Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua makhluk hidup mempunyai sistem-sistem yang ada dalam tubuhnya.
Baik makhluk hidup bersel tunggal, hingga makhluk hidup yang multiseluler. Hanya
saja padamakhluk hidup bersel tunggal sangatlah sederhana dibandingkan dengan
makhluk hidup multiseluler.
Pada organisme multiseluler, khususnya hewan tingkat tinggi dan manusia,
terdapatpengaturan

(regulasi)

dalam

lingkungan

internal,

sehingga

dipertahankankemantabannya. Pemeliharaan kemantaban ini sering dikenal sebagai


homestasis.Homestasis mengandung pengertian pemeliharaan komposisi yang relatif
tetap padakadar glukosa, O2, CO2, Na+, Ca+, H2O, dan sebagainya dalam cairan
ekstraseluler. Namun dalam perkembangannya, homestasis diarahkan lebih pada
pengaturan kemantaban suhu tubuh, kemantaban pH darah, dan sebagainya yang memang
sebenarnya juga merupakan perluasan dari makna cairan ekstraseluler tersebut (Paidi, 2012).
Pada organisme multiseluler khususnya manusia, pasti selalu melakukan
aktivitas, baik aktivitas ringan yang berupa berbicara, tidur, main telepon genggam,
dan lain sebagainya ataupun aktivitas berat yang berupa lari maraton, naik turun
tangga, dan lain sebagainya. Semua aktivitas yang manusia lakukan tanpa disadari
telah merubah sistem dalam tubuh yang ada. Misal, dengan melakukan aktivitas berat
manusia

menjadi

mengeluarkan

keringat. Main

telepon

genggam

juga

telah menyebabkan saraf-saraf yang bekerja dalam indra peraba yaitu kulit, dan indra
gerak yaitu tangan yang bekerja, dengan direspon-respon oleh saraf ke otak.
Pada praktikum kali ini, kami mencoba melakukan percobaan tentang regulasi
dan homestasis agar dapat mengatahui apa itu regulasi dan homestasis, dan agar lebih
mengetahui contoh faktualnya dalam tubuh manusia, serta agar apat menjelaskan
mekanisme dari proses tersebut.
B. Tujuan
1. Dapat menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia
2. Dapat menjelaskan mekanisme regulasi dalam rangka homestasis dalam tubuh
manusia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Didalam tubuh makhluk hidup terdapat sistem regulasi yang akan mengatur
semua sistem oragan di dalam tubuhnya agar semua sistem tersebut dapat bekerja
secara seimbang. Sistem regulasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya, dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan tersebut.
Sistem regulasi yang dimiliki oleh hewan termasuk manusia meliputi sistem saraf
beserta indera dan sistem endokrin. Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi
hewan karena tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf pada manusia
dibedakanmenjadi dua. Yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat merupakan pusat dari sistem saraf, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang (Subahar, 2009: 67).
Homeostasis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan
kelangsungan hidup organisme di dalam suatu ekosistem dan juga secara khusus
menggambarkan kelangsungan hidup suatu sel-sel dalam suatu organisme,
homeostasis juga menunjukkan lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup selsel. Semua sistem tubuh organisme saling bekerja sama untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh kita. Homeostasis dibutuhkan sel dan jaringan tubuh kita
untuk dapat bekerja dengan baik menghadapi stresor perubahan lingkungan eksternal.
Adapun beberapa mekanisme homeostasis yang penting antara lain thermoregulasi,
osmoregulasi, regulasi air dan elektrolit, serta glukoregulasi (Subahar, 2009: 57).
Pada dasarnya, ketika terjadi perubahan dalam tubuh kita, ada 2 mekanisme
respon yang mungkin terjadi yaitu :
1. Umpan balik negatif, yaitu suatu proses yang terjadi ketika sistem tubuh kita
butuh diambatkan atau bahkan memberhentikan secara komplit suatu proses yang
sedang terjadi. Contoh ketika tekanan darah meningkat, reseptor di arteri karotis
akan mendeteksinya danmengirimkan sinyal ke otak. Otak kemudian akan
mengirimkan pesan ke jantung untuk memperlambat denyutnya sehingga aliran
darah yang dipompa lebih sedikit dan mengakibatkan penurunan tekanan darah.
2. Umpan balik positif, yaitusuatu resp[on untuk menimbulkan atau menguatkan
suatu proses fisiologis dan atau aksi dari suatu sistem. Rtespon ini biasanya
merupakan suatu proses siklik yang dapat terus berlanjut memperkuat suatu aksi
atau suatu proses sampai suatu respon umpan balik negatif mengambil alih.

Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh kita diatur dalam sistem
regulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan sitem tubuh bekerja
sama secara efisian. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu melalui sistem saraf,
hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat saraf sedangkan
pengaturan sistem hormon melalui darah (Safitri : 2004).
Berikut adalah beberapa contoh proses regulasi :
1. Regulasi suhu tubuh ( Thermoregulasi )
Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat mengatur suhu
tubuh sendiri untuk mencapai suatu ekuilibrium (keseimbangan) sehingga suhu
tubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh suhu lingkungan.
Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 37 C. Pusat pengsaturan suhu ada di
otak bagian hipotalamus. Terdapat beberapa efektor yang terlibat dimana antar
mamalia bervariasi. Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme. Fluktuasi
temperatur dideteksi oleh reseptor yang disebut thermoreseptor, contohnya adalah
kulit. Jika kita terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luar
atau dalam tubuh kita, maka thermoreseptor akan memgirimkan impuls saraf ke
hipotalamus. Selanjutnya Hypothalamus akan mengirimkan pesan respon ke
efektor seperti kulit untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas dari
permukaan dengan :
a. Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi)
karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnyasuhu tubuh direspon
dengan pewnahanan panas tubuh dengan mendatarnya bulu rambut karena
relaksasi otot-otot kulit.
b. Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan
kulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh
meningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali
normal.
c. Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih
banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, dan
pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk meminimalkan
hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal kembali.

Jika terjadi penurunan suhu yang berkepanjangan, maka hypothalamus akan


meningkatkan sekresi hormon TRH untuk menstimulasi pengeluaran TSH oleh
hipofisis yang akan menstimulasi kenaikan sekresi hormone tiroksin oleh kelenjar
tiroid. Hormon ini akan memacu metabolisme yang memiliki produk sampingan
energi panas. Selain itu,mekanisme non spesifik lain untuk mengatasi penurunan
suhu tubuh adalah dengan kontraksi otot-otot ekstremitas (menggigil) untuk
memproduksi panas (Safitri: 2004).
2. Regulasi cairan Tubuh ( Osmoregulasi )
Osmoregulasi adalah suatu proses untuk mempertahankan keseimbangan
cairan, air, dan elektrolit dalam tubuh kita. Spesifik, osmoregulasi adalah
pengaturan konsentrasi cairan di pembuluh darah dan secara efektif juga mengatur
jumlah air yang tersedia untuk diserap sel tubuh. Pengaturan homeostasis cairan
tubuh dilakukan dengan mekanismesebagai berikut :
a. Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem sirkulasi ke
hypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif.
b. Hypothalamus kemudian mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar hipofisis
untuk mensekresi hormon ADH (Anti Diuretika Hormone) yang akan bekerja
pada organ target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab untuk menstabilkan
konsentrasi cairan tubuh (Safitri : 2004).
c. Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada ginjal
yaitu menjadi kurang atau lebih bersifat permeable terhadap air.
3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah ( Glukoregulasi )
Ada 2 hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar glukosa darah
yaitu insulin yang dihasilkan oleh sel islet langerhans pada pankreas dan
glukagon yang dihasilkan oleh sel islet langerhans pada pankreas. Insulin akan
menurunkan kadar glikosa dalam darah dengan memasukkannya sel maupun
merangsang hati untuk menyimpan kelebihannya dalam bentuk glikogen.
Sedangkan glukagon akan menstimulasi hati untuk membongkar glikogen jika
tubuh mengalami kekurangan glukosa. (Pertiwi, 2008)
BAB III

MATERI DAN METODE

A. Alat dan Bahan


1. Termometer badan
2. Stopwatch handphone
3. Tissu
4. Alat tulis
B. Prosedur Kerja

MeMe lnnagegknuu tkuuakrrna SSnauukhhsteiuuvmttiuuabbasuu rhhinn,,ggff rraeeonkktauu eknnesslioi mnn aapddoii,,k ffurr eenkktuu kee nnbsseii rrpeessrppaiinrr aa ss ii,, ff rr ee kk uu ee nn ss ii kk ee rr iinn gg aa tt.. A n g a p in i
Me nlagku kuarn Saukhtuiv tiuabsu bh e, farte k u e n s i n a d i, f r e k u e n s i r e s p ir a s i, f r e k u e n s i k e r in g a t. A n g a p in i
Asss eeenlbblaaammgg aaapii11od00nba itjmemeeskknnbepiiadettgur acaiodbdaantank ewtiga la
b g i dat kedua dan ke m pat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan
Aktivitas

Objek

Suhu (C)

Frekuensi

Frekuensi

Frekuensi

Tidak

Faldy
Roni
Iin
Wulan
Ulfa

36,6
36,6
36,6
36,6
36,6

Nadi
75
76
74
72
73

Respirasi
16
17
18
15
18

Keringat
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada

Salma

36,6

76

16

Tidak Ada

Ada/Diam

Aktivita

Objek

Suhu (C)

s
Jalan

Faldy

Awal
36,6

Akhir
-

Frekuensi

Frekuensi

Frekuensi

Nadi
Awal Akhir
72
99

Respirasi
Awal Akhir
16
26

Keringat
Awal Akhir
Tidak Sedikit

Santai/
Jalan
Biasa 10
menit

Roni

36,6

73

98

17

27

Ada
Tidak

Iin

36,6

74

83

18

29

Ada
Tidak

Sedikit

Wulan

36,6

72

82

17

28

Ada
Tidak

Sedikit

29

Ada
Tidak

Sedikit

27

Ada
Tidak

Sedikit

Ulfa
Salma

36,6
36,6

73
76

98
100

18
16

Sedikit

Ada

Aktivita

Obye

Lari 10

Faldy

Suhu (C)
Awal
36,6

Akhir
-

Frekuensi

Fekuensi

Frekuensi

Nadi
Awal Akhir
72
111

Respirasi
Awal Akhir
16
47

Keringat
Awal Akhir
Tidak Banyak

menit
Roni

36,6

73

108

17

48

Ada
Tidak

Iin

36,6

74

109

18

54

Ada
Tidak

Banyak

Wulan

36,6

72

106

15

56

Ada
Tidak

Banyak

53

Ada
Tidak

Banyak

Ulfa

36,6

73

112

18

Banyak

Salma

36,6

76

114

16

52

Ada
Tidak

Banyak

Ada
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang regulasi dan homestasis dalam tubuh
yang bertujuan agar dapat menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia serta agar
dapat menjelaskan mekanisme regulasi dalam rangka homestasis dalam tubuh manusia.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain berupa termometer badan,
stopwatch handphone, tissu, dan alat tulis.
Hal pertama yang kami lakukan adalah mengukur suhu tubuh, frekuensi denyut
nadi, frekuensi respirasi, dan frekuensi keringat dalam aktivitas diam/tidak ada. Sebelum
melakukan aktivitas suhu tubuh masing-masing praktikan yang diukur di ketiak selama
kurang lebih 3 menit sekitar 36,6 oC, dan tidak ada keringat.
Selanjutnya, kami melakukan aktivitas berupa jalan santai/jalan biasa selama 10
menit frekuensi denyut nadi dan frekuensi respirasi meningkat, dan timbul sedikit
keringat. Dalam percobaan yang kami lakukan faktor yang mempengaruhi frekuensi
respirasi yaitu :
1. Aktivitas berat
Aktivitas yang berat ini akan membutuhkan tenaga/energi yang cukup besar
sehingga memerlukan banyak oksigen dan dengan begitu proses respirasi
meningkat.
2. Jenis Kelamin
Laki-laki
Cenderung mempunyai volume paru-paru besar sehingga frekuensi

respirasi tinggi dan menyebabkan respirasi berjalan lambat.


Perempuan
Berbeda dengan laki-laki, perempuan mempunyai volume paru-paru kecil
sehingga frekuensi respirasi rendah dan menyebabkan respirasi berjalan
cepat.

Aktivitas selanjutnya adalah lari selama 10 menit. Setelah melakukan aktivitas


berupa lari selama 10 menit frekuensi denyut nadi dan frekuensi respirasi semakin
meningkat, dan timbul banyak keringat. Pada suhu tidak nampak perubahan, karena
termometer yang digunakan kemungkinan rusak.Seharusnya, suhu tubuh akan
meningkat, karena tubuh mengalami gerakan, dan menyebabkan timbulnya panas dalam
tubuh.

Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi yaitu melakukan pekerjaan fisik
yang berat di lingkungan panas menyebabkan darah akan mendapat beban tambahan
membawa oksigen ke bagian otot yang sedang bekerja. Pada saat yang sama darah juga
membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan kulit. Hal ini merupakan beban
tambahan bagi jantung harus memompa darah lebih banyak lagi sehingga frekuensi
denyut nadi pun akan meningkat. Faktor yang mempengaruhi perubahan suhu tubuh
yaitu aktivitas. Apabila tubuh melakukan aktivitas berat tentunya membtuhkan
tenaga/energi dan memerlukan banyak oksigen sehingga proses respirasi meningkat.
Akibat dari proses respirasi berupa pembakaran oksigen dan menghasilkan karbon
dioksida dan energi, akan meningkatkan suhu dalam tubuh, sehingga tubuh akan
meresponnya dengan pengeluaran keringat. Jadi, aktivitas yang berat akan meningkatkan
suhu tubuh.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan contoh regulasi dalam tubuh
manusia antara lain regulasi suhu tubuh dengan peningkatan suhu tubuh direspon dengan
berdirinya bulu rambut (piloereksi) karena kontraksi otot-otot kulit dan kelenjar-kelenjar
di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit untuk meningkatkan
hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh meningkat.
B. Saran
Saran untuk praktikan lain yang akan melakukan praktikum ini sangat memerlukan
ketelitian dalam menghitung frekuensi baik denyut nadi maupun repirasi sehingga
didapatkan data yang valid. Selain itu juga penggunaan termometer badan juga sangat
berpengaruh apabila tidak berhubungan langsung dengan bagian tubuh, misalnya ketiak
akan menghasilkan data yang kurang valid.

DAFTAR PUSTAKA

Paidi. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta : UNY Press


Subahar, Syamsudin ST. 2009. Biologi 2. Jakarta: Quadra
Amalia, Safitri (editor). 2004. Biologi Kelima jilid 3. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai