Reformasi terhadap kualitas pegawai (sumber daya manusia) merupakan bagian dari reformasi pemerintahan dalam rangka mengarah pada pencapaian good governance. Upaya yang dapat dilakukan melalui sistem manajemen kinerja, tidak hanya pada staf akan tetapi menyeluruh dari pegawai jajaran kepemimpinan sampai dengan pegawai pada tingkat operasional. Tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan memberikan sinyal pada birokrasi untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian. Sebuah organisasi harus mampu beradaptasi secara cepat agar perubahan yang terjadi tidak mengganggu kinerjanya. Kebutuhan sumber daya manusia yang dapat bekerja efektif dan efisien diperlukan agar seluruh target kerja yang dibebankan organisasi kepada pegawai dapat dicapai. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan PTA Bandung diperlukan keberhasilan pada tiap-tiap bidang penting yang berpengaruh dalam keberhasilan tujuan organisasi. Disiplin kerja pegawai yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Hal yang perlu diperhatikan dalam pencapaian kinerja yang tinggi adalah mengenai disiplin pegawai. Seseorang yang berhasil atau berprestasi biasanya adalah mereka yang memiliki disiplin tinggi. Seseorang yang sehat dan kuat biasanya mempunyai disiplin yang baik, dalam arti ia mempunyai keteraturan di dalam menjaga dirinya. Ciri utama dari disiplin adalah adanya keteraturan dan ketertiban.
21
22
Berbagai usaha perlu dilakukan organisasi agar seluruh pegawai dapat
bekerja lebih efektif dan efisien. Pentingnya kerja organisasi secara keseluruhan sangat tergantung kepada kinerja masing-masing pegawai secara perorangan. Idealnya adalah masing-masing pegawai mampu melaksanakan apa yang menjadi tugasnya dengan benar, sehingga semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan terciptalah pelayanan yang berkualitas.
4.2. Sistem Absensi Pegawai PTA Bandung
Pegawai negeri sipil (PNS) di Pengadilan Tinggi Agama Bandung, diwajibkan absen dengan menggunakan sidik jari (pinger print) dan absensi manual. 4.2.1 Absensi Menggunakan Pringer Print Penerapan absen tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin kerja PNS. Mesin absensi sidik jari (finger print) itu dipasang di Bagian ruang depan Pengadilan Tinggi Agama Bandung dan absensinya sendiri dilakukan dua kali, yakni pagi jam 08.00 WIB dan sore hari 16.30 WIB untuk hari senin sampai kamis. Untuk hari jumat, pagi dimulai jam 08.00 WIB dan sore hari jam 17.00 WIB. Penerapan sistem absensi itu bertujuan menciptakan dan mendorong kedisiplinan PNS terutama di lingkungan dibawah Mahkamah Agung. Kebijakan ini diambil agar mampu berimbas terhadap tercapainya peningkatan kinerja dan etos kerja pegawai.
23
4.3. Macam-macam Disiplin dan Hukuman
Disiplin kerja bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan mewujudkan kemampuan kerja pegawai dalam rangka mencapai sasaran yang telah di tetapkan oleh organisasi. Penerapan disiplin kerja pegawai pada PTA Bandung mempunyai 3 (tiga) macam bentuk, yaitu :
4.3.1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk menaati standar atau peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan atau pemaksaan, yang dapat mematikan prakarsa dan kreativitas serta partisipasi SDM. Disiplin preventif pada PTA Bandung yaitu berupa hukuman disiplin ringan yang meliputi : a) Tegoran lisan, dilakukan oleh Bagian kepegawaian PTA terhadap pegawai yang secara langsung maupun berdasarkan laporan telah melakukan pelanggaran terhadap aturan disiplin pegawai, dengan cara memberikan arahan langsung dari atasan. 2. Tegoran tertulis, Hukuman disiplin yang berupa teguran tertulis dinyatakan dan disampaikan secara tertulis oleh.pejabat yang berwenang di PTA Bandung menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin. 3. Pernyataan tidak puas secara tertulis, Hukuman disiplin yang berupa pernyataan tidak puas dinyatakan dan disampaikan secara tertulis oleh pejabat yang
24
berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan
pelanggaran disiplin.
4.3.2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. Tindakan itu biasanya berupa hukuman tertentu yang biasa disebut sebagai tindakan disipliner, antara lain berupa peringatan, skors, pemecatan. Hukuman korektif atau disiplin sedang yaitu : a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun. Hukuman disiplin yang berupa penundaan kenaikan gaji berkala, ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya tiga bulan dan untuk paling lama satu tahun. Masa penundaan kenaikan gaji berkala tersebut dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya. b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun. Hukuman disiplin yang berupa penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala, ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnyatiga bulan dan untuk paling lama satu tahun.Setelahmasa menjalani hukuman disiplin tersebut selesai, maka gaji pokok Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
langsungkembali
pada
gaji
pokok
semula.Masa
penurunan gaji tersebut dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala
berikutnya.Apabila dalam masa menjalani hukuman disiplin Pegawai PTA Bandung yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat untuk kenaikan gaji berkala, maka kenaikan gaji berkala tersebut baru
25
diberikan terhitung mulai bulan berikutnya dari saat berakhirnya masa
menjalani hukuman disiplin. c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. Hukuman disiplin yang berupa penundaan kenaikan pangkat ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya enam bulan dan untuk paling lama satu tahun, terhitung mulai tanggal kenaikan pangkat Pegawai PTA Bandung yang bersangkutan dapat dipertimbangkan. 4.3.3. Disiplin Progresif Disiplin progresif adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan. Hukuman disiplin berat pada Pegawai PTA Bandung : 1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun. Hukuman disiplin yang berupa penurunan pangkat padapangkat yang setingkat lebih rendah, ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan, dan untuk paling lama satu tahun.Setelah masa menjalani hukuman disiplin penurunan pangkat selesai, maka pangkat Pegawai PTA Bandung yang bersangkutan dengan sendirinya kembali pada pangkat yang semula. Masa dalam pangkat terakhir sebelum dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat, dihitung sebagai masa kerja untuk kenaikan pangkat berikutnya.Kenaikan pangkat berikutnya Pegawai PTA Bandung yang dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat, baru dapat dipertimbangkan setelah Pegawai PTA Bandung yang bersangkutan
26
sekurang-kurangnya satu tahun dikembalikan pada pangkat semula.
2. Pembebasan dari jabatan. Hukuman disiplin yang berupa pembebasan dari jabatan adalah pembebasan dari jabatan organik. Pembebasan dari jabatan berarti pula pencabutan segala wewenang yang melekat padaj abatan itu. Selama
pembebasan
dari
jabatan,
Pegawai
PTA Bandung
yang
bersangkutan menerima penghasilan penuh kecuali tunjangan jabatan.
3. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS. Pegawai
PTA Bandung
yang
dijatuhi
hukuman
disiplin
berupa
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
Pegawai Negeri Sipil, apabila memenuhi syarat masa kerja dan usia pensiun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersangkutan diberikan hak pensiun. 4. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. Pegawai PTA Bandung yang dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian tidak dengan hormat maka kepada PNS tersebu ttidak diberikan hak-hak pensiunnya meskipun memenuhi syarat-syarat masa kerja usia pensiun.