PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksanan teknis dinas (UPTD) Kesehatan
Kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
Kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas adalah Pusat kesehatan masyarakat
yang berorientasi pada upaya promotif, preventif dengan tidak mengesampingkan
upaya kuratif dan rehabilitatif. Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya
Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang
hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memitiki derajat. kesehatan yang setinggi tingginya (Depkes RI, 2007).
Salah satu upaya preventif yang dilakukan puskesmas adalah dengan
mengadakan program Jamban Sehat, dimana program Jamban Sehat tersebut
termasuk ke dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Depkes RI, 2007).
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/2008 tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa jamban sehat
adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai
penularan penyakit. Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 715/2003
tentang Persyarakan Hygiene Sanitasi Jasaboga disebutkan bahwa usaha jasaboga
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kepaniteraan IKM di Puskesmas Mojolaban bertujuan agar para
dokter muda dapat mengetahui dan memahami manajemen pelayanan
kesehatan tingkat dasar dan melakukan Problem Solving Cycle di
Puskesmas Mojolaban.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat dasar
yang bersifat komprehensif dan holistik.
b. Mengetahui struktur, tugas, dan fungsi masing-masing bagian di
Puskesmas Mojolaban.
c. Mengetahui dan memahami fungsi pelayanan kesehatan di Puskesmas
Mojolaban.
d. Mengetahui peran petugas kesehatan, bidan desa, tim desa, kader, dan
masyarakat dalam upaya meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) melalui jamban sehat di Puskesmas Mojolaban.
2
C. Manfaat
1. Membantu para dokter muda untuk lebih memahami manajemen
Puskesmas dalam menangani suatu permasalahan.
2. Memberi masukan bagi Puskesmas Mojolaban tentang masalah-masalah
yang terjadi, serta alternatif upaya pemecahannya.
3. Menambah pengetahuan mengenai program-program untuk meningkatkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui jamban sehat.
4. Menurunkan angka kejadian diare dalam hubungannya dengan jamban
sehat.
5. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan
program tersebut.
6. Memberikan informasi kepada penyusun kebijakan mengenai faktor-faktor
yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program-program untuk
meningkatkan PHBS dalam upaya menurunkan angka kejadian diare.
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat primer yang memiliki
upaya kesehatan tidak hanya kuratif dan rehabilitatif, namun juga promotif dan
preventif. Dalam upaya kesehatan yang mencakup keseluruhan itu, masih terdapat
beberapa permasalahan yang menyebabkan angka kejadian beberapa penyakit
masih tinggi. Tinggnya angka kejadian tidak hanya dipengaruhi oleh ketersediaan
tenaga kesehatan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Dengan melihat data dari Puskesmas Mojolaban, maka dapat ditetapkan
urutan masalah yang akan penulis angkat menjadi prioritas masalah.
A. Pengumpulan dan Pengolahan data
Kumpulan masalah yang didapatkan dari tiap unit/bidang di Puskesmas
Mojolaban tahun 2012 akan di analisis untuk menentukan prioritas masalah
yang akan di bahas dalam laporan. Berikut merupakan daftar masalah yang
mewakili permasalahan kesehatan di tiap unit:
Tabel 1. Urutan permasalahan di Puskesmas Mojolaban
No
1
Unit
Pelayanan
Masalah Kesehatan
- Tingginya
temuan
Keterangan
Jumlah bumil risti (sampai
Jumlah
739 orang
kesehatan
desember 2012)
AKI (sampai Desember 2012)
AKB
(sampai Desember
4 orang
2012)
Jumlah
32 bayi
risiko
tinggi
risti)
- Tingginya
(Bumil
angka
kunjungan
pasien
P2PL
2924 orang
- Rendahnya temuan TB
10 %
19.10 %
penderita TB paru
paru
BTA positif
sampai
89/
83.071
penduduk
ketersediaan
jamban
3
Promkes
3612 orang
Masih
terdapat
balita
dengan
gizi
kurang
balita
Jumlah
balita
gizi
282 (6,16 %
buruk
ditimbang)
21
balita
(0.46 % balita
ditimbang)
Daftar Masalah
1.
P
5
2.
3.
4.
5.
tinggi
ISPA
TB paru
Diare
Gizi kurang/buruk
4
3
5
3
Jumlah
S
5
RI
4
DU
3
SB
3
PB
5
PC
1
IxTxR
112.500 5
2
4
2
3
3
2
3
2
3
3
3
4
3
5
4
3
2
4
3
4
1
1
1
1
2
3
3
4
2
4
4
4
1.728
17.280
12.960
13.824
KETERANGAN
I
P
S
RI
DU
SB
PB
PC
T
R
Skala:
1.
2.
3.
4.
5.
: importance (Kepentingan)
: prevalence (Jumlah kasus lama dengan kasus baru)
: severity (Derajat keparahan penyakit)
: rate of increase (Derajat peningkatan penyakit)
: degree of unmet need (Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi)
: social benefit (Keuntungan sosial karena terselesaikannya masalah
: public concern (Fokus masyarakat terhadap penyakit)
: political climate (Kebijakan terhadap penyakit)
: technology (Sumber daya teknologi yang tersedia)
: resources availability (Sumber daya manusia dan pengobatan yang tersedia)
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
(Sumber: Azwar. A, 2006, dalam buku Pengantar Kesehatan edisi 4)
Berdasarkan kriteria matriks diatas maka urutan prioritas masalah
telah
membuat jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut
syarat-syarat tersebut (Notoatmodjo, 2005):
1.
jamban,
khususnya
jamban
cemplung,
harus
tertutup.
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus
ditutup setiap selesai digunakan
Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher
angsa harustertutup rapat oleh air
Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa
ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran
Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.
Pembersihan harus dilakukan secara periodic
agar
bangunan
jamban
beratap
sehingga
Kelemahan (W)
masyarakat mencukupi
Permenkes RI Nomor
903/MENKES/PER/V/2011 tentang
lokasinya terpisah.
Hambatan (T)
lintas sektor.
11
12
BAB III
PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR
A.
3.
4.
lama.
Keterbatasan dana dalam pengadaan sarana prasarana jamban
septictank
beberapa
yang
rumah
sekaligus.
Pemberian reward bagi desa
yang
dapat,
meningkatkan
masyarakat
edukasi
kepada
13
program
lingkungan (pengadaan
terbenturnya
kesehatan
jamban)
dengan
pola
perilaku
menggunakan jamban
Pelarangan
penggunan
sarana
pengadaan jamban
Pengadaan arisan jamban
Kerja bakti pembangunan WC
umum.
B.
Efektifitas
Efisiensi
14
Jumlah
1.
MxIxV
C
6
2.
20
3.
4.
5.
6.
7.
(C)
BAB IV
PLAN OF ACTION
15
Kegiatan
Jenis
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Waktu
Penanggung
Jawab
Warga
masyarakat
Penyuluhan
Mendorong
kepada
kesadaran
masyarakat
masyarakat
tentang
pentingnya
pentingnya
jamban
mempunyai
yang
belum
Meningkatkan
mempunyai
angka
jamban
kepemilikan
jamban
sekali, saat
Seluruh
masyarakat di
wilayah kerja
jamban
Sebulan
kegiatan
Posyandu
Unit
Kesehatan
Lingkungan
Puskesmas
Mojolaban
Pembuatan
jamban umum
di lingkungan
Mencegah
Lingkungan
Unit
Pengadaan
yang belum
masyarakat
masyarakat
Kesehatan
kamar mandi
mempunyai
agar tidak
yang
umum
jamban
BAB
mempunyai
pribadi dan
sembarangan
WC/Jamban
Perangkat
pribadi
Desa Terkait
memiliki
belum
Pada saat
Lingkungan
dibutuhkan
dan
keterbatasan
3
Pembuatan
dana
Pembangunan
Lingkungan
Unit
septictank
satu septictank
masyarakat
Kesehatan
yang
untuk
Meningkatkan
yang belum
Pada
Lingkungan
mencakup
beberapa
kesadaran
mempunyai
saat
dan
beberapa
jamban untuk
untuk
jamban akubat
dibutuhk
Perangkat
rumah
menghemat
membuat
keterbatasan
an
Desa Terkait
16
Keterangan
sekaligus.
tempat dan
jamban
Pemberian
biaya
Dilakukan
Meningkatkan
reward bagi
evaluasi
tiap
motivasi
desa
tahun
dan
kepada
yang
dapat,
pemberian
masyarakat
meningkatkan
reward kepada
agar
ketersediaan
desa
membangun
jamban sesuai
target
dapat
program
meningkatkan
kesehatan
ketersediaan
lingkungan
jamban
Penyuluhan
Meningkatkan
Pemberian
kepada
pengetahuan
penyuluhan
masyarakat
masyarakat
tentang
tentang
tentang pola
perilaku hidup
pentingnya
perilaku hidup
bersih
pola perilaku
bersih dan
hidup bersih
sehat.
pola
dan
sehat.
bersih
jamban
tempat
Masyarakat
Mojolaban
Setiap
Unit
tahun
Kesehatan
Lingkungan
Seluruh
masyarakat di
Sebulan
wilayah kerja
sekali, saat
Puskesmas
kegiatan
Mojolaban
Posyandu
Unit
Kesehatan
Lingkungan
dan sehat.
Memberikan
Meningkatkan
edukasi
Memberikan
pengetahuan
kepada
penjelasan dan
masyarakat
penderita
edukasi
tentang pola
diare
kepada pasien
perilaku hidup
melakukan
bersih dan
pola
melakukan
sehat.
untuk
hidup
bersih sehat
Pasien diare
yang sedang
melakukan
pemeriksaan
Setiap
Unit
kunjungan
Pelayanan
pasien
Kesehatan
pemeriksaan
17
Melakukan
Edukasi dan
Meningkatkan
pendekatan
penyuluhan
kesadaran
personal
secara
akan
kepada warga
personal
pentingnya
yang
kepada warga
penggunaan
sulit
yang masih
jamban
menggunakan
sulit
jamban
menggunakan
masih
Pelarangan
penggunan
8
sarana umum
(sungai) untuk
BAB
Masyarakat
yang masih sulit
untuk
menggunakan
Pada saat
dibutuhkan
Unit
Kesehatan
Lingkungan
jamban
jamban
Advokasi
Agar
kepada Kepala
masyarakat
Desa dan
beralih
tokoh
menggunakan
Masyarakat
masyarakat
jamban
yang masih
untuk
tidak BAB di
sulit untuk
membuat
sungai lagi
menggunakan
dan
larangan yang
Pada saat
dibutuhkan
Unit
Kesehatan
Lingkungan
jamban
tertulis dalam
Peraturan
Desa
Pemberian
bantuan
Agar
Pemberian
bantuan
9
inisiasi
pengadaan
jamban
Pemberian
bantuan
kepada
masyarakat
yang ingin
masyarakat
terstimulasi
Masyarakat
bukan
yang ingin
berupa uang,
membangun
untuk
membangun
jamban tetapi
memiliki
jamban
Pada saat
dibutuhkan
Unit
melainkan
Kesehatan
bahan
Lingkungan
akan
membangun
keterbatasan
gunakan
jamban
dana
untuk
yang
di
membangun
jamban
Mengadakan
10
Pengadaan
arisan yang
arisan jamban
hadiahnya
pembangunan
jamban
Untuk
memudahkan
Masyarakat
masyarakat
yang
yang
memiliki
ingin
membangun
jamban
belum
Setiap
bulan
Unit
Kesehatan
Lingkungan
jamban
18
11
Mengadakan
Meringankan
kerja bakti
masyarakat
Kerja bakti
untuk
yang
pembangunan
membantu
membangun
WC umum.
masyarakat
jamban
yang sedang
akan
Masyarakat
yang akan
membangun
jamban
Pada saat
diperlukan
Unit
Kesehatan
Lingkungan
membangun
jamban
19
BAB V
PROBLEM SOLVING CYCLE (PSC)
Sumber Dana
20
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Masih banyaknya kasus diare di Puskesmas Mojolaban dikarenakan
kurangnya ketersediaan jamban sehat akibat dari tingkat ekonomi masyarakat
yang kurang mampu dan tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya
kesadaran masyarakat akan pola perilaku hidup bersih dan sehat.
B. Saran
Melihat kenyataan di lapangan mengenai penyebab masih banyaknya
kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Mojolaban, maka sasaran solusi
adalah pendekatan kepada masyarakat untuk menerapkan pola perilaku hidup
bersih sehat . Khususnya untuk pengadaan jamban yang akan menunjang hal
tersebut. Pendekatan tersebut dapat berupa penyuluhan, konseling, dan lain
sebagainya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A. 2006. Pengantar Administrasi Kesehatanedisi 4. Jakarta: Bina Rupa
Aksara, hal: 221-239
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pendataan Data Puskesmas.
http://www.depkes.go.id. Diakses 2 November 2012
Notoatmodjo,S. 2005. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Rineka Cipta, hal : 125-142
Ramaiah, S. 2007. Manajemen Diare dan Keracunan. Jakarta:PT.Bhuana Ilmu
Popular.
Soegianto, B. 2007. Kebijakan Dasar Puskesmas.
http://arali2008.files.wordpress.com/2008/08/program-Puskesmas.pdf.
Diakses 2 November 2012
Suparyanto, 2010. Konsep Puskesmas. http://drsuparyanto.blogspot.com/2010/03/konsep-Puskesmas.html. Diakses 2
November 2012
UPTD Puskesmas Mojolaban. 2011. Profil Puskesmas Mojolaban Tahun 2011.
Sukoharjo: Dinas Kesehatan Kabupaten
22