Anda di halaman 1dari 12

Program studi pendidikan kimia

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
Judul : Pengaruh fasilitas dan kompetensi pengelola laboratorium kimia
SMA sekabupaten Musi rawas
Nama : Siti Monalisa
NIM : 06121410003
I.

PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain

tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumberdaya manusia


pendidikan yang berkompeten. Keduanya merupakan komponen input yang
sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu
dilakukan peningkatan baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun sistem
pengelolaannya. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang
dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, terutama yang berhubungan
dengan kegiatan praktikum adalah Laboratorium kimia.
Laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di
ruang kelas.. Oleh karena itu, kepala sekolah, pengelola, guru kimia, dan unsurunsur terkait lainnya harus mampu mengelola dan memanfaatkan laboratorium
kimia secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar kimia bagi siswa (Sutrisno, 2007:5)
Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak sekolah
yang tidak memiliki sarana laboratorium yang lengkap. Hal tersebut disebabkan
oleh mahalnya alat sarana dan prasarana pendidikan, terlebih untuk harga
peralatan laboratorium kim ia m merupakan faktor yang paling banyak dikeluhkan
oleh pihak sekolah.

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam


melakukan suatu kegiatan. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi sebagai
penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, terutama yang
berhubungan dengan kegiatan praktikum adalah Laboratorium kimia. Pengertian
laboratorium kimia menurut (Sutrisno, 2007) adalah (1) tempat yang dilengkapi
peralatan untuk melangsungkan eksperimen kimia atau melakukan pengujian dan
analisis, (2) bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk
melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktik pembelajaran bidang kimia, (3)
tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah, dan (4) ruang kerja seorang
ilmuwan dan tempat menjalankan percobaan bidang studi kimia.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua unsur yang terlibat dalam
pengelolaan laboratorium kimia harus memiliki kompetensi, yaitu kemampuan,
sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki dan mampu diterapkan oleh
pengelola laboratorium kimia (kepala, teknisi, dan laboran) sebagai tenaga
kependidikan dalam pelaksanaan tugas pengelolaan laboratorium.
Dalam hubungannya dengan manajemen laboratorium kimia, kompetensi
pengelola laboratorium kimia adalah kemampuan, sikap, dan keterampilan yang
harus dimiliki dan mampu diterapkan oleh pengelola laboratorium kimia (kepala,
teknisi, dan laboran) sebagai tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas
pengelolaan laboratorium.
Manajemen

laboratorium

kimia

yang

efektif

adalah

manajemen

laboratorium yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam


pengelolaan laboratorium secara konsisten dan berkesinambungan serta mengelola
sumberdaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen
laboratorium kimia berkaitan dengan proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan laboratorium kimia.
Berdasarkan uraian diatas dilakukan penelitian yang berjudul pengaruh
fasilitas dan kompetensi pengelola laboratorium kimia SMA sekabupaten Musi
rawas
I.2. Rumusan masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah

1. Apakah

fasilitas

mempengaruhi

efektivitas

manajemen

laboratorium kimia?
2. Apakah kompetensi pengelola mempengaruhi efektivitas
manajemen laboratorium kimia?

I.3. Tujuan penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh antara fasilitas dengan efektivitas
manajemen laboratorium kimia.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara fasilitas dengan efektivitas
manajemen laboratorium kimia.
I.4. Manfaat penelitian
1. Bagi guru memotivasi guru agar lebih memperhatikan
perannyua sebagai pengelola laboratorium
2. Bagi sekolah memberikan gambaran tentang laboratorium yang
dimilikinya sehingga membantu sekolah dalam pengadaan
perbaikan dan pengelolaan laboratorium diwaktu yang akan
datang
3. Kepala sekolah, degunakan sebagai masukan agar lebih
memperhatikan serana/prasarana atau fasilitas pendidikan yang
mendukung kegiatan belajar mengajar seperti laboratorium
kimia dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran kimia.

II.

KAJIAN PUSTAKA
II.1.
Laboratorium

Secara etimologi kata laboratorium berasal dari kata latin yang berarti
tempat

bekerja

dan

dalam

perkembangannya

kata

laboratorium

mempertahankan kata aslinya yaitu tempat bekerja, akan tetapi khusus untuk
keperluan penelitian ilmiah. (Kertiasa, 2006:1)
Menurut W.J.S. Poerwadarminta, dalam kamus umum Bahasa Indonesia
mengatakan bahwa: Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan percobaan
(penyelidikan dan sebagainya) segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu
fisika, kimia dan sebagainya. Sedangkan laboran adalah orang (ahli ilmu kimia
dan sebagainya) yang bekerja di laboratorium. (Emha, 2002:6)
Menurut Nuryani R, Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan
dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit, laboratorium sering
diartikan sebagai ruang atau tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh
dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum.
(Nuryani, 2005:137)
Menurut kegunaannya, laboratorium dibagi menjadi dua jenis yaitu
laboratorium pembelajaran (classroom laboratory) dan laboratorium penelitian
(research laboratory) (Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, 2008).Laboratorium
pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratorium penelitian.
(Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, 2008:1) Laboratorium pembelajaran bisa
disebut juga dengan laboratorium sekolah yang didesain untuk proses belajar
mengajar, praktikum dan kegiatan lain yang mendukung proses pembelajaran.
Laboratorium sekolah merupakan tempat atau lembaga tempat peserta didik
belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang
berhubungan dengan sains. (Emha, 2002) Dengan begitu kegiatan laboratorium
(praktikum) merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar kimia.

II.2.

Fasilitas

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam


melakukan suatu kegiatan. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi sebagai
penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, terutama yang
berhubungan dengan kegiatan praktikum adalah Laboratorium kimia. Sebagai
tempat pembelajaran kimia, menurut koesmadji laboratorium membutuhkan
beberapa fasilitas antara lain:
(a) Fasilitas umum
Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh
semua pemakai laboratorium, contohnya: penerangan, ventilasi,
air, bak cuci, aliran listrik, gas.
(b) Fasilitas khusus
Fasilitas khusus berupa peralatan mebelair, contohnya meja
siswa, meja guru, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan,
dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
II.3.

kebakaran dll. (Koesmaji, 2004)


Kompetensi

Spencer & Spencer (Spencer, 2003) mendefinisikan kompetensi sebagai


An underlying characteristic of an individual that is causally related to criterionreferenced effective and/or superior performance in a job or situation. Katz
(Robbins, 2001)membagi tiga keterampilan manajemen yang mutlak diperlukan,
yaitu: keterampilan teknik, keterampilan personal, dan keterampilan konseptual.
Keterampilan teknis berkaitan dengan kemampuan menerapkan pengetahuan atau
keahlian

khusus.

Keterampilan

personal

berkaitan

dengan

kemampuan

bekerjasama, memahami, dan memotivasi orang lain. Keterampilan konseptual


berkaitan dengan kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis
situasi yang rumit.

II.4.
Bentuk Ideal Pengelolaan/manajemen Laboratorium
a.Pengorganisasian laboratorium

Sama halnya dengan berbagai kegiatan yang menyangkut banyak orang serta
peralatan, kegiatan di dalam laboratorium sekolahpun juga demikian. Untuk itu
kegiatan-kegiatan dalam laboratorium sekolah dibutuhkan suatu pengorganisasian
dan pengelolaan yang baik. Agar kegiatan di dalamnya dapat berjalan dengan baik
dan tujuan yang diinginkan dapat terwujud.
Kegiatan-kegiatan dalam laboratorium sekolah berkaitan dengan banyak hal,
yaitu berkaitan dengan banyak siswa, sejumlah guru, sejumlah tenaga bantu
laboratorium, serta berbagai peralatan-peralatan laboratorium baik itu berbahan
kimia, non kimia, bahan organic, bahkan mahluk hidup. Tanpa adanya
pengorganisasian dan pengelolaan yang baik, bukan hanya tujuan yang tidak
tercapai, bahkan dapat menimbulkan masalah-masalah yang serius yang dapat
membahayakan keselamatan dan keamanan orang-orang yang terlibat di
dalamnya.
Organisasi pengelolaan laboratorium sekolah memiliki tugas-tugas diantaranya:
1. Penjadwalan penggunaan laboratorium
Pada umumnya sekolah kita tidak memiliki jumlah ruang laboratorium yang
cukup, sehingga setiap kelas/guru yang memerlukan dapat melakukan kegiatan
pembelajaran di laboratorium sewaktu-waktu dapat berbenturan dengan
kelas/guru yang lainnya.Oleh karena itu,penggunaan laboratorium harus dijadwal
dengan sebaik-baiknya agar dapat digunakan semerata-ratanya oleh semua kelas
yang memerlukan.
2. Tenaga bantu laboratorium
Agar laboratorium dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya, guru perlu dibantu
oleh teknisi laboratorium dan/atau asisten lab (pembantu laboratorium).
Jika ada
lebih daripada satu laboratorium, setiap laboratorium sekurang-kurangnya
memerlukan satu orang pembantu laboratorium dan mungkin juga satu teknisi
laboratorium sebagai kepala untuk petugas-petugas tersebut.
3. Penyimpanan alat dan bahan
Cara menempatkan atau menyimpan alat dapat didasari pemikiran nalar (logis)
tentang hal-hal berikut:

a.
b.
c.
d.
e.
4.

Keselamatan/keamanan pemakai dan alat pada waktu


alat diambil dari atau dikembalikan ke tempatnya;
Kemudahan menemukan dan mengambil alat;
Kekerapan (frekuensi) pemakaian alat; dan
Tempat alat-alat digunakan.
Pengadministrasian alat dan bahan

Pengadministrasian alat dan bahan juga perlu diperhatikan dalam pengelolaan


laboratorium. Mengadministrasi alat dan bahan di sini maksudnya mencatat
jumlah/banyaknya alat dan bahan yang ada. Adalah kewajiban petugas tertentu
pada suatu badan pemerintah atau badan swasta mengadministrasi semua barang
milik badan (sekolah) tersebut untuk mengetahui keadaannya setiap waktu
diperlukan.
5. Pengadaan dan penerimaan alat-alat dan bahan
Pengadaan alat dan bahan dapat ditinjau dari dua keadaan yang berbeda, yaitu:
a. Pengadaan untuk laboratorium baru, yang alat-alat dan bahan-bahannya
belum ada, dan
b. Melengkapi atau mengganti alat yang rusak atau bahan yang sudah habis
terpakai, atau bahan yang sudah habis waktu pakainya (kadaluwarsa) pada
laboratorium yang sudah ada.
Alat-alat yang baru diterima sekolah, baik itu pesanan sendiri
maupun karena pemberian, perlu diperiksa kesesuaiannya dengan
spesifikasi dan jumlah pesanan, atau dengan daftar spesifikasi dan jumlah
yang menyertai alat-alat itu.

III.

METODE PENELITIAN
III.1.
Jenis penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriftif untuk memperoleh

tata kelola dan tata laksana laboratorium kimia di kabupaten musi rawas.

Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data


deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-ornag dan perilaku yang
perlu diamati. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini menghasilkan data-data
deskriftif mengenai kompetensi pengelola dan fasilitas dan pengaruhnya terhadap
efektivitas manajemen laboratorium kimia.
III.2.

Tempat dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri di kota palembang provinsi


sumatera selatan. Populasi penelitian ini adalah 100 (seratus) SMA di kota
palembang. Sampel penelitian terdiri dari 10 (sepuluh) SMA yaitu 5 SMA Negeri
dan 5 SMA swasta yaitu SMAN 1 Palembang, SMAN 10 Palembang, SMAN 5
Palembang, SMAN 17 Palembang,SMAN 7 Palembang, SMA karya darma 2,
SMA kusuma bangsa,SMA karya sejati, SMA Jaya kusuma, SMA PGRI 1.
III.3.

Subyek penelitian

Responden penelitian sebanyak 58 orang, yang terdiri dari kepala sekolah,


wakil kepala sekolah urusan kurikulum, wakil kepala sekolah urusan sarana
prasarana, pengelola laboratorium Kimia, dan guru Kimia.
III.4.

Teknik pengumpulan data

Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus


penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Teknik Wawancara (interview)


Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas


pertanyaan itu. (Lexy J. Moleong, 2009:186)Teknik ini dilakukan untuk
mengetahui efwktivitas manajemen laboratorium.
2. Teknik Observasi (pengamatan)
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis,
mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan. (P. Joko Subagyo, 1997:63)Teknik ini dilakukan untuk mengetahui
fasilitas dan kompetensi pengelola laboratorium.
3. Teknik Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
(Sugiyono, 2009:329) Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah segala
dokumen yang berhubungan dengan kelembagaan dan administrasi, struktur
organisasi laboratorium, kegiatan pembelajaran bidang studi fisika di dalam
laboratorium dan sebagainya. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui ketersediaan
fasilitas di Laboratorium kimia.

III.5.

Teknik analisa data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri dan orang lain. (sugiyono, 2008:244) Model analisis data dalam
penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman. Miles and
Hubermen mengungkapkan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap
tahapan penelitian sehingga sampai tuntas. Menurut sugiyono,Komponen dalam
analisis data (sugiyono, 2008:246-252) :

1. Reduksi data
Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
2. Penyajian Data
Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
3. Verifikasi atau penyimpulan
Data Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
3.6.

Pengujian kredibillitas data

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah manusia, karena


itu yang diperiksa adalah keabsahan datanya. (Dwilestari, 2012:87) Untuk
menguji kredibilitas data penelitian peneliti menggunakan teknik Triangulasi.
Teknik triangulasi adalah menjaring data dengan berbagai metode dan cara
dengan menyilangkan informasi yang diperoleh agar data yang didapatkan lebih
lengkap dan sesuai dengan yang diharapkan. Setelah mendapatkan data yang
jenuh yaitu keterangan yang didapatkan dari sumbersumber data telah sama maka
data yang didapatkan lebih kredibel. Sugiyono membedakan empat macam
triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik dan teori. Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Adapun untuk mencapai
kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil


wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

Daftar pustaka
Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty. (2008). Manajemen & Teknik
Laboratorium. yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek, UIN SUKA.
Dwilestari, N. P. (2012). Penelitian Kualitatif ; Pendidikan Anak Usia Dini.
jakarta: Rajagrafindo Persada.
Kertiasa, N. (2006). Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. bandung: Pudak
Scientific, 2006.

Koesmaji, W. d. (2004). Teknik Laboratorium. bandung: Jurusan Pendidikan


Biologi FMIPA UPI.
Lexy J. Moleong. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nuryani, R. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. malang : Penerbit
Universitas Negeri Malang.
P. Joko Subagyo, . (1997). Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. jakarta:
Rineka Cipta.
Saleh H. Emha, d. (2002). Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah.
bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Spencer, Lyle M dan Signe M Spencer. 2003.Competence AtWork: Models for
Superior Performance.John Wiley and Sons, Inc
sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. bandung:
ALFABETA, 2008.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). bandung: Alfabeta, 2009).

Sutrisno, W. (2007). Pemeliharaan Fasilitas Laboratorium Fisika Untuk Diklat


Teknis Laboratorium. bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA.
Robbins,stephen P(2001). Organizational behavior,9th ed. Upper saddle river. New
jersey 07458:pritice Hall International

Anda mungkin juga menyukai