penerapan absen tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin kerja
PNS. Mesin absensi sidik jari (finger print) itu dipasang di Bagian ruang depan
Pengadilan Tinggi Agama Bandung dan absensinya sendiri dilakukan dua kali,
yakni pagi jam 08.00 WIB dan sore hari 16.30 WIB untuk hari senin sampai
kamis. Untuk hari jumat, pagi dimulai jam 08.00 WIB dan sore hari jam 17.00
WIB.
Penerapan sistem absensi itu bertujuan menciptakan dan mendorong
kedisiplinan PNS terutama di lingkungan dibawah Mahkamah Agung. Kebijakan
ini diambil agar mampu berimbas terhadap tercapainya peningkatan kinerja dan
etos kerja pegawai.

23

4.3. Macam-macam Disiplin dan Hukuman


Disiplin kerja bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan mewujudkan
kemampuan kerja pegawai dalam rangka mencapai sasaran yang telah di tetapkan
oleh organisasi. Penerapan disiplin kerja pegawai pada PTA Bandung mempunyai 3
(tiga) macam bentuk, yaitu :

4.3.1. Disiplin Preventif


Disiplin preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk menaati
standar atau peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki
disiplin pribadi yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan
pengawasan atau pemaksaan, yang dapat mematikan prakarsa dan kreativitas serta
partisipasi SDM. Disiplin preventif pada PTA Bandung yaitu berupa hukuman disiplin
ringan yang meliputi :
a) Tegoran lisan, dilakukan oleh Bagian kepegawaian PTA terhadap pegawai yang
secara langsung maupun berdasarkan laporan telah melakukan pelanggaran
terhadap aturan disiplin pegawai, dengan cara memberikan arahan langsung dari
atasan.
2. Tegoran tertulis, Hukuman disiplin yang berupa teguran tertulis dinyatakan
dan disampaikan secara tertulis oleh.pejabat yang berwenang di PTA
Bandung menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan
pelanggaran disiplin.
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis, Hukuman disiplin yang berupa pernyataan
tidak puas dinyatakan dan disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang

24

berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan


pelanggaran disiplin.

4.3.2. Disiplin Korektif


Disiplin korektif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran
standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud untuk mencegah timbulnya
pelanggaran lebih lanjut. Tindakan itu biasanya berupa hukuman tertentu yang biasa
disebut sebagai tindakan disipliner, antara lain berupa peringatan, skors, pemecatan.
Hukuman korektif atau disiplin sedang yaitu :
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun. Hukuman disiplin
yang berupa penundaan kenaikan gaji berkala, ditetapkan untuk masa
sekurang-kurangnya tiga bulan dan untuk paling lama satu tahun.
Masa penundaan kenaikan gaji berkala tersebut dihitung penuh untuk
kenaikan gaji berkala berikutnya.
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun. Hukuman disiplin yang
berupa penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala,
ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnyatiga bulan dan untuk
paling lama satu tahun.Setelahmasa menjalani hukuman disiplin
tersebut selesai, maka gaji pokok Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan

langsungkembali

pada

gaji

pokok

semula.Masa

penurunan gaji tersebut dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala


berikutnya.Apabila dalam masa menjalani hukuman disiplin Pegawai
PTA Bandung yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat untuk
kenaikan gaji berkala, maka kenaikan gaji berkala tersebut baru

25

diberikan terhitung mulai bulan berikutnya dari saat berakhirnya masa


menjalani hukuman disiplin.
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. Hukuman
disiplin yang berupa penundaan kenaikan pangkat ditetapkan untuk
masa sekurang-kurangnya enam bulan dan untuk paling lama satu
tahun, terhitung mulai tanggal kenaikan pangkat Pegawai PTA
Bandung yang bersangkutan dapat dipertimbangkan.
4.3.3. Disiplin Progresif
Disiplin progresif adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman
yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri
sebelum hukuman berat dijatuhkan. Hukuman disiplin berat pada Pegawai PTA
Bandung :
1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun. Hukuman
disiplin yang berupa penurunan pangkat padapangkat yang setingkat lebih
rendah, ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan, dan
untuk paling lama satu tahun.Setelah masa menjalani hukuman disiplin
penurunan pangkat selesai, maka pangkat Pegawai PTA Bandung yang
bersangkutan dengan sendirinya kembali pada pangkat yang semula. Masa
dalam pangkat terakhir sebelum dijatuhi hukuman disiplin berupa
penurunan pangkat, dihitung sebagai masa kerja untuk kenaikan pangkat
berikutnya.Kenaikan pangkat berikutnya Pegawai PTA Bandung yang
dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat, baru dapat
dipertimbangkan setelah Pegawai PTA Bandung yang bersangkutan

26

sekurang-kurangnya satu tahun dikembalikan pada pangkat semula.


2. Pembebasan dari jabatan. Hukuman disiplin yang berupa pembebasan dari
jabatan adalah pembebasan dari jabatan organik. Pembebasan dari jabatan
berarti pula pencabutan segala wewenang yang melekat padaj abatan itu.
Selama

pembebasan

dari

jabatan,

Pegawai

PTA Bandung

yang

bersangkutan menerima penghasilan penuh kecuali tunjangan jabatan.


3. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
Pegawai

PTA Bandung

yang

dijatuhi

hukuman

disiplin

berupa

pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai


Pegawai Negeri Sipil, apabila memenuhi syarat masa kerja dan usia
pensiun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
bersangkutan diberikan hak pensiun.
4. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. Pegawai PTA Bandung
yang dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian tidak dengan hormat maka
kepada PNS tersebu ttidak diberikan hak-hak pensiunnya meskipun
memenuhi syarat-syarat masa kerja usia pensiun.

Anda mungkin juga menyukai